AST
Nama Mahasiswa/NIM : Friska Gresya Silaen /01503210221 Week 1
|1
Data Objektif:
a. Hasil Observasi
Inspeksi :
- Pasien tampak nyeri dan terlihat menahan nyeri
- Terdapat cairan keluar dai bagian vagina terlihat berwarna putih kekuning-
kuningan.
3 Palpasi : 10
- Saat di palpasi terdapat nyeri tekan bagian abdomen bawah kanan dan
abdomen bawah kiri
- Skala Nyeri : 7 (Aktivitas), 5 ( Istirahat)
-Hasil pengkajian nyeri:
P: Pasien mengatakan yang memeperberat timbulnya nyeri: beraktifitas, jalan,
Olahraga, Stress. Yang dapat meredakan rasa nyeri: saat tirah baring, saat istirahat,
obat-obatan. Pasien juga mengatakan yang dilakukan saat timbul nyeri beristirahat
dan minum obat, nyri yang dirasakan sering membuat istirahat atau tidur menjadi
terganggu.
Q: Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk, diiris-iris, dan terasa sangat tidak
nyaman
R: saat dilakukan palpasi pada abdomen bawah kiri dan abdomen bawah kanan,
nyeri tekan (+) dan pasien mengatakan nyeri menetap dan tidak menyebar.
S: Rasa sakit tertusuk dengan (skala sedang/ moderate); 7 (saat aktivitas), 5 (saat
beristirahat)
T: Pasien mengataan Nyeri mucul sejak sekitar 4 hari belakangan, nyeri hilang
timbul, nyeri lebih sering dirasakan saat beraktivitas mengatakan tidur saja untuk
mengurangi rasa nyeri dan tidak banyak gerak.
b. Pemeriksaan Fisik
Vital Sign Pasien:
- BP : 98/57 mmHg, Tangan Kiri dengan Pulse Kuat dan Teratur.
- HR : 116x/mnt Kuat dan Teratur.
- RR : 20x/mnt.
- Temp : 36, 5ᵒC
- SpO2 : 98%
- GCS : E4M6V5
- Kesadaran Pasien : Kompos Mentis.
c. Pemeriksaan Penunjang :
Hasil Pemeriksaan Hematologi (06/09/2021):
Hb (L) :11.50 g/dl (Normal 11.70-15.50) ↓
RBC (H) :6.05 10 ̂ 6/µL (Normal 3.80 - 5.20) ↑
WBC (L) :3.46 10 ̂ 3/µL (Normal 3.60-11.00) ↓
MCV, MCH, MCHC
MCV (L) : 59.70 f L (Normal 80.00-100.00) ↓
MCH (L) : 19.00 pg (Normal 26.00- 34.00) ↓
|2
MCHC (L) : 31.90 g/ d L (Normal 32.00- 36.00) ↓
Hasil Pemeriksaan Urine (06/09/2021):
Macroscopic
Appearance : Slightly Cloudy (Normal : Clear)
Leucoyte Esterase : (+1) 25 cells/ µL (Normal: Negative)
Occult Blood : (+1) 10 cells/ µL (Normal: Negative)
Microscopic
Erythrocyte (H) : 5 cells/ µL (Normal: 0-3 cells/ µL) ↑
Leucocyte (H) : 15 cells/ µL (Normal: 0-10 cells/ µL
c. Pemeriksaan Penunjang :
Hasil Pemeriksaan Hematologi (06/09/2021):
Hb (L) :11.50 g/dl (Normal 11.70-15.50) ↓
RBC (H) :6.05 10 ̂ 6/µL (Normal 3.80 - 5.20) ↑
WBC (L) :3.46 10 ̂ 3/µL (Normal 3.60-11.00) ↓
MCV, MCH, MCHC
MCV (L) : 59.70 f L (Normal 80.00-100.00) ↓
MCH (L) : 19.00 pg (Normal 26.00- 34.00) ↓
MCHC (L) : 31.90 g/ d L (Normal 32.00- 36.00) ↓
Microscopic
Erythrocyte (H) : 5 cells/ µL (Normal: 0-3 cells/ µL) ↑
Leucocyte (H) : 15 cells/ µL (Normal: 0-10 cells/ µL) ↑
d. Terapi Medikasi :
Ceftriaxone 2 gr BD (IV)
Ketesse 1amp BD (IV)
Omeprazole 40 mg BD (IV)
Ondansentron 4mg TDS (IV)
Nexium 40 mg BD (IV)
|3
Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat praktik (bukan
menurut teori):
Tindakan pemberian terapi obat ketesse pada Ny. YK dilakukan selama kurang
lebih 5 menit pada pukul 08.15 Lantai 3 di ruang 305 B ASRI dengan langkah
tindakan sebagai berikut:
1. Mengecek program terapi medis pasien.*
2. Mengucapkan salam terapeutik
3. Melakukan kontrak waktu dan pemberian obat
4 *Menjelaskan mengapa dilakukan tindakan pemberian obat, fungsi obat 10
4. Menjelaskan langkah-langkah tindakan pada pasien. *
5. Persiapan alat:
- (handscoon, Syringe 10cc, Nacl 25 ml, alkohol swabs, plastic kuning,
sharpbox, MR pasien)
- Mendilute dan menyiapkan obat sesuai dosis yang diminta dan yang
tertera pada IMR ( didampingi kakak perawat dan melakukan double
cek obat)
Melihat order dengan menggunakan prinsip 6 Benar obat. Memeriksa
label obat, expiry date, dan nama obat, nama pasien, dosis, waktu serta
rute pemberian, serta jenis obat yang akan diberikan.*
6. Mencuci tangan dengan Handrub*
7. Melakukan dobble cek nama pasien
*Menanyakan nama dan tanggal lahir pasien
*(Mencocokkan IMR dan gelang pasien),
8. Memasang sarung tangan
9. Putar bagian port klem three way, melakukan desinfektan dengan alkohol
swab *, kemudian menyambungkan dengan syringe yang telah berisi obat
dengan mengaspirasi terlebih dahulu, memutar thereeway ke arah tubuh
pasien, mendorong plunger dan masukkan cairan NaCl, tutup kembali
threeway lalu sambungkan dengan selang infus untuk memberikan cairan
obat ketesse yang sudah dimasukkan dalam Nacl 100 ml untuk di drip,
putar kembali threeway dari arah selang ke arah tubh pasien.
10. Mengevaluasi respon pasien atas tindakan yang dilakukan *, menjelaskan
jika ada efek lain yang terasa atau memerlukan bantuan dapat menekan bel
pasien yang berada di samping tempat tidur.
11. Merapikan peralatan dan lingkungan sekitar pasien, menaikkan bedrail.
12. Melepas handscoon dan mencuci tangan.*
|4
Dasar Pemikiran:
Abdominal pain atau nyeri perut adalah rasa sakit atau nyeri yang Sakit perut
adalah rasa sakit yang Anda rasakan di antara dada dan selangkangan. Ini
sering disebut sebagai daerah perut atau belly (Medline, 2021). Banyak kondisi
yang berbeda dapat menyebabkan sakit perut. Penyebab sakit perut meliputi
(Smith KA, 2018):
Sembelit, Sindrom iritasi usus, Alergi atau intoleransi makanan (seperti
intoleransi laktosa), Keracunan makanan
Kemungkinan penyebab lain termasuk:
Radang usus buntu.Aneurisma aorta perut (penonjolan dan melemahnya arteri
utama dalam tubuh), Penyumbatan atau obstruksi usus, Kanker lambung, usus
5 15
besar (usus besar), dan organ lainnya.Kolesistitis (radang kandung empedu)
dengan atau tanpa batu empedu, Penurunan suplai darah ke usus (iskemik
usus), Divertikulitis (peradangan dan infeksi usus besar), Endometriosis,
Mulas, gangguan pencernaan, atau gastroesophageal reflux (GERD), Penyakit
radang usus (penyakit Crohn atau kolitis ulserativa), Batu ginjal, Ketegangan
otot, Pankreatitis (pembengkakan atau infeksi pankreas), Penyakit radang
panggul (PID), Kista ovarium pecah, Kram menstruasi yang parah, Kehamilan
tuba (ektopik), Bisul, Infeksi saluran kemih.
Radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID) adalah infeksi pada
organ reproduksi wanita, seperti serviks, rahim, dan ovarium. Salah satu penyebab
paling sering dari radang panggul adalah infeksi bakteri akibat infeksi menular
seksual (Mayoclinic, 2018). Diagnosis PID terutama klinis dan harus dicurigai pada
pasien wanita dengan nyeri perut bagian bawah atau panggul dan nyeri saluran genital
(NCBI, 2021)
Gejala dari radang panggul meliputi:
Adanya nyeri di panggul dan perut bagian bawah;
Terdapat keputihan dengan bau yang tidak sedap;
Perdarahan abnormal yang keluar melalui Miss V, terutama saat melakukan
hubungan seksual atau bisa juga terjadi diantara siklus menstruasi;
Demam kadang sampai menggigil;
Nyeri saat melakukan hubungan intim; dan
Nyeri atau sulit dalam berkemih (Healthline, 2019)
Pada pasien Ny. YK pasien mmiliki diagnosa Abdominal pain, dimana pasien
mengatakan terasa nyeri bagian perut bawah, diman jika berdasarkan teori diatas
salah satu penyebab lainnya dapat disebabkan oleh PID ( Pelvic inflammatory
Disease), dimana pasien juga mengalami tanda dan gejala dari PID yaitu keputihan
yang berbau amis yang berwarna seperti putih telur.
Maka dari berdasarkan data subjektif dan data objektif yang didapatkan dari
pasien Ny, Yk maka dapat diangkat diagnose keperawatan Nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera biologis ditandai dengan pasien mengatakan adanya nyeri pada
area peut bawah, dan adanya nyeri tekan pada palpasi abdomen bawah (kiri dan dan
kanan). tujuan dilakukannya tindakan pemberian terapi obat ketesse adalah untuk
menggurangi nyeri dimana obat ini termasuk dalam golonggan nonsteroidal anti-
inflammatory drugs (NSAIDs).
Obat ini dengan golongan turunan asam propionat dengan sifat analgesik, anti-
inflamasi, dan antipiretik. Ini adalah obat NSAID yang mengurangi sintesis
prostaglandin dengan menghambat jalur siklooksigenase. membantu meredakan nyeri
ringan hingga sedang seperti nyeri otot atau sendi, nyeri yang berhubungan dengan
periode menstruasi, dan sakit gigi (MIMS, 2021)
Analisa Tindakan Keperawatan:
Sebutkan prinsip tindakan dan apakah dosis/tindakan yang diberikan cukup untuk pasien?
6 Jelaskan (disertai sumber/artikel) 15
Prinsip dari pada tindakan pemberian terapi obat via IVadalah aseptik. Tindakan
aseptik adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi
dan menyebabkan perburukan kondisi pasien. Tindakan aseptik yang dilakukan saat
pemberian obat intravena adalah harus mendisinfektan threeway dengan alkohol swab
untuk meminimalisir masuknya bakteri ke dalam pembuluh darah melalui kanul.
Tujuan dilakukannya tindakan pemberian terapi obat ketesse adalah obat ini
merupakan turunan asam propionat dengan sifat analgesik, anti-inflamasi, dan
antipiretik.Terapi obat Ini termasuk NSAID yang dapat mengurangi sintesis
prostaglandin dengan menghambat jalur siklooksigenase. membantu meredakan nyeri
ringan hingga sedang seperti nyeri otot atau sendi, nyeri yang berhubungan dengan
periode menstruasi, dan sakit gigi (MIMS, 2021). Pasien mendapat terapi ini
dikarenakan sesuai dengan data subjektif yag idapat pada pasien yaitu merasakan nyeri
sejak 4 hari yang lalu, dan nyeri semakin berat, serta dengan skala nyeri yang terdapat
pada pasien yaitu (A/I: 7/5).
Dosis Nyeri akut sedang sampai berat
Dewasa: 50 mg 8-12 jam melalui injeksi bolus IV lambat selama tidak kurang dari 15
detik, atau diinfuskan selama 10-30 menit, atau melalui injeksi IM dalam yang lambat.
Dosis dapat diulang 6 jam terpisah jika perlu. Maks: 150 mg total dosis harian. Beralih
ke pengobatan oral sesegera mungkin.(MIMS,2021). Dosis yang diberikan atau yang
didapat pada pasien adalah 1 ampul (2 ml/50 mg), 2x sehari (BD), dosis ini sesuai
dengan teori diatas mengenai dosis obat, dimana juga pasien mengalami nyeri dengan
tingat sedang (A/I: 7/5).
Efek samping yang umum terjadi adalah mual, muntah, nyeri perut, diare,
7 dispepsia (MIMS, 2021) 10
Bila tidak dilakukan swab maka akan terjadi Infeksi, dikarenakan tidak
menerapkan teknik aseptik dengan benar. Oleh karena itu, wajib dilakukan swab
Bila ada udara dalam pemberian obat maka akan Emboli udara, yakni masuknya
udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam
cairan infus ke dalam pembuluh darah. Jadi, perlu dilakukan aspirasi terlebih
Bila terdapat banyak udara makan akan terjadi juga Hematoma, yakni darah
mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah arteri vena.
Hal ini, bisa terjadi ketika pada saat melakukan bolus, terdapat udara dan
Pencegahan:
Melakukan tindakan aseptic dan harus melakukan teknik swab yang benar agar
mengindari bahaya yang bisa terjadi pada pasien. (Muchi A, 2010)
Harus melakukan tindakan aspirasi untuk menghindari masuknya udara dalam
pembuluh darah. (Muchi A, 2010)
Harus memastikan udara yang sudah dikeluarkan semuanya agar menghindari
terjadinya komplikasi yang buruk. (Muchi A, 2010)
Meperhatikan dan menghindari pemberian jika pasien ada memiliki
kontraindikasi obat
Hasil yang Didapat:
S: Setelah dilakukan evaluasi tindakan pemberian terapi obat ketesse kepada Ny. YK,
pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang, dan pasien mengatakan lebih mudah
mengatur nafasnya, lebih sedikit rileks dari yang dirasakan sebelumnya. Skala nyeri
(Aktivitas/ Istirahat: 5/3)
8 10
O: Setelah dilakukan evaluasi tindakan pemberian terapi obat ketesse pasien terlihat
nyaman dan tidak gelisah, pasien terlihat dapat beristirahat tidur sesekali tampak
memegangi bagian perut.
Pengukuran tanda – tanda vital setelah dilakukan tindakan (11.30 WIB):
BP :86/52 mmHg
HR :89 x/menit, kuat teratur
RR :19 x/menit
Ter :36,2 oC
SpO2 :98 %
GCS : E4 M6 V5
P: Intervensi dilanjutkan:
- Kolaborasi dengan dokter dan farmasi untuk terapi lanjutan terkait kondisi pasien.
- Pemberian terapi obat sesuai dosis
-Observasi nyeri, lakukan pengkajian nyeri setiap 3 jam.
- Penerapan teknik relaksasi dengan teknik tarik napas dalam
- Tingkatkan Istirahat
Evaluasi Diri:
Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. Pelvic Inflammatory Disease (PID).
MIMS Indonesia (2021). Dexketoprofen.
Muchi A, (2010), Pedoman Pencampuran Obat Suntik Dan Penanganan Sediaan
Obat, Jakarta .
National Health Service UK (2018). Pelvic Inflammatory Disease.
Smith KA. (2018). Abdominal pain. In: Walls RM, Hockberger RS, Gausche-Hill M,
eds. Rosen's Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice. 9th
ed. Philadelphia, PA: Elsevier.
US Department of Health & Human Services (2019). Womens Health. Pelvic
Inflammatory Disease.
WebMD (2019). What is Pelvic Inflammatory Disease
Total