Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel p-ISSN: 1410-234X

Volume 14, Nomor 2, Desember 2020 e-ISSN: 2597-9639

Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Premenstruasi Sindrom pada


Mahasiswa DIV Bidan Pendidik Universitas Respati Yogyakarta

Neta Afriyanti1, Endang Lestiawati2


1,2
Universitas Respati Yogyakarta
endanglestia@respati.ac.id

Abstrak

Pre-menstruasi sindrom diperkirakan terjadi pada 7-14 hari sebelum datang menstruasi.
Stres merupakan salah satu faktor terjadinya pre-menstruasi sindrom yang mengakibatkan
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron. Tingginya tingkat stres yang
terjadi mengakibatkan banyaknya mahasiswa mengalami kejadian pre-menstruasi
sindrom. Bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan kejadian pre-
menstruasi sindrom pada mahasiswa DIV Bidan Pendidik di Universitas Respati
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi dengan
pendekatan cross sectional pada 181 responden dengan teknik total sampling. Instrumenst
penelitian menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) dan
Shortened Premenstrual Assesment Form (SPAF). Analisis data menggunakan uji
korelasi Spearman Rank. Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat stres, 65 (35,9%)
responden paling banyak mengalami stres normal. Sebagian besar responden mengalamai
pre-menstruasi sindrom sebanyak 107 (59,1%) responden. Analisis uji kolerasi Spearman
Rank dengan p-value 0,026<0,05 dengan kofisien korelasi -0,165. Dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian pre-
menstruasi sindrom pada mahasiswa DIV Bidan Pendidik Universitas Respati Yogyakarta
Kata kunci : stres, pre-menstruasi sindrom, mahasiswa

Abstract

Pre-menstrual syndrome is estimated to occur 7-14 days before menstruation. Stress is


one of the causes of the occurrence of pre-menstrual syndrome is the imbalance of
estrogen and progesterone hormone. The highest of stress that result to college students
experienced pre-menstrual syndrome. To find out the correlation between the stress level
and the incidence of premenstrual syndrome among college students of DIV of Midwifery
Educator, Respati University of Yogyakarta. The study used a correlational analytical
research design with the cross-sectional approach involving 181 respondents selected by
the total sampling technique. The research instruments were Depression Anxiety Stress
Scale (DASS) and Shortened Premenstrual Assesment Form (SPAF) questionnaires. The
data analysis used the Spearman rank correlation test. Based on the results of the study
on the stress levels, most of the respondents, namely 65 (35.9%) experienced the normal
stress. Most of them, namely 107 (59.1%) experienced premenstrual syndrome. The
Spearman rank correlation test analysis showed p-value 0.026 < 0.05 and a correlation
coefficient of -0.165. Concluded that there was a significant correlation between the
stress level and the incidence of premenstrual syndrome among college students of DIV of
Midwifery Educator, Respati University of Yogyakarta, with a very weak correlation
magnitude.
Keywords: stress, pre-menstrual syndrome, college student

71
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel p-ISSN: 1410-234X
Volume 14, Nomor 2, Desember 2020 e-ISSN: 2597-9639

Pendahuluan hormon progesteron dan estrogen


menjelang menstruasi dan perubahan
Memasuki masa menstruasi kedua hormon tersebut menyebabkan
wanita cenderung mengalami penurunan kadar hormon serotonin.
ketegangan pre-menstruasi yang yang Hormon serotonin merupakan
biasa terjadi pada banyak wanita, neurotransmitter kimia yang dikenal
kejadian ini disebut sebagai pre- dalam mengatur suasana hati.
mentruasi sindrom.(Rosald & Kowalski, Rendahnya hormon serotonin
2012) Premenstruasi sindrom adalah berhubungan dengan terjadinya
salah satu gangguan paling umum pada stres.(Khalatbari & Salimynezhad, 2013)
wanita pada usia produktif.(Andiarna, Prevalensi kejadian PMS pada populasi
2018) Perubahan sistem hormonal pada wanita usia reproduksi di Indonesia
masa luteal dari siklus menstruasi yang sebesar 85% dan yang mengalami PMS
menyebabkan terjadinya gejala fisik, sedang hingga berat sebanyak 60-
kognitif, perilaku dan suasana hati yang 70%.(Moreno, 2016), (Suparman, 2011)
terjadi pada 7-14 hari sebelum masa Penelitian ini bertujuan untuk
menstruasi.(Khalatbari & Salimynezhad, mengetahuinya hubungan tingkat stres
2013), (Andiarna, 2018), dengan kejadian pre-menstruasi sindrom
(Gnanasambanthan & Datta, 2019) pada mahasiswa DIV Bidan Pendidik
Gejala fisik yang umum dirasakan yaitu: Universitas Respati Yogyakarta.
kelelahan, sembelit, payudara terasa
penuh, sakit kepala, kenaikan berat Metode Penelitian
badan, nyeri tubuh, dan pembengkakan
pada ekstremitas, kembung. Gejala Jenis penelitian ini adalah
emosional atau perilaku termasuk cepat analitik korelasi dengan rancangan cross
marah, gugup, perubahan suasana hati, sectional yang dilakukan pada tanggal 9-
kesedihan, depresi, penurunan 12 Mei 2017 di Universitas Respati
konsentrasi, hipersomnia / insomnia, dan Yogyakarta. Populasi dan sampel dalam
penarikan diri dari aktivitas sehari- penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
hari.(Hidayat, 2013), (Kurnia & Hapsari, DIV Bidan Pendidik Universitas Respati
2016) Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017.
Di Asia Pasifik, prevalensi pre- Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
menstruasi sindrom yang terjadi di adalah mahasiswa yang tidak aktif dan
Australia sebanyak 44% wanita usia mahasiswa yang menolak untuk menjadi
subur, di Jepang sebanyak 34% populasi responden. Instrumen penelitian
wanita usia subur, di Hongkong menggunakan kuesioner DASS
sebanyak 17% populasi wanita usia (Depression Anxiety Stress Scale) dan
subur, dan di Pakistan sebenayak 13% SPAF (Shortened Premenstrual
populasi wanita usia subur.(Khalatbari Assessment Form). Analisis univariat
& Salimynezhad, 2013) Studi populasi digunakan dalam distribusi frekuensi
menunjukkan ada sekitar 80-90% wanita dan persentase dari umur responden,
mengalami gejala pre-menstruasi tingkat stres dan kejadian pre-menstruasi
sindrom dalam beberapa siklus dan sindrom. Analisis bivariat menggunakan
setidaknya sekitar 3% -8% wanita yang uji statistik Spearman Rank dengan
mengalami pre-menstruasi sindrom yang aplikasi SPSS
parah, yaitu PMDD (Premenstrual
dysphoric disorder ) yang berada pada Hasil Penelitian
usia 20-29 tahun. (Khalatbari &
Salimynezhad, 2013), (Andiarna, 2018), Penelitian ini dilakukan pada
(Gnanasambanthan & Datta, 2019) mahasiswa DIV Bidan Pendidik
Saat ini ada dua teori yang Universitas Respati Yogyakarta Tahun
dipostulasikan pada etiologi PMS, yaitu Ajaran 2016/2017 dengan jumlah
kesensitifan wanita terhadap perubahan sampel 181 orang. Menggunakan teknik

72
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel p-ISSN: 1410-234X
Volume 14, Nomor 2, Desember 2020 e-ISSN: 2597-9639

total sampling dalam pengambilan sampel.

Tabel 1
Karakteristik Responden
Variabel N %
Umur Reponden
20-25 tahun 176 97,2
26-35 tahun 3 1,7
>35 tahun 2 1,1
Tingkat Stres
Normal 64 35,4
Ringan 47 26,0
Sedang 55 30,4
Berat 14 7,7
Sangat berat 1 0,6
Pre-menstruasi sindrom
Ya 107 59,1
Tidak 74 40,9

Tabel 2
Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Pre-menstruasi Sindrom pada Mahasiswa DIV
Bidan Pendidik Universitas Respati Yogyakarta
Kejadian Pre-
P- Correlation
Tingkat Stres menstruasi Sindrom N (%)
Value Coefficient
Ya Tidak
34 31 65
Normal 35,9
(18,8%) (17,1%)
24 22
Ringan 46 25,4
(13,3%) (12,2%)
38 18
Sedang 56 30,9
(21,0%) (9,9%)
0,026 -0,165
10 3
Berat 13 7,2
(5,5%) (1,7%)
1 0
Sangat Berat 1 0,6
(0,6%) (0,0%)
107 74
Jumlah 181 100
(59,1%) (40,9%)

Berdasarkan karanteristik yang tidak mengalami pre-menstruasi


responden menunjukkan sebagian besar sindrom sebanyak 31(17,1%) responden.
responden berada pada umur 20-25 Nilai signifikansi dari hasil uji
tahun sebanyak 176 (97,2 %) responden, korelasi Spearman Rank sebesar 0,026
tingkat stres paling banyak dialami oleh (p<0.05), yang berarti adanya hubungan
responden adalah normal sebanyak 64 yang signifikan antara tingkat stres
(35,4%) responden, dan responden dengan kejadian pre-menstruasi sindrom
sebagain besar mengalami pre- pada mahasiswa DIV Bidan Pendidik
menstruasi sindrom yaitu 107 orang Universitas Respati Yogyakarta.
(59,1%).
Tabulasi silang antara tingkat stres Pembahasan
dengan kejadian pre-menstruasi sindrom
pada mahasiswa bahwa responden 1. Tingkat Stres pada Mahasiswa DIV
paling banyak berada pada stres normal Bidan Pendidik Universitas Respati
sebesar 65 (35,9%), responden, yang Yogyakarta Tahun Ajaran
mengalami premenstruasi sindrom 2016/2017
sebanyak 34(18,8%) responden dan

73
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel p-ISSN: 1410-234X
Volume 14, Nomor 2, Desember 2020 e-ISSN: 2597-9639

Berdasarkan penelitian yang yang berlebih, rasa jengkel, keletihan,


telah dilakukan, didapatkan bahwa frustasi, tekanan yang terjadi terus
tingkat stres mahasiswa DIV Bidan menerus, sedih, beban pekerjaan, terlalu
Pendidik TA 2016/2017 paling banyak fokus pada suatu hal, gelisah dan
mengalami stres dalam batas normal perasaan bimbang.(Suparman, 2011)
atau tidak mengalami stres yaitu 2. Kejadian Pre-menstruasi Sindrom
sebanyak 65 (35,9%) reponden. pada Mahasiswa DIV Bidan
Banyaknya responden yang Pendidik Universitas Respati
mengalami stres normal, menurut Yogyakarta Tahun Ajaran
Hidayat disebabkan respon stresor yang 2016/2017
diterima setiap individu akan Berdasarkan hasil data
ditanggapai berbeda berdasarkan faktor penelitian mahasiswa DIV Bidan
yang mempengaruhinya serta coping Pendidik yang mengelami kejadian pre-
yang dimiliki individu, faktor yang menstruasi sindrom sebanyak 107
pengaruhi respon terhadap stresor antara (59,1%) responden dan yang tidak
lain jenis kepribadian, besaran stresor, mengalami pre-menstruasi sindrom
sifat stresor, lama stresor, adanya sebanyak 74 (40,9%) responden. Rata-
pengalaman dari masa lalu serta tahap rata responden berada pada umur 20-25
perkembangan.(Hidayat, 2013) tahun yang berarti termasuk dalam masa
Penelitian yang sama yang usia subur. Pre-menstruasi sindrom
dilakukan oleh Faiqah bahwa dari 70 terjadi di dalam awal usia 20-40 tahun
responden yang digunakan dalam dan akan berakhir pada saat menopause.
penelitiannya, sebanyak 54 respoden Sehingga responden rentan mengalami
(77,1%) tidak mengalami stres saat pre-menstruasi sindrom.(Khalatbari &
menjelang menstruasi dibandingkan Salimynezhad, 2013)
yang mengalami stres menjelang Faktor-faktor yang memperberat
menstruasi.(Faiqah & Sopiatun, 2015) terjadinya PMS antara lain, usia, usia
Begitupun dengan penelitian yang menarche, kondisi kesehatan fisik dan
dilakukan oleh Prabowo dkk, tingkat mental, riwayat dysmenorrhea, volume
stres dengan Derajat Keparahan darah saat menstruasi, status marital,
Sindrom Pramenstruasi Mahasiswa pekerjaan, pola hidup individu, aktivitas
Tingkat Akhir Prodi S1 Keperawatan harian dan kegiatan sosial. Stres
STIKes Kepanjen, didapatkan prevalensi merupukan faktor terbesar dalam
stres pada responden sebagian besar menimbulkan terjadinya.(Teguh, 2009)
tidak mengalami stres atau normal yaitu Penelitian yang sama dilakukan oleh
sejumlah 19 orang (43,19%).(Prabowo, Adityarini, hubungan Stres Psikologis
Meida, & Sholehudin, 2013) Terhadap Prevalensi Sindrom
Hal ini terjadi disebabkan Pramenstruasi (PMS) pada Mahasiswi
karena derajat sensitivitas atau kepekaan Kedokteran diketahui bahwa 104
serta kemampuan toleransi individu (73,9%) responden mengalami pre-
terhadap paparan stres juga ikut menstruasi sindrom.(Teguh, 2009)
berpengaruh. Setiap individu berbeda- Berdasarkan rekomendasi The American
beda pada tingkat kesensitifannya dalam College of Obstetrican and
merespon paparan stres. Pada kondisi Gynecologists (ACOG), saat perempuan
tertentu stimulus yang terjadi pada mendapat satu saja gejala fisik dan satu
individu dapat menimbulkan stres, tetapi gejala emosional, selama tiga kali masa
dikondisi yang lain stimulus tersebut menstruasi berturut-turut, hal itu sudah
tidak menimbulkan stres. Respon dapat disebut menderita PMS.(Fatimah,
stimulus akan ditanggapi berbeda Suryo Prabandari, & Emilia, 2016)
disetiap individunya, meskipun memiliki 3. Hubungan Tingkat Stres dengan
stresor yang sama.(Sukadiyanto, 2010) Kejadian Pre-menstruasi Sindrom
Hal yang memicu munculnya stres pada pada Mahasiswa DIV Bidan
seseorang bisa berasal dari rasa cemas

74
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel p-ISSN: 1410-234X
Volume 14, Nomor 2, Desember 2020 e-ISSN: 2597-9639

Pendidik Universitas Respati Dehydroepiandrosteronr (DHEA) yang


Yogyakarta bersifat anabolis, sehingga berlawanan
Berdarkan hasil uji Spearman dengan kinerja kortisol yang
Rank dengan taraf signifikansi (ɑ) 0,05 menyebabkan turunnya jumlah
atau tingkat kepercayaan 95%, diperoleh progesteron dan mengakibatkan
nilai p-value 0,026 dengan nilai timbulnya pre premenstrual syndrome
koefisien korelasi sebesar -0,165 yang (PMS).(Sukadiyanto, 2010)
bermakna bahwa hubungan antara 4. Keeratan Hubungan Tingkat Stres
tingkat stres dengan kejadian pre- dengan Kejadian Pre-menstruasi
menstruasi sindrom pada mahasiswa Sindrom pada Mahasiswa DIV
DIV Bidan Pendidik Universitas Respati Bidan Pendidik Universitas Respati
Yogyakarta signifikan dan tidak searah Yogyakarta
(negatif). Hubungan yang negatif Berdasarkan hasil uji korelasi
signifikan antara tingkat stres dengan Spearman diketahui nilai kofisien
kejadian premenstrasi sindrom, artinya korelasi tingkat stres dengan kejadian
semakin rendah tingkat stres responden pre-menstruasi sindrom sebesar -0,165,
maka semakin sedikit responden yang yang menunjukkan keeratan korelasinya
mengalami pre-menstruasi sindrom dan sangat lemah karena berada diantara
semakin tinggi tingkat stres responden interval 0,00-0,20, artinya kejadian pre-
maka samakin banyak yang mengalami menstruasi sindrom yang dialami oleh
pre-menstruasi sindrom. mahasiswa DIV Bidan Pendidik
Penelitian ini perkuat oleh hasil Universitas Respati tidak hanya
penelitian yang dilakukan oleh Faiqah, dipengaruhi oleh stres. Ada faktor lain
adanya hubungan yang bermakna antara yang juga menjadi faktor pencetus
stres dengan PMS dengan OR = 4,024 terjadinya pre-menstruasi sindrom yaitu,
artinya wanita yang dalam kondisi stres ketidakseimbangan hormonal, kadar
akan mengalami PMS 4 kali lebih besar kimiawi yaitu serotonin yang berubah-
dari pada yang tidak mengalami stres ubah selama siklus menstruasi, adanya
dengan nilai p = 0,036.(Hidayat, 2013) pengaruh genetik menyebabkan
Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo premenstruasi sindrom dua kali lebih
terhadap mahasiswi tingkat akhir Prodi besar dan gaya hidup terutama dalam
SI Keperawatan Stikes Kepanjen dimana pengaturan pola makan.(Rosald &
adanya hubungan antara tingkat stres Kowalski, 2012)
dengan derajat keperahan sindrom pre-
menstruasi.(Hidayat, 2013) Wanita Simpulan
dengan gangguang psikologis,
khususnya stres, akan lebih mudah Hasil penelitian menunjukkan
menderita pre-menstruasi sindrom dan bahwa Tingkat stres mahasiswa DIV
gangguan Premenstrual Dysphoric Bidan Pendidik Universitas Respati
Disorder (PMDD).(Andrew, 2009) Yogyakarta paling banyak berada pada
Menurut Colbert, stres tingkat stres normal dan sebagian besar
menyebabkan terjadinya respon mahasiswa DIV Bidan Pendidik
neuroendokrin sehingga menyababkan Univeristas Respati Yogyakarta
Corticotrophin Releasif Hormone mengalami kejadian premenstruasi
(CRH) yang merangsang keluarnya sindrom.
Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH)
di bagian hipotalamus utama. Kemudian Daftar Pustaka
menghasilkan efek katabolis dari Andiarna, F. (2018). Korelasi
sebagai akibat dari aktivitas ACTH yang Tingkat Stres dengan Kejadian
mempengaruhi kelenjar adrenalis untuk Sindrom Premenstruasi pada
mengeluarkan hormon kortisol. Akibat Mahasiswi The Correlation
dari tingginya perngeluaran kortissol Between Stress Level and
menyebabkan turunnya volume

75
Jurnal Ilmu Kesehatan Immanuel p-ISSN: 1410-234X
Volume 14, Nomor 2, Desember 2020 e-ISSN: 2597-9639

Premenstrual Syndrom Among Kurnia, & Hapsari, D. (2016).


College Students. Jurnal of Hubungan Tingkat Stres dengan
Health Science and Prevention, Tingkat Premenstruasi
2(1), 8–13. Syndrome (PMS) pada Siswi
SMK Cokroaminoto 1
Andrew, G. (Editor). (2009). Buku Surakarta. Retrieved from
Ajar Kesehatan Reproduksi http://eprints.uns.ac.id
Wanita. Jakarta: EGC.
Moreno. (2016). Premenstrual
Faiqah, S., & Sopiatun, R. (2015). Syndrome.
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pre Prabowo, E., Meida, R., &
Menstrual Syndrome Pada Sholehudin, M. (2013).
Mahasiswa Tk Ii Semester Iii Hubungan Tingkat Stres
Jurusan Kebidanan Poltekkes Dengan Derajat Keparahan
Kemenkes Mataram. Jurnal Sindrom Pramenstruasi. Jurnal
Kesehatan Prima, 9(2), 1486– Keperawatan. Retrieved from
1494. https://qjurnal.id/jurnal/paper
Fatimah, A., Suryo Prabandari, Y., & Rosald, C., & Kowalski, M. (2012).
Emilia, O. (2016). Stres dan Buku Ajar Keperwatan Dasar.
kejadian premenstrual
syndrome pada mahasiswi di Sukadiyanto. (2010). Stres dan Cara
asrama sekolah Stress and Menguranginya. Th. XXIX(1).
premenstrual syndrome events Retrieved from
in female college students in http://eprints.uny.ac.id
boarding schools. BKM Journal Suparman, E. (2011). Premenstrual
of Community Medicine and Syndrome. Jakarta: EGC.
Public Health, 32(1), 7–12.
Retrieved from Teguh, W. (2009). Stres dan
https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/arti Depresi. Yogyakarta: Tugu
cle/view/8452/20469 Publisher.

Gnanasambanthan, S., & Datta, S.


(2019). Premenstrual syndrome.
Obstetrics, Gynaecology and
Reproductive Medicine, 29(10),
281–285.
Hidayat, A. (2013). Pengantar
Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Khalatbari, J., & Salimynezhad, S.
(2013). The effect of relaxation
on premenstrual syndrome in
dormitory students of azad
tonekabon university of Iran.
Procedia-Social and Behavioral
Sciences, 84, 1580–1584.

76

Anda mungkin juga menyukai