Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TELAAH JURNAL MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :

Annisha Rahmawati P1337420620069


Asep Sidiq Nugraha P1337420620060
Asih Purwati P1337420620045
Desi Nasiatul Fajriah P1337420620047
Hadania Madhita Tiara Asy'ari P1337420617010
Pita Puspa Ulhusnah P1337420617011
Aji Wisnu Wardhana P1337420617012
Yohanes Prasetyo Adi P1337420617013
Inna Nur Hayati P1337420617015
Widagdo Ciptaning Ar Ma'ruf P1337420617019
Nuansa Ramadhanty P1337420617022
Amalia Nur Utami P1337420617024
Ferishandy Bagaskara P1337420617026

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
A. Identitas Artikel

1. Judul Artikel : Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Kepala Ruang


Terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana
2. Jurnal sumber : Jurnal of Telenursing Volume 1 Nomor 2 Hal 246-255
3. Kategori Penelitian : Eksperimental
4. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
transaksional kepala ruangan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan perawat
pelaksana
5. Ringkasan Skematik Penelitian :
8 Perawat Pelaksana :
a. 85,71 % mengatakan gaya
kepemimpinan belum efektif
b. 87,5 % kemampuan perawat
Instrumen Penelitian : pelaksana dalam pembuatan
Karakteristik Responden :
askep belum optimal
a. Kuesioner a. Usia 26-35 tahun
b. Lembar Observasi b. Sebagian besar
c. SPO Quasy Experiment with control perempuan
Kepemimpinan group : c. Sebagian besar
Transaksional berpendidikan DIII
RSUD Mokoyurli (65 perawat) RSUD
d. Modul Mokopido (73 Perawat) Keperawatan
Kepemimpinan d. Sebagian besar
Transaksional 33 Kelompok Intervensi dan 33 memiliki pengalaman
Kelompok control ( Purposive
kerja 1- >5 tahun
Random Sampling)

Analisis Univariat Analisis Bivariat (Perbedaan Analisis Multivariat :


(Distribusi responden sebelum dan sesudah Grafik pada 3 pengukuran
berdasarkan pelaksanaan diberikan intervensi pada terdapat perubahan
askep PP) : kelompok intervensi) : signifikan tetapi belum
a. Terjadi peningkatan pada Hasil uji statistic P-value optimal yang dapat dilihat
kelompok intervensi dari sebesar 0,000 (ada perbedaan dari garis grafik yang
pre hingga post ke 3 signifikan askep PP. belum stabil hingga
b. Terjadi peningkatan pada pengukuran terakhir. Gaya
kelompok kontrol tetapi kepemimpinan
lebih rendah dari transaksional perlu
kelompok intervensi ditingkatkan.

Kesimpulan :
Kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan perawat
pelaksana di RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan setelah
diberikan intervensi kepemimpinan transaksional terjadi peningkatan signifikan pada pengukuran
post 1, post 2, dan post ke 3, namun belum mencapai nilai maksimum dari Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan.
B. Penilaian Artikel pakai metode apa, misalnya PICO ataw yang lain ?
1. Kesesuaian desain penelitian dengan tujuan penelitian
a. Intervensi
Intervensi yang diberikan yaitu dengan intervensi kepemimpinan
transaksional. Kepemimpinan transaksional adalah kepemimpinan yang
melakukan transaksi untuk memotivasi pengikut atau bawahannya agar berani
menyuarakan kepentingan dan pandangan pribadi mereka dalam melakukan
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
b. Outcome
1) Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan distribusi frekuensi berdasarakan
usia penelitian ini sebagian besar berusia 26-35 tahun (84,8%) pada
kelompok kasus. (66,7%) pada kelompok kontrol. Distribusi frekuensi jenis
kelamin responden dalam penelitian ini menunjukkan sebagian besar
berjenis kelamin perempuan. Pada kelompok kasus (72,7%) dan pada
kelompok kontrol (84,8%). Distribusi frekuensi responden berdasarkan
pendidikan pada penelitian ini sebagian besar berpendidikan DIII
Keperawatan. Pada kelompok kasus (72,7%) dan pada kelompok kontrol
(81,8%). Pengalaman kerja perawat pelaksana dalam penelitian ini pada
kelompok intervensi sebagian besar > 5 tahun (69,7%), sedangkan pada
kelompok kontrol sebagian besar mempunyai pengalaman kerja 1-5 tahun
(51,5%). Saudara memakai kelompok dalam jurnal yang konsisten, diatas
pada diagram disebut kelompok intervesi & kontrol, diparagraf ini pakai
kelompok kasus dan kontrol ? tolong disamakan agar esensinya jelas tidak
terpecah.
2) Analisa Univariat
Rata-rata nilai (ini nilai apa ya ?) sebelum intervensi 77,55 dengan
standar deviasi 17,93 sedangkan pada kelompok kontrol 79,12 dengan
standar deviasi 15,07. Pada pengukuran post pertama pada kelompok
intervensi setelah diberikan intervensi sebesar 90,27 dengan standar deviasi
19,13, sedangkan pada kelompok kontrol menunjukan skor rata-rata sebesar
82,39 dengan standar deviasi 13,28, pencapaian kompetensi (ini kompetensi
yang diukur apa ?) pengukuran ke-2 pada kelompok intervensi menunjukan
skor ratarata sebesar 96,33 dengan standar deviasi 18,27, sedangkan pada
kelompok kontrol menunjukan skor rata- rata sebesar 88,15 dengan standar
deviasi 17,20, pencapaian kompetensi pengukuran ke-3 pada kelompok
intervensi menunjukan skor rata-rata sebesar 105,45 dengan standar deviasi
12,80, sedangkan pada kelompok kontrol menunjukan skor rata-rata sebesar
92,67 dengan standar deviasi 17,41. Data ini menunjukkan pada kelompok
intervensi terjadi peningkatan dari pengukuran post 1 kedua sampai dengan
pengukuran ke3. kelompok kontrol pengukuran pre dan post ke 1, post ke 2
dan ke 3 terjadi peningkatan hanya nilai peningkatan lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok intervensi. Kenapa tidak dihitung
perubahan skor saja (bukan rata-rata) sehingga tampak kelompok mana
yang mengalami perubahan paling banyak ?
3) Analisa Bivariat
Rata-rata nilai pre test pelaksanaan asuhan keperawatan sebelum
diberikan intervensi 77,55 dengan standar deviasi 17,936 setelah diberikan
intervensi nilai rata-rata pelaksanaan asuhan keperawatan perawat
pelaksana terjadi peningkatan di minggu ke-6 menjadi 105,45 dengan
standar deviasi 12,804. Hasil uji statistik P-Value sebesar 0,000,
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pelaksanaan asuhan
keperawatan perawat pelaksana sebelum dan sesudah diberikan intervensi
kepemimpinan transaksional. Uji statistiknya yang dipakai apa ya ?
4) Analisa Multivariat
Nilai signifikan untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol dari
pengukuran awal sampai pengukuran minggu ke II, IV dan VI adalah >
0,05, dengan kata lain kedua kelompok data berasal dari populasi yang
memiliki varians yang sama (homogen) coba cek masa kerja ?. Nilai
signifikan untuk kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah 0,000 <
0,05, dengan kata lain kedua kelompok tidak memenuhi asumsi kesamaan
varians (nah kan ?). Nilai Greenhouse-Geisser signifikan untuk kelompok
intervensi dan kelompok kontrol adalah 0,000 < 0,05, dengan kata lain Ho
di tolak dan Ha di terima dengan kata lain ada pengaruh kepemimpinan
transaksional terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan. Uji statistic apa
ini
Peningkatan pelaksanaan asuhan keperawatan menunjukkan
perubahan yang signifikan, peningkatan pelaksanaan asuhan keperawatan
terjadi pada pengukuran yang ke 1,2 dan 3 pada kelompok intervensi. Akan
tetapi perubahan tersebut dalam upaya meningkatkan pelaksanaan asuhan
keperawatan belum mencapai titik optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari
pengukuran terakhir, sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan transaksional masih perlu ditingkatkan sebagai intervensi
untuk menemukan titik optimalnya. Berapa skor optimal menurut
instrument ?
c. Hasil Utama Penelitian
Analisa Perbedaan pelaksanaan asuhan keperawatan sebelum dan
setelah diberikan intervensi kepemimpinan transaksional. Dari hasil
didapatkan bahwa rata-rata pelaksanaan asuhan keperawatan sebelum
diberikan intervensi 77,55, setelah diberikan intervensi kepemimpinan
transaksional oleh kepada kepala ruangan, rata-rata pelaksanaan asuhan
keperawatan perawat pelaksana 105,45. Ini menunjukkan bahwa
adanya pengaruh kepemimpinan transaksional kepala ruangan terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan perawat pelaksana pada kelompok
intervensi.
Sementara itu hasil yang didapatkan pada kelompok kontrol
didapatkan bahwa pengukuran pelaksanaan Asuhan Keperawatan pre
terjadi peningkatan 79,12 sampai dengan 92,67 pada pengukuran
minggu ke 6. Peneliti berasumsi bahwa terjadinya peningkatan karena
perawat tersebut mempunyai motivasi dan cara belajar yang baik, aktif
dalam bertanya kepada kepala ruangan pada setiap aktivitas dan
kegiatan pemberian asuhan keperawatan. Terjadinya peningkatan tersebut
disebabkan perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap RS
Mokopido toli-toli lebih aktif, dan ingin melakukan perubahan, sering
bertanya kepada teman sejawat mengenai tugas dan tanggung jawab
dalam kesehariannya. Kepala ruangan sudah menerapkan gaya kepemimpinan
transaksional kepada seluruh (bukan pada kelompok intervensi saja tow ?)
perawat pelaksana sehingga perawat pelaksana selalu termotivasi untuk
melakukan tindakan asuhan keperawatan dengan baik, komitmen dengan
tindakan dan kewenangannya.
2. Pemilihan Kelompok Kontrol dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Penelitian
a. Definisi Kelompok kontrol
Kelompok kontrol dalam penelitian ini adalah kelompok yang tidak
diberikan perlakuan. kelompok ini akan dipisahkan dari sisa percobaan
sehingga variabel bebas yang diuji tidak dapat mempengaruhi hasil. Ini
mengisolasi efek variabel independen pada eksperimen dan dapat membantu
mengesampingkan penjelasan alternatif dari hasil eksperimen. (Azwar, 2007).
b. Populasi sumber untuk kelompok kontrol
Populasi sumber untuk kelompok kontrol yang digunakan dalam
penelitian oleh Azis (2019) adalah semua Perawat pelaksana di ruang rawat
inap umum sebanyak 5 ruangan di RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol
berjumlah 65 perawat, RSUD Mokopido tolitoli 4 ruangan berjumlah 73
orang. Sedangkan Besar sampel yang diperlukan untuk setiap kelompok
intervensi dan kelompok kontrol adalah sebesar 33 responden diambil dengan
teknik purposive random sampling.
c. Matching dan Randomisasi
1) Matching yaitu proses menyamakan variabel perancu pada kedua kelompok
agar sebanding (Masturoh & Anggita, 2018). Pada jurnal (Azis et al., 2019)
berjudul Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Kepala Ruangan terhadap
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana terdapat variabel
perancu/confounding yaitu karakteristik perawat (usia, jenis kelamin,
pengalaman kerja, pengalaman terakhir). Peneliti menyamakan variabel
perancu pada kedua kelompok agar sebanding dan meminimalisir bias
dengan kriteria inklusi : Perawat yang berpendidikan minimal D3
Keperawatan yang bekerja di ruang rawat inap umum, perawat yang bekerja
minimal 1 tahun, perawat yang bersedia menjadi responden dengan
menandatangani surat persetujuan. Dan kriteria eksklusi : Perawat yang cuti
maupun pelatihan saat dilakukan penelitian.
2) Menurut (Masturoh & Anggita, 2018) randomisasi merupakan penentuan
subyek penelitian secara acak terbagi rata seimbang diantara kelompok,
sehingga variabel perancu terbagi rata ke semua kelompok meliputi baik
variabel perancu yang pada saat penelitian sudah diketahui maupun yang
belum diketahui. Supaya proses randomisasi dapat membagi secara
seimbang variabel-variabel perancu pada kelompok kasus dan kelompok
kontrol, maka syaratnya adalah memiliki jumlah subyek penelitian harus
banyak, misalnya lebih dari 100 per kelompok dan randomisasi dilakukan
dengan benar.
Pada jurnal (Azis et al., 2019) hanya memiliki 66 responden di RSUD
Mokoyurli Kabupaten Buol (kelompok intervensi) dan RSUD Mokopido
Kabupaten toli-toli (kelompok kontrol) sehingga tidak memenuhi syarat
randomisasi. Namun dalam menetapkan sampel peneliti menggunakan
purposive random sampling. Menurut (Nursalam, 2017) purposive
sampling ialah suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya.
d. Blindess
Blinding adalah salah satu konsep kunci dalam RCT untuk
meminimalkan kemungkinan hasil yang bias. Sebagai contoh, dalam uji coba
obat baru, double blinding dapat dilakukan yaitu baik petugas medis yang
memberikan obat, maupun pasien yang meminum obat tersebut tidak
mengetahui apakah mereka telah diberi obat yang sedang diujicobakan atau
plasebo. Cara alternatif untuk mengurangi bias adalah dengan membutakan
penilai hasil terhadap intervensi yang telah diterima (Palmer, 2020).
Pada penelitian (Azis et al., 2019) mempertimbangkan blinding dengan
jenis asumsi blinding, dimana peneliti memiliki akses ke grup atau kode
perlakuan setiap saat, tetapi mereka tidak mengetahui korespondensi antara
kelompok dan perlakuan sebelum akhir penelitian (Bespalov et al., 2020).
e. Karakteristik Kelompok Kontrol Terhadap Kelompok Perlakuan ini beda
istilah lagi ?
Dalam penelitian Azis (2019) didapatkan hasil bahwa pengukuran
pelaksanaan asuhan keperawatan post ke 1, post ke 2, dan post ke 3 terjadi
peningkatan yang bermakna dari 77,55 sampai 105,45.
Sementara itu untuk Uji Mauchly’s kelompok intervensi dan kelompok
kontrol adalah 0,000 < 0,05, dengan kata lain kedua kelompok tidak
memenuhi asumsi kesamaan varians. Selanjutnya, Berdasarkan penghitungan
nilai Greenhouse-Geisser signifikan untuk kelompok intervensi dan kelompok
kontrol adalah 0,000 < 0,05, dengan kata lain Ho di tolak dan Ha di terima
dengan kata lain ada pengaruh kepemimpinan transaksional terhadap
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
3. Kualitas Penelitian dan Outcome Serta Pengaruhnya Terhadap Hasil Penlitian
a. Reprodusibilitas
Pada jurnal ini peneliti tidak menggunakan uji reprodusibilitas dan uji
skalabilitas untuk menguji kevaliditasan instrument penelitian. Namun untuk
penelitian ulang di lokasi lain menggunakan instrument lain dengan peneliti
lain memungkinkan untuk dilakukan sebagai variasi baru atau referensi ilmu
baru. Replikasi !!!
b. Validitas Internal
1) Peluang adanya bias
Bias dapat mengakibatkan kurangnya validitas dan nilai ilmiah dari
hasil yang di peroleh. Bias dapat terjadi karena faktor-faktor yang ada pada
responden itu sendiri, usaha untuk mencegahnya terjadi bias dapat
dilakukan latihan pada mereka yang akan bertindak (Sofiani et al., 2020).
Kesalahan bias berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tiga. Pertama, bias
seleksi yaitu bias yang terjadi karena kesalahan dalam proses seleksi atau
partisipasi subyek penelitian, contohnya kesalahan dalam pemilihan sampel.
Kedua, bias informasi yaitu bias yang terjadi karena kesalahan proses
pengumpulan data, contohnya kesalahan pada saat pengukuran variabel
menggunakan alat yang tidak dikalibrasi atau kesalahan menilai variabel
karena menggunakan kuesioner yang tidak cocok. Ketiga, confounding
yaitu bias yang terjadi akibat tercampurnya efek pajanan utama dengan efek
faktor risiko eksternal lainnya atau adanya variabel lain sebagai perancu
yang tidak diperhitungkan pada metode maupun saat analisis (Gede et al.,
2019).
Untuk menanggulangi bias akibat confounding, dapat ditempuh
beberapa pendekatan, yaitu pada fase seleksi dan alokasi subyek, sebelum
pengumpulan data, dapat diterapkan beberapa pendekatan seperti: fiksasi
pada studi ekperimental, restriksi, matching untuk desain kohort,
randomisasi (randomization/ random allocation) untuk desain experimental
murni. Pada fase analisis data dapat dilakukan pengendalian/ pengontrolan
atau adjustment terhadap confounder melalui pendekatan analisis
startifikasi atau analisis multivariat (Gede et al., 2019).
Dalam jurnal “Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Kepala
Ruangan Terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana”
terdapat peluang terjadinya bias confounding sebagai perancu yaitu
karakteristik perawat yang berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin,
pendidikan dan pengalaman kerja pada kelompok kasus dan kontrol (Azis
et al., 2019).
2) Peluang adanya confounding factor
Confounding menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan,
karena kehadirannya dapat mempengaruhi p value dan besaran risiko yang
dapat menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan, sehingga
perlu studi untuk melakukan identifikasi confounding dalam suatu
penelitian. Dampak atau efek yang akan ditimbulkan dari keberadaan
confounding yang dapat menyebabkan hasil pengukuran tersebut bisa jadi
bukan merupakan hasil pengukuran yang sebenarnya (UNAIR, 2020).
Dalam jurnal “Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Kepala
Ruangan Terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana”
terdapat variabel confounding yang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
pendidikan dan pengalaman kerja. Dalam penelitian tersebut terdapat
perbedaan distribusi frekuensi berdasarakan usia 26-35 tahun (84,8%) pada
kelompok kasus dan (66,7%) pada kelompok kontrol. Distribusi frekuensi
jenis kelamin menunjukkan sebagian besar berjenis kelamin perempuan
dengan (72,7%) pada kelompok kasus dan pada kelompok kontrol (84,8%).
Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan sebagian besar berpendidikan
DIII Keperawatan. Pada kelompok kasus (72,7%) dan pada kelompok
kontrol (81,8%). Pengalaman kerja perawat pelaksana pada kelompok
intervensi sebagian besar > 5 tahun (69,7%), sedangkan pada kelompok
kontrol sebagian besar mempunyai pengalaman kerja 1-5 tahun (51,5%)
(Azis et al., 2019).
3) Kesimpulan validitas internal
Uji validitas yang dilakukan pada instrumen ini yaitu dengan
menggunakan rumus korelasi product moment Yaitu variabel yang
dinyatakan valid adalah variabel yang berkorelasi secara signifikan dengan
skor totalnya. Cara mengukur validitas dangan membandingkan dengan r
tabel, bila r hit >r tab , maka Ho ditolak yang artinya bahwa variabel valid.
Adapun rumus yang digunakan 35 untuk menguji validitas dengan
menggunakan Person Product Moment. Uji coba kuesioner dilakukan pada
tanggal 21 Februari – 22 Februari 2019 di RSUD Anuntalako Parigi
Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan hasil analisis kuesioner yang terdiri
dari 30 pernyataan terhadap 15 responden dengan mengunakan korelasi
Pearson Product Moment maka didapatkan nilai r hitung lebih besar dari
nilai r table sebesar 0,4821 dengan r= 0,05. Dengan demikian, seluruh item
pernyataan dinyatakan valid.
c. Validitas Eksternal
1) Pengaplikasian dalam Eligible Population
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini didapatkan hasil yang
signifikan, sehingga penelitian ini dapat diterapkan dalam populasi yang
lebih besar dengan tetap menggunakan syarat yang telah ditentukan dalam
penelitian ini.
2) Pengaplikasian dalam Source Population
Penelitian ini dapat diaplikasikan ke source population. Populasi
sumber (source population) atau sering juga disebut populasi terjangkau
(accessible population) adalah bagian dari populasi target yang dapat
dijangkau oleh peneliti. Contoh : pasien morbus yang berobat di RS
Dwikora pada tahun 2002. Dengan kata lain populasi terjangkau adalah
bagian dari populasi target yang dibatasi oleh waktu dan tempat. Dari
populasi terjangkau ini dipilih sampel yang dijadikan sebagai subyek yang
akan langsung diteliti.
Karena pada penelitian ini populasi targetnya adalah perawat
pelaksana. Sedangkan populasi sumber dalam penelitian ini adalah seluruh
perawat pelaksana yang bertugas di ruangan rawat inap umum 5 ruangan
RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol sebanyak 65 orang, RSUD Mokopido
toli-toli 4 ruangan rawat inap umum sebanyak 73 orang, total populasi 138
orang.
3) Pengaplikasian ke populasi yang relevan
Penelitian ini dapat diaplikasikan ke populasi yang relevan. Penelitian
ini dilakukan di RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol sebagai kelompok
intervensi dan RSUD Mokopido Toli-toli sebagai kelompok kontrol,
pertimbangan pemilihan tempat penelitian ini karena Rumah Sakit ini
sesuai dengan variabel judul yang akan di teliti, sehingga memungkinkan
untuk memperoleh sampel yang sesuai dan relevan dengan kriteria inklusi.
Tipe dari kedua Rumah Sakit ini adalah kelas C.
4) Kesimpulan Validitas Eksternal
Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian
studi. Dalam semua bentuk desain penelitian, hasil dan kesimpulan
penelitian ini adalah terbatas kepada para peserta dan kondisi seperti yang
didefinisikan oleh kontur penelitian dan mengacu pada sejauh mana
generalisasi hasil penelitian untuk lain kondisi, peserta, waktu, dan tempat
(Grazioano & Laurin, 2004).
Dalam penelitian ini validitas populasi adalah semua Perawat
pelaksana di ruang rawat inap umum sebanyak 5 ruangan di RSUD
Mokoyurli Kabupaten Buol berjumlah 65 perawat, RSUD Mokopido
tolitoli 4 ruangan berjumlah 73 orang. Besar sampel yang diperlukan untuk
setiap kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah sebesar 33
responden diambil dengan teknik purposive random sampling Penelitian ini
dilakukan di RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol sebagai kelompok
intervensi dan RSUD Mokopido Toli-toli sebagai kelompok kontrol,
pertimbangan pemilihan tempat penelitian ini karena Rumah Sakit ini
sesuai dengan variabel judul yang akan di teliti, sehingga memungkinkan
untuk memperoleh sampel sesuai dengan kriteria inklusi. Penelitian ini
memiliki validitas eksternal yang baik.
4. Kelengkapan Data Subjek dan Pengaruhnya Terhadap Hasil
a. Kepatuhan subjek penelitian
Dalam jurnal “Pengaruh Kepemimpinan Transaksional Kepala Ruangan
Terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana” Variable
dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu kepemimpinan
transaksional,variable dependennya adalah Pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dilakukan pengukuran selama 3 kali dalam
rentang waktu yang sama juga yaitu selama 2 minggu 4 minggu dan 6 minggu.
Dalam jurnal tersebut tidak ditunjukan data adanya ketidakpatuhan baik dari
kelompok Intervensi ataupun dalam pada kelompok control.
b. Drop out dan kematian
Untuk menghitung jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan uji
beda dua proporsi. Menggunakan rumus uji beda 2 proporsi (Lemeshow,
1997). Dua proporsi yang dilakukan dengan membandingkan proporsi
penelitian sebelumnya 49% dan dengan selisih keseimbangan 0,2. Maka telah
didapatkan minimum sampel 33 responden dengan 2 kelompok berarti 66
reponden minimum tambahkan 10 % resiko responden DO. Pengambilan
sampel juga mempertimbangkan syarat inklusi dan eksklusi. Maka peneliti
tidak menggunakan rumus drop out untuk penelitianya.
c. Missing data
Perbedaan nilai pada variabel yang diukur secara berulang dan
perbedaan antar kelompok dengan menggunakan metode analisis General
Linier Model -Repeated Measures (GLM - RM). Uji asumsi GLM - RM
adalah variabel dependen menggunakan skala numerik, data berdistribusi
normal, homogenitas varian dan bebas kolinearitas. Analisis ini pada dasarnya
melakukan varian:
1) Antar faktor (between subject) bila faktor subjek berskala kategorik,
2) Dalam subjek (within subject) yaitu membandingkan hasil pengukuran
berulang.
3) Mengidentifikasi adanya interaksi terhadap faktor maupun efek terhadap
individual faktor.
Pada proses analisis ini variabel dependen yaitu pelaksanaan asuhan
keperawatan berskala numerik yang merupakan pengukuran berulang. Untuk
pengelolaan data yang Nampak pada hasil penelitian hanya menggunakan data
yang pasti tanpa menunjukan kekurangan pada data. Jadi pengelolaan missing
data tidak nampak di penelitian ini.
5. Distorsi Pengaruh Paparan Terhadap Outcome
a. Perlakuan ekstra terhadap salah satu kelompok
Dalam penelitian ini terdapat perlakuan ekstra pada salah satu kelompok
yaitu kelompok intervensi dimana selama rentang waktu pengukuran perawat
pelaksana diberikan bimbingan, arahan, dan pemberian penghargaan oleh
kepala ruangan mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan , penelitian ini
menunjukan semakin banyak dan sering diberikan bimbingan, pengawasan dan
penghargaan maka pelaksanaan asuhan keperawatan perawat pelaksana akan
meningkat. Konsep reward-punishment
b. Kontaminasi paparan terhadap subjek
Dalam penelitian ini tidak terdapat kontaminasi paparan dalam subjek.
Makksudnya adalah, apakah kelompok intervensi tidak saling kontak dengan
kelompok control ? via WA, via imel, call dll ?
c. Upaya mengendalikan confounding factors
Pada penelitian ini terdapat upaya pengendalian coufounding factor,
dengan cara menetapkan kriteria inklusi eklusi yaitu kriteria inklusi : 1)
Perawat yang berpendidikan minimal D3 Keperawatan yang bekerja di ruang
rawat inap umum 2) Perawat yang bekerja minimal 1 tahun 3) Perawat yang
bersedia menjadi responden dengan menandatangani surat persetujuan. dan
krteria ekslusi : 1) Perawat yang sedang cuti atau sedang mengikuti pelatihan.
d. Ketepatan analisis data
Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat dengan
menggunakan metode analisis General Linear Model-Repeated Measures
(GLM-RM) sudah tepat karena ini menunjukkan bahwa adanya Data analisa
univariat menunjukkan pada kelompok intervensi terjadi peningkatan dari
pengukuran post 1 kedua sampai dengan pengukuran ke3. kelompok kontrol
pengukuran pre dan post ke 1, post ke 2 dan ke 3 terjadi peningkatan hanya
nilai peningkatan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok intervensi,
analisa bivariat Hasil uji statistik p-value sebesar 0,000, disimpulkan bahwa
ada perbedaan yang signifikan pelaksanaan asuhan keperawatan perawat
pelaksana sebelum dan sesudah diberikan intervensi kepemimpinan
transaksional, analisa multivariat nilai signifikan untuk kelompok intervensi
dan kelompok kontrol dari pengukuran awal sampai pengukuran minggu ke II,
IV dan VI adalah > 0,05, dengan kata lain kedua kelompok data berasal dari
populasi yang memiliki varians yang sama (homogen), nilai signifikan untuk
kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah 0,000 < 0,05, dengan kata
lain kedua kelompok tidak memenuhi asumsi kesamaan varians, nilai
Greenhouse-Geisser signifikan untuk kelompok intervensi dan kelompok
kontrol adalah 0,000 < 0,05, dan Ha di terima dengan kata lain ada pengaruh
kepemimpinan transaksional terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan tadi
disebutkan menggunakan uji statistic Rank Spearman dan Pearson product
moment ?,Grafik peningkatan pelaksanaan asuhan keperawatan menunjukkan
perubahan yang signifikan, peningkatan pelaksanaan asuhan keperawatan
terjadi pada pengukuran yang ke 1,2 dan 3 pada kelompok intervensi, dan dari
hasil yang didapatkan bahwa rata-rata pelaksanaan asuhan keperawatan
sebelum diberikan intervensi 77,55, setelah diberikan intervensi
kepemimpinan transaksional kepada kepala ruangan, rata-rata pelaksanaan
asuhan keperawatan perawat pelaksana 105,45. Ini menunjukkan bahwa
adanya pengaruh kepemimpinan transaksional kepala ruangan terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan perawat pelaksana pada kelompok intervensi.
6. Pengaruh Chance Variation
Dalam penelitian ini tidak terdapat adanya pengaruh Chance Variation
dikarenakan metode statistik yang digunakan cukup baik, tidak terdapat hal
substansial terkait dengan observational bias, dan rentang 95% CI sempit

C. Ringkasan Penilaian Artikel


Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk dapat mengetahui
pengaruh dari kepemimpinan transaksional kepala ruangan terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan perawat pelaksana. Hasil menyatakan bahwa kepemimpinan
transaksional berpengauruh signifikan terhadap pelaksana asuhan keperawatan pada
kelompok intervensi dengan nilai p-value 0,000 < 0,05. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan desain penelitian quasy experiment pre and post two group. Penelitian
ini juga dalam menentukan samplenya diambil dari dua tempat yaitu RSUD
Mokoyurli Kabupaten Buol sebagai kelompok intervensi dan RSUD Mokopido Toli –
toli sebagai kelompok kontrol yang disini dapat menyebabkan penelitian terlalu
memakan waktu yang banyak untuk proses penelitian.
Analisa yang digunakan dalam Analisa data ini yaitu dilakukan secara univariat,
bivariat, multivariat dengan menggunakan metode analisis General Linier Model-
Repeated Measure (GLM-RM) sehingga sangat sesuai dengan penelitian yang
dilakukan, karen penelitian ini mencoba untuk menghubungkan variabel dependen
dengan variabel independent dengan fungsi peluang normal, serta dalam hal ini
variabel dependen yang diukur berulang dan banyak variabel independent.
Jurnal ini sangat perlu sekali dibaca oleh tenaga kesehatan untuk referensi
terutama oleh Perawat untuk memilih tipe kepemimpinan yang harus di ambil dari
sebuah organisasi di ruangan keperawatan dan terbukti dari hasil penelitian bahwa
terdapat pengaruh kepemimpinan transaksional kepala ruangan terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan perawat pelaksana pada kelompok intervensi.
D. Simpulan
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode quasy
experiment with control group yang digunakan untuk mencari perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan dimana di dalamnya terdapat
manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol yang bertujuan untuk
menyelidiki ada tidaknya sebab-akibat dan hubungan antara sebab-akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada kelompok intervensi dan
menyediakan kelompok kontrol sebagai perbandingan, hal ini sesuai dengan tujuan
dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan transaksional kepala
ruangan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan perawat pelaksana. Sedangkan
untuk pemilihan kelompok kontrol yang diambil secara purposive random sampling
sudah baik karena memunculkan gejala yang berbeda dengan kelompok intervensi
sehingga didapati hasil treatment effect. Kualitas pengukuran dan outcome dari
penelitian ini sudah baik karena sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas dan
terbukti valid dan reliable, outcome yang dihasilkan pun menunjukkan peningkatan
signifikan. Kelengkapan data baik dengan hasil penelitian yang relevan dengan tujuan
penelitian, mempunyai tingkat kesalahan yang kecil, representative, dan objektif.
Tidak terjadi distorsi pengaruh dan tidak ada pengaruh chance variation dikarenakan
metode statistik yang digunakan cukup baik, tidak terdapat hal substansial terkait
dengan observational bias, dan rentang 95% CI sempit.
DAFTAR PUSTAKA

Azis, M. N., Kurniati, T., & Widakdo, G. (2019). Pengaruh Kepemimpinan Transaksional
Kepala Ruangan terhadap Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Perawat Pelaksana.
Journal of Telenurisng (JOTING), 1(2), 246–255.
https://doi.org/https://doi.org/10.31539/joting.v1i2.895 PENGARUH

Bespalov, A., Wicke, K., & Castagné, V. (2020). Blinding and Randomization. Handbook of
Experimental Pharmacology, 257, 81–100. https://doi.org/10.1007/164_2019_279

Gede, W., Eka, A., & Sutarga, M. (2019). Tutorial Kesalahan Sitematik ( Bias ) dan Cara
Penanggulangannya. 1–13.

Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia. http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (4th ed.). Salemba Medika.

Palmer, R. (2020). Design Considerations for Clinical Trials in Aphasia. Annals of Indian
Academy of Neurology, 23(Suppl 2), S52–S56.
https://doi.org/https://doi.org/10.4103/aian.AIAN_453_20

Sofiani, I. K., Mufika, T., & Mufaro’ah, M. (2020). Bias Gender dalam Pola Asuh Orangtua
pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2), 766.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i2.300

UNAIR. (2020). "Confounding Variable/s” Haruskah Dibuang Begitu Saja?

Anda mungkin juga menyukai