Anda di halaman 1dari 14

* HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DAN

SUSU FORMULA BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI


PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD
PUSKESMAS KEMALARAJA
TAHUN 2016

ERON RESKY
201321041

YAYASAN DARUL MA’ARIF AL – INSAN BATURAJA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AKADEMI KEPERAWATAN
TAHUN 2016
* BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global
Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF
merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu,
pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu
30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu
(ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi
berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu
ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan
keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan
atau lebih (Kemenkes, 2015).
* Berdasarkan data dari * Di UPTD Puskesmas Kemalaraja
Dinas Kesehatan Ogan tahun 2014 terdapat 856 bayi
dan bayi yang diberikan ASI
Komering Ulu Tahun Eksklusif sebanyak 197 Bayi
2014 jumlah bayi tahun 2015 terdapat 865 bayi
dan bayi yang diberikan ASI
keseluruhan 6816 bayi, Eksklusif sebanyak 105 Bayi
dari jumlah tersebut dan pada tahun 2016 periode
Januari s/d Maret terdapat 779
terdapat 2990 (43,86%), bayi dan yang mendapat ASI
bayi yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 60 Bayi
(Laporan KIA UPTD Puskesmas
Eksklusif sedangkan yang Kemalaraja tahun 2016).
tidak mendapat ASI
Eksklusif sebanyak 2956
(43,36 (Data Dinas
Kesehatan OKU Tahun
2015).
1.2. Perumusan Masalah
Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dan Susu
Formula dengan status gizi pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Kemalaraja Tahun 2016
1.3.Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dan Susu
Formula dengan status gizi pada balita di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kemalaraja Tahun 2016
2. Tujuan Khusus
1.4. Manfaat Penelitian
1.Bagi UPTD Puskesmas
2.Bagi Ibu Menyusui
3.bagi Akper Al-Ma’Arif

1.5. Ruang Lingkup Penelitian


Dengan terlaksananya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan sehingga pembaca dapat lebih mengetahui tentang
bagaima hubungan antara pemberian ASI Ekslusif dan Susu Formula dengan status gizi pada balita di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kemalaraja
dapat menjadikannya sebagai acuan dalam melakukan penelitian di waktu yang akan datang.

.
* BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Susu Ibu
2.1.1. Pengertian ASI
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan
lain, walaupun hanya air putih,sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah
6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi
ASI sampai bayi berumur dua tahun (Saver, 2016).
2.1.2. Manfaat pemberian ASI
2.1.3. Manfaat Menyusui Bagi ibu
2.1.4. Manfaat pemberian ASI Untuk bayi
2.1.5. Manfaat ASI Bagi Keluarga
2.1.6. Manfaat ASI Bagi Lingkungan
2.1.7.Manfaat ASI Bagi Negara
2.1.8. Jenis-Jenis ASI 2.2. Susu Formula
1. Asi Kolostrum Susu formula adalah susu
2. ASI Peralihan yang dibuat dari susu sapi
3. ASI Matur
atau susu buatan yang
diubah komposisinya hingga
2.1.9. Keuntungan dan
dapat dipakai sebagai
Kerugian Pemberian pengganti ASI. Alasan
ASI dipakainya susu sapi
2.1.10.Komposisi ASI sebagai bahan dasar
mungkin oleh banyaknya
susu yang dapat dihasilkan
oleh peternak (Creasoft,
2010)
2.3. Balita 2.4. Status Gizi Balita
Balita adalah masa anak mulai Status gizi adalah keadaan
berjalan dan merupakan masa tubuh yang merupakan hasil
yang paling hebat dalam
tumbuh kembang, yaitu pada
akhir dari keseimbangan antara
usia 1 sampai 5 tahun. Masa zat gizi yang masuk ke dalam
ini merupakan masa yang tubuh dan pemanfaat gizi oleh
penting terhadap tubuh (Sediaoetama, 2010).
perkembangan kepandaian
Menurut Boediman (2009)
dan pertumbuhan intelektual
(Mitayani, 2010) pengukuran status gizi balita
dapat dihitung dengan cara
Timbang BBnya setiap bulan
untuk mengetahui pertumbuhan
anak.
2.5. Kerangka Teori

ASI

Konsep ASI Eksklusif Faktor-faktor

1Pengertia Faktor Internal Faktor Eksternal


2Kandungan ASI
3Manfaat ASI Eksklusif 1Usia 1Pendidikan
4Pengelompokan ASI 2Pengetahuan 2Pekerjaan
3Persepsi 3Dukungan orang terdekat
4Kondisi kesehatan 4Promosi susu formula

Pemberian ASI

Ekslusif : memberikan ASI Tidak Eksklusif : tidak


selama enam bulan tanpa memberi ASI selama enam
makan / minuman bulan tanpa makan/minum
tambahan tambahan

Sumber : Pearl et all (2005); William (2012)


* BAB III
KERANGKA KONSEP DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESA

3.1. Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan, maka didapat kerangka konsep
sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

-Asi Eksklusif
-Susu Formula Status Gizi balita
3.2. Definisi Operasional
Pengukuran

Variabel yang
No Defenisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala Ukur
diteliti
1 Status Gizi Balita Pengukuran status gizi balita Checklis Pengukuran 1. Gizi Baik, apabila Ordinal
yang dihitung dengan cara BB berat dan tinggi badan
menimbang BB setiap bulan Pengisian sesuai dengan umur
(Boediman, 2009) KMS 2. Gizi kurang, apa bila
berat badan dan tinggi
badan tidak sesuai
dengan umur
 

2 Asi Eksklusif Bayi yang diberi ASI saja, Checklis Wawancara 1. Ya, apabila ibu Nominal
tanpa tambahan cairan lain memberikan ASI secara
seperti susu formula, jeruk, eksklusif
madu, air teh, air putih dan 2. Tidak, apabila ibu
tanpa tambahan makan padat, tidak memberikan ASI
seperti pisang, pepaya, bubur, secara Eksklusif
susu, biscuit, kecuali obat
(Rangkuti, 2013).
3 Susu Formula Bayi yang diberikan susu yang Checklis Wawancara 1. Ya, jika bayi Nominal
dibuat dari susu sapi atau susu diberikan susu
buatan yang diubah formula
komposisinya hingga dapat 2. Tidak jika bayi tidak
dipakai sebagai pengganti ASI diberikan susu
(Creasoft, 2010) formula

3.3. Hipotesis
* BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian


Penelitian dilakukan observasional dengan desain studi Cross
Sectional

4.2. Populasi dan Sampel


1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai balita di UPTD Puskesmas Kemalaraja periode
Januari-Maret 2016 berjumlah 779 bayi
2. Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki
atau diukur (Arikunto, 2010), Sampel dalam penelitian ini
diambil dari populasi dengan menggunakan cara Acidental
Sampling, yaitu sampel diambil pada saat penelitian
4.3.Lokasi dan Waktu Penelitian
* Lokasi penelitian ini dilakukan di UPTD Puskesmas Kemaraja Tahun
2016
* Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016

4.4. Etika Penelitian


4.5.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Tehnik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data
primer dan data skunder
Instrumen pengumpulan data menggunakan checklist.
4.5.Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan tahapan-tahapan yang
akan dilakukan sebagai berikut :
a) Coding
b) Editing
c) Entry data
d) Tabulating
e) Cleaning

4.6. Analisa Data


Analisa data menggunakan Analisa Bivariat dan Univariat
* Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai