Anda di halaman 1dari 9

FAKULTAS KEPERAWATAN UPH

PROFESI NERS KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)


Judul: Analisa Sintesa Tindakan Keperawatan (AST) Pengukuran Suhu Tubuh

Nama Mahasiswa/NIM : Arman Harefa/00000024352 AST ke - 2 Ttd Preseptor:


Nama Pasien / Usia : Ny. GA/42 Tanggal Masuk RS : 28 10 2019
No. MR : 11-95-49 Tanggal dan Jam Tindakan : 29 10 2019/ 16.00 WITA
Diagnosa Medis : Ca Mamae On Chemo

No Kriteria Bobot/
NIlai
Mhs
1 Diagnosa Keperawatan (PE):

Nyeri Akut b.d agen cidera biologis (NANDA NIC NOC, 2018-2020)
2 Data Subjekif:
 Pasien mengatakan merasa nyeri di area dada dan ulu hati skala : 4/5,
 Pasien mengatakan nafsu makan menurun
 Pengkajian nyeri komprehensif
O : Nyeri terjadi sekitar 1 minggu lalu, terjadi hilang timbul
P : Terjadi ketika duduk, berdiri, olahraga, batuk, stress,membungkukkan badan, membusungkan dada
Q : Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk
R : dada sebelah kanan
S : Nyeri yang dirasakan I/A 4/5
T : Belum ada perawatan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri
U : Penyebab timbulnya nyeri yang diyakini pasien adalah ketika berbelanja, bekerja dan berlibur
Dampak timbulnya nyeri adalah nafsu makan berkurang, terbangun pada malam hari, kesulitan tidur
V : Tujuan terhadap nyeri yang diraskan adalah nyeri tidak bertambah dengan skala 0

3 Data Objektif:
 Pasien terlihat meringis akan nyeri yang diarasakan
 Pasien terlihat berkeringat
 Pasien mengatakan tidur terganggu akibat nyeri yang dirasakan
 GCS 15 : E 4, M 6, V 5 (composmentis)
 TTV pasien : TD: 120/90, HR :119x/menit, S: 38,2 ⁰C, RR : 26x/menit

Obat Dosis Alur Pemberian Waktu


Ketorolac 30 Mg IV TDS

4 Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat praktik (bukan menurut teori):
Menyebutkan tindakan-tindakan yang merupakan critical point

1. Melihat IMR pasien dan obat apa yang diberikan saat itu serta dosis yang diminta.
2. Menyiapkan obat ketorolac 30mg dan men-dilute dengan Nacl 0.9% menggunakan syring 10 ml
3. Melakukan double check dengan kakak perawat (benar pasien, benar obat, benar waktu, benar dokumentasi)
4. Menghampiri bed pasien
5. Mencuci tangan
6. Mengucapkan salam terapeutik\
7. Menutup sampiran
8. Mengevaluasi dan validasi pasien, menanyakan apakah ada keluhan
9. Meminta pasien untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir dan mencocokan dengab IMR pasien
10. Melakukan pengecekan TTV
11. Menjelaskan tindakan yang dilakukan serta fungsi obat ketorolac pada pasien
12. Membuka salah satu treeway dan memblok jalur cairan Nacl.
13. Membersihkan akses IV dengan alkohol swab.
14. Memasukan obat ketorolac melalui akses threeway
15. Mengedukasi pasien untuk rileks dan tarik nafas dalam saat obat dimasukan
16. Menutup kembali treeway
17. Melanjutkan pemberian cairan Nacl
18. Mengevaluasi perasan pasien
19. Merapihkan alat
20. Mengcapkan salam terapeutik
21. Membuang alkohol swab dan jarum di plastik kuning, nidle di sharpbox
22. Mencuci tangan
23. Meelaporkan perawat obat telah diberikan agar diparaf di IMR

5 Dasar Pemikiran:
Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali
membentuk sel sejenis dengan sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Ensiklopedi dalam Pratiwi, 2012).
Kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan yang menunjang payudara.
Sejumlah sel dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali inilah yang disebut dengan kanker payudara.
Menurut Ariani (2015) berdasarkan jenisnya kanker payudara dibagi menjadi 4 tipe :
1.Karsinoma in situ. Kanker payudara ini merupaka kanker yang masih berada pada tempatnya dan belum menyebar atau
menyusup keluar dari tempat asal tumbuh.
2 Karsinoma ductal. Karsinoma duktal merupakan kanker yang tumbuh pada saluran yang melapisi menuju ke putting susu.
3.Karsinoma lobuler. Pada tipe ini kanker yang tumbuh di dalam kelenjar susu dan biasanya tumbuh atau diderita oleh perempuan
yang telah measuki masa menopause.
4.Kanker invasif. Kanker payudara ini telah menyebar dan merusak jaringan lainya. Kanker ini bisa terlokalisir (terbatas pada
payudara) dan bisa juga metastatic (menyebar ke baian tubuh lainya)

Proses pembentukan kanker berlangsung lama dan dibagi menjadi tiga tahap yaitu inisiasi, promosi dan perkembangan. Pada
tahap inisiasi kondisi sel sudah mengalami perubahan permanen di dalam genom akibat kerusakan DNA yang berakhir pada
mutasi gen. Sel yang telah berubah ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan sel normal di sekitarnya. Tahap inisiasi memakan
waktu satu sampai beberapa hari. Tahap yang kedua yaitu tahap promosi. Periode berlangsungnya tahap ini memakan waktu
hingga sepuluh tahun lebih karena pada tahap ini merupakan proses panjang yang disebabkan oleh kerusakan yang melekat dalam
materi genetik sel. Diawali dengan mekanisme epigentic akan terjadi ekspansi sel-sel rusak membentuk premalignasi (mengarah
ke kanker). Tahapan yang terakhir yaitu tahap perkembangan (Progression). Pada tahapan ini terjadi ketidakstabilan genetik yang
menyebabkan perubahan-perubahan mutagenik dan epigenetik. Hasil dari proses ini adalah klon baru sel-sel tumor yang memiliki
aktivitas pembelahan terus menerus, bersifat ganas, berkembang biak, menyerbu jaringan sekitar, lalu menyebar ke tempat lain
(Dewantari, 2012).

Menurut Ariani (2015) bahwa ada gejala dan tanda dini kanker payudara yang dikeluhkan penderita yaitu berupa benjolan yang
dapat dirasakan oleh penderita. Benjolan awal ini tidak menimbulkan rasa sakit tetapi membuat permukan sebelah pinggir
payudara tidak teratur. Semakin membesar kanker pada payudara membuat benjolan yang menempel pada kulit sehinga
menimbulkan borok. Gejala kanker payudara lainya dapat ditemukan berupa benjolan pada ketiak, perubahan ukuran dan bentuk
payudara, keluar cairan darah atau berwarna kuning sampai kehijau-hijauan yang berupa nanah. Ditandai juga dengan putting
susu atau areola (daerah coklat di sekeliling susu) payudara tampak kerahan dan putting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal.
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya potensi kerusakan
pada jaringan atau gangguan pada metabolisme jaringan. Nyeri neuropatik (kronis) terjadi akibat pemprosesan input sensorik
yang abnormal oleh sistem saraf pusat atau perifer. Terdapat sejumlah besar sindroma nyeri neuropatik yang seringkali sulit
diatasi misal : nyeri kanker, nyeri punggung bawah, neuropati diabetik, luka pada sum-sum tulang belakang (Sukandar, dkk.,
2009). Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), definisi nyeri sebagai pengalaman yang tidak
menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial dan menggambarkan kondisi kerusakan (WHO,2012
dalam Makmun, 2019). Nyeri digolongkan kedalam vital ke 5, dapat memberikan perubahan fisiologi, ekonomi, sosial dan
emosional yang berkepanjangan sehingga perlu dikelola dengan baik (Maknun, 2019).

Ketorolac adalah salah satu jenis obat antiinflamasi non steroid (NSAIDs) yang biasanya dipakai untuk meredakan peradangan dan rasa
nyeri. Obat golongan ini biasa diberikan pada pasien kanker dengan tinggkat nyeri ringan hingga sedang. Obat golongan NSAID
ini hanya diberikan pada pasien yang memang sudah terbukti memberikan efektifitas serta memiliki toleransi terhadap pemberian
NSAID. Contoh obatnya adalah ibuprofen 200-400/6jam, dan jika perlu ditambahkan ketorolac 15-30mg/6jam. (Robert et al
dalam Dewantri, 2012). Obat ketorolac hipersensitif terhadap ketorolak, aspirin, atau NSAID lainnya. Tidak dimaksudkan sebagai
analgesik profilaksis sebelum operasi dan untuk penggunaan intraoperatif. Pasien dg riwayat asma, aktif atau riwayat penyakit
ulkus peptikum, baru-baru ini atau riwayat perdarahan atau perforasi GI; diduga atau dikonfirmasi perdarahan serebrovaskular,
diatesis hemoragik, hemostasis tidak lengkap, risiko tinggi perdarahan; sindrom polip hidung lengkap, sebagian, angioedema
atau bronkospasme. Pasien berisiko gagal ginjal karena penipisan atau dehidrasi. Pengobatan nyeri perioperatif dalam pengaturan
operasi CABG. Ggn ginjal sedang sampai berat. Penggunaan bersamaan dengan probenecid, litium, pentoxifylline, antikoagulan,
NSAID atau aspirin lainnya. Dosis obat ketorolc adalah Dewasa: PO nyeri pasca operasi Sedang hingga berat: 20 mg, diikuti 10
mg 4-6 jam sebagai terapi lanjutan dari pemberian parenteral. Maks: 40 mg / hari. IM / IV Nyeri pasca operasi Sedang sampai
berat: Awal: 10 mg, diikuti oleh 10-30 mg 4-6 jam (hingga 2 jam selama periode pasca operasi awal) oleh bolus IM atau IV
selama> 15 detik. Maks: 90 mg / hari. Gatal pada Mata terkait dengan konjungtivitis alergi musiman. Sebagai larutan 0,5%:
Tanamkan 1 tetes 4 kali / hari (MIMS Online, 2019)

Penggunaaan jangka pendek nyeri akut pada orang dewasa diberikan ketorolac dosis 60 mg atau 30 mg secara IV maupun IM.
Pemberian muti-dose ketorolac diberikan dosis 30 mg tiap 6 jam dengan dosis per hari maksimal 120 mg. Pada orang dewasa
diberikan ketorolac secara oral untuk terapi lanjutan dengan dosis pertama 20 mg diikuti 10 mg setiap 4-6 jam, pasien geriatri
atau orang dewasa dengan berat badan kurang dari 50 kg direkomendasikan ketorolac 10 mg setiap 4-6 jam dimana dosis perhari
ketorolac maksimal 40 mg. Pasien anak (2-16 tahun) pemberian dosis ketorolac trometamin 1 mg/kg dimana dosis maksimum
yang dapat diberikan 30 mg atau 0,5 mg/kg dengan dosis maksimum 15 mg baik secara IV maupun IM. Ketorolac merupakan
salah satu NSAID yang dapat di berikan secara parenteral namun, resiko efek samping dari ketorolac akan meningkatkan bila
digunakan lebih dari 5 hari dengan efek samping sakit kepala ( 17%), dispepsia (12%), nyeri GI (12%), dan mual (12%) (Lacy,
2009). Pemberian ketorolac dapat meningkatkan resiko pada gastrointestinal berupa lesi lambung dan ulkus doudenum dan
peningkatan resiko pendarahan terikat dengan kerja ketorolac yang dapat menghambat tromboksan A2 pada COX-1 sehingga
pemberian ketorolac tidak disarankan dengan antikoagulan, peningkatan resiko gangguan fungsi ginjal juga dilaporkan pada
pasien yang menggunakan ketorolac dimana keparahan yang terjadi bervariasi dari ringan sampai berat khususnya pada pasien
usia lanjut. Reaksi anafilaksis dan anafilatroid telah dilaporkan pada pasien yang menggunakan ketorolac (Aronson dalam
Maknun 2019). Efek samping ketorolac adalah menyebabkan pusing, kantuk, kelelahan, gangguan penglihatan, sakit kepala,
vertigo, insomnia atau depresi, jika terkena, jangan mengemudi atau mengoperasikan mesin. Pasien yang memakai lensa kontak
harus melepasnya sebelum menerima terapi (MIMS Online, 2019). Pemberian ketorolac dengan lithium dapat meningkatkan efek
neurotoksisitas. Dalam penggunaan ketorolac perlu diperhatikan dosis dan cara penggunaan ( Aronson 2010 dalam Maknun
2019).

Ny. GA dengan diagnosa Ca Mamae on Chemo diberikan mengeluh nyeri area payudara dengan skala 4/5 diberikan ketorolac
IV dengan dosis 30 mg TDS. Obat yang diberikan sesuai dengan dosis ketorolac diberikan maksimal 90 mg/hari. Obat golongan
ini biasa diberikan pada pasien kanker dengan tinggkat nyeri ringan hingga sedang. Obat golongan NSAID ini hanya diberikan
pada pasien yang memang sudah terbukti memberikan efektifitas serta memiliki toleransi terhadap pemberian NSAID.. (Robert
et al dalam Dewantri, 2012).Diberikan melalui IV unuk mendapatkan reaksi kerja obat yang lebih cepat.

6 Analisa Tindakan Keperawatan:


Sebutkan prinsip tindakan dan apakah dosis/tindakan yang diberikan cukup untuk pasien? Jelaskan (disertai sumber/artikel)

- Prinsip tindakan : Aseptik

- Mampu mengkritik tindakan yang divberikan apakah sudah sesuai teori :


Ketorolac yang diberikan dengan dosis 30mg/ml diberikan melalui IV kepada pasien. Tujuan pemberian obat melalui
IV adalah agar efek yang didapat lebih cepat (Potter & Perry, 2010). Pemberian ketorolac kepada Ny.AG sudah sesuai
teori, obat diberikan sesuai instruksi dari dokter, obat yang diberikan memiliki efek kerja yang cepat dalam mengatasi
nyeri yang ia rasakan (Skala 7/6)

- Apakah dosis yang diberikan cukup untuk pasien?


Dosis awal ketorolac adalah 10 mg diikuti 10-30 mg tiap 4-6 jam bila diperlukan. . Harus diberikan dosis efektif terendah.
Dosis harian total tidak boleh lebih dari 90 mg untuk orang dewasa dan 60 mg untuk orang lanjut usia, pasien gangguan
ginjal dan pasien yang berat badannya kurang dari 50 kg (MIMS.com).

Penggunaaan jangka pendek nyeri akut pada orang dewasa diberikan ketorolac dosis 60 mg atau 30 mg secara IV maupun
IM . Pemberian muti-dose ketorolac diberikan dosis 30 mg tiap 6 jam dengan dosis per hari maksimal 120 mg (MIMS
Online, 2019). Pemberian obat yang diberikan pada Ny. AG adalah 30mg TDS.

7 Bahaya yang dapat terjadi? (Komponen Bahaya dan Pencegahan)


Bahaya:
Mampu mengidentifikasi bahaya apa saja yang akan pasien dapatkan ketika menerima tindakan tersebut.

Bahaya : Resiko infeksi jika tindakan tidak bersih, plebitis, masuknya udara ke dalam pembuluh darah.Bahaya akibat kesalahan dosis obat

Pencegahan:

- Mengecek 6 benar pemberian obat


- Melakukan prosedur sesuai SOAP
- Memberikan secara pelan sehingga tidak menimbulakan efek nyeri saat diberikan

8 Hasil yang didapat:


Mengevaluasi perubahan pada pasien setelah diberikan intervensi/tindakan dengan menggunakan SOAP

S : -Pasien mengatakan nyeri berkurang, skala 3/4


-Pasien mengatakan nafsu makan bertambah
O :- Pasien tidak meringis
- pasien tidak mengalami diaforesis (berkeringat)
- GCS 15 : E 4, M 6, V 5 (composmentis)
- TTV pasien : TD: 110/70, HR :89x/menit, S: 37.9,⁰C, RR : 20x/menit, SpO2 : 99%
A : - Masalah belum teratasi
P: Mandiri : - Monitor TTV per 2 jam (khususnya suhu badan)
- Menkaji riwayat nyeri sebelumnya
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Menjurkan istirahat yang cukup
- Kontrol lingkungan yang dapat memengaruhi nyeri seperti suhu ruangan
Kolaborasi : - Kolaborasi dengan dokter jika nyeri belum teratasi
Edukasi : -Edukasi pasien teknik relaksasi

9 Evaluasi Diri:
Refleksi diri mengenai kelebihan dan kekurangan diri saat melakukan tindakan, dan perbaikan apa selanjutnya yang akan dilakukan.

Kelebihan : saya telah memberikan obat sesuai dosis dan dengan SOP yang benae, saya juga sudah melakukan double check
untuk meminimalisir terjadinya medication error.
Kelemahan : Saya hanya tahu fungsi dari obat ketorolac yang diberikan saat pemberian pada pasien. Saya tidak menjelaskan
banyak hal tentang obat yang diberikan kepada pasien seperti efek samping dll

Perbaikan : Belajar lebih banyak tentang obat-obatan


10 Daftar Pustaka (APA style):
Menggunakan minimal 3 literatur (buku/artikel) maksimal 10 tahun terakhir

Ariani,S.,(2015). STOP! KANKER. Yogyakarta. Istana Media

Dewantari, S. (2012). Evaluasi Penggunaan Obat Analgetik Pada Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi Tahun 2010 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Heardman, H., & Kamitsuru, S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC

Maknun, E. R. (2019). Studi Penggunaan Ketorolac Pada Pasien Luka Bakar (COMBUSTIO) (Penelitian di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo) (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang)

MIMS. (2019). Ketorolac Dosage and Drug Information. (online). diakses pada tanggal 29 November 2018 dari :
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ketorolac

Potter, AP & Perry, AG.(2010). Fundamentals of Nursing: Fundamental Keperawatan Buku 1,2,3 Edisi 7. South East Asia
Elsevier

Pratiwi, T. F. (2012). Kualitas hidup penderita kanker. Developmental and Clinical Psychology, 1(1).

Sukandar, Y., Andrajati, R., Sigit, J., Adnyana, K., Setiadi, P., Kusnandar, 2009, ISO Farmakoterapi, cetakan kedua hal 517-
529, ISFI, Jakarta.

Total

Anda mungkin juga menyukai