Anda di halaman 1dari 31

2017

Puslat SDMK Badan PPSDMK


Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

MODUL MATERI INTI 2


PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

MODUL PELATIHAN KELUARGA SEHAT


MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

MATERI INTI 2
PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

I. DESKRIPSI SINGKAT
Status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilan dan saat menyusui
merupakan periode yang sangat kritis, dalam jangka panjang hal ini akan berdampak
pada kualitas sumber daya manusia. Periode ini telah dibuktikan secara ilmiah sebagai
periode yang menentukan kualitas kehidupan. Oleh karena itu periode ini ada yang
menyebutnya sebagai "periode emas" atau "periode kritis", dan Bank Dunia (2006)
menyebutnya sebagai "window of opportunity".

Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat merupakan pusat dari seluruh kegiatan
sehari-hari berlangsung, salah satunya pengasuhan ayah dan ibu sebagai orang tua
terhadap anak balitanya. Pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anaknya sangat
berperan terhadap perilaku dan kebiasaan anak dalam berbagai hal, seperti pola
pemberian ASI Eksklusif dan kebiasaan memantau pertumbuhah anak yang berpengaruh
pada status gizi anak. Disamping itu, terjadinya masalah gizi pada anak dalam sebuah
keluarga juga dipengaruhi oleh kemampuan keluarga dalam menyediakan pangan bagi
anggotanya baik jumlah maupun jenis sesuai kebutuhan gizinya. Oleh karena itu,
pelayanan gizi hingga tingkat keluarga menjadi bagian terpenting sebagai bagian dari
upaya penanggulangan masalah gizi.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami pelayanan gizi di keluarga
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan ASI Eksklusif
2. Menjelaskan Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita

III. POKOK BAHASAN


Pokokbahasan dari modul ini sebagai berikut:
1. ASI Eksklusif
a. Pengertian
b. Manfaat pemberian ASI
c. Cara Menyusui dan Ibu Bekerja Tetap Dapat memberikan ASI

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 1
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

d. Cara pemberian ASI termasuk dukungan keluarga terhadap ibu menyusui,


dan ibu menyusui yang bekerja

2. Pemantauan pertumbuhan dan perkembanganbalita


a. Pengertian
b. Cara penilaian, interpretasi dan manfaat memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita
c. Pencegahan dan pengendalian balita tinggi badan pendek dan deficit
intelegentia (stunting)
d. PMBA (praktik pemberian makanan bayi dan anak)

IV. BAHAN BELAJAR


1. Buku KIA
2. Buku Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, 2015 Kementerian Kesehatan RI
3. Peraturan Menkes tentang Pemberian ASI Eksklusif, 2015 Kementerian Kesehatan
4. Modul Pelatihan Pemberin Makan Bayi dan Anak

V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Langkah 1. Penyiapan proses pembelajaran
1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas
b. Fasilitator menyampaikan salam dan menyapa peserta dengan ramah dan
hangat
c. Fasilitator memperkenalkan diri
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis bila diperlukan
b. Menjawab salam
B. Langkah 2 : Penyampaian pokok bahasan
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang pelayanan gizi di keluarga
b. Menyampaikan pokok bahasan 1 – 2

2. Kegiatan Peserta
a. Memberikan pendapat dari pertanyaan Fasilitator
b. Mendengar, mencatat hal-hal yang penting dalam materi
c. Mengajukan pertanyaan kepada Fasilitator bila masih ada yang belum dipahami.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 2
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

C. Langkah 3: Kesimpulan
1. Kegiatan Fasilitator
a. Merangkum poin-poin penting dari hasil proses kegiatan pembelajaran.
b. Mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.

2. Kegiatan Peserta
a. Mencatat hal-hal yang penting
b. Membalas salam

VI. URAIAN MATERI


POKOK BAHASAN 1:ASI EKSKLUSIF
a. Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif yaitu pemberian hanyaASI saja kepada bayi sejak dilahirkan tanpa
makanan atau minuman lain sampai bayi berusia 6 (enam) bulan.

Definisi Bayi harus Bayi boleh Bayi tidak boleh


menerima menerima menerima
Pemberian Menerima ASI Obat tetes, obat Yang lainnya; seperti
ASI (termasuk ASI sirup (vitamin, air putih, minuman
Eksklusif perahatau mineral, obat atau atau makanan lain
donor ASI) oralit) yang
diresepkan oleh
petugas kesehatan

Hampir setiap ibu dapat memberikan ASI kepada bayinya. Ibu yang merasa ASInya
tidak cukup atau tidak dapat menyusui, perlu mendapat dukungan dari suami, keluarga,
tenaga kesehatan, teman, serta lingkungan sekitarnya. Selain itu setelah persalinan ibu
perlu dimotivasi untuk dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya sehingga perlu
pelayanan konseling dari tenaga kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI
Eksklusif. Bayi yang diberi susu selain ASI mempunyai risiko 17 kali lebih besar
mengalami diare dan 3-4 kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI

b. Manfaat Pemberian ASI


Manfaat ASI bagi Bayi :

1) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 3
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.
2) ASI sebagai nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang
dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
3) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang
Kontak kulit dini akan berpengaruh terhadap perkembangan bayi. Walaupun
seorang ibu dapat memberikan kasih saying dengan memberikan susu formula,
tetapi menyusui sendiri akan memberikan efek psikologis yang besar. Interaksi
yang timbul waktu menyusi antara ibu dan bayi akan menimbulkan rasa aman
bagi bayi. Perasaan aman sangat penting untuk membangun dasar kepercayaan
bayi (basic sense of trust) yaitu dengan mulai mempercayai oranglain (ibu), maka
selanjutnya akan timbul rasa percaya pada diri sendiri.
4) Mengupayakan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik, dan mengurangi
kemungkinan obesitas. Ibu-ibu yang diberikan penyuluhan tentang ASI dan
laktasi, turunya berat badan bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak
sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan. Hal ini karena kelompok ibu-ibu
tersebut segera memberikan ASI setelah melahirkan. Frekuensi menyusu yang
sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang
dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit.

Manfaat Menyusui bagi Ibu

1) Mengurangi insiden kanker payudara karena pada saat menyusui hormon


esterogen mengalami penurunan, sementara itu tanpa aktivitas menyusui, kadar
hormon esterogen tetap tinggi dan inilah yang diduga menjadi salahsatu pemicu
kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan hormon esterogen dan
progesterone.
2) Mencegah perdarahan pasca persalinan
Perangsangan pada payudara ibu oleh isapan bayi akan diteruskan ke otak dan
ke kelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentuknya hormone oksitosin.
Oksitosin membantu mengkontraksikan kandungan dan mencegah terjadinya
perdarahan pasca persalinan.
3) Mempercepat pengecilan kandungan

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 4
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan


berkontraksi dan dengan demikian pengecilan kandungan terjadi lebih cepat.
4) Dapat digunakan sebagai metode KB sementara
Menyusui secara eklusif dapat menjarangkan kehamilan. Rata-rata jarak
kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyui
adalah 11 bulan.
Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon untuk ovulasi,
sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. ASI yang dapat digunakan
sebagai metode KB sementara dengan syarat: bayi berusia belum berusia 6
bulan, ibu belum haid kembali dan ASI diberikan secara eklusif.
5) Mempercepat kembali ke berat semula
Selama hamil, ibu menimbun lemak dibawah kulit. Lemak ini akan terpakai untuk
membentuk ASI, sehingga apabila ibu tidak menyusui, lemak tersebut akan tetap
tertimbun dalam tubuh.
6) Steril, aman dari pencemaran kuman
7) Selalu tersedia dengan suhu yang sesuai dengan bayi
8) Mengandung antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan virus.
9) Tidak ada bahaya alergi

Manfaat ASI untuk Keluarga

1) Aspek ekonomi
2) Aspek Psikologis
3) Aspek Kemudahan

Manfaat ASI untuk Negara

1) Menurunkan Angka Kesakitan dan Kematian Anak


2) Mengurangi Subsidi untuk Rumah Sakit
3) Mengurangi Devisa untuk Membeli Susu Formula.
4) Meningkatkan Kualitas Generasi Penerus Bangsa

Masalah Menyusui pada Ibu yang sering terjadi di masyarakat :


 Putting susu datar atau terbenam
 Puting susu lecet
 Payudara bengkak
 Mastitis atau abses payudara

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 5
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

 Merasa ASI tidak cukup


 Ibu bekerja
 Ibu melahirkan dengan bedah sesar
 Ibu yang menderita HIV perlu dirujuk ke pelayanan kesehatan konselor laktasi
untuk tatalaksana lebih lanjut
 Ibu hamil lagi
(sumber: manajemen laktasi)

Masalah Menyusu pada Bayi


 Bayi sering menangis
 Bayi bingung putting
 Bayi prematur dan bayi kecil (berat badan lahir rendah)
 Bayi kuning (ikterik)
 Bayi kembar
 Bayi sakit
 Bayi sumbing (dan celah palatum/langit-langit)
 Bayi dengan lidah pendek (tounge tie/ankyloglossia)
 Bayi yang memerlukan perawatan
(sumber: manajemen laktasi)

Pemberian ASI pada Situasi Bencana Kondisi Khusus


Masalah pada keadaan darurat adalah :
 Kondisi ibu yang panik dapat saja mengurangi produksi ASI.
 Sumbangan makanan berupa makanan pengganti ASI tidak terkontrol

Rekomendasi untuk keadaan darurat :


 Pada keadaan kedaruratan pemberian ASI harus dilindungi.
 Pemberian makanan selain ASI hanya dapat diberikan pada kondisi tertentu
dalam pengawasan petugas kesehatan.
 Dalam keadaan tertentu pemberian susu formula dapat diberikan dengan cangkir
yang memenuhi syarat syarat pembuatan susu formula dan ketersediaan air
bersih

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 6
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

c. Cara Pemberian ASI Termasuk Dukungan Keluarga Terhadap Ibu Menyusui dan
Ibu Menyusui yang Bekerja

1. Cara Menyusui

Untuk memastikan bayi menyusu dengan efektif perlu diperhatikan posisi


(mengendong) bayi dan Perlekatan (posisi mulut bayi pada payudara). Kunci Posisi
bayi yang benar adalah :
 Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
 Ibu mendekap badan bayi dekat dengan tubuhnya
 Ibu menopang seluruh badan bayi, dan bukan hanya kepala atau bahu bayi.

Dengan memposisikan bayi dengan tepat bayi akan lebih mudah memasukan
payudara kedalam mulutnya. Agar bayi dapat menghisap payudara dengan efektif
maka perlekatan bayi pada payudara adalah:

 Tampak lebih banyak areola diatas bibir daripada di bawah bibir


 Mulut bayi terbuka lebar
 Bibir bawah terputar keluar
 Dagu bayi menempel pada payudara.

Agar proses menyusui dapat berjalan dengan baik, maka payudara perlu ditopang
dengan baik, dengan cara sebagai berikut:
 Jari-jari diletakkan pada dinding dada dibawah payudara;
 Jari telunjuk menyangga payudara;
 Ibu jari diatas payudara.
 Jari-jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan putting

2. Ibu Bekerja Tetap Dapat Memberikan ASI


Seorang wanita yang bekerja dapat melanjutkan pemberian ASI. Jika seorang ibu
tidak dapat membawa anaknya ke tempat ia bekerja, maka ia harus menyusui
anaknya sesering mungkin pada saat mereka bersama. Jika ia bekerja dan tidak
dapat menyusui anaknya, maka ia dianjurkan untuk memerah air susunya 3 – 4
kali selama 8 jam kerja, selama 20-30 menit setiap kali memerah ASI dan
menyimpan ASI tersebut dalam wadah yang bersih.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 7
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

ASI yang disimpan dalam suhu kamar (26 derajat C atau lebih rendah) tahan
selama 6 – 8 jam, untuk nanti diberikan kepada bayinya. ASI juga dapat disimpan
dalam lemari pendingin (kulkas) dengan ketahanan sebagai berikut:
 3 hari di lemari es,
 2 minggu dalam freezer lemari es 1 pintu,
 3-6 bulan pada freezer lemari es 2 pintu/freezer khusus.

ASI beku dapat dicairkan dengan cara memindahkan dari freezer ke lemari es
(chiller). ASI dapat diberikan pada bayi dengan cara merendam botol ASI dalam
wadah yang berisi air hangat. Tidak diperbolehkan menghangatkan ASI dengan
cara dipanaskan di atas kompor.

ASI perah dapat diberikan dengan menggunakan peralatan seperti cangkir atau
sendok makan yang bersih. Tidak dianjurkan untuk memberikan ASI tersebut
menggunakan botol. Memberi ASI pada bayi dengan menggunakan cangkir lebih
aman dibandingkan dengan menggunakan botol, karena cangkir lebih mudah
dibersihkan dengan air dan sabun. Dengan menggunakan cangkir akan terjalin
kontak dan stimulasi kebutuhan bayi, karena Ibu atau pengasuh harus memegang
bayi. Memberi makan dengan menggunakan cangkir tidak akan menimbulkan
masalah yang dapat mengganggu reflek anak untuk menghisap atau menyusu dari
ibunya. Pemakaian botol dan dot yang tidak bersih berisiko menyebabkan diare
atau infeksi lainnya, bahkan kematian.

Makanan terbaik untuk bayi yang tidak dapat memperoleh ASI karena alasan
medis tertentu adalah ASI yang diperah dari payudara ibu sehat lainnya (ibu
sepersusuan atau donor ASI), yang disterilkan terlebih dahulu dengan cara
dipanaskan serta diberikan dengan menggunakan cangkir yang bersih. Cara
mensterilkan ASI perah dapat dilakukan dengan 2 cara. Pertama adalah dengan
menyimpan ASI perah dalam botol kaca, masukkan ke dalam panci berisi air,
masak bersama diatas kompor dan kompor dimatikan jika air sudah mendidih.
Kedua adalah dengan memasak air dalam panci hingga mendidih, lalu matikan api,
masukkan botol kaca berisi ASI perah ke dalam panci, diamkan selama 30 menit.

Apabila ASI donor tidak dapat diberikan, maka dapat diberikan susu formula
dengan menggunakan cangkir. Menyiapkan susu formula harus dilakukan dengan
benar, menggunakan air mendidih dan kemudian didinginkan. Selanjutnya
mengikuti petunjuk tentang cara mencampurkannya.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 8
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Perlu diketahui bahwa susu hewan dan susu formula akan rusak apabila disimpan
dalam temperatur biasa selama beberapa jam. Jika tidak dilakukan dengan benar
(terlalu banyak/sedikit air atau menggunakan air yang tidak bersih), pemberian
susu formula dapat mengganggu pertumbuhan dan menyebabkan bayi sakit. Bayi
yang memperoleh susu formula lebih berisiko mengalami masalah gizi, terkena
penyakit dan kematian dibanding yang memperoleh ASI.

POKOK BAHASAN 2 : PEMANTAUAN PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN BALITA

Semua anak berhak untuk mendapatkan perhatian dan pola asuh yang baik dari orangtua
berupa asupan makanan bergizi dan perilaku sehat lainnya agar balita memiliki
pertumbuhan dan perkembangan yang baik sesuai umurnya.

a. Pengertian

Pemantauan Pertumbuhan adalah mengikuti pertumbuhan balita secara terus menerus dan
teratur melalui pengukuran antropometri, agar dapat diketahui ada atau tidaknya gangguan
pertumbuhan. Anak sehat adalah anak yang berat badannya bertambah secara cukup.
Pertambahan berat badan yang teratur merupakan ciri anak yang fisiknya tumbuh dengan
baik.Pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan melalui penimbangan berat badan
anak setiap bulan di Posyandu atau fasilitas kesehatan.

Perkembangan adalah bertambahnya stuktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa , sosialisasi dan kemandirian.

b. Cara penilaian, interpretasi, dan manfaat memantau pertumbuhan dan


perkembangan balita

Setiap anak harus memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS).Status pertumbuhan seorang
anak dapat diketahui dengan cara melihat kenaikan berat badannya dibandingkan
dengan standar sesuai umurnya atau membandingkan garis pertumbuhannya dengan
grafik pertumbuhan yang terdapat pada KMS. Setiap kali ditimbang, berat badan anak
harus dicantumkan dengan tanda titik pada KMS. Setiap titik kemudian dihubungkan
sehingga menghasilkan garis (grafik) yang menggambarkan kecenderungan
pertumbuhan anak. Garis (grafik) yang naik menunjukkan anak tumbuh dengan baik.
Garis (grafik) mendatar atau bahkan turun menunjukkan bahwa pertumbuhan anak
bermasalah sehingga perlu mendapat perhatian.
Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan
Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 9
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Algoritma Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Rujukan Usia 0-24 bulan
dari Posyandu ke Puskesmas
(bila tidak terdapat sumber daya untuk melakukan pengukuran tinggi badan)

BB/U

BB/U >+1
-2 ≤ BB/U ≤ +1
atau< -2

Rujuk ke Puskesmas Kenaikan BB <P5 Kenaikan BB ≥P5


Ukur PB (Tidak Naik) (Naik)

Rujuk ke Puskesmas Kembali ke


Ukur PB Posyandu
bulan berikutnya

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 10
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Algoritma Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Rujukan Anak Usia 0-24 bulan
dari Posyandu ke Puskesmas
(dengan sumber daya untuk melakukan pengukuran tinggi badan)

TB/U BB/PB

< -2 < -2 atau > +1 antara -2 sampai +1

Rujuk ke Puskesmas BB/U (lihat table WHO weight increments)

Kenaikan BB ≥ P5 Kenaikan BB < P5

Evaluasi rutin bulan depan Waspada

Rujuk ke Puskesmas
Sumber : Algoritma Damayanti Rusli Sjarif dan Klara Yuliarti, 2015

Catatan : Anak 3 – 5 tahun tanpa melihat batas kenaikan dengan persentil

Gagal tumbuh merupakan tanda awal kekurangan nutrisi, harus dicari penyebabnya dan
ditatalaksana segera dan bukan suatu diagnosis (Cole 2011). WHO 2006
memperkenalkan istilah at risk of FTT dengan menggunakan Tabel Weight Velocity dan
Weight Increment, seorang anak didefinisikan sebagai at risk of FTT jika kenaikan berat
badannya pada periode tertentu berada di bawah persentil 5.
Contoh:
Ana (bayi perempuan) usia 4 bulan dibawa ibunya ke Posyandu
 Berat lahir 2900 gram dan panjang lahir 49 cm
 Berat badan bulan lalu (usia 3 bulan) 5300 gram
 Berat badan saat ini 5500 gram dan panjang badan 59 cm

Nilai kenaikan berat badan Ana, apakah mengalami risiko gagal tumbuh?
1. Plotting berat badan Ana pada KMS dan diketahui bahwa arah grafik pada KMS
adalah naik.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 11
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

2. Menilai kenaikan berat badan anak menggunakan tabel Penambahan berat badan
anak perempuan usia 0-24 bulan, interval 1 bulan (interval waktu penimbangan dari
usia 3 bulan ke 4 bulan adalah 1 bulan), seperti berikut:

Interval P5 (g)
0 – 4 minggu 446
4 minggu – 2 bulan 578
2 – 3 bulan 369
3 – 4 bulan 259
4 – 5 bulan 172
5 – 6 bulan 93
6 – 7 bulan 37
7 – 8 bulan -2
8 – 9 bulan -40
9 – 10 bulan -70
10 – 11 bulan -89
11 – 12 bulan -102

3. Kenaikan berat badan 5500 g – 5300 g = 200 g (P5 untuk usia 3-4 bulan adalah 259
g). Kenaikan berat badan < P5, jadi Ana mengalami risiko gagal tumbuh dan harus
dirujuk ke Puskemas.

 Interpretasi dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian Status Pertumbuhan

Berat badan naik (N):


- Memberi pujian kepada Ibu dan tetap mengingatkan tentang pentingnya
memantau pertumbuhan, agar Ibu selalu rajin datang ke Posyandu
- Menganjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan memberikan
nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.

Berat badan tidak naik 1 kali


- Memberikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu
- Menanyakan dan mencatat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
rewel, dll) dan kebiasaan makan anak
- Berdiskusi dengan ibu tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik
tanpa menyalahkan ibu.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 12
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

- Memberikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
- Menganjurkan kepada ibu untuk tetap rutin datang ke Posyandu
- Segera berkoordinasi dengan TPG setempat untuk mendatangi sasaran sebagai
langkah tindak lanjut

Berat badan berada di Bawah Garis Merah (BGM)


- Tetap memuji Ibu karena telah membawa anak ke Posyandu sehingga bisa
ketahuan anak BGM
- Menanyakan dan mencatat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
rewel, dll) dan kebiasaan makan anak
- Berdiskusi dengan ibu tentang kemungkinan penyebab BGM tanpa menyalahkan
ibu.
- Memberikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai
golongan umurnya
- Segera berkoordinasi dengan TPG setempat untuk langkah tindak lanjut

Bila anak gemuk


- Bila mencurigai anak yang terlihat gemuk, cek pada KMS nya.
- Segera berkoordinasi dengan TPG setempat untuk langkah tindak lanjut

 Pertumbuhan balita diiringi dengan perkembangan kecerdasan yang


memerlukan gizi serta stimulasi yang optimal
Perkembangan adalah bertambahnya keterampilan dan kepandaian anak, meliputi
gerakan kasar (duduk, berdiri, berjalan, berlari, melompat), gerakan halus (menjimpit,
menulis, memegang sendok untuk makan), bicara dan bahasa, sosialisasi serta
kemandirian.Gizi dan stimulasi yang optimal sangat menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak. Pemantauan perkembangan dapat dilakukan petugas
kesehatan di Puskesmas/Pustu/Polindes/Posyandu setiap 3 bulan sekali pada anak
usia 0 bulan-24 bulan dan setiap 6 bulan sekali pada anak usia 24 bulan – 72 bulan.
Selain oleh petugas kesehatan, ibu/keluarga dapat memantau perkembangan anak
dengan membandingkan kemampuan anak dengan standar sesuai umurnya
mengunakan buku kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

Untuk mengoptimalkan perkembangan anak perlu dilakukan Stimulasi. Stimulasi


adalah kegiatan merangsang otak balita melalui wahana permainan, nyanyian,

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 13
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

dongeng dan interaksi sosial dan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan
perkembangan kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi
dan kemandirian pada balita. Jenis stimulasi yang diberikan harus sesuai dengan
tingkat perkembangan dan umur anak. Orang tua bisa menggunakan buku KIA
sebagai pedoman untuk melakukan stimulasi.

Tabel Perkembangan Normal Anak Berdasarkan Usia


Usia Anak Perkembangan Kemampuan Anak
0-6 Bulan Pada usia 1 bulan, bayi bisa :
 Menatap ibu nya
 Mengeluarkan suara o…o…..o
 Tersenyum
 Mengerakan tangan dan kaki

Pada umur 3 bulan bayi bisa :


 Mengangkat kepala tegak ketika tengkurap
 Tertawa
 Menggerakan kepala kekanan dan ke kiri
 Membalas tersenyum ketika diajak bicara/senyum
 Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

Pada umur 6 bulam , bayi bisa:


 Berbalik dari telungkup ke telentang
 Mempertahankan posisi kepala tetap tegak
 Meraih benda yang ada di dekatnya
 Menirukan bunyi
 Menggenggam mainan
 Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik

9-12 bulan Pada usia 9 bulan seorang anak seharusnya sudah bisa:
 Merambat
 Mengucapkan ma..ma.., da..da.. da…
 Meraih benda sebesar kacang
 Mencari benda/mainan yang dijatuhkan
 Bermain tepuk tangan atau ci-luk-ba
 Makan kue/biskuit sendiri

Pada usia 12 bulan seorang anak seharusnya sudah bisa:

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 14
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Usia Anak Perkembangan Kemampuan Anak


 Berdiri dan berjalan berpegangan
 Memegang benda kecil
 Meniru kata sederhana seperti ma..ma… pa..pa….
 Mengenal anggota keluarga
 Takut pada orang yang belum dikenal
 Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/ merengek

1-6 tahun Pada usia 2 tahun seorang anak bisa:


 Naik tangga dan berlari-lari
 Mencoret-coretkan pensil pada kertas, tembok, dll
 Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya
 Menyebut 3 – 6 kata yang mempunyai arti, seperti bola, piring, dan
sebagainya
 Memegang cangkir sendiri
 Belajar makan-minum sendiri

Pada Usia 3 tahun anak bisa:


 Mengayuh sepeda roda tiga
 Berdiri diatas satu kaki tanpa pegangan
 Bicara dengan baikmengunakan 2 kata
 Mengenal 2-4 warna
 Menyebut nama, umur dan tempat
 Mengambar garis lurus
 Bermain dengan teman
 Melepas baju sendiri
 Mengenakan baju sendiri

Pada umur 5 tahun anak bisa:


 Melompat-lompat 1 kaki, menari dan berjalan lurus
 Mengambar orang 3 bagian (kepala, badan, tangan /kaki)
 Mengambar tanda silang dan lingkaran
 Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
 Menjawab pertanyaan dengan kata kata yang benar
 Menyebut angka, menghitung jari
 Bicaranya mudah di mengerti
 Bepakaian sendiri tanpa dibantu
 Mengenakan baju sendiri

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 15
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Usia Anak Perkembangan Kemampuan Anak

Pada umur 6 tahun , anak bisa


 Berjalan lurus
 Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik
 Mengambar 6 bagian ( contoh kepala , badan, 2 tangan, 2 kaki
 Menangkap bola kecil dengan kedua tangan
 Mengambar segi empat
 Mengerti arti lawan kata
 Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10
 Mengenal warna
 Mengikuti aturan permainan
 Berpakaian sendiri tanpa dibantu

Sumber: Kementerian Kesehatan 2015, , Buku KIA

Penilaian perkembangan:
Jika pada usia tersebut, anak belum bisa melakukan minimal salah satu hal di atas,
koordinasikan dengan petugas kesehatan terkait untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Manfaat memantau pertumbuhan dan perkembangan balita:


a. Mengetahui status pertumbuhan anak.
b. Mendeteksi secara dini bila terjadi masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan
untuk segera ditangani.

c. Pencegahan dan Penanggulangan Stunting

Masalah gizi adalah keadaan gizi seseorang yang ditunjukkan oleh keadaan antropometri,
klinis, dan laboratorium. Sampai saat ini Indonesia masih memiliki beberapa masalah gizi,
yaitu dalam bentuk masalah kekurangan gizi makro dan kekurangan gizi mikro. Kekurangan
gizi makro dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu kurang gizi dan kelebihan gizi. Bentuk dari
kurang gizi adalah stunting (pendek), gizi kurang, gizi buruk, dan kurus, sedangkan bentuk
dari kelebihan gizi adalah kegemukan. Kekurangan gizi mikro akan menyebabkan anemia
gizi (kurang darah), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), dan kurang vitamin A.

Rendahnya asupan gizi disebabkan oleh sedikitnya atau bahkan tidak adanya ketersediaan
pangan di rumah tangga tersebut. Selain itu bisa juga disebabkan oleh pola asuh sehingga
meskipun tersedia makanan tetapi anak tidak memperoleh asupan gizi yang cukup. Pola

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 16
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

asuh selain mengakibatkan rendahnya asupan gizi juga bisa memudahkan terjadinya
penyakit infeksi, Selain itu penyakit infeksi juga berkaitan dengan mudah atau sulitnya akses
ke pelayanan kesehatan. Ketiga masalah ini yaitu ketersediaan pangan di tingkat rumah
tangga, pola asuh, dan pelayanan kesehatan disebabkan masalah utama yaitu kemiskinan,
pendidikan rendah, ketersediaan pangan, dan kesempatan kerja, seluruh hal ini terkait
dengan masalah ekonomi dan politilk.

Salah satu masalah gizi yang menjadi perhatian utama saat ini di negara kita adalah
masalah anak balita pendek (stunting). Dari 10 orang anak sekitar 3-4 orang anak balita
mengalami stunting. Masalah ini terjadi karena anak mengalami kekurangan asupan gizi
dalam waktu yang lama, bahkan sejak janin masih di dalam kandungan.Pendek/stunting
adalah anak dengan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya. Anak dikatakan pendek
(pendek) jika tingginya berada dibawah -2 SD dan sangat pendek jika dibawah -3 SD dari
standar WHO.

Anak balita stunting tidak disebabkan oleh keturunan, tetapi lebih banyak disebabkan oleh
rendahnya asupan gizi dan adanya penyakit infeksi yang didasari oleh lingkungan yang tidak
sehat. Apabila janin dalam kandungan mendapatkan gizi yang cukup, maka ketika lahir bayi
tersebut tidak mengalami berat lahir rendah (tidak BBLR atau tidak kurang dari 2500 gram)
dan panjang badan lahirnya akan normal (> 48 cm). Keadaan ini akan berlanjut apabila bayi
sampai dengan usia 6 bulan mendapatkan ASI saja (ASI Eksklusif). Untuk mempertahankan
hal tersebut, maka pemberian MP-ASI sejak usia 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI
sampai usia 2 tahun merupakan cara efektif untuk mencapai berat badan dan panjang
badan yang normal.

Stunting pada anak dapat berakibat fatal bagi kemampuan belajar di sekolah, dan bagi
produktivitas mereka di masa dewasa. Penelitian membuktikan bahwa kemampuan anak
pendek lebih rendah dibandingkan anak dengan tinggi normal; dan pada saat dewasa,
kemampuan bekerja (produktivitas) anak pendek lebih rendah dibandingkan dengan anak
yang normal. Pencegahan anak stunting dilakukan dengan pemberian gizi yang baik sejak
dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.

Periode yang paling kritis dalam penanggulangan stunting dimulai sejak janin dalam
kandungan sampai anak berusia 2 tahun yang disebut dengan 1000 hari pertama
kehidupan. Oleh karena itu perbaikan gizi diprioritaskan pada usia seribu hari pertama
kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi
yang dilahirkannya.
Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan
Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 17
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Hal yang perlu diperhatikan keluarga dalam pencegahan dan penanggulangan stunting
adalah :

1. Memperbaiki gizi dan kesehatan Ibu hamil


a. Ibu hamil perlu mendapat makanan yang baik, sehingga apabila ibu hamil dalam
keadaan sangat kurus atau telah mengalami Kurang Energi Kronis (KEK), maka
perlu diberikan makanan tambahan kepada ibu hamil tersebut.
b. Ibu hamil perlu mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan.
c. Kesehatan ibu harus tetap dijaga agar ibu tidak mengalami sakit.

2. Pemberian makan pada bayi dan anak yang optimal


a. Persalinan ditolong oleh bidan atau dokter terlatih dan begitu bayi lahir melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
b. Bayi sampai dengan usia 6 bulan diberi Air Susu Ibu (ASI) saja (ASI Eksklusif).
c. Bayi berusia 6 bulan sampai dengan 2 tahun diberi Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI).
d. Pemberian ASI terus dilakukan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.

3. Balita memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal berupa :


 Penyuluhan gizi seimbang pada ibu/keluarga balita
 Imunisasi Dasar Lengkap
 Pemberian kapsul vitamin A
 Pemberian Taburia
 PMT pemulihan
 Obat cacing

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah
tangga.

Keempat pendekatan tersebut dilakukan oleh sektor kesehatan dan disebut juga dengan
intervensi spesifik. Selain itu ada juga intervensi yang dilakukan diluar sektor kesehatan
yang disebut dengan pendekatakan (intervensi) sensitif. Adapaun intervensi sensitif tersebut
antara lain :
 Penyediaan Pangan Tingkat Rumah Tangga
 Jaminan Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 18
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

 Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi


 Gender dan Pembangunan
 Pendidikan Remaja Putri
 Program Pengentasan Kemiskinan dan Pertumbuhan Ekonomi (PKH)
 Perdagangan dan Peran Dunia Usaha
 Pelestarian Lingkungan

d. Praktek Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)

WHO/Unicef pada tahun 2002 merekomendasikan pemberian makan bayi dan anak yang
optimal terdiri dari :
1) Inisiasi Menyusu Dini
2) Pemberian ASI secara eksklusif sampai bayi usia 6 bulan
3) Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6 bulan dan meneruskan
pemberian ASI hingga 2 tahun atau lebih

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


IMD adalah tindakan segera setelah lahir, bayi diberi kesempatan untuk mulai (inisiasi)
menyusu sendiri dengan meletakkan bayi menempel di dada atau perut Ibu; bayi dibiarkan
merayap mencari puting, kemudian menyusu sampai puas. Proses ini berlangsung minimal
dalam satu jam pertama sejak bayi lahir. Proses kelahiran bayi harus ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan.

IMD dilakukan oleh bidan atau dokter terlatih yang menangani/menolong persalinan serta
dapat melibatkan keluarga pasien seperti suami, ibu, kakak, dan yang lainnya.
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib mendukung pelaksanaan IMD
terhadap bayi yang baru lahir.

Manfaat IMD

a. Bagi Bayi

1) Suhu kulit dada ibu yang melahirkan akan menyesuaikan dengan suhu tubuh bayi.
Jika bayi kedinginan, suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan
bayi sehingga dapat mencegah risiko kedinginan (hypothermia). Jika bayi
kepanasan, suhu kulit ibu otomatis turun satu derajat untuk mendinginkan bayi. Kulit
Ibu berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh bagi bayi (termoregulator)

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 19
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

2) Kontak kulit ke kulit meningkatkan ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi.
Kontak kulit dalam 1-2 jam pertama ini sangat penting, karena setelah itu biasanya
bayi tertidur.
3) Ibu dan bayi akan menjadi lebih tenang sehingga pernapasan dan detak jantung bayi
akan menjadi lebih stabil dan membuat bayi tidak rewel
4) Bayi memperoleh kolostrum yang penting untuk kelangsungan hidupnya. Bayi yang
menjalani proses IMD mem
5) peroleh ASI sejak awal kelahirannya dan ini akan mengurangi risiko bayi menderita
alergi
6) Dengan IMD, produksi ASI akan lancar sehingga bayi dapat memperoleh ASI
eksklusif selama 6 bulan dan tetap menyusu sampai berusia 2 tahun

a. Bagi Ibu

1) Proses IMD merangsang pengeluaran hormon oksitosin, yaitu hormon yang


membuat ibu merasa tenang, rileks, mencintai bayi dan bahagia.
2) Hormon oksitosin juga menyebabkan terjadinya refleks pengeluaran ASI dan
kontraksi rahim yang mencegah perdarahan usai persalinan serta membantu proses
pengeluaran plasenta

Mulai usia 6 bulan anak memerlukan makanan pendamping ASI


Setelah hanya diberi ASI sejak lahir hingga usia 6 bulan, maka mulai usia enam bulan bayi
perlu diberi makanan dan minuman tambahan, disamping ASI harus tetap diberikan. Pada
usia 6 bulan, ASI saja tidak cukup memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi.

Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, menu makanan anak meliputi :
- sumber karbohidrat (padi, kentang, jagung, dsb),
- sumber protein hewani (ikan, telur, ayam, daging, dan hasil ternak lainnya),
- sumber protein nabati (biji-bijian, kacang-kacangan, tahu, tempe),
- sayuran dan buah-buahan berwarna hijau tua atau oranye sumber vitamin A (baik yang
dikupas, dimasak atau dilembutkan), serta sayur dan buah lainnya.
Semakin banyak variasi makanan yang disajikan akan lebih baik.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 20
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Umur Bentuk Makanan Berapa Kali Sehari Berapa Banyak


Setiap Kali Makan
6 – 8 bulan - ASI - Teruskan pemberian 2-3 sendok makan
- Makanan lumat ASI sesering secara bertahap
(bubur dan makanan mungkin hingga mencapai ½
keluarga yang - Makanan lumat 2- gelas atau 125 ml
dilumatkan) 3 kali sehari setiap kali makan
- Makanan selingan
1-2 kali sehari
(buah, biskuit)
9 – 11 bulan - ASI - Teruskan pemberian ½ gelas/mangkuk atau
- Makanan lembik ASI 125 ml
atau dicincng yang - Makanan lembik 3-4
mudah ditelan anak kali sehari
- Makanan selingan - Makanan selingan
yang dapat 1-2 kali sehari
dipegang anak,
diberikan diantara
waktu makan
lengkap

12 – 24 bulan - Makanan keluarga - Makanan keluarga - ¾ gelas nasi penakar


- Makanan yang 3-4 kali sehari (250 ml)
diincang atau - Makanan selingan - 1 potong kecil ikan /
dihaluskan jika 1-2 kali sehari daging / ayam / telur
diperlukan - Teruskan pemberian - 1 potong kecil
- ASI ASI tempe/tahu atau 1
sdm kacang-
kacangan
- ¼ gelas sayur
- 1 potong buah
- ½ gelas bubur / 1
potong kue / 1
potong buah
diatas 24 bulan Makanan keluarga - Makanan keluarga Porsi ½ porsi makanan
3-4 kali sehari dewasa
- Makanan selingan 2
kali sehari

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 21
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Pemanfaatan BUKU KIA Pada pelayanan Gizi di Keluarga (Asi Eksklusif dan
Pemantauan pertumbuhan Balita : hal 50-83
Dalam buku KIA terdapat informasi yang lengkap tentang pemenuhan gizi dan
perkembangan anak, meliputi informasi tentang kebutuhan gizi balita serta catatan
pertumbuhan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan skrining perkembangan balita.

Instrumen Pendataan Pelayanan Gizi

B. GANGGUAN
Berlaku untuk Anggota Keluarga berumur 7-23 bulan
KESEHATAN
13. Apakah bayi ini pada usia 0-6 bulan hanya diberi ASI Eksklusif?

1. Ya 2. Tidak

Berlaku untuk Anggota Keluarga berumur 2-59 bulan


15. Apakah dalam 1 bulan terakhir dilakukan pemantauan pertumbuhan balita?
Bila ya, apakah selama ini Saudara meminum obat tekanan darah tinggi/hipertensi secara teratur?
1. Ya 2. Tidak
1. Ya 2. Tidak

a. Asi Ekslusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, tanpa
diberikan makanan/minuman lain, termasuk air putih (kecuali obat-obatan dan vitamin
atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan.

b. Pemantauan pertumbuhan Balita


Pertumbuhan balita adalah bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Deteksi dini tumbuh kembang balita juga
ditempuh dengan pemeriksaan fisik rutin.
Pertumbuhan balita dapat dipantau dengan:
1. Pertumbuhan Berat Badan
Tujuan pemantauan pertumbuhan berat badan adalah untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang, otot,
lemak, cairan tubuh) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbuh
kembang anak.
2. Pertumbuhan Tinggi Badan
Tujuan pemantauan pengukuran tinggi badan adalah untuk menilai status per-
baikan gizi disamping faktor genetik dan merupakan indikator yang baik untuk

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 22
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

pertumbuhan fisik. Penilaian TB dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam


menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Panduan Dikusi Manfaat ASI (10 Menit):


Alat-alat :
1. 4 lembar kertas flipchat yang diberi judul 1. Manfaat memberikan ASI untuk Ibu, 2)
Manfaat memberikan ASI untuk balita, 3) Manfaat memberikan ASI pada keluarga dan
4) Manfaat memberikan ASI pada negara
2. Spidol
3. Papan untuk menempel flipchart
a. Kelas dibagi menjadi 4, dibagi lembaran flipchart yang telah diberi judul dan spidol.
b. Masing-masing kelompok mendiskusikan manfaat ASI seperti yang tertera di flipchart
yang didapat selama 5 menit
c. Perwakilan kelompok mepresentasikan hasil diskusi, kelompok lain memberi
masukan

Panduan Dikusi Menghitung Umur (10 Menit):


Alat-alat :
1. 4 lembar kertas flipchat kosong
2. Spidol
3. Papan untuk menempel flipchart
Peserta akan diminta menghitung umur dengan pertanyaan sebagai berikut :
Kasus I
Pada tanggal 30 Juni 2006, Nyonya Ismail membawa putranya Edi ke Pusat Kesehatan
Masyarakat karena menderita sakit telinga. Edi dilahirkan tanggal 12 September 2004.
Berapa umur Edi pada kunjungan tersebut?
Kasus II
Pada tanggal 19 April 2006, Dian anak perempuan mendatangi Pusat Kesehatan
Masyarakat untuk pemeriksaan kesehatan. Neneknya mengatakan bahwa KMS Dian hilang
tetapi ia ingat Dian akan berulang tahun yang pertama tanggal 1 Mei tahun 2006 ini.
Tanggal berapakah Dian lahir? Berapakah umur Dian saat kunjungan tersebut?

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 23
MI 2 PELAYANAN GIZI DI KELUARGA

Kasus III
Pada tanggal 20 Agustus 2006, seorang bayi laki-laki bernama Tri dibawa ke Puskesmas
untuk imunisasi. Catatan kelahirannya menyebutkan Tri dilahirkan pada tanggal 26 Mei
2006. Berapakah umur Tri pada kunjungan tersebut?

Perwakilan peserta yang telah selesai dapat mengerjakan jawaban di papan flipchart yang
telah disediakan, kemudian dibahas bersama.

Kementerian Kesehatan RI-Badan PPSDM Kesehatan


Puslat SDM Kesehatan-Tahun 2017 Hal: 24
2017
Puslat SDMK Badan PPSDMK
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

MODUL MATERI INTI 4


PELAYANAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
DI KELUARGA

MODUL PELATIHAN KELUARGA SEHAT


2017
Puslat SDMK Badan PPSDMK
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

MODUL MATERI INTI 5


SANITASI LINGKUNGAN DI KELUARGA

MODUL PELATIHAN KELUARGA SEHAT


2017
Puslat SDMK Badan PPSDMK
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

MODUL MATERI INTI 6


KOMUNIKASI EFEKTIF

MODUL PELATIHAN KELUARGA SEHAT


2017
Puslat SDMK Badan PPSDMK
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

MODUL MATERI INTI 7


MANAJEMEN PENDEKATAN KEUARGA

MODUL PELATIHAN KELUARGA SEHAT


2017
Puslat SDMK Badan PPSDMK
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

KURIKULUM PELATIHAN KELUARGA SEHAT

PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN


BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
2017
Puslat SDMK Badan PPSDMK
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

MODUL PELATIHAN KELUARGA SEHAT

PUSAT PELATIHAN SDM KESEHATAN


BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai