Anda di halaman 1dari 12

PERBEDAAN TEKNIK PERNAFASAN DAN TEKNIK KNEADING

TERHADAP INTENSITTAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I


FASE AKTIF DI WILAYAH WALANTAKA KOTA SERANG
TAHUN 2020

Siti Husnul Chotimah1,Triana Indrayani2,Bunga Tiara Carolin3


Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan, Universitas Nasional
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Jakarta
Email :
trianaindrayani@civitas.unas.ac.id ,bunga.tiara@civitas.unas.ac.id, hchotimah820@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Nyeri persalinan kala 1 fase aktif sering kali dialami oleh ibu yang akan melahirkan dan
dapat dikendalikan dengan 2 metode nonfarmakologi yaitu metode relaksasi pernapasan dan metode
kneading. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan antara teknik relaksasi
pernafasan dengan kneading terhadap intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif antar kedua
kelompok. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi-eksperimen dengan rancangan
two group pre-test and post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin. sampel penelitian
sebanyak 40 orang dengan pengambilan sampel teknik total sampling. Hasil Penelitian: Hasil analisa data
pre test teknik relaksasi nafas mean 7,35 dan post test mean 4,20 sedangkan pre test teknik kneading mean
7,15 dan post test mean 3,65. Di peroleh hasil uji stastik p=0,000 Simpulannya ada pengaruh relaksasi nafas
dan kneading terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif. Kesimpulan dan saran: metode relaksasi
pernapasan dan metode kneading ini diharapkan dapat mengurangi intesitas nyeri pada persalinan kala I
fase aktif. Disarankan dari hasil penelitaan ini mampu menjadi khazanah dan referensi keilmuan dalam
bidang kesehatan dan dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
selanjutnya mengenai pengaruh teknik relaksasi pernafasan dengan kneading terhadap intensitas nyeri
persalinan kala I fase aktif.

Kata Kunci : Nyeri, kala I, relaksasi pernapasan, kneading

THE DIFFERENCES OF RESPIRATORY AND KNEADING TECHNIQUES ON FIRST


STAGE ACTIVE PHASE OF LABOR
PAIN IN WALANTAKA HEALTH CENTRE IN 2020
Siti Husnul Chotimah, Triana Indrayani, Bunga Tiara Carolin

Background: Labor pain during the first active phase is often experienced by mothers who are about to give
birth and can be controlled by 2 non-pharmacological methods, namely the breathing relaxation method and the
kneading method. Purpose: This study aims to determine the difference between breathing relaxation
techniques and kneading on the intensity of pain during the active phase of labor between the two groups.
Methodology: This study used a quasi-experimental research design with two group pre-test and post-test
designs. The population in this study were mothers who gave birth. The research sample was 40 people with
total sampling technique. Results: The results of pre-test data analysis of breath relaxation techniques mean
7.35 and posttest mean 4.20, while the mean pre-test kneading technique means 7.15 and post-test mean 3.65.
The results obtained from the statistical test p = 0.000. In conclusion, there is an effect of breath relaxation and
kneading on the intensity of labor pain during the active phase of labor. Conclusion and suggestion: This
breathing relaxation method and kneading method are expected to reduce the pain intensity during the active
phase of labor. It is suggested that the results of this study can become a treasure and a scientific reference in the
health sector and can be used as reference material for other researchers who want to carry out further research
on the effect of breathing relaxation techniques with kneading on the intensity of labor pain during the active
phase of labor
Keywords: labor pain, first stage, breathing relaxation, kneading
PENDAHULUAN
Nyeri persalinan kala 1 fase aktif sering kali dialami oleh ibu yang akan melahirkan.
Pada pembukaan 4 sampai dengan 10 nyeri di rasakan semakin berat. Rasa tidak nyaman
berasal dari bagian bawah abdomen akibat dari pembukaan dan penipisan serviks kemudian
nyeri menyebar ke punggung bawah dan turun ke paha yang disebabkan oleh tekanan kepala
janin terhadap tulang belakang ibu. Nyeri dirasakan hanya selama kontraksi dan akan
berkurang pada interval antar kontraksi1.
Salah satu metode yang sangat efektif dalam menanggulangi nyeri adalah dengan
kneading dan relaksasi yang merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan
untuk mengurangi nyeri persalinan. Cara-cara untuk mengurangi rasa sakit antara lain: pijatan
ganda pada pinggul, relaksasi, kompres panas dan dingin dan lain-lain11.
Penelitian yang membuktikan tentang keberhasilan teknik relaksasi nafas dalam dan
masase menurunkan tingkat nyeri diantaranya penelitian yang menunjukkan hasil
penelitiannya bahwa 62,8 % responden yang melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan
37,8% responden yang tidak melaksanakan teknik relaksasi nafas dalam5.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Walantaka pada
ibu bersalin kala I, didapatkan sebanyak 67% ibu bersalin merasa khawatir dengan nyeri yang
akan dialami saat persalinan. Peneliti mengamati dan memantau pada 5 ibu inpartu dalam
proses persalinan. 5 ibu yang bersalin tersebut pada fase laten pembukaan 2 cm selama 10
menit ibu diberikan terapi relaksasi pernafasan sedangkan pada fase aktif pembukaan 5 cm
selama 10 menit ibu di berikan terapi kneading, maka dapat di lihat dari ekspresi wajah pada
fase laten ibu merasakan di lihat ibu lebih nyaman pada fase laten tersebut dan ketika pada
fase aktif dapat di lihat ibu lebih nyaman dan dapat mengontrol emosi pada fase aktif tersebut
sampai terjadi proses lahir bayi setelah diberkan relaksasi pernafasan dan kneading.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
perbedaan teknik pernafasan dan teknik kneading terhadap intensittas nyeri pada persalinan
kala 1 fase aktif Di Puskemas Walantaka Tahun 2020.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimen dengan rancangan two
group pre-test and post-test. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin, sampel
penelitian sebanyak 40 orang dan dibagi menjadi dua yaitu 20 orang kelompok relaksasi
nafas dan 20 orang kelompok kneading, dengan pengambilan sampel teknik total sampling.
Pada penelitian ini variabel independen yaitu teknik relaksasi napas dan teknik kneading,
sedangkan variabel dependen yaitu intensitas nyeri pada persalinan kala I fase aktif.
Berdasarkan hasil uji normalitas data dalam penelitian ini berdistribusi normal, sehingga uji
statistik yang digunakan adalah independent t test. Tahapan dalam pengumpulan data yang
dilakukan adalah sebagai berikut, peneliti meminta izin kepada kepala Puskesmas untuk
melakukan penelitian. Setelah mendapat izin penelitian dari pihak Puskesmas, peneliti
menentukan subjek untuk menjadi responden yang akan sesuai dengan kriteria penelitian.
Peneliti meminta kesediaan subjek tersebut untuk menjadi responden serta meminta
kesediaan menandatangani informed consent. Peneliti meminta responden untuk
menandatangani surat ijin persetujuan menjadi responden. Peneliti memberikan lembar
observasi berupa penilaian nyeri skala NRS (Numerical Rating Scales) sebelum diberikan
intervensi, dengan cara responden (klien) menunjukkan di angka berapakah klien merasakan
nyeri persalinan kala I fase aktif. Peneliti menjelaskan kepada responden mengenai tatacara
penggunaan penilaian nyeri skala NRS (Numerical Rating Scales). Peneliti memberikan
intervensi berupa relaksasi pernafasan kepada klien saat persalinan kala I fase aktif.
Pemberian teknik relaksasi pernafasan dan kneading dilakukan selama 10 menit saat ada His.
Peneliti kembali memberikan lembar observasi berupa penilaian nyeri skala NRS (Numerical
Rating Scales) setelah diberikan intervensi, dengan cara responden (klien) menunjukkan di
angka berapakah klien merasakan nyeri persalinan kala I fase aktif. Peneliti melakukan
pengambilan data dengan penyebaran kuesioner terhadap responden. Setelah data kuesioner
selesai dikerjakan oleh responden, selanjutnya peneliti melakukan analisis data.

HASIL
Karakteristik Responden

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Pendidikan, Pekerjaan


Ibu Bersalin Di Puskesmas Walantaka Kabupaten Serang Provinsi Banten Tahun 2020
Kelompok
Kel. Relaksasi Napas Kel. Kneading
Variabel
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
F % F %
Usia
<20 tahun dan > 35 tahun 5 25 7 35
20 tahun – 35 tahun 15 75 13 65
Pendidikan
Rendah 1 5 5 25
Tinggi 19 95 15 75
Pekerjaan
Tidak Bekerja 15 75 15 75
Bekerja 5 25 5 25

Berdasarkan tabel 1 mayoritas pada kelompok relaksasi napas berusia 20 tahun –


35 tahun sebanyak 15 orang (75%), berpendidikan tinggi sebanyak 19 orang (95%), dan
tidak bekerja sebanyak 15 orang (75%), sedangkan mayoritas kelompok kneading
berusia 20 tahun – 35 tahun sebanyak 13 orang (65%), berpendidikan tinggi sebanyak
15 orang (75%) dan tidak bekerja sebanyak 15 orang (75%).

Tabel 2 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Teknik Relaksasi
Pernafasan Terhadap Persalinan Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Walantaka Kabupaten Serang
Provinsi Banten
Sebelum Sesudah P
Variabel
M SD M SD value
Teknik Relaksasi Pernafasan
7,35 1,631 4,20 1,361 0,000
Terhadap Intensitas Nyeri

Berdasarkan hasil tabel 2 menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata


intensitas nyeri sebelum intervensi mendapat nilai mean 7,35 std deviation 1,631 dan
sesudah intervensi teknik relaksasi pernafasan mendapat nilai mean 4,20 std deviation
1,361. Diperoleh nilai p=0,000 (α= <0,05) maka dapat diartikan bahwa ada perbedaan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi pernapasan terhadap
persalinan kala I fase aktif.

Tabel 3 Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Teknik Kneading
Terhadap Persalinan Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Walantaka Kabupaten Serang Provinsi
Banten

Sebelum Sesudah P
Variabel
M SD M SD value
Teknik Kneading Terhadap
7,15 1,599 3,65 1,268 0,000
Intensitas Nyeri

Berdasarkan hasil tabel 3 menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata


intensitas nyeri sebelum intervensi mendapat nilai mean 7,15 std deviation 1,599 dan
sesudah intervensi teknik kneading mendapat nilai mean 3,65 std deviation 1,268.
Diperoleh nilai p=0,000 (α= <0,05) maka dapat diartikan bahwa ada perbedaan
intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik kneading terhadap persalinan
kala I fase aktif.

Tabel 4 Perbedaan Intensitas Nyeri Antar Kedua Kelompok Di Puskesmas Walantaka


Kabupaten Serang Provinsi Banten

Std. Std. P
Kelompok N Mean t
Deviation Error value

Post_Relaksasi Nafas 20 4,20 1,361 0,304 1,322 0,000


Post _Kneading 20 3,65 1,268 0,284 1,322

Berdasarkan hasil tabel 4 menunjukan bahwa dari jumlah sampel 40 responden


pada post relaksasi napas nilai rata-rata 4,20 dengan standar deviensi 1,268 sedangkan
untuk post kneading 3,65 dengan standar deviensi 1,361. Hasil uji statistik didapatkan
nilai p=0,000 < 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat
perbedaan yang signifikan rata-rata penurunan intensitas nyeri pada kelompok relaksasi
pernafasan dan kelompok kneading yang artinya ada pengaruh relaksasi pernafasan dan
kneading terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.

PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian terdapat kesamaan karakteristik antara kelompok relaksasi
napas dan kelompol kneading yaitu berusia 20 tahun – 35 tahun, berpendidikan tinggi.
Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan yaitu perbedaan perkembangan akan
mempengaruhi reaksi nyeri terhadap persalinan. Perkembangan tersebut yaitu secara fisik,
organ-organ pada umur yang kurang dari umur reprosuksi akan belum siap untuk
melaksanakan tugas reproduksi dan perkembangan kematangan psikis menyebabkan reaksi
pada nyeri yang timbul akan lebih parah6. Hal tersebut sesuai dengan usia yang terlalu muda
akan sulit untuk mengendalikan rasa nyeri2.
Pendidikan akan dapat berdampak pada pengetahuan ibu tentang persalinan termasuk
tentang nyeri persalinan dan bagaimana mengelola nyeri. Penelitian menyatakan bahwa ibu
yang memiliki pemahaman yang baik tentang proses persalinan maka tingkat nyeri yang
dirasakan lebih ringan daripada ibu yang memiliki pemahaman yang buruk. Pekerjaan ibu
dapat dihubungkan dengan kondisi keletihan yang dialami ibu. Ibu yang bekerja diluar saat
hamil akan mengalami keletihan yang lebih dibandingkan ibu yang tidak bekerja9.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irfa, 2018
berdasarkan hasil penelitian diperoleh kelompol teknik relaksasi nafas sebagian besar berusia
20 tahun – 35 tahun sebanyak 14 responden (93,3%) dan berpendidikan rendah sebanyak 12
responden (80%) sedangkan pada kelompok teknik kneading seluruhnya berusia 20 tahun –
35 tahun sebanyak 15 responden (100%) dan sebagian besar berpendidikan rendah sebanyak
8 responden (53,3%).
Asumsi menurut peneliti adalah karakteristik responden memiliki hubungan dalam
intensitas nyeri yang akan ibu rasakan saat bersalin, mulai dari usia, bila usia yang terlalu
muda akan sulit untuk mengendalikan rasa nyeri dan bila ibu berpendidikan rendah atau tidak
sekolah akan kurang pemahaman yang baik tentang proses persalinan maka tingkat nyeri
yang dirasakan lebih nyeri dan ibu yang bekerja diluar saat hamil akan mengalami keletihan
yang lebih dibandingkan ibu yang tidak bekerja.

Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Teknik Relaksasi


Pernafasan Terhadap Persalinan Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Walantaka
Kabupaten Serang Provinsi Banten
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata intensitas
nyeri sebelum intervensi mendapat rata-rata intensitas nyeri 7,35 dan sesudah intervensi
teknik relaksasi pernafasan mendapat rata-rata intensitas nyeri 4,20.
Sesuai dengan teori bahwa ibu yang akan bersalin berespon terhadap nyeri dengan cara
yang berbeda-beda. Beberapa ibu akan merasa takut, dan cemas, sementara yang lainnya
bersikap toleran dan optimis. Beberapa ibu ada yang menangis, merintih, menjerit, menolak
bantuan, atau bergerak tanpa arah pada saat mengalami nyeri persalinan yang hebat,
sementara yang lainnya tetap berbaring dengan tenang di tempat tidur dan mungkin hanya
menutup matanya, mengertakkan giginya, menggigit bibirnya atau bercucuran keringatnya
pada waktu waktu mengalami nyeri persalinan7.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Winny (2015) didapatkan “mean” untuk pre test
sebesar 6,96 dan untuk post test sebesar 4,66 Sedangkan untuk “median” didapatkan pre test
sebesar 7 dan post test sebesar 5. Dari hasil diketahui bahwa distribusi data normal karena
nilai >0,05. Karena distribusi data normal maka dilakukan tes statistik “paired sample t.test”
dengan hasil “Asymp. Sig.” sebesar 0,000. artinya ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif 8.
Menurut asumsi peneliti rata-rata intensitas nyeri sebelum intervensi mendapat rata-rata
intensitas nyeri 7 dan sesudah nyeri 4 hal ini dikarenakan teknik relaksasi dilakukan saat
kontraksi sedang belangsung, penghirupan udara yang maksimal mengakibatkan suplai
oksigen pada uterus cukup sehingga hal tersebut dapat mengurangi ketegangan pada otot juga
mengurangi rasa takut atau kecemasan yang ada pada diri pasien hal ini pun didukung oleh
kondisi psikologi pasien yang baik. Psikologi yang baik dapat terjadi karena berbagai hal
yaitu adanya dukungan dari suami dan kondisi ibu yang percaya diri dalam menjalani
persalinan sehingga ibu tidak merasakan nyeri persalinan yang berat. Selain itu, paritas ibu
mempengaruhi kesiapan ibu dalam menghadapi persalinan, pengalaman yang baik tentang
persalinan sebelumnya akan membuat ibu berasumsi bahwa persalinan bukanlah sesuatu yang
menyakitkan.
Perbedaan Intensitas Nyeri Sebelum Dan Sesudah Diberikan Teknik Kneading
Terhadap Persalinan Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Walantaka Kabupaten Serang
Provinsi Banten
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata intensitas
nyeri sebelum intervensi mendapat rata-rata intensitas nyeri 7,15 dan sesudah intervensi
teknik kneading mendapat rata-rata intensitas nyeri 3,65.
Hal ini sesuai dengan teori sebelum diberikan teknik kneading dirasakan responden
adalah intensitas nyeri yang sangat hingga berat, hal ini dikarenakan belum ada intervensi
pada nyeri persalinan. Rasa nyeri yang dirasakan merupakan signal untuk memberitahukan
bahwa ibu telah memasuki tahapan proses persalinan. Rasa nyeri pada persalinan adalah
manifestasi dari adanya kontraksi otot rahim. Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan
mulut Rahim (serviks), penipisan serviks dan iskemia. Oleh karna rahim adalah organ
interna, maka nyeri yang timbul disebut nyeri viseral sehingga menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar ke arah paha6.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irfa, (2018)
berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan Wilcoxon diperoleh nilai Z=-5.266a dan
ρ = 0.000. Dengan demikian nilai ρ < dari α (5%) atau 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, maka ada pengaruh kombinasi teknik kneading dan relaksasi nafas dalam terhadap
intensitas nyeri kala I fase aktif persalinan primigravida5.
Menurut asumsi peneliti rata-rata intensitas nyeri 7 dan sesudah intervensi teknik
kneading mendapat rata-rata intensitas nyeri 4 hal ini dikarenakan teknik kneading membantu
mengontrol rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi. Selain itu teknik kneading juga dapat
memberikan efek fisiologis berupa peningkatan aliran darah, aliran limfatik, stimulasi sistem
saraf, menghilangkan rasa sakit dengan cara meningkatkan ambang rasa sakit oleh karena
merangsang peningkatan produksi hormone endorphin, meningkatkan aliran balik vena yang
akan membantu secara efisien pengembalian darah ke jantung, serta membantu mengalirkan
asam laktat yang tertimbun dalam otot sehingga membantu mempercepat eliminasi asam
laktat dalam darah dan otot.
Perbedaan Intensitas Nyeri Antar Kedua Kelompok Di Puskesmas Walantaka
Kabupaten Serang Provinsi Banten
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 yang artinya terdapat perbedaan
yang signifikan rata-rata penurunan intensitas nyeri pada kelompok relaksasi nafas dan
kelompok kneading yang artinya ada pengaruh relaksasi nafas dan kneading terhadap
intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.
Sesuai dengan teori bahwa pemberian kneading dan teknik relaksasi nafas dalam yang
signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien postpartum Terjadinya penurunan
intensitas nyeri ibu bersalin sebelum dan setelah diberikan kneading maupun relaksasi
dikarenakan kedua intervensi tersebut memberikan efek yang hampir sama yaitu
menghilangkan nyeri. Teknik kneading diberikan dengan melakukan pijatan ringan pada
bagian punggung serta lumbal yang merupakan pusat dari rasa nyeri akibat kontraksi uterus.
Pijatan ringan yang dilakukan dapat meningkatkan relaksasi otot sehingga dapat memutuskan
siklus feartension- pain (takut tegang nyeri). Sedangkan teknik relaksasi dilakukan saat
kontraksi sedang belangsung, penghirupan udara yang maksimal mengakibatkan suplai
oksigen pada uterus cukup sehingga hal tersebut dapat mengurangi ketegangan pada otot juga
mengurangi rasa takut atau kecemasan yang ada pada diri pasien Menurut asumsi peneliti
yaitu terjadinya penurunan intensitas nyeri ibu bersalin sebelum dan setelah diberikan
kneading maupun relaksasi dikarenakan kedua intervensi tersebut memberikan efek yang
hampir sama10.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Irfa (2018). Berdasarkan hasil uji statistik
dengan menggunakan Wilcoxon diperoleh nilai Z=-5.266 dan ρ = 0.000. Dengan demikian
nilai ρ < dari α (5%) atau 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, maka ada pengaruh
kombinasi teknik kneading dan relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri kala I fase
aktif persalinan primigravida5.
Menurut asumsi peneliti yaitu terjadinya penurunan intensitas nyeri ibu bersalin setelah
diberikan kneading maupun relaksasi dikarenakan kedua intervensi tersebut memberikan efek
yang hampir sama. Dikarenakan teknik kneading diberikan dengan melakukan pijatan ringan
pada bagian punggung serta lumbal yang merupakan pusat dari rasa nyeri akibat kontraksi
uterus. Pijatan ringan yang dilakukan dapat meningkatkan relaksasi otot sehingga dapat
memutuskan siklus nyeri, sedangkan teknik relaksasi dilakukan saat kontraksi sedang
belangsung, penghirupan udara yang maksimal mengakibatkan suplai oksigen pada uterus
cukup sehingga hal tersebut dapat mengurangi ketegangan pada otot.
KESIMPULAN
1. Distribusi frekuensi karakteristik responden kelompok relaksasi nafas dan kelompok
kneading berusia yaitu 20 tahun – 35 tahun (70%), berpendidikan tinggi (85%) dan tidak
bekerja (75%).
2. Perbedaan rata-rata sebelum diberikan teknik relaksasi nafas terdapat rata rata intensitas
nyeri 7,35 dan sesudah 4,20.
3. Perbedaan rata-rata sebelum diberikan teknik kneading terdapat rata-rata intensitas nyeri
7,15 dan sesudah 3,65.
4. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata penurunan intensitas nyeri pada kelompok
relaksasi nafas dan kelompok kneading yang artinya ada pengaruh relaksasi nafas dan
kneading terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bobak., dan Lowdermilk, Jensen. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas /
Maternity Nursing (Edisi 4), Alih Bahasa Maria A. Wijayati, Peter I. Anugerah, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2. Damai Yanti., (2017). Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. PT Refika Aditama, Bandung.
3. Dinas Kesehatan Kota Serang. (2019). Buku Profil Dinas Kesehatan Kota Serang.
4. Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2020). Buku Profil Dinas Kesehatan Provinsi
Banten.
5. Gadysa. Dan Winny (2015) Persepsi ibu tentang metode massage.
http://luluvikar.wordpress.com/ 2009/08/26/persepsi-ibu-tentang-metode-massage.
6. Irfa N, dkk . (2018). Pengaruh Kombinasi Teknik Kneading Dan Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Primigravida Di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Rajapolah Tahun 2018. Jurnal Bidan Midwife Journal. Diakses pada
tanggal 27 Juli 2020.
7. Judha, Mohammad, dkk. (2016). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Jakarta
: Nuha Medika.
8. Maryunani, Anik. (2013). Nyeri dalam Persalinan “Teknik dan Cara Penangananya”.
Jakarta : Trans Info Media
9. Lestari, Winny Putri. (2015). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Respon
Adaptasi Nyeri pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif di BPM Bidan P Kota Yogyakarta.
Yogyakarta: STIK ‗Aisyiyah. Diakses pada tanggal 27 Juli 2020.
10. Tairas, Tarumetor. J. H.( 2013). Refleksologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
11. Tamsuri, A. (2011). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC.
12. Titi, (2019). Nyeri dalam Persalinan “Teknik dan Cara Penangananya”. Jakarta : EGC
13. Sunarsih & Ernawati. (2016). Perbedaan Terapi Massage dan Terapi Relaksasi dalam
Mengurangi Nyeri Persalinan di Bidan Praktik Swasta (BPS) Ernawati Kecamatan
Banyumas.Jurnal Kesehatan Vol. VIII, No. 1, Hal: 8-12. Diakses pada tanggal 27 Juli
2020.
14. WHO,(2018) World Health Organization. Angka Kematian Ibu 2017. France: World
Health Organization
15. Nurasiah, (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dan knealding Dalam Respon
Adaptasi Nyeri pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Jakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai