Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kebidanan Muhammadiyah X(X)Xxx

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI


NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI UPT PUSKESMAS
BARAKA KABUPATEN ENREKANG

Risqa Jurman1, Mariem Meisyaroh2, Nurlaela3, Ishak Kenre4, Rosmawaty5.


Mahasiswa ITKes Muhammadiyah Sidrap1
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan2,3,4,5

INFORMASI ABSTRAK
Korespondensi : Objective : Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya
janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir.
risqajurman73@gmail.com Nyeri persalinan mulai timbul pada kala I fase laten, yaitu
pembukaan serviks sampai 3 cm dan fase aktif, yaitu pembukaan
serviks dari 4 cm sampai 10 cm. Pada fase aktif terjadi peningkatan
intensitas dan frekuensi kontraksi, sehingga respon puncak nyeri
berada pada fase ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada
ibu inpartu kala I fase aktif di UPT.
Keyword : Relaksasi Napas Puskesmas Baraka Kabupaten Enrekang Tahun 2022
Dalam, Respon Adaptasi Methods : Jenis penelitian ini di lakukan adalah penelitian yang
Nyeri pada Ibu Inpartu menggunakan metode quasy eksperiment dengan
Kala I Fase Aktif menggunakan desain pre and post design.
Results : Dari 30 responden ibu inpartu didapatkan rata-rata
nilai adaptasi nyeri pre-post test yaitu 2,33 dan didapatkan
nilai p=(0,000) dengan tingkat kemaknaan p<α (0,05) yang
dimana nilai p<α, H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti ada
pengaruh relaksasi napas dalam terhadap respon adaptasi
nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif di UPT. Puskesmas
Baraka Kabupaten Enrekang Tahun 2022
Conclusion : Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
pengaruh relaksasi napas dalam terhadap respon adaptasi
nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif dengan nilai p=0,000

PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk tercapai kesejahteraan
bangsa. Salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan suatu bangsa dengan
tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayinya.
Target global SDGs (Sustainable Development Goals) pada 2030 juga salah satunya
adalah menurunkan AKI menjadi 70 per 100.000 Kelahiran Hidup. Mengacu dari kondisi
ini, target SDGs dalam menurunkan AKI memerlukan kerja keras dan sungguh-sungguh
untuk mencapainya (Kemenkes RI, 2018). Kebijakan pemerintah melalui Kementerian
Kesehatan yaitu menjalankan Program Indonesia Sehat yang berfokus pada pelaksanaan
Jurnal Kebidanan Muhammadiyah X(X)Xxx

Sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil setiap tahunnya. Sebagian besar
kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi berat
dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. World Health
Organization (WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami
komplikasi perdarahan pasca persalinan (Sarwono, 2010).
Selama kala I persalinan normal, nyeri bisa diakibatkan oleh kontraksi involunter
otot uteri. Kontraksi cenderung dirasakan di punggung bawah pada awal persalinan.
Sensasi nyeri melingkari batang tubuh bawah, yang mencakup abdomen dan punggung.
Kontraksi umumnya berlangsung sekitar 45 sampai 90 detik. Ketika persalinan
mengalami kemajuan, intensitas setiap kontraksi meningkat, menghasilkan intensitas
nyeri yang lebih besar (Reeder, dkk, 2014).
Nyeri persalinan mulai timbul pada kala I fase laten, yaitu pembukaan serviks sampai 3
cm dan fase aktif, yaitu pembukaan serviks dari 4 cm sampai 10 cm. Pada fase aktif terjadi
peningkatan intensitas dan frekuensi kontraksi, sehingga respon puncak nyeri berada pada
fase ini (Reeder 2012, dalam penelitian Tetti dkk., 2018). Murray melaporkan kejadian
nyeri pada 2.700 ibu bersalin, 15% mengalami nyeri ringan, 35% dengan nyeri sedang,
30% dengan nyeri hebat dan 20% disertai nyeri sangat hebat (Lidia Fitri, 2019).
Upaya dasar yang dapat dilakukan dalam menurunkan AKI salah satunya yaitu
meminimalisir nyeri persalinan yang dirasakan ibu. Nyeri persalinan dapat dikendalikan
dengan 2 metode yaitu farmakologis dan non farmakologis (Tetti & Cecep, 2015).
Beberapa metode nonfarmakologis yaitu counter pressure, hypnobirthing, endorphin
massage, massage effleurage, kompres hangat, musik klasik mozart, terapi murottal,
akupressur, aromatherapy dan relaksasi napas dalam (Wan Anita, 2017).
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri
pada ibu bersalin secara non farmakologis. Dengan menarik napas dalam-dalam pada saat
ada kontraksi dengan menggunakan pernapasan dada melalui hidung akan mengalirkan
oksigen ke darah yang kemudian dialirkan keseluruh tubuh akan mengeluarkan hormon
endorphin yang merupakan penghilang rasa sakit yang alami didalam tubuh (Winny,
2015).
Jenis teknik relaksasi pernafasan yaitu teknik relaksasi napas dalam. Teknik relaksasi
napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan yang dalam hal ini bidan mengajarkan
kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan (Smeltzer &
Bare, 2010).
Caranya dengan menarik napas dalam-dalam pada saat ada kontraksi menggunakan
pernapasan dada melalui hidung yang akan mengalirkan oksigen ke darah dan kemudian
dialirkan keseluruh tubuh sehingga dapat mengeluarkan hormon endorphin yang
berfungsi meminimalisir rasa sakit dalam tubuh (Winny, 2015).
Sejalan dengan penelitian Lidia Fitri (2019) yang berjudul hubungan teknik napas dalam
terhadap pengurangan intensitas nyeri kala 1 fase aktif, diketahui bahwa nilai rata-rata
intensitas nyeri bersalin kala I fase aktif sebelum dilakukan teknik relaksasi napas dalam
ialah 5,40. Setelah dilakukan teknik relaksasi napas dalam intensitas nyeri mengalami
penurunan yaitu 4,07. Terlihat nilai mean perbedaan antara pengukuran pertama dan
kedua adalah 1,33 dengan standar deviasi 1,163. Hasil uji statistik didapatkan nilai p
0,000 < 0,05 artinya ada hubungan antara teknik napas dalam terhadap pengurangan
intensitas nyeri kala I fase aktif.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan data jumlah ibu yang melahirkan di
Puskesmas Baraka pada tahun 2019 ibu yang melahirkan sebanyak 130 orang, 2020 ibu
Jurnal Kebidanan Muhammadiyah X(X)Xxx

yang melahirkan sebanyak 125 orang, pada tahun 2021 ibu melahirkan di Puskesmas
Baraka sebanyak 128 orang. Pada bulan Januar – Februari jumlah pasien yang melahirkan
sebanyak 48 orang. Hasil observasi pada ibu dalam masa persalinan inpartu kala I keluhan
utama ibu adalah nyeri, peran bidan yang ada dilapangan adalah dengan menganjurkan
ibu untuk menarik napas dalam lewat hidung dan menghembuskannya melalui mulut,
berbaring di tempat tidur dan untuk tidak terlalu banyak bergerak atau berjalan agar rasa
nyeri tidak bertambah hebat
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode quasy eksperiment
dengan menggunakan desain pre and post design. Dalam penelitian ini peneliti mencoba
menganalisis pengaruh relaksasi napas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu
inpartu kala I fase aktif. Populasi dalam penelitian ini diambil dari seluruh ibu bersalin di
UPT. Puskesmas Baraka Kabupaten Enrekang pada bulan Januari - Desember 2021
sebanyak 128 orang. Pada bulan Januari – Februari jumlah pasien bersalin sebanyak 48
orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,
2018). Alat yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS) dan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu, lembar Informed Consent, lembar kuesioner skala
nyeri, dan SOP Teknik Relaksasi Napas Dalam. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
akibat yang ditimbulkan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang diduga
memiliki pengaruh. Dari hasil uji statistik ini akan diketahui hasil kedua variabel apakah
berpengaruh atau tidak dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test.
HASIL

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur, Pekerjaan, dan Paritas Responden
Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI pada Ibu Inpartu
di UPT Puskesmas Baraka Kabupaten Enrekang

Variabel Frekuensi %
Umur
17-25 Tahun 9 30.0
26-35 Tahun 15 50.0
36-45 Tahun 6 20.0
Pekerjaan
IRT 15 50.0
Honor 7 23.3
Swasta 3 10.0
PNS 5 16.7
Paritas
Multigravida 27 90.0
Grande Multigravid 3 10.0
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer 2022
Jurnal Kebidanan Muhammadiyah X(X)Xxx

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa kecenderungan umur responden terbanyak


adalah umur 26-35 tahun sebanyak 15 orang (50%) dan terendah umur 36-45 tahun
sebanyak 6 orang (20%). Karakteristik pekerjaan menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebagai IRT sebanyak 15 orang (50%) dan terendah pekerjaan swasta sebanyak
3 orang (10%). Sedangkan karakteristik paritas pada multigravida sebanyak 27 orang
(90%) dan grande multigravid sebanyak 3 orang (10%).

Tabel 5.2
Nilai adaptasi Nyeri Sebelum Intervensi pada Ibu Inpartu
di UPT Puskesmas Baraka Kabupaten Enrekang

Std
Variabel Jumlah (n) mean Min-max
deviation
Pre Intervensi 30 9,37 0,67 8-10
Sumber: data primer 2022

Tabel 5.2 menunjukkan bahwa uji analisis univariat didapatkan nilai rata-rata adaptasi
nyeri ibu inpartu sebelum intervensi relaksasi nafas dalam yaitu hasil mean 9,37 yang
artinya ibu inpartu tersebut rata-rata mengalami nyeri berat. standar devisi 0,67, nilai
minimun 8 dan maksimum 10 untuk nilai adaptasi nyeri.

Tabel 5.3
Nilai adaptasi Nyeri Sebelum Intervensi pada Ibu Inpartu
di UPT Puskesmas Baraka Kabupaten Enrekang

Variabel n mean SD Min-max

Post Intervensi 30 7,03 0,89 5-9

Sumber: Data Primer 2022

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa uji analisis univariat didapatkan nilai rata-rata adaptasi
nyeri ibu inpartu setelah intervensi relaksasi nafas dalam yaitu hasil mean 7,03 yang
artinya ibu inpartu tersebut rata-rata mengalami nyeri sedang. standar devisi 0,89, nilai
minimun 5 dan maksimum 9 untuk nilai adaptasi nyeri.

Tabel 5.4
Analisa Uji Paired T Test Nilai Adaptasi Nyeri

95% CI p
Variabel n Mean S.E T df
min-max
Pre-post test
30 2,33 0,15 15,93 29 2,73-3,78 0,000
Nilai Adaptasi Nyeri
Sumber: Data Primer 2022
Jurnal Kebidanan Muhammadiyah X(X)Xxx

Dari tabel 5.4 di atas menjelaskan bahwa dari 30 responden ibu inpartu didapatkan ratarata
nilai adaptasi nyeri pre-post test yaitu 2,33 dan didapatkan nilai p=(0,000) dengan tingkat
kemaknaan p<α (0,05) yang dimana nilai p<α, H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
ada pengaruh relaksasi napas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala
I fase aktif di UPT. Puskesmas Baraka Kabupaten Enrekang Tahun 2022
PEMBAHASAN
Berdasarkan uji paired t test sebelum dan setelah relaksasi nafas dalam didapatkan nilai
p value = 0,000 dengan tingkat kemaknaan P < a (0,05) maka Ho ditolak sehingga
disimpulkan terdapat pengaruh relaksasi napas dalam terhadap respon adaptasi nyeri
pada ibu inpartu kala I fase aktif di UPT. Puskesmas Baraka Kabupaten Enrekang Tahun
2022.Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa teknik relaksasi berfokus pada
pengontrolan pernapasan dan memastikan proses pernapasan berfungsi dengan baik untuk
mencapai kondisi rileks. Maksudnya ketika seluruh sitem saraf, organ tubuh, dan panca
indra beristirahat untuk melepaskan ketegangan yang ada, individu pada dasarnya tetap
sadar akan salah satu cara yang paling umum digunakan yaitu kontrol pernapasan.
Dengan menarik napas dalam–dalam, individu mengalirkan oksigen ke darah yang
kemudian dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Hasilnya akan merasa lebih tenang dan
stabil. Seorang ibu bersalin yang mampu melakukan teknik relaksasi napas dalam selama
kontraksi akan merasa lebih nyaman selama proses persalinannya. Penggunaan teknik
relaksasi napas dalam yang benar dapat meningkatkan kemampuan ibu dalam mengontrol
rasa nyerinya, menurunkan rasa cemas, menurunkan kadar ketekolamin, menstimulasi
aliran darah menuju uterus, dan menurunkan ketegangan otot dengan nilai p-value = 0,000
(Astuti, dkk., 2019).
Teknik relaksasi napas dalam merupakan cara yang paling mudah dilakukan dalam
mengontrol ataupun mengurangi nyeri. Relaksasi melibatkan sistem otot dan respirasi dan
tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktuwaktu.
Selain mudah dilakukan, teknik ini tidak membutuhkan banyak biaya dan konsentrasi
yang tinggi (Trullyen, 2013).
Hubungan teknik relaksasi napas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan
menurut teori disebabkan karena teknik ini membuat keadaan seseorang terbebas dari
tekanan ataupun kembalinya keseimbangan (equilirium). Teknik relaksasi napas dalam
dapat mencapai keadaan relaksasi secara fisiologis dan kognitif yang ditandai dengan
penurunan kadar epinefrin dan norepinefrin dalam darah. Selain dapat menurunkan
intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan oksigenasi darah
sehingga kadar oksigen dalam darah akan meningkat (Fitri, dkk., 2019).
Sejalan dengan hasil penelitian oleh Titi Astuti, dkk. (2019) yang merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain quasi experiment. Sampel berjumlah 64 responden, terdiri dari
32 responden kelompok intervensi dan 32 responden kelompok kontrol. Analisis data
menggunakan uji t-independent. Rata-rata nyeri persalinan kelompok intervensi 4,13
sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata nyerinya 5,72. Hasil uji statistik didapatkan
ada perbedaan nyeri persalinan antara ibu bersalin kelompok intervensi dengan kelompok
kontrol (p value = 0,000). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa teknik relaksasi nafas
dalam pada ibu bersalin mampu menurunkan intensitas nyeri persalinan kala 1.
Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Lidia Fitri, dkk. (2019) berjudul
hubungan teknik nafas dalam terhadap pengurangan intensitas nyeri kala 1 fase aktif.
Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperiment. Pengambilan sampel
dengan teknik non random assignment yang dibagi menjadi kelompok kontrol dan
intervensi. Analisis data menggunakan uji t. Dalam penelitian tersebut diketahui nilai
Jurnal Kebidanan Muhammadiyah X(X)Xxx

rata-rata intensitas nyeri bersalin kala I fase aktif sebelum diberi perlakuan ialah 9,25.
Setelah diberi perlakuan intensitas nyeri mengalami penurunan yaitu 6,00. Terlihat nilai
mean perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua adalah 3,25. Hasil uji statistik
didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 artinya ada pengaruh relaksasi napas dalam terhadap
respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif di UPT. Puskesmas Baraka
Kabupaten Enrekang Tahun 2022. Peneliti berasumsi bahwa teknik relaksasi napas dalam
dapat menurunkan nyeri karena pada saat ibu mengontrol pernapasan dengan baik, terjadi
peningkatan pasokan oksigen dalam tubuh. Hal ini ditandai dengan perasaan ibu yang
lebih nyaman dan rileks. Pada pengukuran sebelum dan sesudah dilakikan tehnik relaksasi
napas dalam mengalami penurunan, dimana diperoleh tingkat nyeri sedang menjadi
ringan,tingkat nyeri sedang dengan sikap responden yang meringis dan dapat mengikuti
perintah dengan bai, sedangkan intensitas nyeri ringan sesudah dilakukan tehnik relaksasi
napas dalam secara objektif dapat berkomunikasi dengan baik, dan mampu tersenyum.
KESIMPULAN
1. Sebelum diberikan perlakuan teknik relaksasi napas dalam, nilai rata-rata intensitas
nyeri pada ibu inpartu adalah 9,25 atau nyeri berat.
2. Sesudah diberikan perlakuan teknik relaksasi napas dalam, nilai rata-rata intensitas
nyeri pada ibu inpartu adalah 6,00 atau nyeri sedang.
3. Berdasarkan hasil uji paired t test diperoleh nilai signifikan p = 0,000 (ρ<0,05), artinya
ada pengaruh relaksasi napas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu
kala I fase aktif di UPT. Puskesmas Baraka Kabupaten Enrekang Tahun 2022
SARAN
1. Institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi UPT. Puskesmas
Baraka kabupaten Enrekang dalam melakukan intervensi non-farmakologi tentang
relaksasi napas dalam terhadap respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I fase aktif.
2. Ilmiah
Hasil ini diharapkan sebagai rujukan dalam bagi tenaga kesehatan dalam menurunkan
nyeri pada ibu inpartu dengan terapi relaksasi napas dalam.
3. Peneliti
Hasil ini dapat memberikan masukkan terkait desain atau metode yang akan dilakukan
oleh peneliti berikutnya
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, S. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jokjakarta: Ar- Ruzz Media
Anita, Wan. 2017. Techniques of Pain Reduction in The Normal Labor Process:
Systematic Review. Jurnal Endurance, 2, 362-375.
Astuti, Titi, dkk. (2019). Aplikasi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Nyeri dan Lamanya
Persalinan Kala I Ibu Bersalin di Rumah Bersalin Kota Bandar Lampung. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 15, 59-65.
Fitriana. 2018. Asuhan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Fitri, Lidia, dkk. 2019. Hubungan Teknik Nafas Dalam Terhadap Pengurangan Intensitas
Nyeri Kala I Fase Aktif di Klinik Pratama Jambu Mawar. Jurnal Endurance, 4, 414-
420.
Handayani, Ridha Sofia, dkk. 2018. Perbandingan Pengaruh Aromaterapi Mawar dan
Massage Effleurage Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase
Aktif. Midwife Journal, 4, 66-72.
Herawati, Rika. 2016. Evaluasi Tehnik Relaksasi Yang Paling Efektif Dalam
Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Kala I Terhadap Keberhasilan
Jurnal Kebidanan Muhammadiyah X(X)Xxx

Persalinan Normal. Jurnal Maternity and Neonata, 2, 102-113.


Heriani. 2016. Kecemasan Dalam Menjelang Persalinan Ditinjau dari Paritas, Usia dan
Tingkat Pendidikan. Jurnal Ilmu Kesehatan Aisyah, 1, 1-7.
Jannah, Nurul. 2015. Askeb II: Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.
Judha, Muhammad, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kemenkes
RI.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2018. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Profil Puskesmas Baraka. 2021. Data Ibu Hamil Tahun 2021. Enrekang
Reeder, S. J., Leonide, L. M. & Deborah, K. G. 2014. Keperawatan Maternitas: Kesehatan
Wanita, Bayi & Keluarga, Ed. 18, Vol. 1. Jakarta: EGC
Rejeki, Sri, dkk. 2014. Tingkat Nyeri dan Prostaglandin-E2 pada Ibu Inpartu Kala I
dengan Tindakan Counter-Pressure. Jurnal Ners, 9, 111-117.
Rohani, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika
Sarwono, P. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Smeltzer & Bare. 2010. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 10 Volume 1. Jakarta:EGC.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suparni. 2014. Perbedaan Efektivitas Relaksasi dan Kompres Dingin Terhadap Intensitas
Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif. Universitas Diponegoro
Suwondo, Bambang Suryono, dkk. 2017. Buku Ajar Nyeri 2017. Yogyakarta:
Perkumpulan Nyeri Indonesia.
Tetti, S. & Cecep, E. K. 2015. Konsep & Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan
Maternitas. P.T Refika Aditama
Wiknjosastro, Hanafi. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Winny Putri Lestari. 2015. Naskah Publikasi. “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala 1 Fase Aktif Di BPM
Bidan P KotaYogyakarta”.
Yudiyanta, dkk. 2015. Assessment Nyeri. Jurnal CDK-226, 42, 214-234.
Panduan Penulisan Skripsi Itkes Muhammadiyah Sidrap T.A 2020/2021. Al-Qur’an surat
Al-A’raf ayat 54 yang berhubungan dengan persalinan

Anda mungkin juga menyukai