Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KB METODE KALENDER

Disusun Oleh :

Aulia zura
NIM : 1812220002

DOSEN PEMBIMBING : LIANA, SST., MKM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) GETSEMPENA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
LHOKSUKON-ACEH UTARA
T.A 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KB METODE KALENDER

Bidang Studi : Kebidanan


Topik : Pendidikan Kesehatan Alat Kontrasepsi

Sub Topik : Keluarga Berencana (KB)


Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Senin, 01 Juni 2020
Waktu : 14.10 – selesai ( 30 menit )
Tempat : Laboratorium Kebidanan stikesGetsempena
Sasaran : Pasangan Usia Subur (PUS)

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien diharapkan mampu
mengetahui dan memahami metode KB kalender.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit, diharapkan
peserta :
a. Mengetahui pengertian KB Kalender.
b. Mengetahui manfaat KB Kalender.
c. Mengetahui tata cara penerapan KB kalender.
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan serta cara penggunaan alat
kontrasepsi kalender
B. Materi Penyuluhan
1. Definisi KB kalender.
2. Manfaat KB kalender.
3. Mengetahui tata cara penerapan KB kalender.
4. Kelebihan dan kekurangan serta cara penggunaan alat kontrasepsi
kalender.
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi atau tanya jawab

D. Media
1. Leaflet
2. Power Point

E. Materi
Terlampir

F. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan :
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
Menjawab salam
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
Mendengarkan
4. Menyebutkan materi/pokok
dan
bahasan yang akan disampaikan
memperhatikan
5. Menyampaikan kontrak dan
mekanisme penyuluhan
2 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
1. Mengenali pengetahuan peserta memperhatikan
tentang KB Metode Kalender
2. Memberikan reinforcement dan
meluruskan konsep
3. Menjelaskan materi penyuluhan
secara berurutan dan teratur.
Materi :
a. Definisi KB Metode Kalender
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
b. Manfaat KB Metode Kalender
c. Tatacara pelaksanaan Metode
KB Kalender
d. Kelebihan dan kekurangan serta
cara penggunaan alat kontrasepsi
Metode Kalender
3 7 menit Evaluasi :
1. Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertaya
2. Menjawab pertanyaan yang di
ajukan peserta
3. Mengevaluasi pengetahuan peserta Feedback
tentang materi yang telah
disampaikan dengan memberikan
beberapa pertanyaan.
4 3 menit Penutup :
1. Menyimpulkan materi penyuluhan
yang telah disampaikan
2. Menyampaikan terima kasih atas Menjawab salam
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
3. Mengucapkan salam

G. Evaluasi
1. Struktural
a. Kelompok penyuluh dan peserta pada porsi yang sudah direncanakan
b. Persiapan media yang akan digunakan leaflet
c. Persiapan  tempat yang akan digunakan
d. Kontrak waktu
e. Persiapan SAP
f. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencana
2. Proses
a. Minimal 70% peserta penyuluhan menghadiri penyuluhan.
b. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
c. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan.
d. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan.
e. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan.
f. Selama penyuluhan tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan.
3. Hasil
a. Minimal 70% peserta yang mengikuti penyuluhan dan mengetahui
serta mampu menjelaskan definisi KB Metode Kalender.
b. Minimal 70% peserta yang mengikuti penyuluhan dan mengetahui
serta mampu menjelaskan manfaat KB Metode Kalender.
c. Minimal 70% peserta yang mengikuti penyuluhan mampu memahami
tatacara penerapan KB Merosi Kalender.
d. Minimal 70% peserta yang mengikuti penyuluhan dan mengetahui
serta mampu menjelaskan kelebihan dan kekurangan serta cara
penggunaan kb Metode Kalender.
PENDAHULUAN

Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga


berencana alamiah (KBA) yang paling tua.Metode kalender atau pantang
berkala ini adalah cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan
oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur atau ovulasi. Matode kalender ini merupakan
metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua.Pencetus KBA
sistem kalender adalah dr. kanus (ahli kebidanan dari Vienna) dan dr. ogino
(ahli ginekologi dari jepang).Metode kalender ini berdasarkan pada siklus
haid atau menstruasi pada wanita (Irianto, 2014).
Dr. kanus berpendapat bahwa ovulasi tejadi pada tepat 14 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Sedangkan dr. ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak
selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi 12 atau 16 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Hasi penelitian kedua ahli ini menjadi dasar dari KBA
sistem kalender.Metode ini efektif apabila dilakukan secara baik dan
benar.Dengan penggunaan sistem kalender setiap pasangan dimungkinkan
dapat merencanakan setiap kehamilannya. Sebelum menggunakan metode ini,
pasangan suami istri harus mengetahui masa subur.masa subur pada setiap
wanita tidaklah sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 priode siklus
menstruasi. Metode kalender ini berdasarkan pengetahuan bahwa ovulasi
terjadi 12-16 hari sebelum menstruasi berikutnya tanpa memandang
panjangnya siklus.perhitungan dibuat dengan mengambil siklus terpendek
dan terpanjang dalam satu tahun minimal 6 bulan. Dengan menganggap
bahwa sperma yang hidup dikelamin perempuan selama 2 hari. Metode
kalender atau pantang berkala ini adalah carasederhana yang dilakukan oleh
pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur atau ovulasi (Anggraini, 2012).

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Kalender


Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode
kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan
tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau
ovulasi.Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Metode kalender atau pantang
berkala ini adalah cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan
oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau
hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi. Matode kalender ini
merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) yang paling tua.
Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. kanus (ahli kebidanan dari
Vienna) dan dr. ogino (ahli ginekologi dari jepang). Metode kalender ini
berdasarkan pada siklus haid atau menstruasi pada wanita (Irianto, 2014).
Dr. kanus berpendapat bahwa ovulasi tejadi pada tepat 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan dr. ogino berpendapat bahwa
ovulasi tidak selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi 12 atau
16 hari sebelum menstruasi berikutnya. Hasi penelitian kedua ahli ini
menjadi dasar dari KBA sistem kalender.Metode ini efektif apabila
dilakukan secara baik dan benar. Dengan penggunaan sistem kalender
setiap pasangan dimungkinkan dapat merencanakan setiap
kehamilannya.Sebelum menggunakan metode ini, pasangan suami istri
harus mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada setiap wanita
tidaklah sama.
B. Cara Penerapan Metode Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan
bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu
kali dalam sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau
sesuadah hari ke 14 dari haidnya yang akan dating. Sel telur dapat hidup
selama 6-24 jam,
sedangkan sel mani sperma 48-72 jam. Hal yang perlu diperhatikan pada
siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan, yaitu:
a. Pre Ovulatory Infertility Phase
 (masa tidak subur sebelum ovulasi).
b. Fertility Phase
 ( Masa subur)
c. Post Ovulatory infertility Phase
 ( masa tidak subur setelah ovulasi)
Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri
harusmengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidaklah
sama. karnaitu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi.
Berikut ini cara dan menghitung masa subur:
1. Bila Siklus Haid Teratur (28 hari )
a. Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1.
b. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 siklus haid.
Contoh:
Seorang istri mendapat haid mulai tanggal 9 januari.Tanggal 9
januari dihitungsebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada
tanggal 20 januari dan hari ke-16 jatuh pada tanggal 24 januari.
Jadi  masa subur  yaitu tanggal 20 hingga 24januari. Pada tanggal
tersebut suami istri tidak boleh bersenggama.
2. Bila Siklus Haid Tidak Teratura.
a. Catat jumlah hari dalam siklus haid selama 6 bulan (6 siklus
menstruasi). Untuk mengetahui siklus haid terpanjang dan
terpendek. 
b. Masukan dalam rumus: jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus
haiddikurang 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa
subur.Rumus: Hari pertama masa subur = jumlah hari terpendek –
18.
c. Masukan dalam rumus: jumlah hari terpanjang dalam 6 kali siklus
haid dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa
subur. Rumus : Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang
– 11.
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25
hari dan siklusterpanjang 30 hari (mulai dari pertama haid sampai
haid berikutnya).Langkah 1 : 25 – 18 = 7
Langkah 2 : 30 – 11 = 19.
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-
19.Sehingga masa ini, suami istri tidak boleh melakukan
senggama. Apabila ingin melakukan senggama
harusmenggunakan kontrasepsi.
C. Manfaat Metode kalender atau pantang berkala
Dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi maupun konsepsi. 
a. Manfaat kontrasepsi
Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan. 
b. Manfaat konsepsi
Dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan
melakukan hubungan seksual saat masa subur/ovulasi untuk
meningkatkan kesempatan bisa hamil.
D. Keuntungan Metode kalender atau pantang berkala
Mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya
d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual
e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat
menghindari resikokesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f. Tidak memerlukan biaya.
g. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
E. Keterbatasan Metode Kalender
Metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan,
antara lain:
a. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
b. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya
c. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual
setiap saat.
d. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
e. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
f. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
g. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
F. Efektifitas Metode Kalender
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan
benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh
karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain
itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode
kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di
Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan
dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender
adalah 14 per 100 wanita per tahun. Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak
Efektif Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif
adalah:
a. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel
spermadalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
b.  Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi.Hal ini menyebabkan perhitungan
masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
c. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi
sendiri.
d. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi
dengan perubahan jenis mukus /lendir serviks yang menyertainya.
e. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya
perdarahan menstruasi. Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur
menjadi tidak tepat.
KEESIMPULAN

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara atau metode


kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak
melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau
ovulasi.Metode kalender atau pantang berkala merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) yang paling tua. Metode kalender atau pantang
berkala ini adalah cara atau metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh
pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan
seksual pada masa subur atau ovulasi.
12

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yetti (2012). Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Rohima

Press.

Irianto, Koes. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana : Dua Anak

Cukup.Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai