Anda di halaman 1dari 26

BAB V

HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN


PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

UPTD. Puskesmas Koba merupakan salah satu sarana pelayanan

kesehatan masyarakat di Kabupaten Bangka Tengah Kecamatan Koba.

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di

wilayah kerjanya.

Puskemas merupakan unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan

diwilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam

rangka melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas berfungsi

menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) DAN Upaya

Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama diwilayah kerjanya.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Koba dipandang perlu dibuat

setiap tahun karena menyajikan berbagai data informasi tentang

pembangungan kesehatan serta data sarana dan prasarana yang dimiliki

oleh UPD Puskesmas Koba. Selain itu profil Kesehatan UPTD Puskesmas

Koba dibuat untuk melihat sudah sejauh mana kegiatan yang telah dicapai
dalam rangka mengevaluasi seluruh program dan kegiatan pelayanan

kesehatan selama satu tahu, dimana data-datanya diperoleh dari seluruh

pemegang program yang ada di puskesmas koba, baik secara internal

maupun ekstrenal.

UPTD Puskesmas Kobat terletak di wilayah Kecamatan Koba yang

memiliki luas kurang lebih 391,666 km2 dan terbagi menjadi lima (5)

Kelurahan dan enam (6) Desa yang terdiri dari Kelurahan Koba,

Kelurahan Padang Mulian, Kelurahan Simpang Perlang, Kelurahan Berok,

Kelurahan Arung Dalam, D esa Nibung, Desa Guntung, Desa Terentang

III, Desa Penyak, Desa Kurau, Desa Kurau Barat.

Secara administarif batas wilayah Kecamatan Koba dinyatakan

sebagai berikut : Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Namang,

Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan, Sebelah Utara

berbatasan dengan Kecamtan Lubuk Besar, Sebelah Selatan berbatasan

dengan Kecamatan Air Gegas.

2. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

“Menjadikan Puskesmas Koba Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan

Yang Bermutu Dengan Tenaga Profesional Dan Dapat Dijangkau Oleh

Seluruh Lapisan Masyarakat”.

b. Misi

1) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya

manusia dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan.


2) Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang

sudah ditetapkan.

3) Meningkatkan disiplin kerja pegawai.

4) Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar

pelayanan kesehatan untuk memuaskan pelanggan.

5) Meningkatkan kerjasama lintas sektoral.

c. Tujuan

1) Tujuan Umum

Masyarakat mengetahui gambaran UPTD Puskesmas Koba secara

keseluruhan baik struktur organisasi, berbagai program yang

dilaksanakan serta berbagai bentuk pelayanan kesehatan yang

dilakukan.

2) Tujuan Khusus

a) Mengetahui hasil pencapaian setiap program kesehatan yang

dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Koba selama

tahun 2019.

b) Mengetahui apakah setiap program kesehatan yang telah

dilaksanakan dapat mencapai target serta indikator yang

ditetapkan.

c) Mengetahui gambaran situasi kesehatan serta berbagai

masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja UPTD

Puskesmas Koba pada tahun 2019.

d) Meningkatkan mutu kinerja Puskesmas di tahun berikutnya.


3. Sarana dan Prasana Puskesmas Koba.

B. Analisa Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data, berikut ini peneliti akan

menyajikan analisa univariat untuk melihat distribusi dan persentase dari tiap-

tiap variabel yang diteliti, serta analisis bivariat untuk melihat pengaruh tehnik

akupresure terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di

UPTD. Puskesmas Koba Tahun 2023.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mengidentifikati nilai rata-rata

tekanan darah sebelum dan setelah diberikan tehnik akupresur pada

kelompok perlakuan, serta nilai rata-rata tekanan darah sebelum dan

setelah pada kelompok kontrol.

a. Karateristik Responden

Tabel 3
Uji Kesetaraan Jenis Kelamin Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
Nama Jenis Kelamin Nama Jenis Kelamin
NY. C P NY. Na P
NY. L P NY. Ro P
NY. D P NY. Sr P
NY. A P NY. Ra P
NY. Y P NY. Y P
NY. E P NY. M P
NY. S P NY. Tr P
NY. W P NY. Si P
NY. I P TN. Ri L
TN. M L TN. Ma L
TN. Z L TN. K L
TN. T L TN. H L
TN. O L TN. T L
TN. W L TN. Ms L
TN. N L TN. Mb L
TN. A L TN. N L

Pada tabel 3 diatas menunjukkan bahwa hasil uji kesetaraan

pada jenis kelamin kelompok kontrol dan kelompok intervensi

perlakuan memiliki perbedaan dibuktikan pada kelompok

intervensi perlakuan responden perempuan berjumlah 9 orang dan

laki-laki berjumlah 7 orang. Sedangkan pada kelompok kontrol

responden perempuan berjumlah 8 orang dan laki-laki berjumlah 8

orang.

Tabel 4
Uji T Independen Umur Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol
Umur Responden Mean SD SE P value
Kelompok Perlakuan 51,44 65,62 1,328 0,305
Kelompok Kontrol 51,00 4,733 1,551 0,305

Pada tabel 4 menunjukkan nilai mean kelompok perlakuan

sebesar 54,20 dan nilai mean kelompok kontrol sebesar 56,33

dengan p value 0,305 (p value> α 0,05), maka H0 diterima artinya

tidak ada perbedaan umur kelompok perlakuan dengan umur

kelompok kontrol.
b. Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan
Setelah dilakukan Tehnik Akupresur pada Kelompok Perlakuan
Tabel 5
Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum
dan Setelah dilakukan Tehnik Akupresur pada Kelompok
Perlakuan
(n=16)
Variabel Mean SD SE
TD Sistolik Sebelum 164.94 12.025 2,79
TD Sistolik Setelah 153.56 10.257 2,94
TD Diastolik Sebelum 100.56 9.381 1,82
TD Diastolik Setelah 96.88 4.759 1,81

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa nilai rata-rata

tekanan darah sistolik pada kelompok perlakuan sebelum dilakukan

tehnik akupresur pada pasien hipertensi, rata–rata sebesar 164,94

mmHg dengan median 161,50 mmHg dan standar deviasi 12,025.

Sedangkan setelah dilakukan tehnik akupresur pada pasien hipertensi

didapatkan nilai rata-rata sebesar 153,56 mmHg dengan median

153,00mm Hg dan standar deviasi 10,257. Kemudian nilai rata-rata

tekanan darah diastolik sebelum pada pasien tehnik akupresur sebesar

100,56 mmHg dengan median 98,50 mmHg dan standar deviasi 9,381.

Sedangkan setelah dilakukan tehnik akupresur pada pasien hipertensi

didapatkan nilai rata-rata sebesar 96,88 mmHg sedangkan median

96,00 mmHg dan standar deviasi 4,759.


c. Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum
dan Setelah pada Kelompok Kontrol
Tabel 6
Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan
Setelah dilakukan pada Kelompok Kontrol
(n=16)
Variabel Mean SD SE
TD Sistolik Sebelum 165.81 10.297 1,75
TD Sistolik Setelah 166.63 10.978 1,68
TD Diastolik Sebelum 99.88 7.658 1,82
TD Diastolik Setelah 97.69 5.363 1,81

Berdasarkan Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa rata-rata

tekanan darah sistolik sebelum pada kelompok kontrol pasien

hipertensi sebesar 165,81 mmHg dengan median 162,00 mmHg dan

standar deviasi 10,297. Sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik

setelah pada kelompok kontrol sebesar 166,63 mmHg dengan median

163,00 mmHg dan standar deviasi 10,978. Kemudian rata-rata tekanan

darah diastolik sebelum pada kelompok kontrol sebesar 99,88 mmHg

dengan median 98,50 mmHg dan standar deviasi 7,658. Sedangkan

rata-rata tekanan darah sistolik setelah pada kelompok kontrol sebesar

97,69 mmHg dengan median 98,00 mmHg dan standar deviasi 5,363.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk menggambarkan perbedaan yang signifikan

antara rata-rata tekanan darah sebelum dan setelah diberikan intervensi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menilai normalitas suatu data

dengan melihat grafik histogram dan kurva normal, perbandingan


antara skewness dengan standar eror, uji kolmogorov simirnov untuk

sampel dengan jumlah besar (n<50). Hasil uji normalitas ini akan

menentukan analisis data yang digunakan berikutnya, apakah

menggunakan analisis parametrik atau non parametrik. Berikut dalam

tabel 7 akan ditampilkan hasil uji normalitas menggunakan uji

kolmogorov simirnov.

Tabel 7
Uji Normalitas Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Intervensi Tekanan Darah P value
Tehnik Akupresur TD Sistolik sebelum 0,47
TD Sistolik Setelah 0,07
TD Diastolik Sebelum 0,54
TD Diastolik Setelah 0,1
Kontrol TD Sistolik sebelum 0,39
TD Sistolik Setelah 0,01
TD Diastolik Sebelum 0,39
TD Diastolik Setelah 0,04

Hasil uji normalitas berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai p lebih

besar dari α (0,05). Hal ini berarti data berdistribusi normal sehingga

menggunakan analisis parametrik yaitu uji T berpasangan dan uji T

tidak berpasangan.
b. Perbedaan Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Sebelum dan Setelah dilakukan Tehnik Akupresur pada
Kelompok Perlakuan

Tabel 8
Perbedaan Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Sebelum dan Setelah dilakukan Tehnik
Akupresur
(n=16)
Variabel Mean SD SE P value
TD Sistolik Sebelum 164,94 12,025 3,006 0,001
TD Sistolik Setelah 153,56 10,257 2,564
TD Diastolik Sebelum 100,56 9,381 2,345 0,018
TD Diastolik Setelah 96,88 4,759 1,190

Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan bahwa rata-rata

tekanan darah sistolik sebelum diberikan tehnik akupresur pada

kelompok perlakuan sebesar 164,94 mmHg sedangkan rata-rata

tekanan darah sistolik setelah diberikan tehnik akupresur pada

kelompok perlakuan sebesar 153,56 mmHg. Hasil analisis didapatkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan darah

sistolik sebelum dan setelah diberikan tehnik napas dalam pada

kelompok perlakuan dengan p value 0,001 (p value< α 0,05), maka H0

ditolak artinya ada perbedaan rata-rata (mean) tekanan darah sistolik

sebelum diberikan tehnik akupresur dengan rata-rata (mean) tekanan

darah sistolik setelah diberikan tehnik akupresur.

Untuk tekanan darah diastolik berdasarkan tabel 8 diatas juga

menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah diastolik sebelum

diberikan tehnik akupresur pada kelompok perlakuan sebesar 100,56

mmHg sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik setelah diberikan


tehnik akupresur pada kelompok perlakuan sebesar 96,88 mmHg.

Hasil analisis didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

rata-rata tekanan darah diastolik sebelum dan setelah diberikan tehnik

akupresur dengan p value 0,018 (p value< α 0,05), maka H0 ditolak

artinya ada perbedaan rata-rata (mean) tekanan darah diastolik sebelum

diberikan tehnik akupresur dalam dengan rata-rata (mean) tekanan

darah diastolik setelah diberikan tehnik akupresur.

c. Perbedaan Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik

Sebelum dan Setelah pada Kelompok Kontrol

Tabel 9
Perbedaan Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Sebelum dan Setelah pada Kelompok Kontrol
(n=16)
Variabel Mean SD SE P value
TD Sistolik Sebelum 165,81 10,297 2,574 0,565
TD Sistolik Setelah 166,63 10,978 2,745
TD Diastolik Sebelum 100,56 7,108 1,777 0,111
TD Diastolik Setelah 97,88 5,136 1,284

Berdasarkan tabel 9 diatas menunjukkan bahwa rata-rata

tekanan darah sistolik sebelum pada kelompok kontrol sebesar 165,81

mmHg sedangkan rata-rata tekanan darah sistolik setelah pada

kelompok kontrol sebesar 166,63 mmHg. Hasil analisis didapatkan

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata tekanan darah

sistolik sebelum dan setelah pada kelompok kontrol dengan pvalue

0,565 (p value> α 0,05), maka H0 diterima artinya tidak ada perbedaan

rata-rata (mean) tekanan darah sistolik sebelum pada kelompok kontrol


dengan rata-rata (mean) tekanan darah sistolik setelah pada kelompok

kontrol.

Untuk tekanan darah diastolik pada tabel 9 diatas juga

menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah diastolik sebelum pada

kelompok kontrol sebesar 100,56 mmHg sedangkan rata-rata tekanan

darah diastolik setelah pada kelompok kontrol sebesar 97,88 mmHg.

Hasil analisis didapatkan bahwa ada perbedaan yang signifikanrata-

rata tekanan darah diastolik sebelum dan setelah pada kelompok

kontrol dengan p value 0,111 (p value< α 0,05), maka H0 diterima

artinya tidak ada perbedaan rata-rata (mean) tekanan darah diastolik

sebelum pada kelompok kontrol dengan rata-rata (mean) tekanan darah

diastolik setelah pada kelompok kontrol.

d. Perbedaan Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik


Sebelum dan Setelah dilakukan Tehnik Akupresur pada
Kelompok Perlakuan dengan Kelompok Kontrol

Tabel 10
Perbedaan Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Sebelum dan Setelah dilakukan Tehnik Akupresur pada
Kelompok Perlakuan dibandingkan dengan Kelompok Kontrol
(n=16)
Variabel Kelompok Mean SD SE P
value
TD Kelompok 164,94 12,025 3,006
Sistolik Perlakuan 0,000
Sebelum Kelompok Kontrol 165,81 10,297 2,574
TD Kelompok 153,56 10,257 2,564
Sistolik Perlakuan 0,032
Setelah Kelompok Kontrol 166,63 10,978 2,745
TD Kelompok 100,56 9,381 2,345 0,048
Diastolik Perlakuan
sebelum Kelompok Kontrol 100,56 7,108 1,777
TD Kelompok 96,88 4,759 1,190
Diastolik Perlakuan 0,000
Setelah Kelompok Kontrol 97,88 5,136 1,284

Berdasarkan tabel 10 diatas menunjukkan bahwa tekanan darah

sistolik sebelum dilakukan tehnik akupresur pada kelompok perlakuan

sebesar 164,94 mmhg, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar

165,81. Hasil analisis didapatkan ada perbedaan yang signifikan

tekanan darah sistolik sebelum antara kelompok perlakuan tehnik

akupresur dengan kelompok kontrol karena p value 0,000 (p value<α

0,05), maka H0 ditolak artinya ada perbedaan rata-rata (mean) tekanan

darah sistolik sebelum diberikan tehnik akupresur dengan rata-rata

(mean) tekanan darah sistolik sebelum pada kelompok kontrol. Pada

tekanan sistolik setelah menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik

setelah dilakukan tehnik akupresur sebesar 153,56 mmhg, sedangkan

pada kelompok kontrol sebesar 166,63 Hasil analisis didapatkan ada

perbedaan yang signifikan tekanan darah sistolik setelah antara

kelompok perlakuan tehnik akupresur dengan kelompok kontrol

karena p value 0,032 (p value< α 0,05), maka H0 ditolak artinya ada

perbedaan rata-rata (mean) tekanan darah sistolik setelah diberikan

tehnik akupresur dengan rata-rata (mean) tekanan darah sistolik setelah

pada kelompok kontrol.

Untuk tekanan diastoliknya berdasarkan tabel 10 diatas juga

menunjukkan bahwa tekanan darah diastolik sebelum dilakukan tehnik


akupresur pada kelompok perlakuan sebesar 100,56 mmhg, sedangkan

pada kelompok kontrol sebesar 100,56 mmHg juga. Hasil analisis ada

perbedaan yang signifikan tekanan darah diastolik sebelum antara

kelompok perlakuan tehnik akupresur dengan kelompok kontrol

karena p value 0,048 (p value< α 0,05), maka H0 ditolak artinya ada

perbedaan rata-rata (mean) tekanan darah diastolik sebelum diberikan

tehnik akupresur dengan rata-rata (mean) tekanan darah diastolik

sebelum pada kelompok kontrol. Pada tekanan darah diastolik setelah

dilakukan tehnik akupresur sebesar 96,88 mmHg, sedangkan pada

kelompok kontrol sebesar 97,88 mmHg. Hasil analisis ada perbedaan

yang signifikan tekanan darah diastolik setelah antara kelompok

perlakuan tehnik akupresur dengan kelompok kontrol karena p value

0,000 (p value < α 0,05), maka H0 ditolak artinya ada perbedaan rata-

rata (mean) tekanan darah diastolik setelah diberikan tehnik akupresur

dengan rata-rata (mean) tekanan darah diastolik setelah pada kelompok

kontrol.

C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Dalam pembahasan ini diuraikan mengenai interpestasi hasil

penelitian pada analisis univariat. Peneliti juga membahas tentang

karakteristik responden yang meliputi nama, jenis kelamin, dan usia.

Berdasarkan hasil pengelompokkan yang dilakukan oleh peneliti

berdasarkan Depkes RI (2009) yang bertujuan untuk memudahkan


pembaca pengolahan data penelitian dari 16 responden sebagai kelompok

perlakuan diperoleh data usia minimum 40 tahun dan usia maksimum 62

tahun dengan rata-rata 51,44 tahun serta 16 responden sebagai kelompok

kontrol diperoleh data usia minimum 45 tahun dan usia maksimum 60

tahun dengan rata-rata 51 tahun. Dimana jenis kelamin responden 50%

perempuan dan 50% laki-laki pada kelompok kontrol dan 56,3%

perempuan dan 43,8% laki-laki pada kelompok perlakuan. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yoganita et al. (2019)

mengemukakan bahwa jenis kelamin sangat erat kaitannya terhadap

terjadinya hipertensi dimana perempuan lebih tinggi ketika perempuan

mengalami menopause. Hal ini didukung juga oleh pendapat Cortas (2008)

dalam Kusumawaty et al. (2016) mengatakan bahwa wanita yang belum

mengalami menopause dilindungi hormon estrogen yang berperan dalam

meningkatkan kadar High Density Lipoproptein (HDL). Kadar kolesterol

HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah proses

aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan

adanya imunitas perempuan pada usia premenopause. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kejadian hipertensi pada perempuan dipengaruhi oleh

kadar hormon estrogen. Hormon estrogen tersebut akan menurun kadarnya

ketika perempuan memasuki usia tua (menopause) sehingga perempuan

lebih rentang terhadap hipertensi. Hal ini juga menandakan bahwa dengan

rentang umur lebih dari 40 lebih rentang terhadap hipertensi dikarenakan

pada usia tersebut terjadinya penurunan hormon estrogen. Tingginya


hipertensi pada lansia sejalan dengan bertambahnya umur yang disebabkan

oleh perubahan struktur pada pembuluh darah besar sehingga pembuluh

darah menjadi lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku.

Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia namun paling sering

dijumpai pada usia 40-74 tahun (Riamah, 2019).

2. Perbedaan Nilai Rata-Rata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik


Sebelum dan Setelah dilakukan Tehnik Akupresur pada Kelompok
Perlakuan dengan Kelompok Kontrol
Tekanan darah adalah daya yang di perlukan agar darah dapat

mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai seluruh jaringan

tubuh manusia. Darah dengan lancar beredar ke seluruh bagian tubuh

berfungsi sebagai media pengangkut oksigen serta zat lain yang di

perlukan untuk kehidupan sel-sel di dalam tubuh (Moniaga, 2012).

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan hipertensi.

Hipertensi merupakan suatu keadaan tubuh manusia mempunyai

tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg (Akinlua et al.,

2018). Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada saat terjadi

kontraksi otot jantung. Tekanan darah sistolik normal pada orang dewasa

berkisar antara 90-120 mmHg. Jika berada pada kisaran angka 120-130

mmHg termasuk pra-hipertensi dan dianggap hipertensi apabila tekanan

darah sistoliknya berada pada angka 140 atau lebih (Saputra et al., 2023).

Tekanan darah diastolik adalah jumlah tekanan atau angka bawah yang

menunjukkan tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat (diantara


ketukan/detik). Tekanan darah diastolik dikatakan normal, jika kurang dari

80. Tekanan darah diastolik antara 80-dan 89 menunjukkan pre-hipertensi

dan tekanan darah diastolik 90 atau lebih tinggi menunjukkan hipertensi

atau tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang tinggi dapat dilakukan

dengan penatalaksanaan Non-Farmakologis yaitu tehnik akupresur

(Saputra et al., 2023).

Akupresur adalah terapi tusuk jari dengan memberikan penekanan

dan pemijatan pada tubuh di titik-titik tertentu yang didasarkan pada

prinsip ilmu akupuntur (Fengge, 2012 dalam Saputra et al., 2023). Tehnik

ini sangat efisien dan relatif cukup aman karena tidak dilakukan secara

invasive yang dapat melukai tubuh (Wariin dan Pranata, 2018). Akupresur

juga tindakan yang mudah dilakukan dan memiliki banyak keuntungan.

Akupresur sangat praktis karena dengan sentuhan memiliki keajaiban

tersendiri yang sangat berguna untuk menghilangkan rasa lelah pada

tubuh, memperbaiki sirkulasi darah, dan merangsang tubuh untuk

mengeluarkan racun. Stumulasi titik akupresur mampu merangsang

endorphin yang membuat pasien merasa tenang dan nyaman. Stimulasi

titik akupresur juga akan merangsang dilepaskannya histamin yang

menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Proses tersebut berakibat

menurunkan tekanan darah dengan cara terjadi vasodilatasi dan

menurunnya resistensi pembuluh darah. Penekanan ujung-ujung tangan

pada daerah tertentu dipermukaan kulit yang berdampak positif terhadap

kondisi fisik, mental, dan sosial (Majid dan Rini, 2016).


Berdasarkan tabel 10 perbedaan nilai rata-rata tekanan darah sistolik

dan diastolik sebelum dan setelah antara kelompok perlakuan tehnik

akupresur dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara tekanan darah sistolik maupun diastolik pada kelompok

perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol pada pasien hipertensi

di UPTD. Puskesmas Koba Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2023.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian Aminuddin et al.

(2020) dengan judul penelitian “Penurunan tekanan darah penderita

hipertensi setelah diberikan terapi akupresur”. Penelitian ini menggunakan

7 responden pasien hipertensi di Puskesmas Mamboro. Penelitian ini

menunjukkan hasil tehnik akupresur sebagai alternatfe penatalaksanaan

non farmakologi pada pasien hipertensi karena efektif dalam menurunkan

tekanan sistolik maupun diastolik. Penelitian ini merupakan penelitian pre

eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan hasil uji statistik menggunakan

paired T-test didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 (p<0,05)

membuktikan bahwa tehnik akupresur efektif dalam menurunkan tekanan

darah sistolik. Tekanan diastolik pasien hipertensi juga mengalami

penurunan tekanan darah setelah diberikan intervensi tehnik akupresur

dengan nilai p-value sebesar 0,015 (p<0,05).

Hasil penelitian diatas juga sejalan dengan hasil penelitian Suwarni

et.al (2021) dengan judul penelitian “pengaruh pemberian terapi akupresur

terhadap tekanan darah lansia di Puskesmas Kediri I Tabanan”. Penelitian

ini menggunakan rancangan pre experiment dengan one group pretes and
posttest design, dimana dalam penelitian ini menggunakan dua kelompok

yang terbagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel

penelitian ini berjumlah 68 responden, dimana 34 responden menjadi

kelompok eksperimen dan 34 responden menjadi kelompok kontrol.

Teknik pengolahan data menggunakan teknis analisis uji Paired Sample T-

test, dimana H0 ditolak jika nilai p-value ≤0,05. Penelitian ini

menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok

eksperimen menunjukkan penurunan yang signifikan saat sebelum dan

sesudah mendapat tehnik akupresur pada kelompok eksperimen

dibandingkan kelompok kontrol saat post test,dengan p-value sistolik=

0,001 dan p-value diastolik= 0,001. Kesimpulannya ada pengaruh

pemberian terapi akupresur terhadap penurunan tekanan darah pada pasien

lansia.

Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian Saputra et

al. (2023) terhadap 100 responden penderita hipertensi di pelayanan

kesehatan Holistic Center Asy-Syaafi menunjukkan hasil adanya

perubahan tekanan darah. Penelitian merupakan penelitian Quasy

Ekepseriment dengan rancangan one group pretest and posttest design.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah kelompok eksperimen

menurun secara signifikan (P-value sistolik= 0,000) dan P-value diastolik=

0,025). Hal ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan tehnik

akupresur terhadap penurunan tekanan darah baik sistol maupun diastole

pada penderita hipertensi.


Berdasarkan teori, dan penelitian terkait maka peneliti berpendapat

bahwa tehnik akupresur sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah

karena tehnik akupresur dapat menstimulasi saraf-saraf di superficial kulit

yang kemudian diteruskan ke otak di bagian hipotalamus. Sistem saraf

desenden melepaskan opiate endogen seperti hormon endorfin.

Pengeluaran hormon erdorfin mengakibatkan meningkatnya kadar hormon

endorfin di dalam tubuh yang akan meningkatkan produksi kerja hormon

dopamin. Peningkatan hormon dopamin mengakibatkan terjadinya

peningkatan aktivitas sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf parasimpatis

berfungsi mengontrol aktivitas yang berlangsung dan bekerja pada tubuh

rileks, sehingga penderita hipertesnsi mempersepsikan sentuhan sebagai

stimulus respon relaksasi dan menyebabkan penurunan tekanan darah.

Selain itu, pada orang yang mengalami kenaikan tekanan darah

diakibatkan oleh darah yang mengental dan kurang elastisnya pembuluh

darah sehingga kerja jantung untuk menarik darah yang kaya

karbondioksida kedalam jantung meningkat, dari kerja jantung yang

meningkat untuk mengembalikan darah sehingga pembuluh darah menjadi

lebih sempit dan dinding pembuluh darah menjadi kaku dapat

menyebabkan hipertensi pada tekanan diastolik.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi

Eksperimental. Adapun rancangan yang digunakan yaitu rancangan


dengan metode control group (pretest-postest with control group) desain

dengan rancangan pre-test dan post-test. Kelemahan dari desain ini adalah

tidak ada jaminan bahwa perubahan yang terjadi pada variabel perlakuan

atau tanpa perlakuan. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dilakukan

observasi pertama dimana memungkinkan peneliti dapat menguji

perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan tehnik

akupresur yang dilakukan dengan cara melakukan pengukuran tekanan

darah pre eksperimen dan post eksperimen yang dilakukan 3 kali dalam 1

minggunya. Data pre-test dan post-test akan dianalisa sehingga dapat

diketahui perbedaan tekanan darah responden sebelum dan sesudah

perlakuan dan juga dapat diketahui pengaruh tehnik akupresur itu sendiri

terhadap tekanan darah tersebut.

2. Kualitas Data

Responden penelitian ini hanya terbatas pada pasien hipertensi

yang melakukan tehnik akupresur yang terdiri dari 32 responden yang

terbagi menjadi 16 responden pada kelompok perlakuan dan 16 responden

pada kelompok kontrol.

3. Bias Informasi

Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan observasi

pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah tehnik akupresur,

kemungkinan observasi tersebut belum sempurna dikarenakan rata-rata

waktu pemberian tehnik akupresur yang menderita hipertensi sebagian ada

yang mengkonsumsi obat hipertensi atau obat penurunan tekanan darah,


sehingga observasi yang diperoleh belum maksimal. Akan tetapi peneliti

berusaha semaksimal mungkin agar mendapatkan hasil yang lebih baik

dan bermanfaat dengan melakukan desain penelitian yang tepat sehingga

hasilnya sesuai dengan tujuan penelitian dan diharapkan mempengaruhi

hasil penelitian ini.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan pemberian tehnik akupresur terhadap

penderita hipertensi di Puskesmas Koba Tahun 2023 mengalami

perbedaan signifikan dan penurunan tekanan darah. Tehnik akuapresur

dapat dijadikan alternatif pengobatan non farmakologi dalam menurunkan

tekanan darah lansia.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik pada

kelompok perlakuan sebelum diberikan tehnik akupresur sebesar 164,94

mmHg dan tekanan darah sistolik setelah diberikan tehnik akupresur

sebesar 153,56 mmHg sedangkan tekanan darah sistolik pada kelompok

kontrol sebelum diberikan tehnik akupresur sebesar 165,81 mmHg dan

tekanan darah sistolik setelah diberikan tehnik akupresur sebesar 166,63

mmHg.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah diastolik pada

kelompok perlakuan sebelum diberikan tehnik akupresur sebesar 100,56

mmHg dan tekanan darah diastolik setelah diberikan tehnik akupresur

sebesar 96,88 mmHg sedangkan tekanan darah diastolik pada kelompok

kontrol sebelum diberikan tehnik akupresur sebesar 100,56 mmHg dan

tekanan darah diastolik setelah diberikan tehnik akupresur sebesar 97,88

mmHg.
B. Saran

1. Bagi Institusi Kesehatan

a. Puskesmas Koba diharapkan dapat memasukkan terapi akupresur ke

dalam program tetap pelaksanaan posyandu lansia.

b. Terapi komplementer yaitu tehnik akupresur sebagai salah satu pilihan

intervensi keperawatan dalam menurunkan tekanan darah pada pasien

hipertensi di Puskesmas Koba

2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Diharapkan untuk mengembangkan penelitian ini dengan

membandingkan terapi akupresur dengan terapi lainnya pada pasien

hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Akinlua, J.T. (2018). Beliefs about Hypertension Among Primary Health Care
Workers and Clients in Nigeria: A Qualitative Study. Plos One. 13(12).
Amaliyyah, R. (2021). Pengaruh Pemberian Pisang Ambon dan Pisang Mas
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang Provinsi
Sumatra Selatan Title. 6.
Aminuddin, Sudarman, Yulianus., & Syakih, Moh. (2020). Penurunan Tekanan
Darah Penderitra Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur. Pp. 57-
61.s Pemberian Video Tutorial Dan Ppt Untuk Mengukur Nilai Teori. 5
(1).
Astuti, Windi., Taufiq, Muhammad., & Muhhamda, Taufik. (2021). Implementasi
Wilcoxpn Signed Rank Test Untuk Mengukur Efektifit
Bagaskara, R. G., Simanjuntak, D. R., & Suryanegara, W. (2018). Hubungan
Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi Pada Individu Usia ≥ 18 Tahun Di
Indonesia (Analisis Lanjutan Data Riskesdas 2018). Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia, 002, 2-7.
Citra. (2016). Hubungan Akupresur dengan Tingkat Nyeri. Jurnal Keperawatan. 1
(1). 49-55
Cortas, K. (2008). Hypertension. dalam Kusumawaty, J., Hidayat, N., dan
Ginanjar, E. (2016). Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi
Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis.
16(2), 46-51.
Deepublish. (2021). Pengertia Tinjauan Pustaka, Manfaat, Cara Membuat dan
Contoh Lengkap (pp.1-12)
Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah. (2020-2022). Pelayanan Penderita
Hipertensi Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Koba
Fengge, A. (2012). Terapi Akupresur Manfaat dan Teknik Pengobatan.
Yogyakarta: Crop Circle Crop. dalam Saputra, A., Pebriani, S.H.,
Tafdhila., Syafe’I, A. (2023). Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Malahayati Nursing Journal.
5(1), 80-87.
Hani, & Syifa, A. N. (2021). Jurnal of Health Science Gambaran Status Tekanan
Darah Penderita Hipertensi di Desa. Emdat Suoprayitno, Dkk, 4 (2), 20-
23.
Kamelia, Nur Dina., Ariyani, Anota Dwi., & Rudiyanto. (2021). Terapi Akupresur
Pada Tekanan Darah Penderita Hipertensi : Studi Literatur. 18-24.
Kemenkes RI. (2019). Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
Tentang Hipertensi
Komariah, Maria., et al. (2021). Literature Review Terkait Manfaat Terapi
Akupresur Dalam Mengatasi Berbagai Masalah Kesehatan. 02 (04)
Kusumawaty, J., Hidayat, N., dan Ginanjar, E. (2016). Hubungan Jenis Kelamin
dengan Intensitas Hipertensi Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Lakbok Kabupaten Ciamis. 16(2), 46-51.
Lumowa, G. (2020). Gambaran penderita hipertensi pada lansia di wilayah kerja
puskesmas karangjati kabupaten ngawi 4(1), 1-23.
Majid, Y.A., dan Rini, P.S. (2016). Terapi Akupresur Memberikan Rsa Tenang
dan Nyaman serta Mampu Menurunkan Tekanan Darah Lansia.
Palembang: STIKES Muhammadiyah Palembang.
Maulidah., Khilwa, Neni., Neni, & Maywati,. Sri. (2022). Hubungan
Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Keluarga Dengan Upaya Pengendalian
Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Cikampek
Kabupaten Karawang. 18(1).
Notoatmodjo. (2013). Variabel Independen dan Variabel Dependen. Journal Of
Chemical Information and Modelling, 53(9).
Nurarif & Kusuma, 2016). Terapi Komplementes Akupresure. Journal of
Chemical Information and Modelling, 53(9), 1689-1699.
Pratama, Satria Artha., & Permatasari., Rita Intan.(2021). Pengaruh Penerapan
Standar Operasional Prosedur Dan Kompetnsukti Terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan Divisi Ekspor PT. Dua Kuda Indonesia. 11(1).
Potter, P. A., & Perry, A. G. 2019. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik Volume 1 Edisi7. Jakarta: Salemba Medika
Riamah. (2019). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi Pada Lansia Di
UPT PTSW Khusul Khotimah.
Saputra, A., Pebriani, S.H., Tafdhila., Syafe’I, A. (2023). Pengaruh Terapi
Akupresur Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Malahayati Nursing Journal. 5(1), 80-87.
Sari, Ayu Permata., Yusuf, Ah,. & Wahyuni, Erna Dwi,. (2014). Perubahan
Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Melalui Therapeutical
Gardening di UPT PSLU Magetan.
Suwarni, N.M., Sukmandari, N.M.A., dan Wulandari, M.R.S. (2021). Pengaruh
Pemberian Terapi Akupresur Terhadap Tekanan Darah Lansia Di
Puskesmas Kediri I Tabanan. Jurnal Surya Medika. 7(1), 243-247.
Wariin, S., dan Pranata, A.E. (2018). Pengaruh Penekanan Titik Akupresur Taixi
(Ki3), Sanyinjiao (Sp6) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
Dengan Hipertensi Di Pstw Jember. Jurnal Kesehatan dr. Soebandi. 6(2).

Anda mungkin juga menyukai