Anda di halaman 1dari 8

SAP ABORTUS PADA KEHAMILAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Pokok Bahasan : Mengenal Abortus
Sub Pokok Bahasan : Abortus
Sasaran : Wanita dan Ibu Hamil
Tempat : Ruang 10 (Ginekologi)
Waktu : 35 menit

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, masyarakat dapat mengenali dan mengerti
tentang Abortus
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, masyarakat dapat :
a. Mengetahui pengertian pengertian aborsi
b. Mengetahui pengertian penyebab aborsi
c. Mengetahui tanda dan gejala aborsi
d. Mengetahui tindakan yang harus dilakukan
e. Mengetahui komplikasi aborsi
f. Mengetahui resiko aborsi

B. MATERI PENYULUH
a. Pengertian pengertian aborsi
b. Pengertian penyebab aborsi
c. Tanda dan gejala aborsi
d. Tindakan yang harus dilakukan
e. Komplikasi aborsi
f. Resiko aborsi
C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN

KEGIATAN
No TAHAPAN Waktu
Penyuluh Peserta
1. Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam dan 5 Menit
 Perkenalan mendengar
 Menyebutkan topic
2. Penyajian  Pengertian  Mendengarkan dan 25 Menit
materi pengertian aborsi menyimak penyuluhan
penyuluhan  Penyebab aborsi dengan seksama.
 Tanda dan gejala
aborsi
 Tindakan yang harus
dilakukan
 Komplikasi aborsi
 Resiko abotus
3. Penutup  Menutup acara  Menanggapi 5 Menit
dengan memberi
salam
 Evaluasi :
1. Menyimpulkan
materi
2. Memberi
kesempatan
bertanya pada
peserta

D. METODE
1.Ceramah
2.Tanya jawab
E. ALAT/MEDIA
1.Leaflet
F. EVALUASI
1.Menyimpulkan materi
2.Memberi kesempatan bertanya pada peserta
MATERI
MENGENAL ABORTUS

1. Pengertian
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia
luar. Atau berakhirnya kehamilan pada usia kehamilan kurang 20 minggu dan berat
badan anak kurang dari 500 gram.

2. Penyebab
a. Karena kelainan telur menyebabkan kelainan pertumbuhan.
b. Penyakit ibu :
 Infeksi akut : pneumonia, thypus
 Kekurangan hormone progesteron
 Gangguan fungsi kelenjar gondok
 Trauma (operasi, kecelakaan)
 Kelainan alat kandungan.

3. Tanda dan gejala


a. Abortus iminen :
 perdarahan sedikit-sedikit
 nyeri memiliki
 pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan
 tidak diketemukan kelainan pada serviks.
b. Abortus insipien :
 perdarahan banyak (kadang ada gumpalan)
 nyeri akibat kontraksi rahim yang kuat
 sudah terjadi pembukaan serviks.
c. Abortus inkomplit :
 Janin sudah keluar tetapi perdarahan masih terus berlangsung karena
masih ada plasenta yang tertinggal.
 Serviks tetap membuka tetapi bila dibiarkan lama kelamaan akan menutup.
d. Abortus komplet
 perdarahan akan segera berkurang setelah janin keluar
 serviks segera menutup kembali.
e. Abortus infeksious
 demam, kadang mengiggil
 lokea berbau busuk.
f. Messed abortion
 rahim tidak membesar, bahkan mengecil
 buah dada mengecil kembali
 amenorhoe berlangsung terus.

4. Tindakan yang harus dilakukan


a. Abortus imminens.
Isitirahat di tempat tidur (tirah baring)
b. Aboruts insipien
Oksitosin untuk merangsang uterus, kuretase

5. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Infeksi
c. Degenerasi ganas dalam bentuk chorio ca

6. Resiko aborsi

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan


seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia
“tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang
sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan
karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik.
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang
akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life”
yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
a. Kematian mendadak karena perdarahan hebat.
b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan.
d. Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
e. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya.
f. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada
wanita).
g. Kanker indung telur (Ovarian Cancer).
h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
i. Kanker hati (Liver Cancer).
j. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan
menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan perdarahan hebat pada
saat kehamilan berikutnya.
k. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (infertil)
l. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease).
m. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).

2. Resiko gangguan psikologis.


Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak
yang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam
dunia psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau
PAS.
Gejala-gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After
Abortion” di dalam penerbitan The Post-Abortion Review (1994). Pada dasarnya
seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti berikut ini:
a. Kehilangan harga diri (82%).
b. Berteriak-teriak histeris (51%).
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%).
d. Ingin melakukan bunuh diri (28%).
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%).
Di luar hal-hal tersebut di atas para wanita yang melakukan aborsi akan
dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Departement Kesehatan RI, Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga,


Jakarta, 1993.

Markum A.H,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid I, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
1991.

Riordan, J and Auerbach, Kathleen, Pocket Guide to Breastfeeding and Human


Location, Jones & Bartett Pub. Boston, 1996

Sacharin, Rosa M., Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi 2, EGC, Jakarta, 1994.

Anda mungkin juga menyukai