Anda di halaman 1dari 19

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitaian

Pada bab ini diuraikan hasil pengumpulan data dari analisa

“Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Gastritis Akut Di

Klinik Aisyah Bungatan Situbondo” penelitian yang dilaksanakan di klinik

aisyah bungatan pada tanggal 17 Februari - 30 maret 2022 dengan

jumblah 40 responden yang di bagi menjadi 2 kelompok, 20 kelompok

Eksperimen dan 20 kelompok kontrol. Hasil dari penelitian ini akan di

sajikan dalam bentuk data umum dan data khusus. Data umum yang akan

ditampilkan meliputi: Umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan.

Sedangkan data khusus yang akan disajikan meliputi Gastritis akut

sebelum dan sesudah pemberian teknik relaksasi nafas dalam, serta

perbandingan Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Gastritis

Akut Di Klinik Aisyah Bungatan Situbondo.

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Klinik Aisyah adalah unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan

Kabupaten Situbondo yang berstatus Rawat inap dengan kapasitas 9

tempat tidur. Klinik Aisyah merupakan yang berada dikawasan barat

kabupaten Situbondo dan berbatasan dengan kecamatan Mlandingan .

64
2. Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada Kelompok 
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 5.1 Distribusi Frekuemsi Responden Berdasarkan Usia

No Responden Mean ±SD Median Min- 95% CI


Maks
1 Kelompok 33,75±6,63 34 25-45 30,65–
Intervensi 35,85
2 Kelompok 33,75±4,98 34 25-45 31,42-
Kontrol 36,08
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa rata-rata usia

responden pada kelompok intervensi adalah 33,75 tahun dengan

standart deviasi 6,65. Usia termuda adalah 25 tahun dan usia tertua

adalah 42 tahun, hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa

rata-rata usia klien pada kelompok intervensi berkisaran 30,65-

36,08. Sedangkan ratarata usia pada kelompok kontrol adalah 33,75

tahun dengan standart deviasi 4,98. Usia termuda adalah 25 tahun

dan usia tertua adalah 45 tahun, hasil estimasi interval dapat

disimpulkan bahwa rata-rata 31,42-36,08.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Tabel 5.2 Distribusi Frekuemsi Responden Berdasarkan Jenis


Kelamin

Kelompok Kelompok
Jenis
No. Intervensi Kontrol
Kelamin
F % F %
1. Laki-laki 7 35,0% 9 45%
2. Perempuan 13 65,0% 11 55%
Total 20 100% 25 100%

Berdasrakan tabel 5.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar


responden pada kelompok intervensi berjenis kelamin perempuan

sebanyak 13 responden (65%). Pada kelompok kontrol sebagian

besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 11 responden

(55%)
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pada
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Tabel 5.3 Distribusi Frekuemsi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol


Pekerjaan
. F % F %
1. IRT 13 65,0% 7 35,0%
2. Petani 1 5,0% 8 45,0%
3. Swasta 4 20,0% 2 10,0%
4. Wirausaha 2 10,0% 2 10,0%
Total 20 100% 20 100%

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden pada kelompok intervensi mempunyai pekerjaan sebagai

IRT sebanyak 13 responden (65,0%). Pada kelompok kontrol

sebagian besar mempunyai pekerjaan sebagai petani yaitu sebanyak

8 responden (45,0%).

d. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Pada Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Tabel 5.4 Distribusi Frekuemsi Responden Berdasarkan


Pendidikan

Kelompok
No Kelompok Intervensi
Pendidikan Kontrol
.
F % F %
1. SD 9 45,0% 9 45,0%
2. SMP 3 15,0% 4 20,0%
3. SMA 6 30,0% 7 35,0%
4. PT 2 10,0% - -
Total 2
100% 20 100%
0
Berdasararkan table 5.4 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden pada kelompok intervensi mempunyai pendidikan

SD sebanyak 9 responden (45%). Pada kelompok kontrol sebagian

besar mempunyai pendidikan SD yaitu sebanyak 9 responden (45%).

3. Analisa Bivariat
a. Distribusi Rata-Rata Nilai nyeri Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Klien Gastritis Akut Sebelum Dan
Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada
Kelompok Ekperiment

Tabel 5.5 Hasil Statistik Uji Wilcoxon pada kelompok Ekperiment


hari Pertama pertemuan Ke I

Variable Mean±SD Median Min- 95%CI P-value N


Maks
Sebelum 4,30±1,17 4,00 3-6 3,75-
4,85 0,00 20
Sesudah 1,95±1,71 2,50 0-5 1,10-
2,70

Berdasarkan table 5.5 menunjukan bahwa rata-rata

gastritis sebelum dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam adalah

4,30. Sedangkan rata-rata sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas

Dalam nilai nyeri gastritis 1,95 dengan standar deviasi 1,71. Dengan

nilai minimum 0 dan nilai maksimum adalah 5. Hasil estimasi

interval dapat disimpulkan Nyeri gastritis sebelum dilakukan Teknik

Relaksasi Nafas Dalam berada pada rentang nilai 3,75-4,85 Hasil uji

statistik Wilcoxon didapatkan bahwa nilai P sebesar 0.000, karena

nilai P < 0,05, maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan
sebelum dan sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam pada

kelompok intervensi ke-I

Tabel 5.6 Hasil Statistik Uji Wilcoxon Paired T-Test pada


kelompok Ekperiment hari Pertama ertemuan Ke II

Variable Mean±SD Median Min- 95%CI P-value N


Maks
Sebelum 2,30 ±1,21 2,00 0-4 1,73-
2,87 0.00 20
Sesudah 20,0±0,61 0,0 0-2 0,9-
0,49
Berdasarkan table 5.6 menunjukan bahwa rata-rata gastritis

sebelum dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam adalah 2,30.

Sedangkan rata-rata sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas

Dalam nilai nyeri gastritis 20.0 dengan standar deviasi 0,61. Dengan

nilai minimum 0 dan nilai maksimum adalah 2. Hasil estimasi

interval dapat disimpulkan Nyeri gastritis sebelum dilakukan Teknik

Relaksasi Nafas Dalam berada pada rentang nilai 1,73-2,87 Hasil uji

statistik Wilcoxon didapatkan bahwa nilai P sebesar 0.000, karena

nilai P < 0,05, maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan

sebelum dan sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam pada

kelompok intervensi ke-I

b. Distribusi Rata-Rata Nyeri Gastritis Akut Sebelum Dan Sesudah

Pada Kelompok Kontrol

Tabel 5.7 Hasil Statistik Uji Wilcoxon Pada Kelompok Kontrol


Pertemuan Ke I
Variable Mean±SD Median Min- 95%CI P-value N
Maks
Sebelum 4,41±1,22 4 3-6 3,87-
4,95 0,019 20
Sesudah 2,09±1,74 2 0-6 1,32-
2,86

Berdasarkan table 5.7 menunjukan bahwa rata-rata

gastritis Akut sebelum di lakukan observasi adalah 4,41. Sedangkan

rata-rata sesudah dilakukan observasi Dalam nilai nyeri gastritis 2,05

dengan standar deviasi 1,74. Dengan nilai minimum 0 dan nilai

maksimum adalah 6. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan Nyeri

sebelum dilakukan observasi berada pada rentang nilai 3,87-4,95

Hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan bahwa nilai P sebesar 0,019,

karena nilai P < 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terdapat

pengaruh pada kelompok kontrol.

Tabel 5.8 Hasil Statistik Uji Wilcoxon Pada Kelompok Kontrol


Minggu Pertama Pertemuan Ke II

Variable Mean±SD Median Min- 95%CI P-value N


Maks
Sebelum 5,45±0,82 5 4-8 5,06-
5,83 0,00 20
Sesudah 6,55±0,99 6 5-8 6,08-
7,01

Berdasarkan table 5.7 menunjukan bahwa rata-rata

gastritis Akut sebelum di lakukan observasi adalah 5,45. Sedangkan

rata-rata sesudah dilakukan observasi Dalam nilai nyeri gastritis 6,55

dengan standar deviasi 0,99. Dengan nilai minimum 5 dan nilai


maksimum adalah 8. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan Nyeri

gastritis sebelum dilakukan observasi berada pada rentang nilai

3,87-4,95 Hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan bahwa nilai P

sebesar 0.000, karena nilai P < 0,05, maka dapat disimpulkan ada

perbedaan pengaruh pengaruh antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol.

a. Perbandingan Nilai Nyeri dengan Pasien Gastritis Akut Pada


Kelompok Eksperimen Dengan Intervensi Dan Kelompok
Kontrol.
Tabel 5.7 Hasil Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Sebelum Dan Sesudah Pada kelompo kontrol.

Kelompok Mean SD Selisih P-value


Sebelum 4,30 1,17
Intervensi
0,11 0,019
Sebelum 4,41 1,22
Kontrol
Sesudah 1,95 1,71
Intervensi
0,14 0,000
Sesudah 2,09 1,74
Kontrol

Berdasar

kan tabel 5.7 hasil uji mann withney

berdasarkan tabel 5.7 di peroleh nilai rata-rata pretest pada

kelompok intervensi 4,30 dan nilai rata-rata postest pada kelompok

intervensi 4,41. Sedangkan nilai rata-rata pretest kelompok kontrol

adalah 1,95 dan posttest pada kelompok kontrol 2,09. Hasil uji

statistik di dapatkan P-value pretest sebesar 0,019 sedangkan P-value


posttest sebesar 0,000 (P< 0,05) sehingga dapat disimpulakn bahwa

ada perbedaan pengaruh antara kelompok intervensi dan kelompok

kontrol.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Februari

2022 di Puskesmas Jangkar Kabupaten Situbondo menunjukkan bahwa

karakteristik usia responden pada tabel 5.1, pada kelompok intervensi di

dapatkan rata-rata usia responden pada kelompok intervensi adalah 49,92

tahun, sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata usia pada kelompok

kontrol adalah 51,24 tahun. Sedangkan pada tabel 5.2 menunjukkan

bahwa karakteristik jenis kelamin responden pada kelompok intervensi

pria sebanyak 35,0% dan jenis kelamin wanita 65,0% dengan jumlah 20

responden. Kelompok kontrol yaitu berjenis kelamin pria sebanyak 45%

dan jenis kelamin wanita 55% dengan jumlah 20 responden. Sedangkan

pada tabel 5.3 menunjukkan karakteristik berdasarkan pekerjaan pada

kelompok intervensi didapatka pekerjaan sebagai IRT sebanyak 65,0%,

petani 5,0%, swasta 20,0% dan wira uasah 10,0% dengan jumlah

responden 20 dan karakteristik pekerjaan kelompok kontrol IRT sebanyak

35,0%,petani 45,0%, swasta 10,0% dan wirausaha 10,0% dengan jumlah

responden sebanyak 20 responden. Sedangkan pada tabel 5.3

menunjukkan karakteristik pendidikan responden pada kelompok

intervensi terdapat SD 45,0%, SMP 15,0%, SMA 30,0%,PT 10,0% dengan


jumlah 25 responden, sedangkan untuk kelompok kontrol SD 45,0% SMP

20,0%, dan SMA 35,0% dengan jumlah 20 responden.

1. Hasil Nyeri Pada Klien Gastritis Akut Pada Kelompok Ekperimen

Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Dari hasil penelitian dapat dapat diketahui bahwa Nyeri pada klien

dengan intervensi sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi

nafas dalam sebanyak 20 respondent pada pertemua ke I. Berdasarkan

table 5.6 menunjukan bahwa rata-rata gastritis sebelum dilakukan

Teknik Relaksasi Nafas Dalam adalah 4,30. Sedangkan rata-rata

sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam nilai nyeri gastritis

1,95. Hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan bahwa nilai P sebesar

0.000, karena nilai P < 0,05, maka dapat disimpulkan ada pengaruh

yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan Teknik Relaksasi

Nafas Dalam pada kelompok intervensi.

Dari hasil penelitian dapat dapat diketahui bahwa Nyeri

pada klien dengan intervensi sebelum dan sesudah dilakukan

teknik relaksasi nafas dalam pertemuan ke 2. Berdasarkan table 5.6

menunjukan bahwa rata-rata gastritis sebelum dilakukan Teknik

Relaksasi Nafas Dalam adalah 2,30. Sedangkan rata-rata sesudah

dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam nilai nyeri gastritis 20.0

dengan standar deviasi 0,61. Dengan nilai minimum 0 dan nilai

maksimum adalah 2. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan

Nyeri gastritis sebelum dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam


berada pada rentang nilai 1,73-2,87 Hasil uji statistik Wilcoxon

didapatkan bahwa nilai P sebesar 0.000, karena nilai P < 0,05,

maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan sebelum

dan sesudah dilakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam pada

kelompok intervensi

Sistem pencernaan merupakan suatu saluran jalan makanan

atau nutrisi dari jalan masuk atau input sampai dengan keluaran

(ekskresi atau eliminasi). Secara anatomis sistem pencernaan atau

sering disebut sistem digestivus atau gastrointestinal terdiri atas

berbagai macam organ dari rongga mulut sampai anus. Keluhan

pada pasien gastrointestinal dapat berkaitan dengan gangguan lokal

atau intralumen saluran cerna adannya gastritis. Gastritis merupakan

terjadinya inflamasi pada mukosa lambung yang disertai kerusakan atau

erosi pada mukosa . Tanda dan gejala dari pada penyakit gastritis seperti

nyeri ulu hati, anoreksia, mual, muntah, sakit kepala, perut kembung,

rasa asam di mulut, hemorhagi, kolik usus dan diare.1

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan

potensial. Manajemen Nyeri yang menggunakan teknik relaksasi

(Menggunakan napas dalam), yang paling sering digunakan adalah

relaksasi nafas dalam, karena relaksasi nafas dalam yang

digunakan untuk proses terapi tersebut sangat membantu

meringankan nyeri yang dialami pasien oleh karena itu


1
Andi Sastria, ‘Pengaruh Terapi Dzikir Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Gastritis’, 10 (2019),
169–74.
memudahkan dalam proses penyembuhan dan dapat dilakukan

secara mandiri oleh pasien.2

Gastritis Penyakit yang timbul akibat pola hidup manusia

serta penularannya melalui bakteri, Salah satunya adalah penyakit

gastritis. Gastritis yang umum dikenal oleh kalangan masyarakat

dengan sebutan maag adalah penyakit yang sering terjadi di jumpai

di klinik, penyebab paling sering dari penyakit ini adalah

penggunaan Obat Anti Inflamasi Nonsteroid (OAINS),

kortikosteroid, pola hidup dengan tingkat stres tinggi, konsumsi

alkohol.3

Faktor yang paling berpengaruh dalam kejadian gastritis.

Pola makan tidak teratur dapat menyebabkan penyakit gastritis,

bila seseorang terlambat makan sampai 2-3 jam maka asam

lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga

dapat mengiritasi mukosa lambung. Jenis makanan, minuman atau

obat-obatan yang bersifat merangsang asam lambung diantaranya

makanan yang pedas, asam, alkohol dan NSAID dapat mengiritasi

mukosa lambung. Merokok dan stress dapat menyebabkan gastritis

karena rangsangan saraf parasimpatis mengeluarkan asam lambung

secara berlebih.4

Salah satu upaya nonfarmakologis untuk mengurangi intensitas

nyeri adalah pemberian terapi relaksasi nafas dalam. Relaksasi nafas

2
Terapi Komplementer and Guna Menurunkan, ‘REAL in Nursing Journal ( RNJ )’, 1.3 (2018).
3
Kampung Pinang and Wilayah Kerja, ‘No Title’, 4.23 (2020), 1–10.
4
Rismia Agustina and others, ‘GAMBARAN KEJADIAN GASTRITIS DI RSUD RATU ZALECHA’, 48–54.
dalam merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental maupun

fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi

terhadap nyeri . Setelah diberikan terapi relaksasi nafas dalam, 33

(47,1%) responden mengaku menderita nyeri dengan skala nyeri 1-3

(nyeri ringan). Dan 37 (52,9%) responden lainnya menderita nyeri

dengan skala nyeri 4-6 (nyeri sedang).5

Menurut hasil penelitian Ruhman, (2017) adanya pengaruh

pemberian relaksasi nafas dalam terhadap perubahan skala nyeri

sebelum dan sesudah diberikan intervensi, yaitu pada kasus

seorang pasien dilakukan intervensi selama 10- 15 menit, setelah

itu peneliti meminta pasien istrahat sekitar 30-35 menit,

selanjutnya peneliti mengkaji ulang nyeri dan hasilnya pasien

mengatakan nyerinya berkurang dan hasil ini dibuktikan dengan

observasi wajah pasien sudah lebih nyaman dan terasa rileks,

pasien mengaatkan skala nyeri dari 6 (nyeri sedang) menurun

menjadi 3 (nyeri ringan).

Dari hasil penelitian peneliti bahwa intervensi apabila

latihan diberikan secara berkala dan berkesinambungan diharapkan

nyeri dapat berkurang. Pemberian latihan Teknik relaksasi nafas

dalam sangat efektif karena masih dalam masa golden periode.

Secara komprensif rencana keperawatan antara pasien 1 dan pasien

2 terdapat persamaan, dimana pasien 1 dan 2 nyeri yang dirasakan

skala sedang. sehingga intervensi yang dibuat sama dan diharapkan


5
Jurnal Cendikia Muda and others, ‘SKALA NYERI PADA PASIEN GASTRITIS APPLICATION OF
BREATH RELAXATION TECHNIQUES TO’, 1.September (2021).
dapat teratasi. Dapat dilihat dari tingkat keberhasilan di atas Teknik

Relaksasi Nafas Dalam dapat menurunkan nyeri pada Klien

Gastritis Akut. Sehingga peneliti berpendapat bahwa Teknik

Relaksasi Nafas Dalam bisa menjadi alternatif pengobatan untuk

mengatasi nyeri pada gastritis akut dan mengingat pengobatan

Farmakologi yang relatif mahal maha. Akan tetapi untuk

menghasilkan hasil yang maksimal Teknik Relaksasi Nafas dalam

ini jangka waktu yang relatif cepat untuk meredakan nyeri akut.

2. Hasil Analisa Nyeri Pada Klien Gastritis Akut Pada Kelompok


Eksperimen Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi
Nafas Dalam ke II
Berdasarkan hasil analisa uji statistik Wilcoxon

Gastritis Akut kelompok kontrol sebelum dan sesudah di lakukan

observasi dengan 20 responden pada pertemuan 1. Berdasakan table

5.7 menunjukan bahwa rata-rata gastritis Akut sebelum di lakukan

observasi adalah 4,41. Sedangkan rata-rata sesudah dilakukan

observasi Dalam nilai nyeri gastritis 2,05 dengan standar deviasi

1,74. Dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum adalah 6. Hasil

estimasi interval dapat disimpulkan Nyeri gastritis 0,019 sebelum

dilakukan observasi berada pada rentang nilai 3,87-4,95 Hasil uji

statistik Wilcoxon didapatkan bahwa nilai P 0,019 sebesar , karena

nilai P < 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh pada

kelompok kontrol.
Hasil analisa uji statistik Wilcoxon Gastritis Akut

kelompok kontrol sebelum dan sesudah di lakukan observasi

pertemuan ke 2. Berdasarkan table 5.7 menunjukan bahwa rata-rata

gastritis Akut sebelum di lakukan observasi adalah 5,45. Sedangkan

rata-rata sesudah dilakukan observasi Dalam nilai nyeri gastritis 6,55

dengan standar deviasi 0,99. Dengan nilai minimum 5 dan nilai

maksimum adalah 8. Hasil estimasi interval dapat disimpulkan Nyeri

gastritis sebelum dilakukan observasi berada pada rentang nilai

3,87-4,95 Hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan bahwa nilai P

sebesar 0.000, karena nilai P < 0,05, maka dapat disimpulkan ada

perbedaan pengaruh pengaruh antara kelompok intervensi dan

kelompok kontrol.

pola makan mempunyai 3 komponen karakteristik yaitu

frekuensi makan, jenis makanan dan porsi makan, dimana frekuensi

makan dikatakan baik bila frekuensi makan setiap harinya 3 kali

makanan utama atau 2 kali makanan utama dengan 1 kali makanan

selingan, dan dinilai kurang bila frekuensi makan setiap harinya 2

kali makan utama atau kurang. Pada frekuensi makan juga

dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan. Jenis makanan

mempunyai 2 bagian yaitu makanan pokok dan makanan selingan,

untuk pola makan sehat sedikitnya 2 kali sehari makan makanan

pokok. Makanan pokok adalah makanan yang dianggap memegang

peranan penting dalam susunan hidangan. Pada umumnyamakanan


pokok berfungsi sebagai sumber energi/ kalori dalam tubuh dan

memberikan rasa kenyang

Penyakit Gastritis biasa dikenal dengan penyakit maag.

Gastritis ini merupakan suatu peradangan atau pendarahan pada

mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan

ketidakteraturan dalam pola makan, misalnya telat makan, makan

terlalu banyak, makan cepat, makan makanan yang terlalu banyak

bumbu pedas, mengkonsumsi protein tinggi, kebiasaan

mengkonsumsi makan-makanan pedas, dan minum kopi terlalu

berlebihan (Huzaifah, 2017).

Penyakit pada sistem pencernaan adalah penyebab paling

umum terjadinya nyeri. Salah satunya penyakit gastritis atau yang

biasanya di kenal dengan maag. Gastritis merupakan peradangan

yang mengenai mukosa lambung (Nurhanifah, Afni, & Rahmawati,

2018).

Menurut Aningsih (2018), menjelaskan bahwa teknik

relaksasi nafas dalam adalah bernafas dengan perlahan

menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan abdomen

terangkat perlahan dan dada mengembang penuh. Dalam teknik ini

merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, bagaimana perawat

mengajarkan cara melakukan teknik relaksasi nafas salam, nafas

lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana


menghembuskan nafas secara perlahan, selain dapat menurunkan

intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam juga dapat

meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.

Dari hasil penelitian diatas menunjukkan tidak ada perunahan nyeri

pada Klien gastritis akut sesudah di berikan obsevasi pada kelompok

kontrol yang sudah di lakukan kelompok observasi.

3. Hasil Anlisa Perbandingan Nilai Nyeri pada Klien Gastritis Akut


sebelum dan sesudah di lakukan intervensi pada kelompok
eksperimen dan tidak dilakukan intervensi pada kelompok kontrol
Gastritis termasuk proses inflamasi atau gangguan kesehatan yang

disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa

lambung. Penyakit Gastritis biasa dikenal dengan penyakit maag.

Gastritis akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi

remaja maupun orang dewasa. Gastritis merupakan peradangan

(inflamasi) dari mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor iritasi

dan infeksi. Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara

bertahap (gastritis kronis). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara

permanen merusak 2 lapisan perut tetapi seseorang yang menderita

gastritis sering mengalami serangan kekambuhan yang mengakibatkan

nyeri di ulu hati (Saydam, 2017).

Penyakit ini sering dijumpai timbul secara mendadak yang

biasanya ditandai dengan rasa mual dan muntah, nyeri, perdarahan,

rasa lemah, nafsu makan menurun, atau sakit kepala. Pembagian klinis

gastritis secara garis besar dibagi menjadi dua jenis yaitu gastritis akut
dan gastritis kronis. Gratistis akut merupakan kelainan klinis akut yang

jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya

ditemukan sel inflamasi akut. Gastritis kronis merupakan gastritis

dengan penyebab yang tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan

perjalanan klinik yang bervariasi. Gastritis kronis berkaitan erat

dengan infeksi Helicobacter pylori.

Penanganan untuk mengatasi agar tidak terkena penyakit gastritis

dan untuk menyembuhkan gastritis pada remaja agar tidak menjadi

parah yaitu dengan banyak minum ±8 gelas/hari, istirahat cukup,

kurangi kegiatan fisik, hindari makanan pedas dan panas, hindari

stress, pengaturan dan keteraturan pola makan setiap hari pada

penderita gastritis, mengatur jadwal makan, hindari makanan berlemak

tinggi, hindari makanan beralkohol dan berkafein, dan penanganan

farmakologis maupun non farmakologis untuk penderita gastritis. Pola

makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari

penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam

mencegah kekambuhan gastritis. Penyemuhan gastritis memerlukan

pengaturan makanan sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi

pencernaan. Selain itu menyediakan variasi makanan juga sangat

berpengaruh, karena menyediakan variasi makanan yang kurang

menarik dapat menimbulkan kebosanan, sehingga mengurangi selera

makan, dan pada remaja lebih sering memilih makanan cepat saji

(Maulidiyah,2011).
Relaksasi yaitu tindakan megurangi nyeri dengan merelaksasi otot,

teknik ini berguna untuk memberikan penurunan skala nyeri

(Suhartini, 2013). Teknik ini berguna untuk menekan nyeri di thalamus

lalu ke kortek cerebri sebagai pusat nyeri. Saat melakukan teknik nafas

dalam harus di suasanya yang nyaman, tenang serta rileks agar tujuan

dari teknik ini tercapai.

Peneliti perpendapat setelah penelitian hampir semua respondent

mempunyai respon positif terhadap nyeri gastritis akut total setelah

teknik relaksasi nafas dalam. Dapat dilihat dari tingkat keberhasilan

teknik relaksasi nafas dalam dalam menurunkan nyeri pada klien

gastritis akut kelompok sesudah intervensi rata-rata usianya 25-60

tahun dengan sebagian besar berpendidikan SD (Sekolah Dasar).

Sehingga peneliti berpendapat bahwa relaksasi nafas dalam bisa jadi

alternative pengobatan untuk mengatasi nyeri akut total yang tinggi

mengingat pengobatan farmakologis yang mahal. Akan tetapi

mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya terapi teknik relaksasi

nafas dalam di lakukan dalam jangka waktu yang relative sebentar dan

teratur.

Anda mungkin juga menyukai