M
DENGAN DIAGNOSA PERITONITIS DENGAN TINDAKAN LAPARATOMY
DI RUANG OK RSUD Dr.H.MOCH.ANSARI SALEH BANJARMASIN
PADA TANGGAL 10 JANUARI 2022
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD YUNUS
NIM :2114301114
Mahasiswa,
Muhammad Yunus
Mengetahui,
b. Radiologi
Hepar : ukuran normal.tepi tajam reguler echoparenkim homogen, sistem
porta/vasculer/bilier tidak melebar,nodul/kista(-)
Gall Blader : uuran normal, dinding tidak menebal, batu/sluge (-)
Pancreas : ukuran normal, echoparenkim homogen ductus pancreaticus
tidak melebar, massa/ klasifikasi(-)
Lien : ukuran normal, echoparenkim homogen,sudut tajam, regular,
nodul/kista(-)
Ren D/S ukuran normal, echoparenkim homogen,batas cortex medula tegas,
sistem pelviocalices D/S tidak melebar,batu/Kista(-)
Vesica urinaria : mukosa reguler,batu/masa/clot(-)
Prostat : ukuran normal,tidak nampak massa solid/kistik
Cairan bebas intra abdomen dengan nyeri tekan seluruh lapang abdomen
Kesimpulan :
Pertonitis akut
c. Terapi
- IVFD RL 20 tpm
- Cefotaxim 2x1 gr
6. Pertimbangan Anestesi
a. Faktor penyulit : tidak ada
b. Jenis Anestesi : General anestesi
c. Teknik Anestesi : Intubasi Endotrakea
d. Penjelasan pertimbangan anestesi terhadap kasus pembedahan :
operasi dengan durasi lebih lama dan Mempermudah ventilasi positif dan
oksigenasi
7. Kesimpulan Status Fisik
Pasien dengan status fisik ASA I dimana pasien penyakit bedah tanpa disertai
penyakit sistemik karena tidak mempunyai riwayat penyakit seperti diabetes
militus, hipertensi, dan asma.
B. Analisa data
No Symptom Etiologi Problem
PRE ANESTESI
1 DS : Infeksi bakteri Nyeri Akut
P : pasien mengatakan nyeri pada perut Peradangan pada lapisan
bagian kanan bawah sampai menjalar dinding dalam perut
Q : seperti rasa panas
R : Perut bagian bawah dan nyeri
menjalar kontralateral
S: skala nyeri 6 (VAS 1-10)
T : terus menerus.
DO :
TD :130/90 mmHg
N : 92 x/mnt
S : 36,40C
RR : 20 x/mnt
Skala nyeri : 6 (1-10)
Mc. Burney adanya nyeri tekan dan
nyeri lepas, nyeri menjalar
2. Pasien tampak
Meringis
INTRA ANESTESI
1 DS :- Penggunaan obat anestesi Bersihan jalan napas
DO: tidak efektif
- terpasang endotrakea tube ukuran 7,5 Hipersalivasi
- terdapat saliva di sekitar endotrakea
tube dan rongga mulut Bersihan jalan napas tidak
- penggunaan obat anestesi efektif
- TTV :
TD : 124/80 mmHg
N : 100 x/menit
RR: 18 x/menit
PASCA ANESTESI
1 DS : - Efek Agen Obat Anestesi Resiko jatuh
DO: Resiko jatuh
- aldrete score : <8
- pasien belum sadar penuh dari efek
obat anestesi
- gerakan pasien tidak teratur
- Tepasang oksigen face mask 9 lpm
C. Problem ( Masalah )
1. PRE ANESTESI
- Nyeri akut
2. INTRA ANESTESI
- Bersihan jalan napas tidak efektif
3. PASCA ANESTESI
- Resiko jatuh
D. Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi
a. Pra Anestesi
Nama : Tn.M No. CM : 467705
Umur : 37 th Dx : Perinoritis
Jenis kelamin : Pria Ruang : OK
B (Background) Pada saat intra anestesi pasien mendapatkan obat pre medikasi sulfas
atrofin 0,25, midazolam 2 mg, fentanyl 100 mcg, obat induksi propofol
100 mg, pelumpuh otot atrakurium 25 mg, N2O : O2, dan sevofluran.
Riwayat Obat Obatan, Setelah obat-obatan anestesi dimasukan melalui intravena lalu
Pengelolaan Pasien Selama dilakukan pre oksigenasi dan intubasi menggukan ETT no. 7. Selama
Intra Anestesi intra anestesi berlangsung pasien mengalami penurunan tekanan darah
lalu pasien diberikan epidrin 10 mg. Pada saat pengakhiran anestesi
pasien dilakukan ekstubasi dan diberikan ketorolac 30 ml dan
paracetamol 1 g.
A (Assestment/Analisa) Pada saat pasca anestesi, masalah yang muncul yaitu bersihan jalan
nafas tidak efektif karena terpasangnya tampon pada kedua hidung
masalah yang muncul saat ini pasien yang menyebabkan pasien susah bernafas dan harus bernafas
melalui mulut .
R (Recommendation) Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah bersihan
jalan nafas tidak efektif yaitu :
1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
Rekomendasi untuk mengatasi 2. Beri posisi yang tepat pada pasien
masalah ( perawatan dan 3. Edukasi terkait pemasangan tampon dan mengindikasikan pasien
pengobatan lebih lanjut ) bernafas melalui mulut
Nama dan Paraf yang Muhammad yunus Paraf
menyerahkan pasien