A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan lemas
B. Diagnosa Medis
Post Op Fraktur Femur
C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
2. DO
a. Pasien berbaring di tempat tidur
b. TD: 120/80 mmHG, N: 88x/mnt, S: 36,5 C, RR: 22x/mnt
c. Konjungtiva anemis pada mata kanan dan kiri
d. Terpasang Drain di Paha Kanan
e. Hb : 9 (12.2 – 16.1 g/dL)
Eritrosit : 1.76 (4.04 – 6.13 juta/uL)
Hematokrit : 19.9 (37.7 – 53.7 %)
E. Dasar Pemikiran
Pasien datang dari kamar operasi post op fraktur femur dekstra. Pasien tampak lemas,
konjungtiva anemis pada mata kanan dan kiri, frekuensi pernapasan 25
x/menit,terpasang drain di paha kanan, Hb : 9 (12.2 – 16.1 g/dL), Eritrosit : 1.76 (4.04
– 6.13 juta/uL), Hematokrit : 19.9 (37.7 – 53.7 %). Untuk mengurangi sesak napas
yang terjadi akibat anemia maka tindakan pemberian transfusi darah dapat dilakukan.
G. Analisis Tindakan
Perdarah masif
Kurang bahan
Anemia Kadar Hb turun
baku pembuat sel
darah
Penghancur Komparten sel penghantar
eritrosit yang oksigen/zat nutrisi ke sel <
berlebihan
Terhentinya Gangguan perfusi
pembuatan sel jaringan
darah oleh sum-
sum tulang
H. Bahaya Dilakukannya Tindakan
Apabila dalam proses pemberian transfuse darah tanpa diselingi pengecekan yang
detail pada produk transfusi, sebelum diberikan kepada pasien, akan terjadi kejadian
tidak diharapakan
J. Evaluasi diri
Saat melakukan tindakan pemberian transfuse darah harus mengecek secara penuh
Mengetahui
Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI