Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone dari

bulan April s/d Juni 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

Inpartu di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone dari bulan April s/d Juni

2018. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu Inpartu di

Puskesmas Kahu Kabupaten Bone dari bulan april s/d juni 2018 dengan

teknik pengambilan sampel purposive sampling. Pengumpulan data ini

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dengan pemantauan

secara langsung.

2. Analisis Univariat

Analisis objek dalam penelitian ini adalah Pengaruh Pemberian

Kompres Air Hangat Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri pada ibu Inpartu

kala I fase aktif di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone dapat dilihat pada

table berikut :

38
39

a. Karakteristik Responden

1) Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu
Inpartu di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone
Tahun 2018

Umur Frekuensi Persentase (%)


<20 dan >35 5 16,7
20 – 35 25 83,3
Total 30 100
Sumber : Data Primer 2018
Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 jumlah

responden, sebanyak 5 (16,7%) responden yang berumur <20 dan >35

tahun dan sebanyak 25 (83,3%) responden yang berumur 20-25 tahun.

2) Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Ibu Inpartu di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone
Tahun 2018

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


SD 3 10,0
SMP 11 36,7
SMA 13 43,3
DIII dan S1 3 10,0
Total 30 100
Sumber : Data Primer 2018

Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 jumlah

responden, status pendidikan terakhir paling banyak yaitu pendidikan

SMA dengan jumlah yaitu sebanyak 13 (43,3%) orang. Sedangkan


40

status pendidikan terakhir paling sedikit yaitu SD, DIII dan S1 yaitu

masing-masing sebanyak 3 (10,0%) orang

3) Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas

Tabel 4.3
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Ibu
Inpartu di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone
Tahun 2018

Paritas Frekuensi Persentase (%)


Primigravida 9 30,0
Multigravida 21 70,0
Total 30 100
Sumber : Data Primer 2018

Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 jumlah

responden, sebanyak 9 (30,0%) responden yang berstatus

primigravida sedangkan jumlah ibu multigravida sebanyak 21 (70,0%)

orang.

4) Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pembukaan

Tabel 4.4
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pembukaan
Ibu Inpartu di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone
Tahun 2018

Pembukaan Frekuensi Persentase (%)


Pembukaan 4-5 cm 13 43,3
Pembukaan 6-8 cm 17 56,7
Total 30 100
Sumber : Data Primer 2018
41

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 jumlah

responden,sebanyak 13 (43,3%) ibu yang mengalami pembukaan 4-5

cm, dan sebanyak 17 (56,7%) ibu yang mengalami pembukaan 6-7

cm.

b. Variabel Penelitian

1) Distribusi frekuensi Nyeri persalinan sebelum diberikan Metode

Kompres Hangat

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Nyeri
persalinan sebelum diberikan Kompres Hangat
pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif
di Puskesmas Kahu Kab Bone
Tahun 2018

Nyeri Persalinan Frekuensi Persentase (%)


Nyeri ringan 8 26,7
Nyeri Sedang 22 73,3
Total 30 100
Sumber : Data Primer 2018

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 jumlah

responden, sebelum diberikan metode kompres hangat di Puskesmas

Kahu Kabupaten Bone terdapat 8 responden (26,7%) mengalami nyeri

ringan, dan sebanyak 22 responden ( 73,3% ) mengalami nyeri

sedang.
42

2) Distribusi Frekuensi Nyeri persalinan Sesudah diberikan Metode

kompres hangat

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Nyeri
Persalinan Sesudah diberikan Metode kompres hangat
pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif
di Puskesmas Kahu Kab Bone
Tahun 2018

Nyeri Persalinan Frekuensi Persentase (%)


Nyeri Ringan 26 86,7
Nyeri Sedang 4 13,3
Total 30 100
Sumber : Data Primer 2018

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 jumlah responden,

setelah di berikan metode kompres hangat di Puskesmas Kahu Kabupaten

Bone terdapat 26 responden ( 86,7% ) yang mengalami nyeri ringan dan

sebanyak 4 responden (13,3%) yang mengalami nyeri sedang.

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel

independen dengan variabel dependen. Uji statistik yang digunakan

adalah uji Mc Nemar dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hubungan

variabel independen terhadap variabel dependen dijabarkan sebagai

berikut :
43

Tabel 4.7
Pengaruh Pemberian Metode Kompres Hangat Terhadap
Pengurangan Rasa Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I
Fase Aktif Di Puskesmas Kahu
Kabupaten Bone
Tahun 2018

N α = 0,05
Sesudah Kompres
Sebelum Kompres Hangat
Hangat
Nyeri Nyeri Total 30 0,000
ringan sedang
Nyeri ringan 8 0 8
Nyeri sedang 18 4 22
Total 26 4 30

Sumber : Data Primer, 2018

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 30 responden, menunjukkan

bahwa terdapat adanya penurunan nyeri persalinan pada ibu inpartu kala I

fase aktif di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone. Sebelum diberikan

kompres hangat terdapat 8 responden mengalami nyeri ringan, dan

sebanyak 22 responden mengalami nyeri sedang.

Setelah dilakukan pemberian kompres hangat pada responden,

terdapat 26 responden yang mengalami nyeri ringan dan sebanyak 4

responden yang mengalami nyeri sedang. Berdasarkan hasil uji statistik

dengan menggunakan uji Mc Nemar diperoleh nilai ρ = 0,000. Karena

nilai ρ = 0,000 < α (0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada

pengaruh pemberian metode kompres hangat terhadap pengurangan rasa

nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif .


44

B. Pembahasan

Hasil dari pengolahan dan penyajian data yang telah dilakukan akan

dibahas sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu sebagai berikut :

1. Gambaran tentang kompres hangat

Saat yang paling melelahkan dan berat,dan kebanyakan ibu hamil

merasakan sakit atau nyeri pada saat persalinan adalah kala I fase aktif.

Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap

mampu meredakan nyeri. Hangat mengurangi spasme otot yang

disebabkan oleh iskemia yang merangsang neuron yang memblok

transmisi lanjut rangsang nyeri menyebabkan vasolidatasi dan

peningkatan aliran darah ke area yang dilakukan pengompresan ( walsh,

2007 ).

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penurunan nyeri pada ibu

inpartu kala I fase aktif di Puskesmas Kahu Kabupaten Bone sesudah

diberikan kompres hangat. Ini dibuktikan dengan dari 30 responden,

sebelum diberikan kompres hangat terdapat 8 responden mengalami nyeri

ringan, dan sebanyak 22 responden mengalami nyeri sedang dan setelah

diberikan kompres hangat, terdapat 26 responden yang mengalami nyeri

ringan dan sebanyak 4 responden yang mengalami nyeri sedang.

Hasil penelitian ini didukung dengan adanya penelitian yang

dilakukan oleh Siregar ( 2012 ), penurunan skala nyeri sebelum dan

sesudah dilakukan terapi kompres hangat di Klinik Nirmala medan


45

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah

pemberian kompres hangat pada ibu bersalin kala I fase aktif dengan hasil

p-value 0,000.

Hasil penelitian ini juga memperkuat dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Manurung ( 2011 ) Teknik kompres

hangat selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen

system vaskuler dalam keadaan vasodilatasi sehingga sirkulasi darah ke

otot panggul menjadi homeostatis serta dapat mengurangi kecemasan dan

ketakutan serta beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan

berlangsung. Terapi kompres hangat telah terbukti meningkatkan

kemampuan ibu untuk mentoleransi nyeri selama melahirkan karna efek

dari panas. Terapi fisik dan professional kesehatan lainnya telah

menggunakan terapi hangat untuk mengurangi berbagai bentuk rasa sakit

kronis . dengan mengompres di daerah sacrum ibu ( punggung bawah )

dapat mengurangi nyeri persalinan.

2. Gambaran tentang nyeri persalinan

Menurut judha ( 2012 ) rasa nyeri pada persalinan adalah

manifestasi dari adanya kontraksi ( pemendekan ) otot Rahim. Kontraksi

inilah yang menimbulkan rasa sakit pada pinggang, daerah perut dan

menjalar kearah paha. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan

mulut Rahim ( serviks ). Dengan adanya pembukaan serviks ini maka

akan terjadi persalinan.


46

Rasa nyeri muncul akibat respon psikis dan reflek fisik, kualitas

rasa nyeri fisik dinyatakan sebagai tusukan, denyutan, nyeri terbakar, rasa

sakit, sensasi rasa tajam, rasa mual dank ram. Ketika seorang ibu merasa

sangat takut maka secara otomatis otak mengatur dan mempersiapkan

tubuh untuk merasa sakit, sehingga rasa sakit saat persalinan akan lebih

terasa ( Siregar,2012 ).

Menurut wahyuni ( 2014 ) dalam artikelnya menyebutkan bahwa

nyeri yang paling dominan dirasan pada saat persalinan terutama selama

kala I fase aktif . Secara fisiologi, nyeri persalinan mulai timbul pada

persalinan kala I fase laten dan fase aktif, timbulnya nyeri disebabkan

oleh adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan dilatasi dan penipisan

serviks. Dengan makin bertambahnya baik volume maupun frekuensi

kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan bertambah kuat dan puncak

nyeri akan dirasakan pada fasee aktif. Sebagian besar nyeri diakibatkan

oleh dilatasi serviks dan regangan segmen bawah Rahim, kemudian akibat

distensi mekanik, regangan dan robekan selama kontraksi. Nyeri

ppersalinan berhubungan dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang

ditimbulkan.

3. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Nyeri Persalinan

Sebagian ibu inpartu mengalami rasa nyaman setelah diberikan

kompres hangat. Kompres hangat yang diberikan pada punggung bagian

bawah ibu di area tempat kepala janin menekan tulang belakang kepala

akan mengurangi rasa nyeri, hangat akan meningkatkan sirkulasi kearea


47

tersebut sehingga memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh

tekanan.

Kompres hangat ini terbukti efektif dalam menurunkan nyeri

persalinan dan membantu mengurangi rasa sakit saat permulaan

persalinan. Secara keseluruhan berdasarkan apa yang telah peneliti

observasi, semua responden mengatakan bahwa nyeri persalinan yang

dirasakannya berkurang walaupun respon yang diberikannya berbeda-

beda.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan

kompres hangat terdapat 8 ( 26,7% ) responden mengalami nyeri ringan,

dan sebanyak 22 ( 73,3% ) responden mengalami nyeri sedang. Setelah

dilakukan pemberian kompres hangat pada responden, terdapat 26 (86,7%)

responden yang mengalami nyeri ringan dan sebanyak 4 (13,3%)

responden yang mengalami nyeri sedang.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Mc Nemar

diperoleh nilai ρ = 0,000. Karena nilai ρ = 0,000 < α (0,05), maka H0

ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh pemberian metode kompres

hangat terhadap pengurangan rasa nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif .

Hasil penelitian ini juga memperkuat penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Siregar ( 2012 ) tentang pemberian kompres hangat pada

ibu bersalin kala I berpengaruh terhadap pengurangan nyeri persalinan di

Klinik Nirmala Medan dengan nilai rata-rata sebelum intervensi mencapai


48

8,40% dan sesudah intervensi nilai rata-rata menjadi 4,75%. Bahwa

kompres hangat bermanfaat untuk meningkatkan suhu kulit local,

melancarkan sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh darah,

mengurangi spasme otot dan meningkatkan ambang nyeri, menghilangkan

sensasi rasa nyeri, merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang

serta memberikan ketenangan dan kenyamanan pada ibu inpartu. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pemberian

kompres hangat terhadap pengurangan nyeri persalinan kala I dengan nilai

p value = 0,000, p value < 0,05.

Temuan diatas sejalan dengan hasil penelitian Yani ( 2012 )

pengaruh pemberian kompres air hangat terhadap rasa nyaman dalam

proses persalinan kala I fase aktif, dengan nilai Z-2,049 < Z table dengan

Asymp sig : 0,04 yang menunjukkan bahwa pemberian kompres air hangat

yang diberikan pada punggung bawah wanita selama 20 menit diarea

tempat kepala janin menekan tulang belakang akan mengurangi nyeri

persalinan, panas akan meningkatkan sirkulasi kearea tersebut sehingga

memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh tekanan. Panas dapat

disalurkan melalui konduksi ( botol air panas, bantalan pemanas listrik,

lampu, kompres hangat kering dan lembab ) atau konversi ( ultrasonografi,

diatermi ).

Anda mungkin juga menyukai