Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Gizi Seimbang Pada Balita

I. Metode Penyuluhan : Ceramah


II. Media penyuluhan : Poster, Slide (PPT), Leaflet
III.Tujuan
Tujuan umum : Setelah melakukan penyuluhan tentang gizi seimbang pada balita
selama 50 menit, diharapkan ibu – ibu di RW 05 Kampung Galuga, dapat memhami dan
menerapkan pemberian gizi seimbang pada balita.
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti Pendidikan kesehatan mengenai Gizi seimbang pada balita selama 45
menit, diharapkan ibu-ibu di RW 05 Kampung Galuga mampu:
1. Mengdefinisikan kembali tentang gizi seimbang
2. Menyebutkan kembali pembagian waktu makan balita dalam sehari
3. Menyebutkan kembali masing – masing 3 sumber makanan dari setiap zat gizi

IV. Latar belakang masalah :


Pemenuhan kebutuhan gizi seimbang merupakan indikator penting dalam proses tumbuh
kembang balita. Anak di bawah 5 tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukkan
pertumbuhan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang maksimal setiap kilogram
berat badannya.
Permasalahan gizi balita adalah kurangnya pemenuhan gizi seimbang yang disebabkan
oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi yang harus dipenuhi balita pada masa
pertumbuhan (Sibagariang, 2010: 98). Jika masalah gizi pada balita tidak mampu teratasi
maka akan menyebabkan berat badan kurang, mudah terserang penyakit, badan letih,
penyakit defisiensi gizi, malas, terhambatnya pertumbuhan dan perkambangan baik fisik
maupun psikomotor dan mental (Widodo, Rahayu, 2010).
Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta anak usia di bawah
lima tahun mengalami gizi yang buruk. Resiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13
kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang normal (WHO, 2013). Berdasarkan Hasil
Riset, Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) pada tahun 2007 prevalensi gizi kurang pada
balita angkanya sebesar 18,4 %, terjadi peningkatan pada tahun 2013 angkanya yaitu
19,6%. Di Indonesia jumlah balita yang mengalami kekurangan gizi sebesar 3,7 juta.
Sampai saat ini belum di ketahui bagaimanakah persepsi ibu balita tentang gizi seimbang
pada balita di Wilayah tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh faktor ekonomi, faktor lingkungan,
dan ketidak tahuan orang tua dalam memenuhi gizi seimbang pada anaknya (Sibagariang,
2010). Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kebutuhan gizi
pada anak, sedangkan apabila kita cermati pemenuhan gizi pada anak tidak mahal, terlebih
lagi apabila dibandingkan dengan harga obat yang harus dibeli ketika berobat di Rumah
Sakit. Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak, sebagai
contohnya “seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan”. Faktor yang paling terlihat pada
lingkungan adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak
pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada
anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak,
dan tidak mengimbangi dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi (Eva
Ellya, 2010: 96).
Pemenuhan gizi pada balita pada dasarnya masih jauh dari indikator yang diharapkan.
Perhatian orangtua yang seharusnya bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan
gizi pada anak anaknya belum sepenuhnya diwujudkan. Dua alasan pokok yang secara
rasional sulit untuk diterima, anggapan mereka menyiapkan makanan khusus pada anak
diusia balita hanya sampai usia 1 tahun, selebihnya mengikuti makanan orang dewasa
mereka menganggap tidak perlu secara khusus disiapkan makanannya. Hal tersebut akibat
dari ketidaktahuan orangtua dalam memenuhi gizi seimbang pada balita (Marimbi, 2009)

V. Pelaksanaan kegiatan :
Hari/Tanggal : Senin, 20 November 2017
Waktu : 09.00-09.50 WIB
Tempat : Balai desa RW 05 Kampung Caluga
Sasaran : Ibu – ibu yang memiliki balita.
VI. Rencana Kegiatan :

Waktu Duras Kegiatan Penyuluh Respon Metode Media PIC


i
09.00 5 mnt Persiapan 1. Menyiapkan tempat - - - Julyan
- 2. Persiapan o
09.05 alat/media
3. Persiapan peserta
09.05 5 mnt Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam - - Irina
- 2. Perkenalan 2. Mendengarkan
09.10 kelompok dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan
4. Membuat kontrak 3. Menyetujui
waktu kontak waktu

09.10 20 Pelaksanaa Penjelasan materi: Memperhatikan dengan Cerama Slide, Kris


- mnt n 1. Defenisi baik h poster
09.30 2. Pembagian Waktu .
Makan Balita
Sehari
3. Jenis-Jenis
Makanan Gizi
Seimbang
4. Makanan Selingan
5. Ciri – ciri gizi
buruk dan
penanganan
09.30 10 Tanya 1. Mengdefinisikan 1. Peserta Memberi Diskusi - Kris
- mnt jawab kembali tentang pertanyaan
09.40 gizi seimbang kepada presenter
2. Menyebutkan 2. Peserta menjawab
kembali pembagian pertanyaan dari
waktu makan balita presenter
dalam sehari
3. Menyebutkan
kembali masing –
masing 3 sumber
makanan dari setiap
zat gizi
09.40 5 mnt Kesimpulan Menyimpulkan tentang Memperhatikan Cerama - Kris
- dan topik penyuluhan kesimpulan dari materi h
09.45 evaluasi yang disampaikan
09.45 5 mnt Penutup 1. Mengevaluasi 1. Menyatakan - - Marina
- perasaan peserta perasaan setelah
09.50 setelah mengikuti mengikuti
penyuluhan tentang penyuluhan
Gizi Seimbang 2. Membalas salam
Balita
2. Mengakhiri
kegiatan dengan
salam penutup

VII. Tata Letak/setting tempat:

😊
KETERANGAN :

😊 PRESENTER

PESERTA

 FASILITATOR

OBSERVER

TIME KEEPER
VIII. Tugas dan Tanggung jawab:
Nama Tanggung Jawab Tugas

Lilian Moderator
Kris Presenter Penyaji materi
Irina Notulen Mencatat jika ada pertanyaan
dari peserta
Grace, Julyano, Emma Fasilitator Membantu penyaji materi
tentang pemahaman materi
terhadap peserta
Ledidea, Kaisy, Jessika Observer Mengamati lingkungan di
dalam dan di luar
Marito Time kiper Mengkoordinir waktu
Marsela, , Marina, Irlana, Peserta Mendengarkan materi
Maria, Esra penyluhan

IX. Materi :
GIZI SEIMBANG BALITA
A. Balita
 Rentang usia 1 – 5 tahun
 Sudah mulai berbicara
 Pada usia 1 tahun sudah mulai berjalan
 Masa rawan karena pertumbuhan pada masa ini akan mempengaruhi masa
yang akan datang
 Periode tumbuh kembang cepat
B. Definisi
 Pemberian gizi yang seimbang merupakan salah satu penentu terhadap
tumbuh kembang anak sehingga pemahaman orang tua tentang makanan yang
sesuai dengan perkembangan umur anak sangatlah penting.
 Makanan balita harus berpedoman pada gizi yang lengkap dan seimbang serta
memenuhi standar kecukupan gizi balita.
 Melalui gizi lengkap dan seimbang proses tumbuh kembang balita akan lebih
optimal. Selain itu , tubuh mereka juga akan tidak mudah terserang penyakit
karena daya tahan tubuh yang baik.
C. Pembagian Waktu Makan Balita Sehari
 Bangun tidur
 Makan pagi
 Selingan pagi
 Makan siang
 Selingan sore
 Makan malam
 Sebelum tidur
D. Jenis-Jenis Makanan Gizi Seimbang
 Terdiri dari 3 golongan besar:
1. Zat gizi penghasil energi (karbohidrat dan lemak)

Zat Gizi Manfaat Sumber


Karbohidrat Menyediakan energi yang bisa Beras, roti, kentang, umbi-umbian,
langsung digunakan tubuh untuk buah, gula pasir, labu kuning,
beraktivitas macaroni, mie kering dan jagung

Protein Sumber energi, pembentukan dan Daging sapi, ayam, susu, telur,
perbaikan sel dan jaringan, sebagai ikan, kacang-kacangan, dan produk
sintesis hormon, sebagai antibodi olahannya (misalnya tahu dan
dan menghancurkan toksin tempe)

Lemak Pelarut vitamin A, D, E, K, sumber Margarin, mentega, minyak kelapa,


energi, sebagai isolator yang kuning telur, kacang-kacangan,
menghalangi tubuh kehilangan keju, sayuran, buah-buahan
panas yang berlebihan, dan
memelihara kesehatan kulit
Vitamin & Mineral Membantu kerja lemak, protein, Sayur-sayuran, daging, telur, susu,
karbohidrat ikan
2. Zat gizi pembangun sel (protein)
3. Zat gizi pengatur (vitamin dan mineral)
E. Makanan Selingan
 Fungsinya:

1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan


makanan selingan.

2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya


(pagi, siang, dan malam).

3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktifitas anak pada usia balita.

 Contohnya seperti: arem-arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran,
roti isi ragout ayam, sayuran, pizza, jus dan lain-lain.

F. Gizi Salah (Malnutrisi)


 Gizi lebih, disebabkan oleh konsumsi makanan yang melebihi dari kebutuhan,
terutama konsumsi lemak yang tinggi dan makanan dari gula murni.
 Gizi kurang, disebabkan oleh konsumsi gizi yang tidak mencukupi kebutuhannya
dalam waktu tertentu.
 Gizi buruk, bila kondisi kurang gizi berlangsung lama, hal ini akan berakibat
semakin berat tingkat kekurangannya.

G. Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemberian Makanan Balita


 Nilai gizi susu dalam makanan sudah jelas, karena konsumsi susu yang
berlebihan membuat penolakan makanan dari anak.
 Perlu dimengerti bahwa selera makan berbeda-beda menurut jenis makanan
dan harinya.
 Kesukaan dan ketidaksukaan terhadap makanan tidak boleh dibicarakan di
depan anak.

X. Evaluasi
 Evaluasi struktur :
 Diharapkan peserta hadir saat waktu yang telah ditentukan.
 Diharapkan media yang digunakan dalam keadaan baik.
 Presenter siap dengan materi.
 Diharapkan setiap anggota team siap dengan tugas masing- masing.
 Evaluasi proses :
 Diharapkan peserta memperhatikan saat penyampaian materi.
 Diharapkan peserta turut aktiv dalam diskusi.
 Diharapkan presenter dapat menyampaikan materi dengan baik.
 Diharapkan peserta tidak ada yang drop out (pulang sebelum selesai).
 Evaluasi Hasil :
Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh presenter.
XI. Daftar Pustaka
1. Dra. Rusilanti, Msi. 2006. Menu Sehat Untuk Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.
2. Soernadi, Tuti. 2005. Makanan Selingan Balita. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
3. Soernadi, Tuti. 1996. Makanan Balita Untuk Tumbuh Sehat dan Cerdas. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
4. Febry, Ayu Bulan & Marendra, Sulfito. 2008. Buku Pintar Menu Balita. Jakarta:
Wahyu Media

KASUS
Data dari pengkajian yang dilakukan di RW 05 Kampung Galuga, didapatkan
bahwa dari 137 jumlah balita yang ada. 112 balita dengan statug gizi baik, 23
balita status gizi cukup dan 2 balita dengan status gizi buruk. Selain itu,
sebanyak 36 (26%) balita dari 137 balita yang ada di RW )% tidak dibawa ke
posyandu untuk dilakukan pemeriksaan tiap bulannya. Ibu Y menyatakan
bahwa kondisi ini disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua terhadap gizi
seimbang balita.

Anda mungkin juga menyukai