Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelas 2B Kelompok 1
1
RANCANGAN KEGIATAN PENYULUHAN
2
Metode :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
Media dan Alat Peraga :
1. Leaflet
Proses Kegiatan Penyuluhan :
No Kegiatan Respon Waktu
1. Pendahuluan
a. Menyampaikan salam a. Membalas salam
5 menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Kontrak waktu c. Memberi respon
2. Inti
a. Pentingnya Pemberian
Asi Ekslusif
b. Manfaat Pemberian
Asi Ekslusif Mendengarkan dengan 10 menit
c. Resiko Tidak penuh perhatian
Diberikan Pemberian
Asi Ekslusif
d. Frekuensi Menyusui
3. Penutup
a. Tanya jawab a. Menanyakan hal yang
b. Tes akhir belum jelas
5 menit
c. Menyimpulkan hasil b. Aktif bersama
penyuluhan menyimpulkan
d. Memberi salam penutup c. Membalas salam
Evaluasi :
a. Evaluasi Struktur
Persiapan Media
3
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan yaitu leaflet
b. Evaluasi Proses
1. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
2. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
3. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
c. Evaluasi Hasil
1. Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti 90% dari apa yang telah disampaikan
dengan kriteria aktif dalam sesi tanya jawab.
2. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan ibu dengan bayi sehingga dapat
mengetahui Pentingnya Pemberian Asi Ekslusif. Dan menjadi perbaikan
asuhan untuk anak berikutnya sehingga dapat menmberikan ASI
Eksklusif secara maksimal.
4
MATERI PENYULUHAN
1. ASI Ekslusif
ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein,lactose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah
kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Haryono &
Setianingsih, 2014). Pada usia 6 bulan pertama, bayi hanya perlu diberikan
ASI saja atau dikenal dengan sebutan ASI eksklusif (Maryunani, 2010).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi 0-6 bulan tanpa
pemberian tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu, air
teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya,
bubur susu, biskuit, dan nasi tim (Haryono & Setianingsih, 2014).
5
infeksi. Selain itu ASI juga kaya akan Omega 3, suatu asam lemak yang
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan perkembangan otak.
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan
utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI
memang terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik
untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi,
pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus,
sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit
dari pada bayi yang 5 tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih
mampu menghadapi efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin
mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI
merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat
mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan
berat badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat
kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi
yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ).
1. Asi sebagai nutrisi
2. Asi meningkatkan daya tahan tubuh bayi
3. Asi meningkatkan kecerdasan
4. Menyusui meningkatkan janinan kasih saying
ASI memiliki manfaat yang baik bagi bayi antara lain :
1) Sebagai sumber nutrisi
2) Dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena ASI
mengandung zat antibodi seperti immunoglobin, lisozim,
laktoferin, komplemen C3 dan C4
3) Dapat meningkatkan kecerdasan bayi, serta dapat meningkatkan
jalinan kasih sayang ibu dan anak.
Selain itu, ASI juga memberikan manfaat bagi ibu, antara
lain
6
1) Dapat mempererat hubungan antara ibu dan anak, serta
perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak,
2) Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara pada masa
yang akan datang,
3) Dapat menyebabkan pengembalian rahim keukuran sebelum hamil
4) Mempercepat berhentinya pendarahan post partum dan pastinya
lebih praktis, ekonomis, murah, menghemat waktu dan memberi
kepuasan pada ibu
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
produksi ASI, antara lain:
1) Makanan ibu, ibu yang sedang menyusui harus mendapat
tambahan makanan agar tidak terjadi penurunan produksi ASI,
2) Ketentraman jiwa dan pikiran,
3) Perawatan payudara,
4) Penggunaan alat kontrasepsi,
5) Keberadaan perokok pasif
Selain itu, ada juga beberapa faktor yang
mempengaruhi ketidakberhasilan ASI yaitu
1) Faktor internal (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, kelainan
payudara, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dan kondisi kesehatan
ibu)
2) Faktor eksternal (faktor petugas kesehatan, kondisi kesehatan bayi,
pengganti ASI atau susu formula, keyakinan)
7
ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan
melindugi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan
jamur.
b. ASI sebagai nutrisi
ASI merpakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
c. ASI meningkatkan jalinan kasih saying
Kontak kulit dini akan berpengaruh terhadap perkebangan bayi. Walaupun
seorang ibu dapat memberikan kasih saying dengan memberikan susu
formula, tetapi menyusui sendiri akan memberikan efek psikologis yang
besar. Perasaan aman sangat penting untuk membangun dasar kepercayaan
bayi yaitu dengan mulai mempercayai orang lain (ibu), maka selanjutnya
akan timbul rasa percaya diri pada anak.
d. Mengupayakan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik dan
mengurangi kemungkinan obesitas.Frekuensi menyusu yang sering juga
dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak
sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit.
8
c. Mempercepat pengecilan kandungan
Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan
berktraksi da degan demikian pengecilan kandungan terjadi lebih cepat
d. Dapat digunakan sebagai metode KB sementara
Meyusui secara eksklusif dapat mejarangkan kehamilan. Ratarata jarak
kelahira ibu yag meyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyusui
adalah 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan
hormon untuk ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.
ASI yang digunakan sebagai metode KB sementara dengan syarat : bayi
belum berusia 6 bulan, ibu belum haid kembali dan ASI diberikan secara
eksklusif
e. Mempercepat kembali ke berat badan semula
Selama hamil, ibu meimbun lemak dibawak kulit. Lemak ini akan terpakai
utuk membetuk ASI, sehigga apabila ibu tidak menyusui, lemak tersebut
akan tetap tertimbu di dalam tubuh.
f. Steril, aman dari pencemaran kuman
g. Selalu tersedia dengan suhu yang sesuai dengan bayi
h. Megandung antibody yang dapat menghambat pertumbuhan virus
i. Tidak ada bahaya alergi
9
d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa
10
Bila bayi tidak diberi ASI Eksklusif memiliki dampak yang tidak baik
bagi bayi. Adapun dampak memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali
lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI Eksklusif (Salamah,
U., & Prasetya, P. H. 2019)
4. Frekuensi Menyusui
1. Usia 3 Bulan
Bayi berusia tiga bulan kemungkinan besar akan lebih sering
menyusu pada siang hari, dibandingkan malam hari. Meski begitu,
11
pemberian ASI pada malam hari tetap harus dilakukan meski mungkin
sudah berkurang banyak. Intinya, pemberian makan dilakukan 6 sampai
8 kali dalam 24 jam, dengan rentang waktu kurang lebih 2,5 hingga 3,5
jam.
2. Usia 4-5 Bulan
Jadwal pemberian ASI pada bayi usia empat hingga lima bulan
biasanya dilakukan tiga hingga empat jam sekali. Jadi, frekuensi
pemberian ASI di usia ini juga terjadi sekitar enam sampai delapan kali
dalam 24 jam, sama seperti bayi usia tiga bulan.
3. Usia 6 Bulan
ASI tetap menjadi makanan terpenting meski bayi sudah berusia
enam bulan. Jadi, pemberian ASI tetap harus diberikan namun
frekuensinya menurun hingga hanya empat hingga enam kali dalam
sehari. Sementara untuk lama waktu menyusui bayi usia 6 bulan, bisa
berkisar antara lima hingga enam jam sekali.
Frekuensi pemberian ASI atau menyusu tergantung permintaan
bayi. Penelitian pun mendukung nilai memberi makan sesuai permintaan
Si Kecil. Adapun pemberian ASI pada Si Kecil juga dipengaruhi
apakah bayi diberi susu formula atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Aziezah, N., & Adriani, M. (2013). Perbedaan tingkat konsumsi dan status gizi
12
antara bayi dengan pemberian ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Media
Gizi Indonesia, 9(1), 78–83.
Haryono, R., & Setianingsih, S. (2014). Manfaat ASI eksklusif untuk buah hati
anda. Yogyakarta: Gosyen Publishing, 1–30.
Dafpus Dwi, Mulyani, Waryana, and Sari Tjarono. 2019. “Pengaruh Pemberian
Sertifikat Lulus ASI Eksklusif Terhadap Pencapaian ASI Eksklusif Di
Wilayah Puskesmas Godean Sleman Yogyakarta.” R Medicine 6: 7–28.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1343/3/4. Chapter 2.pdf.
Bahriyah, F., Putri, M., & Jaelani, A. K. (2017). Hubungan pekerjaan ibu
terhadap pemberian asi eksklusif pada bayi di wilayah kerja puskesmas
sipayung. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(2), 113-
118.
Ningrum, E. W., & Utami, T. (2017). Hubungan antara status gizi stunting dan
perkembangan balita usia 12-59 bulan. Bidan Prada.
13
Pemberian ASI Eksklusif. DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL
KEDOKTERAN DIPONEGORO), 7(4), 1720-1730.
14