ABSTRAK
Latar Belakang : Nyeri persalinan kala 1 fase aktif sering kali dialami oleh ibu yang akan melahirkan dan
dapat dikendalikan dengan 2 metode nonfarmakologi yaitu metode relaksasi pernapasan dan metode
kneading. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan antara teknik relaksasi
pernafasan dengan kneading terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif antar kedua
kelompok. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi-eksperimen dengan rancangan
two group pre-test and post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin. sampel penelitian
sebanyak 40 orang dengan pengambilan sampel teknik total sampling. Hasil Penelitian: Hasil analisa data
pre test teknik relaksasi nafas mean 7,35 dan post test mean 4,20 sedangkan pre test teknik kneading mean
7,15 dan post test mean 3,65. Di peroleh hasil uji stastik p=0,000 Simpulannya ada pengaruh relaksasi nafas
dan kneading terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. Kesimpulan dan saran: metode relaksasi
pernapasan dan metode kneading ini diharapkan dapat mengurangi intesitas nyeri pada persalinan kala I
fase aktif. Disarankan dari hasil penelitaan ini mampu menjadi khazanah dan referensi keilmuan dalam
bidang kesehatan dan dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya mengenai pengaruh teknik relaksasi pernafasan dengan kneading terhadap intensitas nyeri
persalinan kala I fase aktif.
Background: Labor pain during the first active phase is often experienced by mothers who are about to give
birth and can be controlled by 2 non-pharmacological methods, namely the breathing relaxation method and the
kneading method. Purpose: This study aims to determine the difference between breathing relaxation
techniques and kneading on the intensity of pain during the active phase of labor between the two groups.
Methodology: This study used a quasi-experimental research design with two group pre-test and post-test
designs. The population in this study were mothers who gave birth. The research sample was 40 people with
total sampling technique. Results: The results of pre-test data analysis of breath relaxation techniques mean
7.35 and posttest mean 4.20, while the mean pre-test kneading technique means 7.15 and post-test mean 3.65.
The results obtained from the statistical test p = 0.000. In conclusion, there is an effect of breath relaxation and
kneading on the intensity of labor pain during the active phase of labor. Conclusion and suggestion: This
breathing relaxation method and kneading method are expected to reduce the pain intensity during the active
phase of labor. It is suggested that the results of this study can become a treasure and a scientific reference in the
health sector and can be used as reference material for other researchers who want to carry out further research
on the effect of breathing relaxation techniques with kneading on the intensity of labor pain during the active
phase of labor
Keywords: labor pain, first stage, breathing relaxation, kneading
PENDAHULUAN
Nyeri persalinan kala 1 fase aktif sering kali dialami oleh ibu yang akan melahirkan.
Pada pembukaan 4 sampai dengan 10 nyeri di rasakan semakin berat. Rasa tidak nyaman
berasal dari bagian bawah abdomen akibat dari pembukaan dan penipisan serviks kemudian
nyeri menyebar ke punggung bawah dan turun ke paha yang disebabkan oleh tekanan kepala
janin terhadap tulang belakang ibu. Nyeri dirasakan hanya selama kontraksi dan akan
berkurang pada interval antar kontraksi1.
Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulangi nyeri adalah dengan
kneading dan relaksasi yang merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan
untuk mengurangi nyeri persalinan. Cara-cara untuk mengurangi rasa sakit antara lain: pijatan
ganda pada pinggul, relaksasi, kompres panas dan dingin dan lain-lain11.
Penelitian yang membuktikan tentang keberhasilan teknik relaksasi nafas dalam dan
masase menurunkan tingkat nyeri diantaranya penelitian yang menunjukkan hasil
penelitiannya bahwa 62,8 % responden yang melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan
37,8% responden yang tidak melaksanakan teknik relaksasi nafas dalam5.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Walantaka pada
ibu bersalin kala I, didapatkan sebanyak 67% ibu bersalin merasa khawatir dengan nyeri yang
akan dialami saat persalinan. Peneliti mengamati dan memantau pada 5 ibu inpartu dalam
proses persalinan. 5 ibu yang bersalin tersebut pada fase laten pembukaan 2 cm selama 10
menit ibu diberikan terapi relaksasi pernafasan sedangkan pada fase aktif pembukaan 5 cm
selama 10 menit ibu di berikan terapi kneading, maka dapat di lihat dari ekspresi wajah pada
fase laten ibu merasakan di lihat ibu lebih nyaman pada fase laten tersebut dan ketika pada
fase aktif dapat di lihat ibu lebih nyaman dan dapat mengontrol emosi pada fase aktif tersebut
sampai terjadi proses lahir bayi setelah diberkan relaksasi pernafasan dan kneading.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
perbedaan teknik pernafasan dan teknik kneading terhadap intensittas nyeri pada persalinan
kala 1 fase aktif Di Puskemas Walantaka Tahun 2020.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimen dengan rancangan two
group pre-test and post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin, sampel
penelitian sebanyak 40 orang dan dibagi menjadi dua yaitu 20 orang kelompok relaksasi
nafas dan 20 orang kelompok kneading, dengan pengambilan sampel teknik total sampling.
Pada penelitian ini variabel independen yaitu teknik relaksasi napas dan teknik kneading,
sedangkan variabel dependen yaitu intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif.
Berdasarkan hasil uji normalitas data dalam penelitian ini berdistribusi normal, sehingga uji
statistik yang digunakan adalah independent t test. Tahapan dalam pengumpulan data yang
dilakukan adalah sebagai berikut, peneliti meminta izin kepada kepala Puskesmas untuk
melakukan penelitian. Setelah mendapat izin penelitian dari pihak Puskesmas, peneliti
menentukan subjek untuk menjadi responden yang akan sesuai dengan kriteria penelitian.
Peneliti meminta kesediaan subjek tersebut untuk menjadi responden serta meminta
kesediaan menandatangani informed consent. Peneliti meminta responden untuk
menandatangani surat ijin persetujuan menjadi responden. Peneliti memberikan lembar
observasi berupa penilaian nyeri skala NRS (Numerical Rating Scales) sebelum diberikan
intervensi, dengan cara responden (klien) menunjukkan di angka berapakah klien merasakan
nyeri persalinan kala I fase aktif. Peneliti menjelaskan kepada responden mengenai tatacara
penggunaan penilaian nyeri skala NRS (Numerical Rating Scales). Peneliti memberikan
intervensi berupa relaksasi pernafasan kepada klien saat persalinan kala I fase aktif.
Pemberian teknik relaksasi pernafasan dan kneading dilakukan selama 10 menit saat ada His.
Peneliti kembali memberikan lembar observasi berupa penilaian nyeri skala NRS (Numerical
Rating Scales) setelah diberikan intervensi, dengan cara responden (klien) menunjukkan di
angka berapakah klien merasakan nyeri persalinan kala I fase aktif. Peneliti melakukan
pengambilan data dengan penyebaran kuesioner terhadap responden. Setelah data kuesioner
selesai dikerjakan oleh responden, selanjutnya peneliti melakukan analisis data.
HASIL
Karakteristik Responden
Tabel 2 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Teknik Relaksasi
Pernafasan Terhadap Persalinan Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Walantaka Kabupaten Serang
Provinsi Banten
Sebelum Sesudah P
Variabel
M SD M SD value
Teknik Relaksasi Pernafasan
7,35 1,631 4,20 1,361 0,000
Terhadap Intensitas Nyeri
Tabel 3 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Teknik Kneading
Terhadap Persalinan Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Walantaka Kabupaten Serang Provinsi
Banten
Sebelum Sesudah P
Variabel
M SD M SD value
Teknik Kneading Terhadap
7,15 1,599 3,65 1,268 0,000
Intensitas Nyeri
Std. Std. P
Kelompok N Mean t
Deviation Error value
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kesamaan karakteristik antara kelompok relaksasi
napas dan kelompol kneading yaitu berusia 20 tahun – 35 tahun, berpendidikan tinggi.
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan yaitu perbedaan perkembangan akan
mempengaruhi reaksi nyeri terhadap persalinan. Perkembangan tersebut yaitu secara fisik,
organ-organ pada umur yang kurang dari umur reprosuksi akan belum siap untuk
melaksanakan tugas reproduksi dan perkembangan kematangan psikis menyebabkan reaksi
pada nyeri yang timbul akan lebih parah6. Hal tersebut sesuai dengan usia yang terlalu muda
akan sulit untuk mengendalikan rasa nyeri2.
Pendidikan akan dapat berdampak pada pengetahuan ibu tentang persalinan termasuk
tentang nyeri persalinan dan bagaimana mengelola nyeri. Penelitian menyatakan bahwa ibu
yang memiliki pemahaman yang baik tentang proses persalinan maka tingkat nyeri yang
dirasakan lebih ringan daripada ibu yang memiliki pemahaman yang buruk. Pekerjaan ibu
dapat dihubungkan dengan kondisi keletihan yang dialami ibu. Ibu yang bekerja diluar saat
hamil akan mengalami keletihan yang lebih dibandingkan ibu yang tidak bekerja9.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irfa, 2018
berdasarkan hasil penelitian diperoleh kelompol teknik relaksasi nafas sebagian besar berusia
20 tahun – 35 tahun sebanyak 14 responden (93,3%) dan berpendidikan rendah sebanyak 12
responden (80%) sedangkan pada kelompok teknik kneading seluruhnya berusia 20 tahun –
35 tahun sebanyak 15 responden (100%) dan sebagian besar berpendidikan rendah sebanyak
8 responden (53,3%).
Asumsi menurut peneliti adalah karakteristik responden memiliki hubungan dalam
intensitas nyeri yang akan ibu rasakan saat bersalin, mulai dari usia, bila usia yang terlalu
muda akan sulit untuk mengendalikan rasa nyeri dan bila ibu berpendidikan rendah atau tidak
sekolah akan kurang pemahaman yang baik tentang proses persalinan maka tingkat nyeri
yang dirasakan lebih nyeri dan ibu yang bekerja diluar saat hamil akan mengalami keletihan
yang lebih dibandingkan ibu yang tidak bekerja.