1 Data Subjekif: 10
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas (suara terdengar tidak begitu jelas
dan sangat lemas)
Pasien mengatakan (dibantu keluarga saat dikaji) sering mengalami pusing,
pusing dapat timbul saat berbaring dikasur, pusing berkurang bila dibawa
tidur/istirahat, pasien mengatakan rasa pusingnya seperti ”kliengan” dikening
kepala, skala nyeri 2/1, pasien mengatakan pusing saat pindah posisi seperti
posisi bed dengan kepala yang terlalu tinggi
Pasien mengatakan mual saat meminum susu dan pasien juga merasa mual
saat sedang berbaring
Memaparkan data yang diungkapkan oleh pasien/ keluarga yang mendukung
penegakkan diagnosis keperawatan
2 Data Objektif: 10
Memaparkan data dari hasil observasi, pemeriksaan fisik, data penunjang, dan
terapi yang didapatkan pasien yang mendukung penegakkan diagnosis keperawatan
5 Dasar Pemikiran: 15
Kanker rektum adalah penyakit akibat pertumbuhan abnormal sel-sel pada dinding
rektum yang dapat menyebar dan memengaruhi jaringan sekitarnya (Suhartati, 2013).
Kanker rektum adalah jenis kanker yang tumbuh di rektum, yaitu saluran yang
menjadi ujung dari usus besar (Suhartati, 2013). Rektum berada di ujung usus besar
dan berakhir disaluran pendek yang menuju anus (Suhartati, 2013). Penyakit ini
biasanya dimulai dengan kondisi polip prekanker yang umumnya tidak berbahaya.
Namun, pada beberapa kasus, jaringan polip tersebut berkembang menjadi sel kanker.
Sel-sel kanker tersebut dapat menyebar (metastasis) ke beberapa bagian tubuh
lainnya. Pada kasus pasien S, CA rektum sudah sampai pada stadium 4 Ca pain dan
mengalami komplikasi dengan fistula rectovagina, leukopenia, hiponatremia,
hipokloremia, hipoalbumin, trombositopenia.
Komplikasi umum pada pasien kanker adalah anemia (Amalia & Tjiptaningrum,
2016). Anemia adalah keadaan yang ditandai dengan berkurangnya hemoglobin
dalam tubuh (Amalia & Tjiptaningrum, 2016). Hemoglobin adalah suatu
metaloprotein yaitu protein yang mengandung zat besi di dalam sel darah merah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh (Amalia &
Tjiptaningrum, 2016). Penyebab dan mekanisme anemia kanker bersifat kompleks
dan multifaktorial. Anemia pada kanker rektum disebabkan oleh produksi sitokin
tertentu dan perdarahan kronik.1 (Amalia & Tjiptaningrum, 2016). Manifestasi
perdarahan cukup sering terjadi pada pasien dengan kanker, terutama pada kanker
dengan stadium lanjut (Amalia & Tjiptaningrum, 2016). Perdarahan pada pasien
kanker dapat terjadi dengan berbagai macam cara, dari perdarahan tersembunyi
hingga perdarahan makroskopis (Amalia & Tjiptaningrum, 2016). Pada pasien S di
dapati perdarahan pada DC dan urin bag serta warna urin yang kemerahan. Anemia
memiliki pengaruh prognostik negatif, dan koreksi anemia dianggap akan
meningkatkan prognosis; oleh karena itu, sebagian besar pasien diobati dengan
transfusi dan/atau eritropoietin (Amalia & Tjiptaningrum, 2016).
Pada pasien S mengalami perdarahan pada urin sehingga dokter menyarankan untuk
melakukan pemeriksaan darah sebelum melakukan tindakan kemoterapi. Pada
pemeriksaan darah tersebut maka dilakukannya pengambilan darah sebanyak 3
tabung untuk dilakukan pemeriksaan darah lengkap, 2 tabung ungu untuk PRC 300 cc
dan TC, 1 tabung merah untuk pengecekan albumin. Setelah dilakukan pemeriksaan
maka didapati hasil lab adalah Hemoglobin 8,7 (nilai normal 12,0-16,0), hematocit
24,6% (nilai normal 37%-47%), RBC 3,06 10^6 (nilai normal 4,20-5,40 10^6). Hasil
hemoglobin rendah sehingga sebelum pasien dilakukan kemoterapi maka masalah
hemoglobin yang rendah perlu diatasi terlebih dahulu yaitu dengan melakukan
transfusi darah PRC sebanyak 300 cc yang di request kan kepada bank darah karena
dalam pemberian kemoterapi yang menjadi syarat kemoterapi tersebut dapat
diberikan adalah pasien harus memiliki kondisi tubuh yang baik (Anamisa, 2015).
Sebutkan prinsip tindakan dan apakah dosis/tindakan yang diberikan cukup untuk
pasien? Jelaskan (disertai sumber/ artikel)
Bahaya:
Hematoma
Data pasien yang tertukar
Pencegahan:
Memilih vena yang teraba, dan tebal. Saat melakukan penusukan lakukan
dengan yakin dan tidak ragu agar penetrasi jarum dalam vena sempurna dan
tidak terjadi pecahnya pembuluh darah dan pembengkakan (hematoma)
Melakkukan double cek kambali dengan pasien dengan meminta pasien
menyebutkan nama dan tanggal lahir, mencocokkan stiker nama di gelang
pasien dengan stiker nama yang tertempel dan menunjukkan tabung dengan
stiker nama pasien dan memastikan kepada pasien bahwa stiker nama sudah
sesuai dengan darah yang di ambil.
Bahaya:
Mampu mengidentifikasi bahaya apa saja yang akan pasien dapatkan ketika
menerima tindakan tersebut.
Pencegahan:
P :
Note: Evaluasi boleh dilakukan setelah dilakukan tindakan atau beberapa jam
setelah dilakukan tindakan, tergantung tindakan yang dilakukan dapat dievaluasi
dengan segera atau memerlukan waktu beberapa jam.
9 Evaluasi Diri: 5
Kelebihan: Berdasarkan Tindakan yang telah saya lakukan yang menjadi kelebihan
saya disini adalah saya dapat melakukan Tindakan ini dengan percaya diri, tepat pada
pembuluh darah vena, berhasil mengambil 3 tabung darah (ungu 2 dan merah 1)
Kekurangan: berdasarkan tindakan yang saya lakukan kekurangan yang saya miliki
adalah saya masih kurang rapi dan cekatan dalam memindahkan tabung ke kanul
pengambilan darah sehingga ada darah yang menetes mengenai tangan pasien,
perbaikan yang selanjutnya saya lakukan bila hendak melakukan pengambilan darah
adalah lebih berhati-hati dan menerapkan kerapian dan kebersihan pasien.
Refleksi diri mengenai kelebihan dan kekurangan diri saat melakukan tindakan, dan
perbaikan apa selanjutnya yang akan dilakukan.
10 Daftar Pustaka (APA style): 5
Kulkarni, A., Regi, J., & Blood, A. (2019). OP Transcon 2018 Compilation. Asian
Journal of Transfusion Science, 13(3), 2–8.
https://www.proquest.com/scholarly-journals/op-transcon-2018-compilation/
docview/2321410921/se-2?accountid=25704