Anda di halaman 1dari 23

TINEA PEDIS

Pembimbing :
dr. Fitri Yanti,Sp.KK
Oleh:
Dara Wulansari Afandy, S.Ked
G1A213021
  
KEPANITRAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI
RSUD. RADEN MATTAHER PROV. JAMBI
2015
PENDAHULUAN

 Tinea pedis yang merupakan dermatofitosis pada kaki,
terutama pada sela-sela jari kaki dan telapak kaki.1
 Penyakit ini sering menyerang orang dewasa yang
bekerja ditempat basah seperti tukang cuci dan petani.
Tinea pedis bisa terjadi pada semua usia, dapat
menyerang pria dan wanita
 Gambaran klinis dari tinea pedis dapat dibedakan
berdasarkan tipe yaitu tipe interdigitalis, Moccasin foot
(plantar), lesi vesikobulosa, dan tipe ulseratif. 1,3,4
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien
Nama : Nn. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 18 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat: RT 08,KM 35 Kel.Sengeti
Status Pernikahan : Belum menikah
Suku bangsa : Indonesia
Hobi : Olahraga
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA: (18 agustus 2015)

Gatal yang disertai dengan bercak yang meninggi kecoklatan dan
bersisik di pinggir kaki kiri sejak 1 minggu yang lalu.

KELUHAN TAMBAHAN :
-
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:
Sejak ± 3 bulan yang lalu os mengeluh timbul bintil-bintil di pinggir
kaki kiri os dan terasa gatal. Os sering menggaruk kakinya tersebut dan
bintil-bintil pecah mengeluarkan cairan bening berbau amis.
± 2 minggu setelah timbul bintil-bintil dan gatal di pinggir kaki kiri os
pergi berobat kepuskesmas, dan diberikan obat oles dan obat oral,
tetapi os tidak mengetahui nama obat yang diberikan,setelah diberi
obat keluhan berkurang namun beberapa hari kemudian timbul
kembali. Setelah itu os kembali berobat ke puskesmas dan diberikan
obat yang sama keluhan kembali berkurang.

 ± 1 minggu yang lalu, kulit kaki os tampak bercak meninggi
kecoklatan dan bersisik ditempat bekas garukan, masih
terdapat bintil-bintil dan terasa gatal. Os memutuskan berobat
ke RSUD Raden Mattaher Jambi.
 Menurut os, os sering mengikuti latihan bola basket di
sekolahnya. Selama latihan os menggunakan sepatu yang
tertutup, latihan sering pada siang hari setelah pulang sekolah
dan sampai sore. Os memiliki kebiasaan mengganti kaus kaki 3
hari sekali, sepatu yang digunakan tidak terlalu sempit, tidak
ada riwayat mengganti sepatu atau kaos kaki baru dalam
beberapa hari sebelumnya, os mandi 2x sehari, di kamar
mandi os tidak menggunakan sandal, jika kaki os basah os
tidak mengeringkannya sampai kering. Selain itu,saat mencuci
pakaian dan piring os sering berlama-lama di kamar mandi
dengan keadaan kaki yang basah dan sering tergenang sabun.

Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Suhu : 36,5 C
 Nadi : 76 x/i
 Pernafasan : 21 x/i
 Berat Badan : 55 kg
 Tinggi Badan : 159 cm
 IMT : 21,75 (berat badan normal)

Pemeriksaan Organ
 Kepala : tidak ada kelainan
 Mata : tidak ada kelainan
 Hidung : tidak ada kelainan
 Telinga : tidak ada kelainan
 Mulut : tidak ada kelainan
 Leher : tidak ada kelainan
 Thorax : tidak ada kelainan
 Abdomen : tidak ada kelainan
 Ekstremitas Atas : tidak ada kelainan
 Ekstremitas Bawah : tidak ada kelainan
STATUS DERMATOLOGIS

Regio Dorsum Pedis



Lateralis Sinistra
Plak hiperpigmentasi
Tampak plak dengan skuama

hiperpigmentasi soliter,
ukuran 4 x 2,5 cm bentuk
lonjong, sirkumkrip, dengan vesikel
skuama diatasnya.
Tampak vesikel multiple,
miliar, sirkumkrip, diskret
Tampak erosi 2 buah,
ukuran 0,3 x 0,2 cm dan erosi
0,5 x 0,3 bentuk tidak
teratur, sirkumkrip, diskret.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN ANJURAN
Tidak dilakukan
Pemeriksaan KOH
DIAGNOSIS BANDING Pemeriksaan uji tempel
Tinea pedis Pemeriksaan kultur
Dermatitis kontak alergi Pemeriksaan histopatologi
Dermatitis numularis

DIAGNOSIS KERJA
Tinea pedis sinistra
TATALAKSANA

UMUM
Penatalaksanaan umum yaitu dengan memberikan
edukasi kepada pasien :
Menjelaskan mengenai penyakit yang diderita pasien
merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur dan
menjelaskan bahwa pengobatan cukup lama.
Menyarankan pasien agar menjaga kaki tetap kering
setelah mandi atau terkena air
Menyarankan pasien agar ganti kaos kaki setiap hari dan
gunakan bahan yang lembut dan menyerap keringat
Menyarankan pasien agar hindari penggunaan sepatu
tertutup terlalu lama

Khusus
Penatalaksanaan khusus yaitu dengan memberikan terapi
farmakologi, berupa :
Terapi Topikal :
Ketokonazol 2% krim oles tipis 1 x sehari selama 4
minggu

Terapi Sistemik :
Cetirizin 10 mg, 1 x 1, selama 10 hari
Ketokonazol tablet 200 mg 1 x sehari, selama 14 hari,
saat makan.
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Bonam
 Quo ad functionam : Bonam
PEMBAHASAN

 Tinea pedis adalah infeksi kulit dari jamur superfisial
pada kaki yang dapat disebabkan oleh jamur
Trichophyton rubrum , T. interdigitale, T. tonsurans , T.
mentagrophyte dan Epidermophyton floccosum.
 Pada kasus ini seorang perempuan, Nn. L 18 tahun
datang ke Poliklinik Kulit RSUD Raden Mattaher Jambi
didiagnosis dengan tinea pedis sinistra berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, status dermatologis dan
pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan.

 ANAMNESIS
Dari anamnesis diketahui gejala objektif yang disampaikan
pasien berupa timbul bercak yang meninggi berwarna
kecoklatan dan bersisik di pinggir kaki kiri pasien dan
gejala subjektif berupa gatal. Faktor resiko yang
menyebabkan terjadinya infeksi pada pasien yaitu Os
memiliki kebiasaan mengganti kaus kaki 3 hari sekali
dimana mempermudah pertumbuhan jamur di kaos kaki
tersebut, penggunaan sepatu tertutup yang lama
meningkatkan kelembapan di kaki os. Selain itu os juga
sering berlama-lama saat mencuci yang menyebabkan kaki
lebih lama terpapar air sehingga kulit kaki menjadi basah
dan kelembapannya meningkat.

 PEMERIKSAAN FISIK
Dari hasil pemeriksaan fisik umum pada pasien ini tidak
ditemukan kelainan sistemik.

 PEMERIKSAAN DERMATOLOGI
Gambaran klinis tinea pedis dibedakan berdasarkan
tipe yaitu tipe Interdigitalis, Moccasin foot (plantar), Lesi
Vesikobulosa dan tipe ulseratif. Dari hasil pemeriksaan
dermatologis, lesi kulit yang ditemui berupa plak
hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya. Tampak
vesikel multiple, miliar, sirkumkrip, diskret, dan erosi.

Dari gambaran lesi ini tipe tinea pedis yang dialami pasien
adalah tipe Vesikobulosa. Bentuk ini adalah subakut yang
terlihat vesikel, vesiko-pustul dan kadang-kadang bula
yang terisi cairan jernih. Kelainan ini dapat mulai pada
daerah sela jari, kemudian meluas ke punggung kaki atau
telapak kaki. Setelah pecah, vesikel tersebut
meninggalkan sisik yang berbentuk lingkaran yang disebut
koleret.. Adanya gambaran erosi pada kaki pasien
diakibatkan garukan pada kulit yang mencapai stratum
spinosum.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Untuk membantu menegakkan diagnosis pada pasien ini
seharusnya dilakukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan KOH dimana Prinsip pada pemeriksaan ini berupa
larutan KOH 10% akan melisiskan stratum korneum sehingga
bila mengandung jamur akan tampak hypha dan atau spora.

 Untuk menyokong pemeriksaan dan menentukan spesis jamur


pada pasien ini dianjurkan pemeriksaan kultur jamur dilakukan
dengan menanam bahan klinis pada media buatan.Selain itu
pemeriksaan histopatologi dimana dapat ditemukan
karakteristik dari tinea pedis adalah adanya akantosis,
hiperkeratosis dan celah (infiltrasi perivaskuler superfisialis
kronik pada dermis).
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis Banding Yang sesuai Tidak sesuai
Dermatitis kontak alergi Keluhan gatal, Pada dermatitis kontak
Dermatitisk kontak alergi Predileksinya bisa pada alergi lesi dengan bercak
kaki disebabkan oleh eritematosa yang
adalah peradangan kulit
yang timbul setelah   
kaos kaki, sepatu berbatas tegas diikuti
edema, papulovesikel,
kontak dengan alergen vesikel atau bula. Vesikel
atau bula dapat pecah
melalui proses sensitisasi
menimbulkan erosi dam
 
eksudasi basah). Pada
keadaan subakut,
eritema dan edema
berkurang, eksudat
mengering menjadi
krusta. Tidak ditemukan
jamur pada pemeriksaan
KOH.
Dermatitis numularis Keluhan gatal, predileksi Lesi berupa eritema
Dermatitis numularis bisa terjadi pada kaki. berbentuk
adalah dermatitis yang   lingkaran,selanjutnya
menyerupai uang logam melebar sebesar uang
dan biasanya menyerang logam,dikelilingi oleh
TATALAKSANA

Penatalaksanaan umum pada pasien ini yaitu dengan memberikan
edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita pasien. dan
Penatalaksanaan secara khusus yaitu sistemik dan topikal.
Obat sistemik diberikan obat oral ketokonazol 200 mg/hari, 1 x 1,
selama 14 hari dengan dosis ketokonazol pada dewasa 200mg –
400 mg/ hari.pada waktu makan. Dipilih ketokonazol karena
ketoconazole adalah antijamur golongan imidazole yang
mempunyai aktivitas antijamur yang tinggi dan berspektrum luas.
Imidazole bekerja dengan mengganggu biosintesis ergosterol,yang
merupakan komponen penting dari membran sel jamur,
mengakibatkan peningkatan permeabilitas seluler dan akibatnya
menghambat pertumbuhan jamur. ketoconazole bersifat fungistatik
dan paling efektif saat sel jamur sedang tumbuh secara aktif.

 Untuk mengurangi rasa gatalnya diberikan antihistamin
cetirizin 10 mg, 1 x 1, selama 10 hari. Dipilih cetrizin
karena merupakan anthistamin generasi kedua yang
lebih sedikit menimbulkan efek sedasi pada pasien
dibandingkan generasi pertama. Selain itu, antihistamin
generasi kedua ini tidak menimbulkan rasa berdebar-
debar dan penggunaannya cukup sekali sehari.

 Obat topikal yang diberikan adalah salep yang terbuat
dari antimikotik krim ketokonazol 2% 1 x 1 selama 4
minggu. Karena ketoconazole adalah antijamur
golongan imidazole yang mempunyai aktivitas
antijamur yang tinggi dan berspektrum luas. Imidazole
bekerja dengan mengganggu biosintesis
ergosterol,yang merupakan komponen penting dari
membran sel jamur, mengakibatkan peningkatan
permeabilitas seluler dan akibatnya menghambat
pertumbuhan jamur. Ketoconazole tidak diabsorpsi
secara sistemik setelah pemberian topikal

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai