Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN 

PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS


”IBU MENYUSUI YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF”

Dosen Pengampu:

Dr. Masita, SST, MPH.

Disusun Oleh:

Kelas 2B Kelompok 1

Laely Dwi Alvisyahrini P17124020063

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
RANCANGAN KEGIATAN PENYULUHAN

Hari/Tanggal : Selasa, 29 Maret 2022


Waktu : Pukul 10.00 WIB
Pokok Bahasan : ASI Ekslusif
Sub Bahasan :
1. Pentingnya Pemberian Asi Ekslusif
2. Manfaat Pemberian Asi Ekslusif
3. Resiko Tidak Diberikan Pemberian Asi Ekslusif
4. Frekuensi Menyusui
Sasaran : Ibu Menyusui yang tidak tahu tentang Pentingnya
Pemberian Asi Ekslusif terhadap bayinya.
Penyuluhan : ASI Ekslusif
Tempat : Media online Zoom
Tujuan :
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil dan menyusui tentang
pentingnya pemberian ASI saja pada bayi umur 0-6 bulan sehingga bayi
diberi ASI eksklusif sampai umur 6 bulan tanpa diberi makanan tambahan.
Dan perbaikan untuk anak berikutnya agar dapat memberikan ASI
Eksklusif
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui pentingnya pemberian Asi Ekslusif
2) Mengetahui Manfaat Pemberian Asi Ekslusif
3) Mengetahui Resiko Tidak Diberikan Pemberian Asi Ekslusif
4) Frekuensi Menyusui
Garis-garis Besar Materi
1. Pentingnya Pemberian Asi Ekslusif
2. Manfaat Pemberian Asi Ekslusif
3. Resiko Tidak Diberikan Pemberian Asi Ekslusif
4. Frekuensi Menyusui

2
Metode :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
Media dan Alat Peraga :
1. Leaflet
Proses Kegiatan Penyuluhan :
No Kegiatan Respon Waktu
1. Pendahuluan
a. Menyampaikan salam a. Membalas salam
5  menit
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Kontrak waktu c. Memberi respon
2. Inti
a. Pentingnya Pemberian
Asi Ekslusif
b. Manfaat Pemberian
Asi Ekslusif Mendengarkan dengan 10  menit
c. Resiko Tidak penuh perhatian
Diberikan Pemberian
Asi Ekslusif
d. Frekuensi Menyusui
3. Penutup
a. Tanya jawab a. Menanyakan hal yang
b. Tes akhir belum jelas
5 menit
c. Menyimpulkan hasil b. Aktif bersama
penyuluhan menyimpulkan
d. Memberi salam penutup c. Membalas salam

Evaluasi :
a. Evaluasi Struktur
Persiapan Media

3
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan yaitu leaflet
b. Evaluasi Proses
1. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta
penyuluhan memahami materi penyuluhan yang diberikan.
2. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
3. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
c. Evaluasi Hasil
1. Jangka Pendek
Peserta penyuluhan mengerti 90% dari apa yang telah disampaikan
dengan kriteria aktif dalam sesi tanya jawab.
2. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan ibu dengan bayi sehingga dapat
mengetahui Pentingnya Pemberian Asi Ekslusif. Dan menjadi perbaikan
asuhan untuk anak berikutnya sehingga dapat menmberikan ASI
Eksklusif secara maksimal.

4
MATERI PENYULUHAN

1. ASI Ekslusif
ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein,lactose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah
kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Haryono &
Setianingsih, 2014). Pada usia 6 bulan pertama, bayi hanya perlu diberikan
ASI saja atau dikenal dengan sebutan ASI eksklusif (Maryunani, 2010).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi 0-6 bulan tanpa
pemberian tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu, air
teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya,
bubur susu, biskuit, dan nasi tim (Haryono & Setianingsih, 2014).

A. Pentingnya Asi Eksklusif


Upaya pemberian ASI eksklusif salah satunya adalah untuk
mendapatkan tumbuh dan kembang bayi secara optimal (Anggrita, 2010).
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan seperti promosi tentang
pemberian ASI eksklusif guna meningkatkan pemberian ASI eksklusif
untuk bayi namun jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif di indonesia
masih rendah, sedangkan target nasional pemberian ASI eksklusif adalah
80 % (Madjidi and Adiningsih, 2013). Pentingnya pemberdayaan
masyarakat harus dimulai dalam rumah tangga atau keluarga. Seperti
halnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS), karena didalam 10
perolaku PHBS terdapat indikator untuk memberikan bayi ASI eksklusif
dimana hal tersebut nantinya dapat mendorong munculnya niat ibu untuk
memberikan bayinya ASI eksklusif (NURHAYATI et al., 2011)

Pada 6 bulan pertama awal kehidupan bayi, ia hanya memerlukan


tidak lebih dari Air Susu Ibu (ASI) sebagai asupan untuk memenuhi
kebutuhan energi dan nutrisinya. ASI mengandung banyak antibodi and
sel darah putih yang sangat membantu melindungi bayi dari berbagai

5
infeksi. Selain itu ASI juga kaya akan Omega 3, suatu asam lemak yang
sangat penting untuk memenuhi kebutuhan perkembangan otak.
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan
utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI
memang terbaik untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik
untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal untuk bayi,
pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus,
sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit
dari pada bayi yang 5 tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih
mampu menghadapi efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin
mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI
merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat
mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan
berat badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat
kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi
yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ).
1. Asi sebagai nutrisi
2. Asi meningkatkan daya tahan tubuh bayi
3. Asi meningkatkan kecerdasan
4. Menyusui meningkatkan janinan kasih saying
ASI memiliki manfaat yang baik bagi bayi antara lain :
1) Sebagai sumber nutrisi
2) Dapat meningkatkan daya tahan tubuh karena ASI
mengandung zat antibodi seperti immunoglobin, lisozim,
laktoferin, komplemen C3 dan C4
3) Dapat meningkatkan kecerdasan bayi, serta dapat meningkatkan
jalinan kasih sayang ibu dan anak.
Selain itu, ASI juga memberikan manfaat bagi ibu, antara
lain

6
1) Dapat mempererat hubungan antara ibu dan anak, serta
perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak,
2) Mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara pada masa
yang akan datang,
3) Dapat menyebabkan pengembalian rahim keukuran sebelum hamil
4) Mempercepat berhentinya pendarahan post partum dan pastinya
lebih praktis, ekonomis, murah, menghemat waktu dan memberi
kepuasan pada ibu
Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
produksi ASI, antara lain:
1) Makanan ibu, ibu yang sedang menyusui harus mendapat
tambahan makanan agar tidak terjadi penurunan produksi ASI,
2) Ketentraman jiwa dan pikiran,
3) Perawatan payudara,
4) Penggunaan alat kontrasepsi,
5) Keberadaan perokok pasif
Selain itu, ada juga beberapa faktor yang
mempengaruhi ketidakberhasilan ASI yaitu
1) Faktor internal (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, kelainan
payudara, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dan kondisi kesehatan
ibu)
2) Faktor eksternal (faktor petugas kesehatan, kondisi kesehatan bayi,
pengganti ASI atau susu formula, keyakinan)

2. Manfaat ASI Eksklusif


Air Susu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah air susu
ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman
lain (Perbup Sleman no. 38 tentang IMD dan ASI Eksklusif, 2015).
1) Manfaat ASI bagi bayi :
a. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi

7
ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan
melindugi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan
jamur.
b. ASI sebagai nutrisi
ASI merpakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dengan kebutuhan pertumbuhan bayi.
c. ASI meningkatkan jalinan kasih saying
Kontak kulit dini akan berpengaruh terhadap perkebangan bayi. Walaupun
seorang ibu dapat memberikan kasih saying dengan memberikan susu
formula, tetapi menyusui sendiri akan memberikan efek psikologis yang
besar. Perasaan aman sangat penting untuk membangun dasar kepercayaan
bayi yaitu dengan mulai mempercayai orang lain (ibu), maka selanjutnya
akan timbul rasa percaya diri pada anak.
d. Mengupayakan pertumbuhan yang baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik dan
mengurangi kemungkinan obesitas.Frekuensi menyusu yang sering juga
dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak
sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit.

2) Manfaat Menyusui bagi Ibu


a. Mengurangi kejadian kanker payudara
Pada saat menyusui hormone esterogen mengalami penurunan, sementara
itu tanpa aktivitas menyusui, kadar hormone esterogen tetap tinggi dan
inilah yang menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak
adanya keseimbangan hormone esterogen dan progesterone.
b. Mencegah perdarahan pasca persalinan
Perangsangan pada payudara ibu oleh hisapan bayi akan diteruskan ke otak
dan ke kelenjar hipofisis yang akan merangsang terbentunya hormone
oksitosin. Oksitosin membantu mengkontraksikan kandungan dan
mencegah terjadinya perdarahan paca persalinan.

8
c. Mempercepat pengecilan kandungan
Sewaktu menyusui terasa perut ibu mulas yang menandakan kandungan
berktraksi da degan demikian pengecilan kandungan terjadi lebih cepat
d. Dapat digunakan sebagai metode KB sementara
Meyusui secara eksklusif dapat mejarangkan kehamilan. Ratarata jarak
kelahira ibu yag meyusui adalah 24 bulan sedangkan yang tidak menyusui
adalah 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan
hormon untuk ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.
ASI yang digunakan sebagai metode KB sementara dengan syarat : bayi
belum berusia 6 bulan, ibu belum haid kembali dan ASI diberikan secara
eksklusif
e. Mempercepat kembali ke berat badan semula
Selama hamil, ibu meimbun lemak dibawak kulit. Lemak ini akan terpakai
utuk membetuk ASI, sehigga apabila ibu tidak menyusui, lemak tersebut
akan tetap tertimbu di dalam tubuh.
f. Steril, aman dari pencemaran kuman
g. Selalu tersedia dengan suhu yang sesuai dengan bayi
h. Megandung antibody yang dapat menghambat pertumbuhan virus
i. Tidak ada bahaya alergi

3) Manfaat ASI untuk keluarga


a. Aspek ekonomi
b. Aspek psikologis
c. Aspek kemudahan

4) Manfaat ASI bagi Negara


a. Menurukan anka kesakitan dan kematian anak
b. Mengurangi subsidi untuk Rumah Sakit
c. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula

9
d. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa

3. Dampak Tidak Diberikan Pemberian Asi Ekslusif


1) Kurangnya Nutrisi
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk
memperoleh tumbuh kembang bayi yang baik. Karena ASI
mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk
tumbuh kembangnya dan mengandung zat antibodi untuk kekebalan
tubuh bayi. Jika bayi tidak diberikan ASI Eksklusif dapat menyebabkan
bayi kekurangan nutrisi. (Wilda Umami & Ani Margawati 2018)

2) Daya Tahan Tubuh Lemah


ASI secara eksklusif memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik
dibandingkan bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif (Bahriyah dkk,
2017)..

3) Berpengaruh pada Tumbuh kembang bayi


Bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 6 bulan pasti memiliki tumbuh
kembang yang optimal (normal), sehingga kejadian obesitas pasti dapat
dicegah, karena ASI dapat mengontrol berat badan bayi (Hamzah, 2018).

4) Dapat menyebabkan stunting pada balita


Salah satu penyebab kejadian stunting adalah kurangnya asupan zat gizi,
baik dari segi kualitas maupun kuantitas menurut World Health
Organization (WHO)
ASI yang kurang mengakibatkan kebutuhan gizi bayi menjadi tidak
seimbang Ketidakseimbangan pemenuhan gizi pada bayi akan berdampak
buruk pada kualitas sumber daya manusia yang dapat dilihat dari
terhambatnya tumbuh kembang bayi secara optimal (Bahriyah dkk, 2017).
5) Resiko Kematian dikarnakan Diare

10
Bila bayi tidak diberi ASI Eksklusif memiliki dampak yang tidak baik
bagi bayi. Adapun dampak memiliki risiko kematian karena diare 3,94 kali
lebih besar dibandingkan bayi yang mendapat ASI Eksklusif  (Salamah,
U., & Prasetya, P. H. 2019)

6) Penurunan kemampuan intelektual dan produktivitas


(Ningrum dan Utami, 2017)

4. Frekuensi Menyusui

Frekuensi pemberian ASI berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi,


semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI, maka kualitas kesehatan bayi
dan balita akan semakin buruk, hal inijuga menyebabkan penurunan berat badan
bayi yang berakibat gangguan pertumbuhan dan meningkatkan Angka Kematian
Bayi (AKB) yang dapat menyebabkan suatu keadaan yang cukup serius dalam hal
gizi bayi (Kementrian Kesehatan RI, 2017).
Proses inisiasi menyusui dini dijalankan dalam satu jam pertama sejak bayi
lahir, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). Biasanya, ini berlangsung kurang
lebih selama 15 menit. Sejak saat itu, bayi harus secara intensif diberikan ASI.
Setelah pemberian ASI pertama kali, bayi akan menyusu lagi dua hingga dua
setengah jam. 
Kebutuhan bayi laki-laki dan perempuan sama, yakni untuk minggu pertama
sebanyak 80-100 mililiter per kilogram berat badan per hari, menurut dr Lucy
Savitri, Sp.A. Jadi, frekuensi menyusu semua bayi juga sama. Pada usia ini, ASI
lebih mudah dicerna sehingga bayi lebih banyak menyusu. Selama satu bulan,
bayi akan menyusu delapan hingga 12 kali sehari. Pada saat bayi berusia satu
hingga dua bulan, bayi mungkin akan menyusu tujuh hingga sembilan kali sehari.

1. Usia 3 Bulan
Bayi berusia tiga bulan kemungkinan besar akan lebih sering
menyusu pada siang hari, dibandingkan malam hari. Meski begitu,

11
pemberian ASI pada malam hari tetap harus dilakukan meski mungkin
sudah berkurang banyak. Intinya, pemberian makan dilakukan 6 sampai
8 kali dalam 24 jam, dengan rentang waktu kurang lebih 2,5 hingga 3,5
jam.
2. Usia 4-5 Bulan
Jadwal pemberian ASI pada bayi usia empat hingga lima bulan
biasanya dilakukan tiga hingga empat jam sekali. Jadi, frekuensi
pemberian ASI di usia ini juga terjadi sekitar enam sampai delapan kali
dalam 24 jam, sama seperti bayi usia tiga bulan.
3. Usia 6 Bulan
ASI tetap menjadi makanan terpenting meski bayi sudah berusia
enam bulan. Jadi, pemberian ASI tetap harus diberikan namun
frekuensinya menurun hingga hanya empat hingga enam kali dalam
sehari. Sementara untuk lama waktu menyusui bayi usia 6 bulan, bisa
berkisar antara lima hingga enam jam sekali.
Frekuensi pemberian ASI atau menyusu tergantung permintaan
bayi. Penelitian pun mendukung nilai memberi makan sesuai permintaan
Si Kecil. Adapun  pemberian ASI pada Si Kecil juga dipengaruhi
apakah bayi diberi susu formula atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Aziezah, N., & Adriani, M. (2013). Perbedaan tingkat konsumsi dan status gizi

12
antara bayi dengan pemberian ASI eksklusif dan non ASI eksklusif. Media
Gizi Indonesia, 9(1), 78–83.

Haryono, R., & Setianingsih, S. (2014). Manfaat ASI eksklusif untuk buah hati
anda. Yogyakarta: Gosyen Publishing, 1–30.

NURHAYATI, N., NURLELI, N., & WACHYU, A. (2011). Pengaruh Jumlah


Pembiayaan Mudharabah Terhadap Bagi Hasil Mudharabah di Bank“ X.”

Dafpus Dwi, Mulyani, Waryana, and Sari Tjarono. 2019. “Pengaruh Pemberian
Sertifikat Lulus ASI Eksklusif Terhadap Pencapaian ASI Eksklusif Di
Wilayah Puskesmas Godean Sleman Yogyakarta.” R Medicine 6: 7–28.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1343/3/4. Chapter 2.pdf.

Bahriyah, F., Putri, M., & Jaelani, A. K. (2017). Hubungan pekerjaan ibu
terhadap pemberian asi eksklusif pada bayi di wilayah kerja puskesmas
sipayung. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(2), 113-
118.

Hamzah, D. F. (2018). Pengaruh Pemberian Asi Eksklusif Terhadap Berat Badan


Bayi Usia 4-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota. JUMANTIK
(Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 3(2), 8-15.

Ningrum, E. W., & Utami, T. (2017). Hubungan antara status gizi stunting dan
perkembangan balita usia 12-59 bulan. Bidan Prada.

Nuradhiani, A. (2020). Pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI


(MP-ASI) pada Kejadian Stunting di Negara Berkembang. Jurnal Gizi Kerja
dan Produktivitas, 1(1), 23-28.

Salamah, U., & Prasetya, P. H. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kegagalan Ibu Dalam Pemberian Asi Eksklusif. JKM (Jurnal Kebidanan
Malahayati), 5(3), 199-204.

Umami, W., & Margawati, A. (2018). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi

13
Pemberian ASI Eksklusif. DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL
KEDOKTERAN DIPONEGORO), 7(4), 1720-1730.

World Health Organization (WHO). Stunting. 2018

Erlinawati, E. (2019). Hubungan Frekuensi Pemberian ASI Pada Ibu Menyusui


Dengan Peningkatan Berat Badan Bayi. Jurnal Doppler, 3(2), 9-17.

Fatimah, L. (2014). Hubungan frekuensi pemberian asi eksklusif padamasa nifas


dengan penambahan berat badan bayi usia 0-6 minggu. Eduhealth, 4(1).

14

Anda mungkin juga menyukai