Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS TINDAKAN

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

Tanggal Tindakan : Selasa, 15 Oktober 2019


1. Tindakan yang dikerjakan
Pemberian transfusi darah pada An. M.I.F, tindakan ini merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan di ruangan Lontara 4 Atas Depan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar yang bertujuan untuk meningkatkan kadar Hemoglobin.
2. Justifikasi tindakan yang dilakukan
Untuk meningkatkan kadar Hb dalam darah, dimana hasil pemeriksaan laboratorium
pada An. An. M.I.F tanggal 15 Oktober 2019 dengan Hb 87,7 g/dl.
3. Teori singkat tindakan
a. Definisi
Transfusi darah adalah memasukan sel darah merah (darah segar, pack red cell)
kedalam tubuh melali vena (Handayani & Haribowo, 2008)
b. Tujuan:
1) Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau
perdarahan
2) Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien yang mengalami anemia berat.
3) Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misal :
faktor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien
yang menderita hemofilia)
c. Prosedur (Hidayat & Uliyah, 2010)
1) Jelaskan prosedur pada keluarganya dan beri tahu pada mereka apa yang akan
dilakukan
2) Cuci tangan
3) Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah transfusi
darah
4) Gunakan selang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).
5) Lakukan terlebih identifikasi kebenaran produk darah : periksa kompatibilitas
dalam kantong darah, periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa
kadaluwarsanya, dan periksa adanya bekuan
6) Buka set pemberian darah
a) Untuk slang 'Y', atur ketiga klem
b) Untuk slang tunggal, klem pengatur pada posisi off
7) Cara transfusi darah dengan slang 'Y' :
a) Tusuk kantong NaCl 0,9%
b) Isi slang dengan NaCl 0,9%
c) Buka klem pengatur pada slang 'Y', dan hubungkan ke kantong NaCl 0,9%
d) Tutup/klem pada slang yang tidak di gunakan
e) Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk (biarkan ruang filter terisi
sebagian)
f) Buka klem pengatur bagian bawah dan biarkan slang terisi NaCl 0,9%
g) Kantong darah perlahan di balik-balik 1 - 2 kali agar sel-selnya tercampur.
Kemudian tusuk kantong darah pada tempat penusukan yang tersedia dan
buka klem pada slang dan filter terisi darah
8) Cara transfusi darah dengan slang tunggal :
a) Tusuk kantong darah
b) Tekan sisi balik dengan ibu jari dan jari telunjuk sehingga filter terisi
sebagian
c) Buka klem pengatur, biarkan slang infus terisi darah
9) Hubungkan slang transfusi ke kateter IV dengan membuka klem pengatur bawah
10) Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit pertama,
dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
11) Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%
12) Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan
13) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

4. Hasil tindakan
Selama pemberian transfusi darah pada An. M.I.F tidak terdapat reaksi
alergi, tanda vital Nadi : 112 x/menit, Suhu 37oC, P: 27 x/menit. Namun setelah 3 jam
pemberian pasien mulai panas dengan suhu tubuh 38,7 oC dan sisa darah yang tersisa di
kantong ± 20 cc. transfuse dihentikan, kemudian dibilas dengan cairan NaCl 0,9% dan
dilanjutkan dengan pemberian paracetamol infus 200 mg/iv.

5. Analisa tindakan
Permintaan pemberian transfusi darah pada anak M.I.F dengan jumlah 350 cc
PRC. Namun sediaan yang ada pada kantong jumlahnya 250 cc sesuai kapasitas kantong
darah. Transfusi darah yang diberikan adalah kompinen Packed Red Blood cells (PRC)
Komponen ini mengandung sel darah merah, SDP, dan trombosit karena sebagian
plasma telah dihilangkan (80 %). Tersedia volume 250 ml. Golongan darah O dan Rh
yang diketahui. Masa hidup komponen ini 21 hari.
Pemberian Transfusi darah di ruangan ini sebaiknya menggunakan infus pump
selama pemberian untuk memastikan jumlah darah selesai sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Pemberian transfuse darah pada anak M.I.F tidak menggunakan infus pump
karena persediaan terbatas dan infus pump digunakan untuk pasien lain yang lebih
membutuhkan perhitungan cairan yang ketat pada waktu yang bersamaan.
Dalam kemajuan teknologi ini, penggunaaan infus pump ini dimulai dalam
usaha meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat-obatan secara IV. Adapun
manfaat dari infus pump ini adalah menyimpan data seperti nama obat, konsentrasi obat,
batas bawah dan atas dari dosis obat, laju infus, unit dan area perawatan klinik. Namun
penggunaan infus pump di Indonesia pada umumnya hanya sebatas pada pengaturan
jumlah cairan ( Putri S. T., 2010).
Indikasi pemberian transfuse darah adalah :
a. Pasien dengan kadar Hb rendah
b. Pasien anemia karena kehilangan darah saat pembedahan
c. Pasien dengan massa sel darah merah rendah
6. Hambatan
Tidak ada hambatan pada pemberian transfusi ini, namun prosedur harus dilakukan
dengan hati-hati dan dipantau secara ketat karena tidak menggunakan infus pump.

7. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
Pemberian transfusi darah dapat membantu meningkatkan kadar Hb dalam darah
klien, selain manfaatnya yang penting, kemungkinan efek sampingnya juga harus
dipantau agar apabila terjadi segera mendapatkan penanganan medis.
b. Saran
Prosedur yang dilakukan sudah sesuai standar untuk itu harus tetap dipertahankan
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, W., & Haribowo, A. S. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. A., & Uliyah, M. (2010). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
EGC.

Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures . Tanggerang
Selatan: Binarupa Aksara.

Putri Suci. T., 2010 . Penggunaan Smart Infuse Pump. diakses di


pkko.fik.ui.ac.id>files>penggunaan smart infus pump. tanggal 1 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai