Anda di halaman 1dari 53

SEMINAR HASIL

PERBEDAAN BERAT BADAN ANTARA BAYI YANG


DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN CAMPURAN SUSU
FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TEMINDUNG SAMARINDA DESEMBER 2018

NOVA RAFIKA SUCI


NIM. 1210015023

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN 1
2019
1.1 Latar Belakang

Bayi baru lahir masih dalam penyempurnaan berbagai


proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh.

Menurut Gupte (2004), bayi akan memiliki berat badan 2


kali berat lahirnya pada umur 5 sampai 6 bulan dan 3 kali
berat lahirnya pada umur 1 tahun.

2
1.1 Latar Belakang

3
1.1 Latar Belakang

4
1.1 Latar Belakang

Dewi (2016) menyatakan bahwa terjadi peningkatan


berat badan lebih besar pada bayi yang diberi susu
formula daripada bayi yang diberi ASI eksklusif.

Bayi yang diberi susu formula mendapatkan 71-89 gram


lebih berat dibandingkan yang diberi ASI eksklusif,
sehingga peningkatan berat badan per bulan yaitu 729
gram untuk bayi dengan ASI ekslusif dan 780 gram untuk
bayi dengan susu formula.
5
1.1 Latar Belakang

6
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perbedaan berat badan antara bayi yang diberi


ASI eksklusif dengan campuran susu formula di wilayah
kerja Puskesmas Temindung Samarinda desember 2018?

7
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Khusus
» Untuk mengetahui berat badan bayi sebelum diberi ASI eksklusif.
» Untuk mengetahui berat badan bayi sesudah diberi ASI eksklusif.
Tujuan Umum
» Untuk mengetahui berat badan bayi sebelum diberi ASI dan susu
Mengetahui
formula.perbedaan berat badan antara bayi yang diberi ASI Eksklusif
dengan campuran susu formula di wilayah kerja Puskesmas Temindung
» Untuk mengetahui berat badan bayi sesudah diberi ASI dan susu
Samarinda desember 2018.
formula.
» Menganalisis perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberi
ASI eksklusif.
» Menganalisis perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberi
ASI dan susu formula.
» Menganalisis perbedaan berat badan bayi sebelum diberi ASI eksklusif
serta sebelum diberi ASI dan susu formula.
» Menganalisis perbedaan berat badan bayi sesudah diberi ASI eksklusif 8

serta sesudah diberi ASI dan susu formula.


1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Praktis
Sebagai informasi mengenai perbedaan berat badan antara bayi yang
diberi ASI eksklusif dengan campuran susu formula di wilayah kerja
Puskesmas Temindung Samarinda desember 2018.

Manfaat Ilmiah
Sebagai data tambahan bagi ilmu pengetahuan tentang perbedaan berat
badan antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan campuran susu
formula di wilayah kerja Puskesmas Temindung Samarinda desember
2018 dan dapat digunakan sebagai pembanding serta masukan pada
penelitian selanjutnya.

9
1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Bagi Peneliti


Sebagai media belajar untuk menambah pengetahuan mengenai
perbedaan berat badan antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan
campuran susu formula di wilayah kerja Puskesmas Temindung
Samarinda desember 2018 serta menambah pengalaman dan
ketrampilan dalam melakukan penelitian ilmiah.

10
2.1 Bayi

11
12
2.2 Anatomi Payudara

13
14
2.3 FISIOLOGI LAKTASI

15
16
2.4 ASI

17
18
2.5 SUSU FORMULA

19
20
2.6 ANTROPOMETRI

21
Berat badan merupakan penghitungan rerata dari status
nutrisi secara umum yang memerlukan data lain seperti : umur, jenis
kelamin, panjang badan/ tinggi badan untuk menginterpretasikan
data tersebut secara optimal.

Berat badan dapat diukur menggunakan--> timbangan


digital / timbangan dacin

22
2.7 Pengaruh pemberian ASI eksklusif
terhadap berat badan bayi

23
2.8 Pengaruh pemberian susu formula
terhadap berat badan bayi

Berat bayi yang mendapat ASI eksklusif umumnya meningkat


cepat tetapi lebih lambat dibandingkan bayi yang
mendapat susu formula.

Berat badan bayi yang mendapat susu formula lebih besar


dibanding bayi yang mendapat ASI.

Berat berlebihan pada bayi yang mendapat susu formula


justru menandakan terjadi kegemukan. Kegemukan ini dapat
berlangsung hingga beranjak dewasa nanti.

24
Nutrisi Bayi
3.1 Kerangka
Teori
Susu Formula Campuran
Laktasi (ASI & Susu Formula)

Reflek Produksi
& Reflek Let
Down

ASI Pertumbuhan
Bayi
eksklusif
Keterangan:
Yang akan diteliti
Ukuran
Yang tidak diteliti Antropometri

25

Berat Panjang Lingkar Lingkar


Badan Badan Kepala Lengan Atas
3.2 Kerangka
Konsep

variabel Independen Variabel dependen

Pemberiian ASI
eksklusif

Berat Badan Bayi

Pemberian ASI dan


Susu Formula

26
3.3 Hipotesis

H0 : Tidak terdapat perbedaan pemberian ASI eksklusif dan campuran susu


formula terhadap perubahan berat badan bayi usia 6 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Temindung Samarinda desember 2018.

Ha: Terdapat perbedaan pemberian ASI eksklusif dan campuran susu formula
terhadap perubahan berat badan bayi usia 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Temindung Samarinda desember 2018.

27
4.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Cohort
study menggunakan pendekatan retrospektif.

4.2 Tempat dan Waktu


Tempat : Penelitian ini dilakukan di 31 Posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Temindung Samarinda.
Waktu : Maret 2019.

4.3 Populasi dan Sampel


Populasi penelitian : Populasi dalam penelitian ini adalah semua bayi yang
berusia 6 bulan pada bulan desember 2018 sebanyak 115 bayi yang
terdaftar di Puskesmas Temindung Samarinda.
28
Sampel penelitian : Sampel pada penelitian ini adalah menggunakan
seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan penghitungan
sebagai berikut (Hamdi, 2014):

n= N
1+ Ne²
n = 115
1+115.0,05²
n = 89,32 = 89 responden + 10% antisipasi drop out
n = 89 + 9
n = 98 responden, dibulatkan menjadi 100 responden

keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Taraf kesalahan, sebesar 0,05 (5%)

29
4.3.3 Cara Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang
diperlukan (Sani, 2016).

4.4.1 Kriteria Inklusi


1.Semua bayi yang sudah usia 6 bulan pada bulan Desember 2018 dengan pmberian ASI eksklusif dengan
riwayat lahir berat badan normal dan kelahiran cukup bulan.
2.Semua bayi yang sudah usia 6 bulan pada bulan Desember 2018 dengan pmberian ASI dan campuran susu
fomula dengan riwayat lahir berat badan normal dan kelahiran cukup bulan.
3.Peserta Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Temindung Samarinda.
4.Memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS).
5.Mendapat persetujuan dari orang tua.

4.4.2 Kriteria Eklusi


1.Bayi lahir prematur (usia kehamilan kurang dari 37 minggu).
2.Berat badan lahir rendah ( kurang dari 2,5 kg).
3.Menderita kelainan bawaan.
4.Riwayat penyakit pada ibu saat pemberian ASI eksklusif seperti diabetes. 30
5.Bayi yang hanya mendapatkan susu formula.
4.5 Data dan Instrumen Penelitian

Data Primer --> wawancara menggunakan kuisioner

Data Sekunder --> data jumlah posyandu, data jumlah bayi


usia 6 bulan pada bulan desember 2018 dan bb bayi

31
4.6 Variabel Penelitian

Variabel Bebas : - ASI eksklusif


- ASI dengan Campuran susu formula

Variabel Terikat : Berat badan bayi usia 0 dan 6 bulan

32
4.7 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala


Bayi Bayi yang mendapatkan nutrisi berupa ASI eksklusif atau Untuk keperluan Nominal
campuran susu formula selama 6 bulan pertama sejak interpretasi data
diberikan kode:
kelahiran. ASI eksklusif adalah nutrisi yang diberikan selama 6
bulan pertama sejak kelahiran bayi tanpa tambahan apapun. 2=Pemberian ASI
eksklusif
Campuran susu formula adalah nutrisi yang diberikan kepada
1=Pemberian ASI
bayi selama 6 bulan sejak kelahiran berupa ASI dan susu dan campuran
formula. susu formula

Kriteria objektif:
1.Mendapatkan ASI esklusif
2.Campuran

Berat badan Perubahan berat badan bayi selama 6 bulan pertama sejak Berat badan Rasio 33
kelahiran dalam stuan
gram
4.8 Analisis Data

Analisis Bivariat
Analisis Univariat
Uji Kenormalan
IndependentData samples t test, digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan setiap variabel dalam penelitian. Gambaran
rata-rata
Sebelum antara duaanalisa
dilakukan kelompok sampel
bivariat, yang dahulu
terlebih tidak berhubungan
dilakukan ujijika distribusi data
kenormalan data pada
normal.setiap
distribusi frekuensi, persentase, tabel, dan narasi digunakan untuk mendeskripsikan data kategorik.
Sedangkan
Analisis ukuran tendensi
Bivariat
variabel penelitian. sentral yang
Uji kenormalan meliputi
data nilai minimal,
dilakukan dengan ujinilaiSaphiro
maksimal,
Wilk mean, median,
karena &
jumlah
standar deviasi digunakan
Uji Mann-Whitney untukuntuk
digunakan mendeskripsikan
mengetahui data
adanumerik.
atau tidaknyadua perbedaan rata-rata antara
Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan
sampel penelitian kurang dari 50. Hasil interpretasi dikatakan terhadap variabel
data berdistribusi yang jika
normal diduga
nilai
saling berhubungan
dua kelompok atau
sampel yang mempengaruhi.
tidak berhubungan jikaAnalisa
distribusibivariat
data tidak pada penelitian adalah
normal.
signifikansi
untuk (p-value) >perbedaan
mengetahui 0,05, begitu juga
beratsebaliknya jika nilai bayi
badan antara signifikansi (p-value)
yang diberi < 0,05
ASI eksklusif
dengan
dikatakancampuran susu
distribusi data formula
tidak di Wilayah
normal (Astuti, 2014) Kerja Puskesmas Temindung
Uji paired or dependent
Samarinda desember 2018. samples t test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang saling berhubungan jika distribusi
data normal.

Uji Wilcoxon digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua
kelompok sampel yang saling berhubungan jika distribusi data tidak normal (Suryani &
Hendriyadi, 2016).

34
Berdasarkan uji statistik tersebut dapat disimpulkan:

1.Bila diperoleh nilai p ≥ 0,05 Ha ditolak (menerima Ho),


artinya tidak ada perbedaan berat badan antara bayi yang
diberi ASI eksklusif dengan campuran susu formula di wilayah
kerja Puskesmas Temindung Samarinda Desember 2018.

2.Bila diperoleh nilai p < 0,05 Ho ditolak (menerima Ha),


artinya ada perbedaan berat badan antara bayi yang diberi ASI
eksklusif dengan campuran susu formula di wilayah kerja
Puskesmas Temindung Samarinda Desember 2018.

35
4.9 Pengolahan dan Penyajian Data

Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft
Exel dan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.

36
4.10 Alur Penelitian
Membuat surat permohonan penelitian data di bagian Akademik Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda

Mengantar surat permohonan penelitian ke Puskesmas Temindung Samarinda

Melakukan penelitian di seluruh posyandu wilayah kerja Puskesmas Temindung


Samarinda

Mengolah data hasil penelitian

Melakukan Seminar Hasil Penelitian

37
4.11 Jadwal Kegiatan

Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

Penyusunan
Proposal

Seminar Proposal

Revisi

Pengumpulan data

Pengolahan Hasil
dan Data Penelitian

Seminar Hasil

Revisi

38
5.1 Hasil Penelitian
Menganalisis perbedaan berat badan bayi sebelum dan
sesudah diberi kombinasi ASI dan susu formula,

Menganalisis perbedaan berat badan bayi sesudah


diberi ASI eksklusif serta sesudah diberi kombinasi ASI dan
susu formula di wilayah kerja Puskesmas Temindung
Samarinda.

39
5.1.1 Analisis Univariat

1.Mendeskripsikan
Analisis Univariat berat badan bayi sebelum dan sesudah
diberikan
Analisis univariatdiberi
dilakukan ASI
Uji Kenormalan Data
untukeksklusif
mendeskripsikan setiap variabel dalam penelitian. Gambaran
Sebelum dilakukanpersentase,
distribusi frekuensi, analisa bivariat, terlebih
tabel, dan narasidahulu dilakukan
digunakan uji kenormalan data
untuk mendeskripsikan data pada setiap
kategorik.
Sedangkan
Analisis ukuran tendensi
Bivariat
variabel penelitian. sentral yang
Uji kenormalan meliputi
data nilai minimal,
dilakukan
Tabel dengan
5.1 nilaiSaphiro
uji maksimal, mean,
Wilk median,
karena &
jumlah
standar deviasi digunakan untuk
Distribusi mendeskripsikan
responden berdasarkandata numerik.
berat badan bayi sebelum dan sesudah
Analisa bivariat yaitu analisa yang
sampel penelitian kurang dari 50. Hasil diberikan dilakukan
interpretasi terhadap dua variabel yang diduga
ASI dikatakan
eksklusif data berdistribusi normal jika nilai
saling berhubungan atau mempengaruhi.
di wilayah kerja PuskesmasAnalisa
Temindungbivariat
Samarinda pada penelitian adalah
signifikansi (p-value) > 0,05, begitu juga sebaliknya jika
untuk mengetahui perbedaan berat badan antara bayi yang diberi nilai signifikansi (p-value)
ASI< 0,05
eksklusif
dengan
dikatakancampuran susu
distribusiBerat
data formula
tidak
badan normal di Median
Wilayah
Mean (Astuti,
KerjaMax
2014)Min Puskesmas SD
Temindung
Samarinda desember 2018.
bayi (gr)
Sebelum 2962,75 3000,00 1800,0 4500,00 571,27
diberikan ASI 0
eksklusif
Sesudah 6900,00 6550,00 5100,0 10000,0 1067,23
diberikan ASI 0 0
eksklusif
Peningkatan 3937,25 3550 3300 5500 495,96

40
5.1.1 Analisis Univariat

2. Mendeskripsikan
Analisis Univariat berat badan bayi sebelum dan sesudah diberikan
Uji Kenormalan Data
kombinasi
Analisis univariatASI danuntuk
dilakukan susumendeskripsikan
formula setiap variabel dalam penelitian. Gambaran
Sebelum dilakukan analisa bivariat, terlebih
distribusi frekuensi, persentase, tabel, dan narasidahulu dilakukan
digunakan uji kenormalan data
untuk mendeskripsikan data pada setiap
kategorik.
Sedangkan
Analisis ukuran tendensi
Bivariat
variabel penelitian. sentral yang
Uji kenormalan meliputi
data nilai
Tabel
dilakukan5.2minimal, nilai maksimal, mean, median, &
dengan uji Saphiro Wilk karena jumlah
Distribusi untuk
standar deviasi digunakan responden berdasarkan berat
mendeskripsikan databadan bayi sebelum dan sesudah
numerik.
Analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan
sampel penelitian kurang dari 50. Hasil interpretasi dikatakan
diberikan kombinasi ASI dan terhadap
susu datadua
formula variabelnormal
berdistribusi yang jika
diduga
nilai
saling berhubungan atau mempengaruhi.
di wilayah AnalisaSamarinda
kerja Puskesmas Temindung bivariat pada penelitian adalah
signifikansi (p-value)
untuk mengetahui > 0,05, begitu juga sebaliknya
perbedaan berat badan antara bayijika nilai signifikansi (p-value)
yang diberi ASI< 0,05
eksklusif
Berat badan
dengan
dikatakancampuran
distribusi susu
bayi data
(gr) formula
Mean
tidak di Wilayah
Median
normal (Astuti, 2014) Kerja Puskesmas Temindung
Min Max SD
Samarinda desember 2018.
Sebelum 3050,53 2900,00 1900,0 3900,00 408,44
diberikan 0
kombinasi
ASI dan susu
formula
Sesudah 7101,33 7000,00 3600,0 9500,00 1044,10
diberikan 0
kombinasi
ASI dan susu
formula
Peningkatan 4050,8 4100 1700 5600 635,66

41
5.1.2 Uji Kenormalan Data

Analisis Univariat
Uji Kenormalan Data
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan setiap
Tabel 5.3 variabel dalam penelitian. Gambaran
Sebelum dilakukan analisa bivariat, terlebih
distribusi frekuensi, persentase, tabel, dan narasi dahulu dilakukan
digunakan
Uji Kenormalan uji kenormalan data
untuk mendeskripsikan
data data pada setiap
kategorik.
Sedangkan
Analisis ukuran tendensi
Bivariat
variabel penelitian. sentral yang
Uji kenormalan datameliputi nilai minimal,
dilakukan dengan ujinilaiSaphiro
maksimal, mean,
Wilk median,
karena &
jumlah
standar deviasi digunakan Tests
untuk mendeskripsikan data numerik.
Analisa bivariat yaitu analisa yanginterpretasi
of Normality
sampel penelitian kurang dari 50. Hasil dilakukan dfterhadap dua
dikatakan
Sig. variabel yang diduga
data berdistribusi normal jika nilai
saling berhubungan atau
Berat badan mempengaruhi.
bayi sebelum diberikan Analisa
40 bivariat pada penelitian adalah
0,235
signifikansi (p-value)
untuk mengetahui ASI > 0,05, begitu juga sebaliknya jika nilai
perbedaan berat badan antara bayi yang diberi
eksklusif signifikansi (p-value)
ASI< 0,05
eksklusif
Berat badan bayi sesudah diberikan
dengan
dikatakancampuran
distribusi susu
ASIdata tidak
eksklusif formula di Wilayah
normal (Astuti, 2014) Kerja Puskesmas Temindung
40 0,068
Samarinda desember Berat badan2018.
bayi sebelum diberikan
75 0,000
kombinasi ASI dan susu formula
Berat badan bayi sesudah diberikan
75 0,200
kombinasi ASI dan susu formula

42
5.1.3 Analisis Bivariat

1.Menganalisis
Analisis Univariat perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberi
Uji Kenormalan Data
ASI eksklusif
Analisis di wilayah
univariat dilakukan kerja Puskesmas
untuk mendeskripsikan Temindung
setiap variabel Samarinda.
dalam penelitian. Gambaran
Sebelum
distribusi frekuensi, persentase, tabel, dan narasi digunakan untuk mendeskripsikan data pada
dilakukan analisa bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan data setiap
kategorik.
Sedangkan
Analisis ukuran tendensi
Bivariat
variabel penelitian. sentral yang
Uji kenormalan meliputi
data nilai minimal,
dilakukan nilaiSaphiro
dengan uji maksimal, mean,
Wilk median,
karena jumlah&
standar deviasi digunakan untuk mendeskripsikan data numerik.
Analisa bivariatkurang
sampel penelitian yaitu dari
analisa yanginterpretasi
50. Hasil dilakukan
Tabel 5.4 terhadap
dikatakan datadua variabelnormal
berdistribusi yang jika
diduga
nilai
saling berhubungan atau
Uji beda mempengaruhi.
berat Analisa
badan bayi sebelum dan sesudahbivariat pada penelitian
diberi ASI eksklusif di adalah
signifikansi (p-value) > 0,05, begitu
wilayah juga
kerja sebaliknya
Puskesmas jika nilai
Temindung signifikansi
Samarinda
untuk mengetahui perbedaan berat badan antara bayi yang diberi ASI eksklusif (p-value) < 0,05
dengan
dikatakancampuran susu
distribusiBerat
data formula
tidak
badan
di Wilayah
normal (Astuti,
bayi 2014) Kerja Puskesmas
Paired
Temindung
Samarinda desember(gr)2018. Mean Shapiro-Wilk
Samples Test
Sebelum diberikan
2962,75 0,235
ASI eksklusif
0,000
Sesudah diberikan
6900,00 0,068
ASI eksklusif

43
5.1.3 Analisis Bivariat

2.Menganalisis
Analisis Univariat perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberi
Uji Kenormalan Data
kombinasi
Analisis univariatASI danuntuk
dilakukan susumendeskripsikan
formula di wilayah kerja
setiap variabel dalam Puskesmas
penelitian. Gambaran
Sebelum
distribusi frekuensi, persentase, tabel, dan narasi digunakan untuk mendeskripsikandata
dilakukan analisa bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan data pada setiap
kategorik.
Temindung
Sedangkan
Samarinda
ukuran tendensi sentral yang meliputi nilai minimal, nilaiSaphiro
maksimal, mean, median, &
Analisis Bivariat
variabel penelitian. Uji kenormalan data dilakukan dengan uji Wilk karena jumlah
standar deviasi digunakan untuk mendeskripsikan data numerik.
Analisa bivariatkurang
sampel penelitian yaitu dari
analisa yanginterpretasi
50. Hasil dilakukan terhadap
dikatakan datadua variabelnormal
berdistribusi yang jika
diduga
nilai
saling berhubungan atau mempengaruhi. TabelAnalisa
5.5 bivariat pada penelitian adalah
signifikansi (p-value)
Uji > 0,05,
beda begitu
berat badanjuga
bayi sebaliknya
untuk mengetahui perbedaan berat badan antara bayi
sebelum dan jika nilai
sesudah signifikansi
diberi yang
ASI (p-value)
diberi
dan kombinasi < 0,05
ASI eksklusif
susu formula di wilayah kerja Puskesmas Temindung Samarinda
dengan
dikatakancampuran susu
distribusi data formula
tidak di Wilayah
normal (Astuti, 2014) Kerja Puskesmas Temindung
Samarinda desember 2018.
Berat badan bayi Kolmogorov- Paired
Mean
(gr) Smirnov Samples Test
Sebelum diberikan
kombinasi ASI dan 3050,53 0,000
susu formula
0,000
Sesudah diberikan
kombinasi ASI dan 7101,33 0,200
susu formula

44
5.1.3 Analisis Bivariat

3. Menganalisis
Analisis Univariat perbedaan berat badan bayi sesudah diberikan ASI
Uji Kenormalan Data
eksklusif
Analisis dan
univariat kombinasi
dilakukan ASI dan susu
untuk mendeskripsikan formula
setiap di wilayah
variabel dalam penelitian.kerja
Gambaran
Sebelum
distribusi frekuensi, persentase, tabel, dan narasi digunakan untuk mendeskripsikan data pada
dilakukan analisa bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji kenormalan data setiap
kategorik.
Puskesmas
Sedangkan
Temindung
ukuran tendensi
Samarinda.
sentral yang meliputi nilai minimal, nilaiSaphiro
maksimal, mean, median, &
Analisis Bivariat
variabel penelitian. Uji kenormalan data dilakukan dengan uji Wilk karena jumlah
standar deviasi digunakan untuk mendeskripsikan data numerik.
Analisa bivariatkurang
sampel penelitian yaitu dari
analisa yanginterpretasi
50. Hasil dilakukan terhadap
dikatakan datadua variabelnormal
berdistribusi yang jika
diduga
nilai
saling berhubungan atau mempengaruhi. TabelAnalisa
5.6 bivariat pada penelitian adalah
signifikansi (p-value)
untuk mengetahui > 0,05, begitu
perbedaan
Uji beda
juga
berat badan berat
sebaliknya
badan
bayi sesudah
jika nilai
diberiantara
signifikansi
bayi
ASI eksklusif yang
dan
(p-value)
diberi
kombinasi
< 0,05
ASIASI eksklusif
dengan
dikatakancampuran susu
distribusi data
dan susu formula
tidak normal
formula di Wilayah
(Astuti,
di wilayah 2014)
kerja Kerja Puskesmas
Puskesmas Temindung
Temindung Samarinda
Samarinda desember 2018.
Berat badan bayi Kolmogorov- Paired
Mean
(gr) Smirnov Samples Test
Sesudah diberikan
6900,00 0,068
ASI eksklusif
Sesudah diberikan 0,795
kombinasi ASI dan 7101,33 0,200
susu formula

45
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian :
Terjadi peningkatan berat badan bayi rata-rata 3937,25
gr sesudah diberikan ASI eksklusif. Terjadi peningkatan
berat badan bayi rata-rata 4050,8 gr sesudah diberikan
kombinasi ASI dan susu formula.
Terdapat perbedaan berat badan bayi sebelum dan
sesudah diberi ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Temindung Samarinda dengan p-value = 0,000. Terdapat
perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah
diberi kombinasi ASI dan susu formula di wilayah kerja
Puskesmas Temindung Samarinda dengan p-value =
0,000.
Tidak terdapat perbedaan berat badan bayi sesudah
diberi ASI eksklusif serta sesudah diberi kombinasi ASI dan
46

susu formula di wilayah kerja Puskesmas Temindung


Samarinda dengan p-value = 0,795
Pembahasan

Penelitian tersebut didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriany,


Ahmad, dan Yuniwati (2016) : tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksklusif dan tidak eksklusif.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Budhihartani (2015): tidak ada


perbedaan kecepatan pertumbuhan usia 3-12 bulan antara anak yang
disusui sedikitnya 2-3 bulan dan anak yang mendapat formula.

Menurut Roesli & Yohmi (2009) : beberapa hari pertama bayi akan
kehilangan berat badan sekitar 10% dari keseluruhan berat
badannya,terutama kehilangan cairan. BB meningkat kembali pada H-
5,10,14 namun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam 2-3 bulan.

47
Pembahasan

Menurut Puspita (2016), ASI merupakan cairan biologis kompleks yang


mengandung semua nutrien yang diperlukan tubuh anak. Sifatnya yang
sangat mudah diserap tubuh bayi, menjadikan ASI nutrisi utama dan tidak
tergantikan yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh kembang
bayi. Pada usia 4 bulan berat badan bayi bisa mencapai 2 kali lipat dan
kemudian mereka tumbuh dengan pesat. Hal ini didukung juga dengan
pemberian ASI.

48
Pembahasan

Berdasarkan asumsi peneliti dari hasil penelitian :

tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara kelompok yang eksklusif


dan tidak eksklusif. Menurut peneliti hal yang terpenting :
* Jangan terburu- buru menganggap ASI kurang
* Menambahkan susu formula pada bulan pertama menyusui, sebelum
masalah utamanya terdeteksi dan tertangani dengan baik.
*Hal ini bisa saja disebabkan karena pada saat ibu - ibu menyusui dengan
tekhnik yang kurang benar,
* Kebutuhan ASI yang diperlukan oleh bayi terbatas.
* ASI dapat diberikan sebanyak mungkin yaitu setiap 2 - 4 jam, agar
menghasilkan berat badan yang optimal pada bayi.

49
Pembahasan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Munir (2016),


“ pemberian ASI eksklusif berpengaruh terhadap berat badan bayi, di mana
bayi yang diberi ASI eksklusif 100% memiliki berat badan normal,
sedangkan bayi yang diberi MP-ASI mayoritas memiliki berat badan normal
atau baik sebesar 68,09% dan 23,81% mengalami kegemukan atau tidak
baik. Air susu ibu (ASI), terutama yang eksklusif, tidak tergantikan oleh susu
manapun. “

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif akan lebih sehat, lebih cerdas,
mempunyai kekebalan terhadap berbagai penyakit, dan secara emosional
akan lebih nyaman karena kedekatan dengan ibu. Manfaat positif juga
diperoleh ibu yang memberikan ASI eksklusif. Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa pemberian susu formula dan susu sapi dapat
mengakibatkan alergi pada bayi (Roesli & Yohmi,, 2009).

50
Pembahasan

Pemberian makanan tambahan pada usia dini terutama makanan padat justru
menyebabkan banyak infeksi, kenaikan berat badan, alergi terhadap salah satu zat
gizi yang terdapat dalam makanan (Pudjiadi, 2013).

Karena pemberian makanan tambahan pada usia kurang dari 6 bulan, membuka
pintu gerbang masuknya berbagai jenis kuman apalagi tidak disajikan higienis dapat
menyebabkan diare. Sedangkan alergi disebabkan sel-sel disekitar usus belum siap
untuk menerima kandungan dari makanan sehingga makanan yang masuk dapat
menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi (Sulastri dan Murniningsih, 2014).

Hasil pencapaian pemberian ASI secara eksklusif hingga saat ini belum
menggembirakan, karena masih jauh dari target yang ingin dicapai yaitu sebesar
80%. Maka, untuk mengatasi hal tersebut dan untuk mencapai tumbuh kembang
bayi secara optimal, WHO atau UNICEF menetapkan “Global Strategy for Infant and
Young Child Feeding” yang di Indonesia ditindak lanjuti dengan penyusunan Strategi
Nasional pemberian makanan bayi dan anak yang disesuaikan dengan UU No. 23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang mengacu pada Convention On the
Right Of The Child yaitu dengan memberikan ASI dalam 30 menit setelah kelahiran (
UNICEF, 2015).

51
Penutup

A. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.Terdapat perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberi ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Temindung Samarinda (p-value = 0,000).
2.Terdapat perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah diberi ASI yang
dikombinasi dengan susu formula di wilayah kerja Puskesmas Temindung Samarinda (p-
value = 0,000).
3.Tidak terdapat perbedaan berat badan bayi sesudah diberi ASI eksklusif serta sesudah
diberi kombinasi ASI dan susu formula di wilayah kerja Puskesmas Temindung Samarinda (p-
value = 0,795).
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kelemahan yang ada dalam penelitian, peneliti
memberikan saran:
1.Pada penelitian sejenis yang lebih lanjut dapat dipertimbangkan penggunaan metode penelitian cohort
dan dengan faktor penyerta yang lebih banyak.
2.Untuk para orang tua khususnya ibu, agar lebih memperhatikan anak-anaknya baik dalam Asah, Asih,
maupun Asuh, sehingga lebih memilih memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan, dan lebih baik dilanjutkan
sampai 2 bulan dengan ditambah MP-ASI. 52
3.Untuk tenaga medis, kader posyandu, agar dapat mendukung gerakan inisiasi menyusui dini dengan 52
pemberian ASI eksklusif sesaat setelah bayi lahir dan memberikan arahan serta pengetahuan kepada ibu
hamil dan menyusui.
TERIMA KASIH

SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI


PERBEDAAN BERAT BADAN ANTARA BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUUSIF DENGAN
CAMPURAN SUSU FORMULA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMINDUNG
SAMARINDA DESEMBER 2018
53

Anda mungkin juga menyukai