Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Bidan praktik mandiri (BPM) Lismarini Terletak di Perumnas Talang

Kelapa Blok 7 Rt. 49 Rw. 06 No: C 07/04 Kec. Alang- Alang Lebar

Palembang.

2. Tenaga Kerja BPM Lismarini Palembang Tahun 2016

Adapun jumlah tenaga kerja BPM Lismarini Palembang tahun 2018

berjumlah 8 orang tenaga kerja.

3. Visi dan Misi BPM Lismarini Palembang

a. Visi

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya derajat

kesehatan ibu dan anak

b. Misi

1) Memberikan pelayanan yang nyaman dan berkwalitas kepada ibu dan

anak.

2) Bisa mengabdi kepada masyarakat yang kurang mampu untuk

penurunan angka kematian ibu dan bayi.

3) Memiliki etik moral dan berakhlak mulia, tidak membedakan antara

yang kaya dan miskin.

4) Ikhlas dalam memberikan pelayanan, baik keterampilan,pengetahuan

yang baik dan etika yang baik.


5) Mempelajari ilmu kebidanan yang baru dan sungguh- sungguh dan

menerapkannya dalam pelayanan sehari hari.

6) Menjadi bidan yang shaleha , melaksanakakn perintah-Nya.

4. Sarana dan Prasarana

a. Ruang pemeriksaan kesehatan

Terdiri dari 1 tempat tidur,1 meja dan 2 Kursi konsultasi, dan 1 tempat

cuci tangan

b. Ruang VK/Bersalin

Terdiri dari 1 tempat tidur, 2 lemari alat, 1 lemari obat, 1 tempa cuci

tangan

1) Kamar nifas

Terdiri dari : 3 tempat tidur untuk ibu perawatan sehabis persalinan

B. Gambaran Umum Daerah Penelitian BPM Kustirah

1. Sejarah BPM Kustirah

BPM Kustirah dibangun oleh bidan Kustirah selaku bidan pengelola

pada tahun 1981 berlokasi di Jl. KH Wahid Hasyim Lr. Berdikari Rt. 02 Rt.

01 Kel. 1 Ulu Kec, Seberang Ulu 1 Palembang, Tepatnya berada di samping

rumah bidan Kustirah. Pada tahun 1981 di BPM ini hanya ditangani oleh

bidan Kustirah sendiri tanpa ada pendamping atau pegawai yang

membantunya. Pada saat itu bangunan yang berdiameter kurang lebih

panjang 10 meter dengan lebar 5 meter hanya memiliki 2 tempat tidur yang

terdiri dari : 1 tempat tidur diruang periksa dan 1 tempat tidur di ruang
perawatan pasien sehabis melahirkan, seiring berjalannya waktu BPM

Kustirah telah memiliki 10 tempat tidur yang terdiri dari 1 tempat tidur di

ruang periksa, 1 tempat tidur di ruang bersalin, 3 tempat tidur di ruang

perawatan pasien habis melahirkan, 2 tempat tidur bayi, dan 3 tempat tidur

pegawai.

2. Visi dan Misi

Visi BPM Kustirah Kertapati Palembang yaitu : “Menjadi BPM

Pelayanan Prima Ibu dan Anak, Pendidikan, dan Penelitian yang Terbaik

dan Bermutu”.

Misi BPM Kustirah Kertapati Palembang sebagai berikut :

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terbaik.

b. Menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam bidang

kesehatan khususnya bidan dan perawatan maternitas.

3. Motto

Motto BPM Kustirah Kertapati Palembang yaitu : “Keselamatan Ibu dan

Bayi anda Merupakan Kebahagiaan Kami”.

4. Tujuan

Tujuan BPM Kustirah Kertapati Palembang sebagai berikut :

a. Meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

b. Meningkatkan citra pelayanan pemerintah kepada masyarakat dalam

bidang kesehatan.
5. Gambaran Umum BPM Kustirah

BPM Kustirah Kertapati Palembang yang di bangun sejak tahun 1981

oleh bidan kustirah. Kini telah menyediakan fasilitas seperti :

a. Ruang Periksa

BPM ini memiliki 1 kamar periksa untuk pemeriksaan kehamilan atau

kandungan yang dilengkapi dengan fasilitas alat-alat kebidanan.

b. Ruang Bersalin

Ruang bersalin yang tersedia memiliki 2 tempat tidur pasien dan

disediakan 1 kamar mandi.

c. Tempat Tidur

Tempat tidur yang tersedia seluruhnya di uraikan sebagai berikut :

Tabel 4.1
Jumlah Tempat Tidur Keseluruhan BPM Kustirah
No. Ruang Jumlah Tempat Tidur
1. Kamar Periksa 1 Tempat Tidur
2. Kamar Bersalin 2 Tempat Tidur
3. Bed Pasien 3 Tempat Tidur
4. Kamar Pegawai 3 Tempat Tidur

d. Sumber Daya Manusia

Sumber daya man usia yang terdiri dari 3 orang pegawai yakni

2 tenaga bidan dan 1 perawat maternitas.

C. Gambaran Umum Responden Penelitian

Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 30 orang ibu hamil

primigravida yang dikelompokkan menjadi satu kelompok sebelum dan setelah

diberikan perlakuan relaksasi autogenik. pada penelitian ini gambaran umum

responden dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:


70

Tabel 4.2 Karakteristik Responden

Variabel N %
Usia
<20 6 20
21-25 10 33,33
26-30 8 26,67
31-35 4 13,33
>35 2 6,67
Pendidikan
SD 2 6,67
SMP 5 16,66
SMA 20 66,67
S1 3 10
Pekerjaan
IRT 24 80
Wiraswasta 6 20
Total 30 100

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas berusia

antara 21-25 tahun sebanyak 10 responden (33,33%), mayoritas

berpendidikan SMA sebanyak 20 responden (66,67%), mayoritas

berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 24 responden (80%).

D. Analisis Univariat

Analisis univariat pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh

distribusi frekuensi yang dilakukan terhadap 30 responden yang sama tiap

variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya

menghasilkan distribusi dan presentase dari masing-masing variabel.

Distribusi frekuensi tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi

pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
71

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Sebelum dan Sesudah Intervensi

Tingkat Kecemasan N %
Sebelum
Cemas ringan 7 23,33%
Cemas sedang 17 56,67%
Cemas Berat 6 20%
Sesudah
Tidak cemas 11 36,67
Cemas ringan 15 50%
Cemas sedang 4 13,33%
Total 30 100

Berdasarkan table 4.3 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas memiliki

tingkat kecemasan sedang sebanyak 17 responden (56,67%), kecemasan

ringan sebanyak 7 responden (23,33%), kecemasan berat sebanyak 6

responden (20%). Setelah dilakukan intervensi, mayoritas memiliki tingkat

kecemasan ringan sebanyak 15 responden (50%),tidak cemas sebanyak 11

responden (36,67%), kecemasan sedang sebanyak 4 responden (13,33%).

E. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji

Shapiro-Wilk untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak karena

jumlah sampel yang diteliti <50. Uji normalitas data sebelum dan sesudah

intervensi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
72

Tabel 4.4 Uji Normalitas Data

Jenis Data Statistic Df ρ


Sebelum Perlakuan 0,798 30 0,00
Sesudah Perlakuan 0,790 30 0,00

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari hasil uji normalitas

diperoleh nilai ρ= 0,000 (< α 0,05) untuk data sebelum dan sesudah diberikan

relaksasi autogenik, maka data dikatakan terdistribusi tidak normal. Karena data

terdistribusi tidak normal maka pada penelitian ini digunakan uji alternatif yaitu

uji Wilcoxon

F. Analisis Bivariat

Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu untuk menentukan

perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan teknik

relaksasi autogenik dengan uji statistik Wilcoxon. berikut adalah hasil

pengukuran data tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi pada

penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Hasil Pengukuran Tingkat Kecemasan

Tingkat N Median ρ Value


Kecemasan (Minimum-Maksimum)
Sebelum 30 2,00 (1-3) 0,000
Setelah 30 1,00 (0-2)

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai median

sebelum intervensi yaitu 2,00 dan setelah intervensi yaitu 1,00, sedangkan

untuk nilai minimum dan maximum sebelum intervensi yaitu 1-3 dan

setelah intervensi yaitu 0-2. Sedangkan hasil analisis bivariat dengan uji
73

statistic Wilcoxon diperoleh nilai significancy ρ –value sebesar 0,000 (< α

0,05) artinya dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang

bermakna antara tingkat kecemasan sebelum dan setelah diberikan teknik

relaksasi autogenik, sehingga terdapat pengaruh antara sebelum dan

sesudah dilakukan relaksasi autogenik terhadap tingkat kecemasan ibu

hamil primigravida di Puskesmas Pauh Tahun 2020.

G. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan diwilayah kerjah Puskesmas Pauh tahun 2020 yang

sebelumnya sudah dilakukan survey dan wawancara. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode Pre- eksperimen dengan desain penelitian

one group pretest posttest design dan populasi yang diambil yaitu semua ibu

hamil trimester III yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di

Puskesmas pada saat penelitian dengan besar sampel sebanyak 18 ibu hamil

primigravida trimester III. Untuk teknik pengambilan sampel yaitu

menggunakan metode purposive sampling dan bahan yang digunakan berupa

standar operasional prosedur (SOP), pedoman wawancara dan lembar observasi

relaksasi autogenik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh teknik relaksasi

autogenik terhadap tingkat kecemasan ibu hamil primigravida dalam

menghadapi persalinan Puskesmas Pauh Tahun 2020. Pada bab ini peneliti

akan menambahkan hasil penelitian dan akan dibandingkan dengan teori dan

penelitian terdahulu yang terkait.


74

1. Gambaran Umum Responden

a. Usia

Dari hasil analisis karakteristik usia didapatkan hasil rata-rata

responden berusia 21-25 tahun sebanyak 10 orang. Menurut teori

Fitriani, Yulia,. Dan Asmadi Alsa (2015) usia seseorang mempengaruhi

kesiapan fisik dan psikologis untuk melahirkan. kecemasan ibu pada

trimester III dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah usia.

Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun akan

meberikan dampak terhadap perasaan takut dan cemas pada kehamilan,

karena usia ini merupakan usia kategori kehamilan beresiko tinggi dan

ibu yang berusia lanjut akan menanggung resiko untuk melahirkan bayi

lahir cacat.

Penelitian ini sesuai dengan pernyataan BKKBN (2012) yang

menyatakan bahwa usia ideal wanita untuk hamil adalah pada rentang

umur 20-35 tahun. Pada usia tersebut merupakan usia yang aman untuk

melahirkan dan masa kesuburan sedang dalam kondisi puncak. Wanita

yang usinya kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun sering

mengalami komplikasi kehamilan sehingga dapat mempengaruhi

petumbuhan dan perkembangan janin.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Saputri, F.,D (2016) yang

dilakukan di Yogyakarta menyatakan bahwa tingkat kecemasan

dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu usia. Pada hasil

penelitian diketahui bahwa usia responden dengan rata-rata <25 tahun

sebanyak 22 orang yang artinya setiap orang memiliki tingkat kecemasan


75

yang berbeda dan usia memiliki pengaruh terhadap tingkat kecemasan

seseorang. Semakin muda atau usia <20 tahun akan semakin tinggi

tingkat kecemasan yang dialaminya dan resiko kehamilan juga lebih

besar dibandingkan dengan usia >35 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar ibu hamil berusia 21-

25 tahun sebanyak 10 orang, pada usia tersebut termasuk usia

produktif atau usia aman untuk hamil. Tetap memiliki resiko stres dan

komplikasi pada kehamilan karena kecemasan juga bisa terjadi karena

adanya faktor lain yaitu faktor pendidikan, pekerjaan, paritas dan

lainnya. Untuk itu dalam melakukan relaksasi autogenik harus

melihat dari seberapa besar tingkat kecemasan ibu hamil bukan

berdasarkan umur.

b. Pendidikan

Berdasarkan analisis karakteristik tingkat pendidikan didapatkan hasil

rata-rata responden berpendidikan SMA sebanyak 24 orang.

Menurut Fitriani, Yulia,. Dan Asmadi Alsa (2015). pendidikan dan

pengalaman mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pendidikan

membantu ibu untuk lebih bisa memahami penjelasan yang diberikan.

Tingkat kecemasan akan meningkat apabila ia tidak memahami apa yang

terjadi pada dirinya atau yang disampaikan pada dirinya dan diperlukan

pengetahuan yang cukup sehingga ia dapat beradaptasi terhadap

perubahan yang terjadi pada dirinya.


76

Menurut teori Manuaba, Ida Bagus Gde (2010, p. 340) pendidikan dan

pengetahuan ibu dapat mempengaruhi kecemasan karena kurangnya

informasi tentang kehamilan dan persalinan baik dari orang terdekat,

keluarga ataupun dari berbagai media seperti majalah dan lain sebagainya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yainanik (2017) yang dilakukan

di Surakarta menyatakan bahwa tingkat pendidikan memiliki pengaruh

terhadap tingkat kecemasan. pada penelitian ini mayoritas responden

berpendidikan SMA dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggitingkat

pendidikan ibu hamil semakin rendahnya tingkat

kecemasan begitu juga sebaliknya. Pendidikan memiliki pengaruh yang

sangat penting dalam merubah tingkat kecemasan seseorang, semakin

banyak pengetahuan yang didapat maka akan semakin rendah tingkat

kecemasan.

Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar ibu hamil yang

menjadi responden berpendidikan SMA, sehingga peneliti tidak

terlalu sulit untuk memberikan penjelasan dan melakukan penelitian

karena pendidikan mereka yang cukup untuk menerima informasi.

Pendidikan seseorang sangat menentukan dalam pola pikir, tingkah

laku dan pengambilan keputusan untuk memperluas pengetahuan.

Pendidikan juga mempengaruhi pengetahuan dan persepsi seseorang,

keikutsertaan responden dalam kelas ibu hamil memperlihatkan

bahwa mereka memiliki pandangan yang luas dan mudah untuk

menerima ide. Perlu dilakukan pendekatan lebih lanjut untuk

responden dengan pendidikan yang rendah.


77

c. Pekerjaan

Berdasarkan analisa karakteristik pekerjaan didapatkan hasil rata-

rata responden merupakan ibu rumah tangga sebanyak 24 orang.

Menurut teoriManuaba, Ida Bagus Gde (2010, p. 340) Pekerjaan

merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus guna

memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik kebutuhan primer maupun

kebutuhan sekunder akan mempengaruhi tingkat emosi dan pikiran

seseorang terutama pada ibu hamil. Meskipun ibu memiliki tingkat

pengetahuan yang baik, jika secara sosial ekonomi belum siap,

kemungkinan yang tidak cemas akan menjadi cemas dan yang sudah

cemas akan menjadi lebih cemas . Menurut teori Dewi, V., N (2012, p.

121) Pemicu stress yang sangat bervariasi misalnya salah satunya yaitu

ekonomi dan masih banyak kasus yang lain.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Alza, Nurfaiza (2017) yang

dilakukan di Yogyakarta berdasarkan hasil penelitiannya pada kelompok

kontrol sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 39 orang dan

pada kelompok intervensi sebagian besar bekerja sebanyak 22 orang

dengan uji statistik independent t test diketahui p value sebesar 0,002 <

0,05 diketahui bahwa pekerjaan berpengaruh terhadap tingkat kecemasan

dengan meskipun pengetahuan ibu hamil baik jika kegiatan tersebut

dilakukan secara terus menerus akan mempengaruhi emosi dan pikiran

seseorang.
78

Berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar ibu hamil adalah

ibu rumah tangga. Rasa cemas yang mereka rasakan karena

kurangnya aktivitas dan lebih sering beristirahat sehingga pikiran

tidak bisa dialihkan dan lebih fokus pada hal yang akan terjadi terkait

kehamilan mereka. Meskipun ibu memiliki tingkat pengetahuan yang

baik, jika secara sosial ekonomi belum siap, kemungkinan yang tidak

cemas akan menjadi cemas dan yang sudah cemas akan menjadi lebih

cemas. menambah aktivitas yang bermanfaat seperti melakukan

relaksasi autogenik dan kegiatan yang bermanfaat lainnya sangat

memberikan dampak positif bagi ibu hamil

2. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III Sebelum

Dilakukan Intervensi Teknik Relaksasi Autogenik di BPM Kota

Palembang Tahun 2018

Pada penelitian ini responden memiliki tingkat kecemasan yang

berbeda antara sebelum dan sesudah dilakukan intervensi, berdasarkan

analisis univariat sebelum dilakukan intervensi didapatkan hasil bahwa

mayoritas memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 17 responden,

kecemasan ringan sebanyak 7 responden, kecemasan berat sebanyak 6

responden. Persentase terbesar yang dialami ibu hamil primigravida

trimester III adalah kecemasan sedang.

Kecemasan adalah keadaan emosional yang tidak menyenangkan

yang ditandai dengan gejala fisik yang menegangkan dan tidak

diinginkan. Kehamilan dapat merupakan sumber kecemasan, terutama pada


79

seorang ibu yang labil jiwanya. Sejak saat hamil ibu sudah mengalami

kegelisahan dan kecemasan. Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan

merupakan kejadian yang tidak bisa dihindari, hampir selalu menyertai

kehamilan dan bagian dari proses penyesuaian yang wajar terhadap

prerubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan. Perubahan

ini terjadi sebagai akibat dari perubahan hormon yang akan mempermudah

janin untuk tumbuh dan berkembang sampai sakit dilahirkan (Kushartanti,

dkk 2009 dalam Wulandary 2014, p. 10).

Kecemasan pada ibu hamil salah satunya dikarenakan persepsi ibu

yang kurang tepat mengenai proses persalinan. Persalinan dipersepsikan

sebagai proses yang menakutkan dan menimbulkan rasa sakit yang luar

biasa. Hal ini membuat ibu hamil merasakan kecemasan hebat. Selain itu

terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan timbulnya kecemasan

yaitu kondisi kesejahteraan ibu dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman

keguguran, rasa aman, dan nyaman selama kehamilan, penemuan jati

dirinya dan persiapan menjadi orang tua, sikap memberi dan menerima

kehamilan, keuangan keluarga, dukungan keluarga, support tenaga medis,

usia ibu hamil, dukungan suami, tingkat persiapan personal ibu, pengalaman

traumatis ibu dan tingkat aktivitas (Janiwarty dan Pieter 2013, p. 243).

Menurut teori Zanden (2007) yang mengatakan bahwa kehamilan

trimester III merupakan kondisi konkrit yang mengancam diri ibu yang

menyebabkan perasaan tegang, khawatir dan takut dalam menghadapi

persalinan. Adanya perubahan psikologi yang menimbulkan

ketidakstabilan kondisi psikologi selama kehamilan menimbulkan


80

kekhawatiran yang terus menerus. Perasaan demikian akan terbentuk

dalam wujud suatu kecemasan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Saputri, F.,D (2016) dari hasil pre test

didapatkan hasil persentase rata-rata responden mengalami kecemasan

sedang dan setiap responden memiliki tingkat kecemasan yang berbeda

dan penyebab kecemasan pada ibu hamil disebabkan oleh macam-

macam faktor salah satunya yaitu rasa takut dan khawatir terhadap

dirinya dan janin. Pikiran negatif tersebut akan meningkatkan rasa

cemas pada ibu hamil terutama pada trimester III mendekati hari

persalinan.

Berdasarkan hasil penelitian ini sebelum dilakukan intervensi rata-

rata responden dengan kecemasan sedang, pada penelitian ini cemas

sedang merupakan tingkat kecemasan yang perlu dilakukan tindakan

lebih lanjut karena kecemasan merupakan keadaan emosional yang tidak

menyenangkan dan ditandai dengan gejala fisik. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa ibu hamil memiliki resiko tinggi untuk

mengalami kecemasan dan hal tersebut akan mempengaruhi ibu dan

janin terutama psikologis ibu, untuk itu sangat perlu dilakukan kelas

hamil (relaksasi autogenik) terutama untuk ibu hamil yang mengalami

kecemasan.

3. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III Setelah

Dilakukan Intervensi Teknik Relaksasi Autogenik di BPM Kota

Palembang Tahun 2018


81

Setelah dilakukan intervensi didapatkan hasil bahwa mayoritas

memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 15 responden, tidak cemas

sebanyak 11 responden, kecemasan sedang sebanyak 4 responden. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat penurunan tingkat kecemasan antara

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi yaitu sebelum intervensi

mayoritas kecemasan sedang dan setelah intervensi mayoritas

kecemasan ringan.

Menurut teori Dadang, Hawari (2006, P. 115) menyatakan bahwa

penurunan kecemasan disebabkan karena pengaruh pikiran positif yang

diciptakan oleh diri sendiri dan lingkungan sekitar yang tenang pada

kegiatan kelas ibu hamil. Teori mengatakan bahwa penatalaksanaan stres,

cemas dan depresi pada tahap pencegahan memerlukan suatu metode

pendekatan yang baik dan kegiatan relaksasi pada kelas ibu hamil secara

tidak langsung dapat menjadi terapi bagi ibu hamil yang mengalami

kecemasan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Laili, Fauzia (2017. P. 154)

yang dilakukan di kadiri dengan hasil distribusi frekuensi setelah dilakukan

intervensi diketahui bahwa mayoritas mengalami kecemasan ringan

sebanyak 7 orang. Meskipun pada tingkat kecemasan ringan, ibu hamil

tetap perlu melakukan tindakan yang sama dirumah agar cemas ringan

menjadi tidak cemas. Kecemasan responden sebagian besar berada pada

tingkat ringan dapat dikarenakan responden telah diberikan terapi yaitu

relaksasi yang dapat mengurangi rasa cemas selama proses kehamilan.


82

Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat kecemasan sesudah dilakukan

intervensi dapat dilihat bahwa adanya penurunan rerata skor kecemasan

antara kelompok sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Penurunan

tingkat kecemasan merupakan peningkatan kemampuan ibu dalam

beradaptasi terjadi karena adanya penambahan informasi pada diri ibu

melalui kegiatan kelas ibu hamil. Latihan ini merupakan salah satu

bentuk upaya yang dapat dilakukan oleh ibu untuk mengurangi atau

mengelola kecemasan yang dialaminya.

4. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III Sebelum

dan Sesudah Dilakukan Intervensi Teknik Relaksasi Autogenik di BPM

Kota Palembang Tahun 2018

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji statistic Wilcoxon

diperoleh nilai significancy ρ –value sebesar 0,000 (< α 0,05) artinya

dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang bermakna

antara tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik

relaksasi autogenik, sehingga terdapat pengaruh antara sebelum dan

sesudah dilakukan relaksasi autogenik terhadap tingkat kecemasan ibu

hamil di BPM Lismarini dan BPM Kustirah Palembang Tahun 2018.

Cemas dalam penelitian ini merupakan bagian dari respon emosional

yang menggambarkan rasa kecemasan, khawatir, gelisah, dan tidak tentram

disertai dengan gejala fisik dalam merespon terhadap penilaian individu

yang subjektif yang keadaannya dipengaruhi alam bawah sadar. Ansietas

merupakan pengalaman emosi dan subjektif tanpa ada objek yang spesifik
83

sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-olah

ada sesuatau yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-

gejala otonomik yang berlangsung beberapa waktu (Gufron, M., Nur 2012,

p. 141).

Relaksasi dalam penelitian ini merupakan relaksasi yang bersumber dari

diri sendiri dengan menggunakan kata-kata atau kalimat pendek yang bisa

membuat pikiran menjadi tenang dan nyaman yaitu relaksasi autogenik.

Relaksasi autogenik membantu individu untuk dapat mengendalikan

beberapa fungsi tubuh seperti tekanan darah, frekuensi jantung dan aliran

darah yang merupakan penyebab dari timbulnya rasa cemas dapat

dihilangkan (Potter & Perry 2005 dalam Supartina, Ina 2014).

Penelitian ini sejalan dengan Penelitian Farada (2011, p. 10) yang

dilakukan di Kotakulon Kabupaten Bondowoso Hasil penelitian ini

diketahui bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara teknik relaksasi

autogenik terhadap tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida

trimester III. Ibu hamil yang mengalami peningkatan denyut jantung dapat

dikurangi dengan latihan relaksasi autogenik, relaksasi merangsang kerja

saraf parasimpatis dan menghambat kerja saraf simpatis sehingga hormon

penyebab cemas berkurang. Tujuan utama relaksasi autogenik adalah

membawa pikiran kedalam kondisi mental yang optimal.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian I Mac (2011, p. 3) yang

dilakukan di Kanada menyertakan delapan uji coba (556 peserta) Percobaan

terkontrol acak, melibatkan wanita hamil yang mengalami kecemasan dari

segala usia, dari pembuahan sampai satu bulan setelah kelahiran,


84

mengevaluasi hipnoterapi (satu percobaan), penggambaran (lima uji coba),

pelatihan autogenik (satu percobaan) dan yoga (satu percobaan).

Dibandingkan dengan perawatan biasa, dalam satu penelitian (133 wanita),

gambar memiliki efek positif pada kecemasan saat persalinan. Sedangkan

pelatihan autogenik efektif untuk mengurangi kecemasan wanita sebelum

melahirkan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Saputri, F.,D (2016. P. 55-56)

yang dilakukan di Yogyakarta mengatakan ada pengaruh relaksasi tehadap

tingkat kecemasan ibu hamil, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

apabila seseorang mengalami ketegangan dapat menyebabkan serabut-

serabut otot kontraksi, mengecil dan menciut. Ketegangan timbul bila

seseorang cemas dan stres bisa hilang dengan menghilangkan ketegangan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Murni,. Dkk (2014. P. 1197)

yang dilakukan di Mataram yang menunjukkan bahwa latihan relaksasi

terbukti lebih bermanfaat dalam mengatasi masalah emosional pada ibu

hamil yang mengalami peningkatan derajat kecemasan dan depresi

dibandingkan dengan latihan fisik ataupun pemberian pendidikan kesehatan.

Hal tersebut ditunjukkan dari hasil analisis data bahwa ada penurunan

tingkat kecemasan pada kelompok yang diberikan relaksasi. Penurunan

kecemasan disebabkan karena ibu memiliki peningkatan kemampuan dalam

beradaptasi terhadap kondisi kehamilan mereka setelah memperoleh

intervensi. Kemampuan ibu beradaptasi karena adanya penambahan

informasi kepada ibu melalui kelas hamil yang memberikan relaksasi.

Latihan ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kecemasan yang dialaminya.


85

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa ibu hamil

primigravida trimester III sebelum diberikan perlakuan teknik relaksasi

autogenik mayoritas mengalami nyeri sedang dan dan pada ibu hamil

primigravida trimester III sesudah diberikan perlakuan mayoritas

mengalami nyeri ringan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

teknik relaksasi autogenik efektif menurunkan tingkat kecemasan ibu

hamil primigravida trimester III.

H. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dari penelitian ini. Hal ini

disebabkan karena adanya keterbatasan dalam melaksanakan penelitian.

Keterbatasan penelitian tersebut dikarenakan responden yang kurang fokus

saat dilakukan relaksasi sehingga efek dari relaksasi tidak berhasil didapat

dan ibu hamil tidak dapat dijadikan responden.


86

Anda mungkin juga menyukai