Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN 1

HASIL TINDAKAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN DENGAN PEMERIKSAAN


TANDA – TANDA VITAL PADA NY “AN” RUANG KIA PUSKESMAS ABE PANTAI
TANGGAL 12 SEPETEMBER 2021

DISUSUN OLEH:

HENI ALBERTINA REREY

NIM.PO.71.24.4.17.085

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN JAYAPURA

TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN DENGAN


JUDUL : “HASIL TINDAKAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN DENGAN
PEMERIKSAAN TANDA – TANDA VITAL PADA NY “AN” DI RUANG KIA
PUSKESMAS ABE PANTAI”

TELAH DIPERTAHANKAN DIHDAPAN DEWAN PENGUJI LAPORAN TUGAS


AKHIR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

TELAH DISETUJUI DAN SYAHKAN


PADA HARI/TANGGAL .................................2021

Oleh :

Andrea
NIM

MENGETAHUI,

PEMBIMBING PENDIDIKAN PEMBIMBING LAHAN

ROGANDA SIMANJUNTAK, SST., M.KEB DIAN AMRIN, SST


NIP. NIP.

DI SYAHKAN OLEH :
KA. PRODI D-III KEBIDANAN JAYAPURA

MUJI LESTARI, S. SIT, M. KES


NIP. 19760608 200312 2 002
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
kelimpahan rahmat-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Klinik
Kebidanan 1 di puskesmas Abe Pantai ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan Praktek Klinik Kebidanan 1 ini kami banyak mendapat
bantuan, arahan, bimbingan dari berbagai pihak yang bersifat dukungan moriil maupun
materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Direktur Poltekkes Kemenkes Jayapura


2. Kepala Puskesmas Abe Pantai
3. Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jayapura
4. Sekretaris Jurusan Kebidanan
5. Ketua Program Studi Diploma Tiga Kebidanan Jayapura
6. Pembimbing pendidikan
7. Pembimbing praktek lahan di Puskesmas Abe Pantai
8. Staf di Puskesmas Abe Pantai dan pihak-pihak lain yang terkait dan telah membantu
demi kelancaran pelaksanaan praktek klinik ini.
Kami menyadari sepenuhnya dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan, untuk itu kami sangat megharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan berikutnya.
Semoga laporan Praktek Klinik Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
pembaca pada umunya.

Jayapura, 13 September 2021

Penyusun
Andrea

NIM.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
VISI DAN MISI
BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ..................................................................................................
B.       Tujuan
C.       Waktu
D.      Manfaat

BAB II MANAJEMEN KEBIDANAN


A.      Pemeriksaan Leopold pada ibu hamil
1.    Tinjauan Teori ....................................................................................................
2.    Tinjuan kasus ....................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN


BAB IV PENUTUP
A.      Kesimpulan .......................................................................................................
B.       Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN—LAMPIRAN
1.      Log Book
2.      Rekap Kegiatan Harian
3.      Rekap Pencapaian Target
4.      Daftar Hadir
5.      Lembar Konsul
6. Kartu Mahasiswa
7. Dokumentasi
VISI MISI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN JAYAPURA

Visi
“Terwujudnya Program Studi Diploma III Kebidanan Jayapura dalam
mencetak tenaga bidan yang professional, mandiri dan kompetitif dalam
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Malaria dan HIV/AIDS
Tahun 2024”

Misi
1. Menyelenggarakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara Efektif dan
Efisien
2. Menyelenggarakan Pendidikan berbasis IPTEK
3. Melakukan kegiatan publikasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
melalui jurnal terakreditasi nasional dan internasional haki dan paten
4. Meningkatkan manajemen tatakelola
5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM
6. Menyiapkan sarana dan prasarana Pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat penting untuk memelihara kesehatan. Tenaga medis juga perlu memberi
pengetahuan tentang kesehatan. Supaya masyarakat tetap menjaga kesehatan dan kebersihan
lingkungannya. Pemeriksaan tanda-tanda vital (vital sign) merupakan pemeriksaan pertama
yang dilakukan kepada klien. Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk
mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda-tanda vital terdiri dari tekanan darah,
suhu tubuh, denyut nadi, dan respirasi.
Tanda-tanda vital harus diukur dan dicatat akurat, karena menentukan pengobatan atau
terapi yang akan diberikan pada klien. Tanda vital memiliki nilai yang sangat penting pada
fungsi tubuh. Pemeriksaan juga dilakukan untuk memantau perkembangan pasien , sehingga
rutin dilakukan sebagai pengawasan gangguan sistem tubuh.
B. Tujuan
1.      Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital secara tepat
dan benar serta mengumpulkan data dasar.
2.      Tujuan khusus
a.    Mahasiswa dapat mengkaji data pasien.
1)      Subyektif
2)      Obyektif
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan manfaat pemeriksaan.
c. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan.
d. Mahasiswa dapat melakukan tindakan sesuai dengan langkah-langkah dan
sistematis.
e. Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
C.     Manfaat
1.      Bagi pasien
Dapat mengetahui pentingnya pemeriksaan tanda-tanda vital.
2.      Bagi mahasiswa
Dapat menjelaskan tujuan dan melaksanakan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital.

BAB II

TINJAUAN TEORI

Pemeriksaan tanda-tanda vital

Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem

tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan Tekanan

Darah.

Tujuan :

-                    Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.

-                    Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)

-                    Menilai kemampuan kardiovaskuler

-                    Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan

-                    Menilai kemampuan fungsi pernapasan

-                    Mengetahui nilai tekanan darah.

1.      Tekanan darah

Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan

yang tertutup; yaitu pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah

adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri,  Tekanan ditentukan oleh

kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari arteri,  diukur

dengan alat pengukur tekanan darah dan stetoskop (Ethel Sloane, 2003).
Tekanan darah terus-menerus berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan,

keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dan obat-obatan.Dua angka dicatat ketika mengukur

tekanan darah. Angka  yang lebih tinggi, adalah tekanan sistolik, mengacu pada tekanan di

dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Angka yang

lebih rendah, adalah  tekanan diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung

beristirahat dan pengisian darah. Baik tekanan sistolik dan diastolik dicatat sebagai “mm Hg”

(milimeter air raksa). Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut.

Tekanan darah pada lengan kanan biasanya 5-10 mmHg lebih tinggi dibandingkan

dengan tekanan darah pada lengan kiri. Sedangkan tekanan darah di tungkai biasanya 15-20

mmHg lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah pada lengan , meskipun dengan

berbaring. Hal ini sebagian berkaitan dengan hukum Poisuille, yang pada intinya menyatakan

tahanan total pembuluh darah yang dihubungkan secara parallel lebih besar daripada tahanan

satu pembuluh darah besar. Tekanan darah di dalam aorta lebih kecil dibandingkan tekanan

darah di dalam cabang-cabang arteri ekstremitas bawah. Tekanan darah sangat bervariasi,

bergantung pada tingkat eksitasi pasien, tingkat aktivitas, kebiasaan merokok, nyeri, distensi

kandung kemih atau pola diet. Selama pernapasan tenang biasanya terjadi penurunan tekanan

sistolik sampai 10 mmHg  pada waktu inspirasi.

Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:

a. Bayi usia di bawah 1 bulan     : 85/15 mmHg

b. Usia 1 - 6 bulan                      : 90/60 mmHg

c. Usia 6 - 12 bulan                    : 96/65 mmHg

d. Usia 1 - 4 tahun                      : 99/65 mmHg

e. Usia 4 - 6 tahun                      : 160/60 mmHg

f. Usia 6 - 8 tahun                      : 185/60 mmHg


g. Usia 8 - 10 tahun                    : 110/60 mmHg

h. Usia 10 - 12 tahun                  : 115/60 mmHg

i. Usia 12 - 14 tahun                  : 118/60 mmHg

j. Usia 14 - 16 tahun                  : 120/65 mmHg

k. Usia 16 tahun ke atas              : 130/75 mmHg

l. Usia lanjut                           : 130-139/85-89 mmHg

Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:

a. Hipertensi rendah : 140 - 159/ 90-99 mmHg

b. Hipertensi sedang : 160 - 169/100-109 mmHg

c. Hipertensi berat    : 180 - 209/110-119 mmHg

Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah:

a. Lengan atas

b. Pergelangan kaki

Pelaksanaan:

a.       Alat dan bahan

1) Sfigmomanometer (tensimeter)

2) Stetoskop

3) Buku catatan tanda vital

4) Pena

b.      Cara kerja

Cara palpasi

1) Jelaskan prosedur pada klien.

2) Cuci tangan.

3) Atur posisi pasien

4) Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang.


5) Lengan baju di buka.

6) Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti  (jangan

terlalu ketat maupun terlalu longgar)

7) Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinister

8) Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba

9) Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis   tidak

teraba

10) Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara manset

secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara

berlawanan arah jarum jam.

11) Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini

menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.

12) Catat hasil.

13) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Cara auskultasi

1) Jelaskan prosedur pada klien.

2) Cuci tangan.

3) Atur posisi pasien

4) Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi telentang.

5) Buka lengan baju.

6) Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan

terlalu ketat maupun terlalu longgar).

7) Tentukkan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.

8) Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9) Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik radialis tidak teraba.

10) Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan dengarkan.

11) Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan

memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.

12) Catat tinggi air raksa manometer saat per¬tama kali terdengar kembali denyut.

13) Catat tinggi air raksa pada manometer

14) Suara Korotkoff I: menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi

15) Suara Korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi.

16) Catat hasilnya pada catatan pasien.

17) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

2.      Suhu

Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh,

dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan

suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh

hipotalamus.

Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol

karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Suhu tubuh normal seseorang bervariasi,

tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan, makanan yang dikonsumsi, gangguan

organ, waktu. Suhu tubuh normal, menurut American Medical Association, dapat berkisar

antara 97,8˚F atau setara dengan 36,5˚C sampai 99˚F atau 37,2˚C.

Faktor- Faktor yang mempengaruhi Suhu Tubuh yaitu antara lain :

1) Umur

2) Aktifitas tubuh

3) Jenis kelamin
4) Perubahan emosi

5) Perubahan cuaca

6) Makan, minum, rokok, dan lavemen

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36˚C -

37,5˚C. Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jika suhu

tubuhnya < 36˚C.

Seseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:

1) - Demam : 37,5 ˚C - 38˚C

2) - Febris : 38˚C - 39˚C

3) Hipertermia: > 40˚C

Pelaksanaan

a.       Alat dan bahan

1) Termometer

2) Tiga buah botol

3) botol pertama berisi larutan sabun

4) botol kedua berisi larutan desinfektan

5) botol ketiga berisi air bersih

6) Bengkok

7) Kertas/tisu

8) Vaselin

9) Buku catatan suhu

10) Sarung tangan

b.      Pemeriksaan suhu aksila

1) Jelaskan prosedur kepada klien


2) Cuci tangan

3) Gunakan sarung tangan

4) Atur posisi pasien

5) Tentukan letak aksila (ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan

tissue

6) Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34˚C – 35˚C.

7) Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada

(mendekap dada)

8) Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya

9) catat hasil

10) Bersihkan termometer dengan kertas / tissue

11) Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan

keringkan.

12) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

3.      Nadi

Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang

berdasarkan sistol dan diastole dari jantung. Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung, atau

berapa kali jantung berdetak per menit. Mengkaji denyut nadi tidak hanya mengukur

frekuensi denyut jantung, tetapi juga mengkaji irama jantung dan kekuatan denyut jantung.

Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada

pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea

pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan

denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop. Denyut nadi dapat meningkat pada saat

berolahraga, menderita suatu penyakit, cedera, dan emosi.


Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:

1) - Bayi baru lahir                                    : 140 kali per menit

2) - Umur di bawah umur 1 bulan              : 110 kali per menit

3) - Umur 1 - 6 bulan                                : 130 kali per menit

4) - Umur 6 - 12 bulan                              : 115 kali per menit

5) - Umur 1 - 2 tahun                                : 110 kali per menit

6) - Umur 2 - 6 tahun                                : 105 kali per menit

7) - Umur 6 - 10 tahun                              : 95 kali per menit

8) - Umur 10 - 14 tahun                            : 85 kali per menit

9) - Umur 14 - 18 tahun                            : 82 kali per menit

10) - Umur di atas 18 tahun                        : 60 - 100 kali per menit

11) - Usia Lanjut                                         : 60 -70 kali per menit

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut bradicardi. Jika

jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.

Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:

1) - Ateri radialis                : Pada pergelangan tangan

2) - Arteri temporalis        : Pada tulang pelipis

3) - Arteri karotis : Pada leher

4) - Arteri femoralis           : Pada lipatan paha

5) - Arteri dorsalis pedis    : Pada punggung kaki


6) - Arteri politela : pada lipatan lutut

7) - Arteri bracialis            : Pada lipatan siku

8) - Ictus cordis                : Pada dinding iga, 5 – 7

9) Pelaksanaan:

a.       Alat dan bahan

1) Arloji (jam) atau stopwatch

2) Buku catatan nadi

3) Pena

b.      Cara kerja

1) Jelaskan prosedur pada klien

2) Cuci tangan

3) Atur posisi pasien (manusia coba)

4) Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh

5) Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)

6) Periksa denyut nadi (arteri) dengan meng¬gunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan

jari manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan

denyutan.

7) Catat hasil.

8) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

4.      Pernafasan

Merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen

dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola

pernapasan. Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas

per menit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya

melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada
meningkat. Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi. Ketika

memeriksa pernapasan, adalah penting untuk juga diperhatikan apakah seseorang memiliki

kesulitan bernapas.

Frekuensi Pernafasan Normal:

1) Bayi baru lahir 40 – 60 x/menit.

2) 1 – 11 bulan 30x/menit

3) 2 tahun 25x/menit

4) 4 – 12 tahun 19 – 23x/menit

5) 14 – 18 tahun 16 – 18x/menit

6) Dewasa 12 – 20x/menit

7) Lansia (>65 tahun ) Jumlah respirasi meningkat bertahap

Pelaksanaan:

a.       Alat dan bahan

1) Arloji (jam) atau stop-watch

2) Buku catatan

3) Pena

b.      Cara kerja

1) Jelaskan prosedur pada klien

2) Cuci tangan

3) Atur posisi pasien .

4) Hitung frekuensi dan irama pernapasan.

5) Catat hasil.

6) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

B.     Konsep manajemen varney


Manajemen kebidanan adalah proses pencegahan masalah yang digunakan sebagai

metode untuk mengorganisasikan pikiran serta tindakan berdasarkan teori yangilmiah,

penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan

yang berfokus pada klien (Varney, 1997).

Ada 7 langkah varney yang dilakukan:

1.      Mengumpulkan data dasar

a.       Subyektif

1)    Biodata klien dan penanggung jawab

Nama:  Untuk mengenal klien, serta penanggung jawab.

Umur:  Untuk mengetahui umur dari ibu serta suami.

Agama:  Perlu dicatat, karena hal ini sangat berpengaruh di dalam kehidupan termasuk

kesehatan, dan akan mudah dalam mengatasi masalah kesehatan pasien.

Suku : Untuk mengetahui dari suku mana ibu dan suami berasal dan menentukan cara

pendekatan serta pemberian asuhan.

Pendidikan:  Tingkat pendidikan sangat besar pengaruhnya di dalam tindakan asuhan

kebidanan selain itu anak akan lebih terjamin pada orang tua pasien (anak) yang tingkat

pendidikannya tinggi.

Pekerjaan: Jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga dan juga

dapat mempengaruhi kesehatan.

Alamat   : Dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak dan dapat memberi

petunjuk keadaan tempat tinggal pasien.

2)      Keluhan

Diisi sesuai dengan keluhan ibu saat datang.

3)      Riwayat menstruasi


Menarche, siklus, lama, jumlah, disminore.

4)      Riwayat kesehatan yang lalu

Untuk mengetahui kondisi ibu dulu pernah sakit atau tidak

5)      Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

a)      Prenatal

Untuk mengetahui kondisi Ibu selama hamil, adakah komplikasi/tidak, periksa kehamilan

dimana dan berapa kali, serta mandapatkan apa saja dari petugas kesehatan selama hamil.

b)      Natal

Untuk mengetahui cara persalinan, ditolong oleh siapa, apakah ada penyulit/tidak selama

melahirkan seperti perdarahan.

c)      Post Natal

Untuk mengetahui berapa lama Ibu mengalami masa nifas serta adakah komplikasi atau

tidak. Baik berhubungan dengan ibu maupun bayi.

6)      Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu yang sekarang

7)      Riwayat kesehatan keluarga

Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama :

a)      Anggota keluarga yang mempunayi penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti

TBC, hepatitis dll.

b)      Penyakit keluarga yang  diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah,

jiwa, asma dll.

c)      Riwayat kehamilan kembar.

8)      Riwayat biopsikososial


a)            Nutrisi

Lauk pauk, porsi, frekuensi.

b)            Eliminasi

BAB ± 2kali/ hari dan BAK ± 5 kali/ hari, konsistensi.

c)            Istirahat

Istirahat siang ± 3- 4 jam/ hari dan isirahat malam ± 8-10 jam/ hari

d)           Personal Hygiene

Mandi 2 kali/ hari, ganti baju setiap kali mandi.

e)            Aktivitas

Pekerjaan yang dilakukan sehari hari. Contohnya ibu rumah tangga sehari hari menyapu

memasak, dll.

f)             Kebiasaan hidup sehat

Merokok atau tidak, minum-minuman keras atau tidak, dll.

b.      Obyektif

1)      Pemeriksaan Umum

Keadaan umum        : Baik/cukup/lemah

Kesadaran                : Composmentis/somnolen/koma

Tanda-tanda vital

Tekanan Darah: 120/80 mmHg

Nadi            : 120-160 x/m

Suhu            : 36.5-37.5oC

RR               : 40-60x/m

Antropometri

BB              : 52kg

TB              : 155cm
2)      Pemeriksaan Fisik

a)      Inspeksi

-    Kepala       : Ada benjolan abnormal/tidak, ada caput succedaneum maupun cephal

hematum/tidak, rambut hitam menyebar merata/tidak

-    Wajah        : Pucat/tidak,oedema/tidak.

-    Mata          :  Simetris/tidak, sklera kuning/tidak, konjungtiva pucat/ tidak

-    Hidung      :  Simetris/tidak, ada polip/tidak, ada pernafasan cuping hidung/tidak,

-    Mulut        :  Sianosis/tidak, agak kebiruan/tidak, ada labioschisis maupun 

labiopalatoschisis/tidak, lidah bersih/tidak, gigi karies atau tidak.

-    Telinga      :  Simetris/tidak, ada serumen/tidak.

-    Leher         : ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran limfe/tidak.

-    Dada         : Simetris/tidak,  terlihat  refraksi dada/tidak, puting susu menonjol/tidak. 

-    Perut          :  Tampak pembesaran hepar atau tidak

-    Ekstremitas

      Atas              :  Simetris/tidak, terdapat polydaktil maupun syndaktil/tidak, pergerakan

lemah/tidak, warna agak  kebiruan/tidak, terlihat kering/tidak

      Bawah          : Simetris/tidak, terdapat polydaktil maupun syndaktil/tidak, pergerakan

lemah/tidak, warna agak  kebiruan/tidak, terlihat kering/tidak.

b)      Palpasi

-    Kepala          :    teraba benjolan abnormal/tidak.

-    Leher            :    teraba pembesaran kelenjar tyroid/tidak,  teraba pembesaran kelenjar

limfe/tidak dan teraba pembesaran vena jugularis/tidak.

-    Perut             : teraba benjolan abnormal/tidak, terdapat pembesaran hepar/tidak.


-    Ekstremitas  :   

                  Atas              :  edema/tidak, pucat/tidak, pergerakan aktif/tidak

                  Bawah          :  edema/tidak, pucat/tidak, pergerakan aktif/tidak

c)      Auskultasi

-    Dada            :    terdengar bunyi ronchi maupun wheezing atau tidak

d)     Perkusi

-     Abdomen     :  Kembung /tidak

2.      Menginterpretasikan data dasar

a.       Diagnosa

Sesuai dengan keluhan dan hasil pemeriksaan.

b.      Masalah

Contohnya: ibu merasa tidak nyaman karena sering kencing

c.       Kebutuhan

Diberikan sesuai dengan masalah yang dirasakan ibu.

Kebutuhan ibu: penjelasan mengenai ketidaknyamanan yang dirasakan.

3.      Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial

a.       Diagnosa potensial

b.      Masalah potensial

4.      Menetapkan tindakan segera


Dilakukan sesuai dengan masalah potensial yang ada. Mengidentifikasi perlunya tindakan

segera oleh bidan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan lainnya.

a.       Mandiri

Contohnya: menolong persalinan secara normal, tanpa penyulit.

b.      Kolaborasi

c.       Rujukan

5.      Menyusun rencana

Rencana harus disetujui oleh klien. Dikembangkan berdasarkan intervensi sekarang dan

antisipasi diagnosa.

6.      Melakukan asuhan

Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan menjamin rasa aman klien.

7.      Mengevaluasi

Mengetahui sejauh mana tingkat kebehasilan asuhan yang diberikan kepada klien.
BAB III

TINJAUAN KASUS

HASIL TINDAKAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN I DENGAN PEMERIKSAAN

TANDA-TANDA VITAL PADA Ny “AN” DI RUANG KIA PUSKESMAS ABE PANTAI

TANGGAL 13 SEPTEMBER 2021

A.    Pengunpulan Data Dasar

Tanggal : 13 September 2021

Jam : 10.15 WITA

Ruang : KIA

1.      Subjektif

a.       Biodata

Nama : Ny “AN” Tn “DA”

Usia : 27 tahun 31 tahun

Agama : Islam Islam

Suku : Jawa Jawa

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : Tidak Bekerja Swasta


Alamat : Jl. Sudirman, RT 5/ RW 3, Abe Pantai

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan langkah-langkah pemeriksaan tanda-tanda vital yang ada pada teori yang

kami lakukan dalam praktek terdapat sedikit perbedaan dengan teori. Di dalam teori setiap

akan melakukan pengukuran tanda-tanda vital harus didahului dengan cuci tangan, tetapi

dalam prakteknya cuci tangan tidak dilakukan. Mengukur suhu tubuh ada 3 metode yaitu

axilla, oral, rectal. Tetapi dalam prakteknya yang digunakan setiap hari hanya metode axilla.

Dalam teori , termometer yang telah digunakan harus dibersihkan dengan lautan klorin 0,5

% , air sabun , air bersih. Tetapi dalam praktek hal itu tidak dilakukan, setelah dipakai

termometer hanya dibersihkan dengan tissue.

Dalam pengukuran denyut nadi dan pernafasan tidak terdapat kesenjangan dengan

teori. Sehingga, secara keseluruhan dapat dikatakan pemeriksaan tanda-tanda vital yang telah

kami lakukan bisa kami capai dengan baik, meskipun belum sempurna.
BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pemeriksaan tanda-tanda vital pada Ny “AN” dilkukan secara tepat dengan langkah yang

benar.

B.     Saran

1.      Pasien

Pasien diharapkan mengerti pentingnya pemeriksaan tanda-tanda vital dan rutin

memeriksakannya.

2.      Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan mampu menjadikan praktek ini sebagai tempat belajar yang baik

untuk menjadi tenaga medis yang profesional.


DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Kevin. 2019. Demam Saat Hamil dan Cara Mengatasinya Secara Alami. (Diakses

tanggal 23 April 2020) Didapat dari : https://www.alodokter.com/ demam-saat-hamil-

dan-cara-mengatasinya-secara-alami

Depkes RI. 2003. Malaria. Jakarta.

Depkes RI. 2007. Keputusan Menteri Kesehatan No.938/Menkes/SK/VIII/2007. Tentang

Standar Asuhan Kebidanan. Jakarta.

Dinkes Papua. 2015. Profil Kesehatan Tahun 2018. Papua

Dinkes Kota Jayapura. 2015. Profil Kesehatan Kota Jayapura 2018. Jayapura

Fatimah, Nuryaningsih. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Fakultas

Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai