Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“KEPUTIHAN PADA REMAJA”

DOSEN PEMBIMBING : Ns.Hj. RINAWATI KASRIN, M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

ANISA NOVERIANDA (191012114201002)

DETA KARTIKA (191012114201003)

HAFIFATUL KHAIRIYAH (191012114201008)

NURUL ANNISA (191012114201023)

MAYSA OPI RAHAYU (191012114201012)

M.IQBAL ALQI (191012114201015)

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


2021/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik               : Keputihan Pada Remaja


Hari/Tanggal   : Kamis/28 januari 2021
Waktu             : 60 menit
Tempat : Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Sasaran : Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Tingkat I
Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
Media          : Leaflet, Poster, Spanduk, Video, PPT,
Materi : Terlampir

A. Latar Belakang.
Keputihan merupakan keluhan yang sering menyerang wanita dan tidak
mengenal usia. Keputihan juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang
dapat mempengaruhi kepercayaan diri seorang wanita terutama bagi remaja.
Seringkali wanita merasa mampu mengenali sendiri bahwa dirinya sedang
menderita keputihan. Wanita yang menderita keputihan biasanya mengobati
sendiri dengan memakai pembersih vagina yang dijual bebas di pasar dan toko
tanpa merasa perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh
pemeriksaan secara lebih detail (Mannan, 2011). Banyak wanita mengeluhkan
keputihan sangat tidak nyaman, gatal, berbau, bahkan terkadang perih dan
ternyata itu berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari(Wijayanti,2009).
Dari data yang di dapat dari BKKBN 2009, di Indonesia sebanyak 75%
wanita pernah mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan
45% diantaranya mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih
(Nanlessy, 2013). Data menurut Zubier dalam penelitiannya Permatasari
(2012) jumlah wanita di dunia yang mengalami keputihan yaitu 75% minimal
satu kali dalam hidupnya. Penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtias pada
tahun 2011, pada remaja kejadian keputihan sangat tinggi mencapai 96 %
responden mengalami keputihan (Permatasari, 2012).
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 60 menit, diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan mengerti tentang Keputihan Pada Remaja.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 60 menit tentang Keputihan Pada
Remaja, diharapkan Mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian keputihan pada remaja
2. Menjelaskan Etiologi keputihan pada remaja
3. Menyebutkan tanda dan gejala keputihan
4. Menjelaskan patofisiologi keputihan pada remaja
5. Menjelaskna penatalaksanaan keputihan pada remaja
6. Menyebutkan komplikasi keputihan pada remaja
7. Menyebutkan pemeriksaan keputihan pada remaja
8. Menyebutkan pencegahan keputihan pada remaja

D. Metode
- Ceramah
- Diskusi
- Tanya jawab

E. Media
- Leaflet
- Video
- Poster
- Spanduk
- PPT
F. Setting tempat

Moderator Penyaji

Peserta Fasilitator Peserta

Dokumentasi

G. Kegiatan Penyuluhan

NO waktu Kegiatan penyuluhan Sasaran


1 10 1. Pembukaan - menjawab salam
menit - salam -memperhatikan dengan
- perkenalkan diri seksama
2 35 2. Penyampaian materi - Mendengarkan
menit oleh penyuluh
- Menjelaskan
pengertian keputihan
pada remaja
- Menjelaskan Etiologi
keputihan pada remaja
- Menyebutkan tanda
dan gejala keputihan
- Menjelaskan
patofisiologi keputihan
pada remaja
- Menjelaskna
penatalaksanaan
keputihan pada remaja
- Menyebutkan
komplikasi keputihan
pada remaja
- Menyebutkan
pemeriksaan keputihan
pada remaja
- Menyebutkan
pencegahan keputihan
pada remaja

3 15 3. Penutup Menjawab pertanyaan


menit - sesi tanya jawab yang diberikan oleh
penyaji

A. MATERI
1. Pengertian keputihan pada remaja
Keputihan adalah kondisi ketika lendir atau cairan keluar dari
vagina. Keputihan merupakan cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan
dan kelembapan organ kewanitaan. Ketika seorang wanita mengalami
keputihan, cairan yang diproduksi kelenjar vagina dan leher rahim akan
keluar membawa sel mati dan bakteri, sehingga vagina tetap terlindung
dari infeksi.
Menurut WHO, bahwa 75% dari seluruh wanita di dunia pasti akan
mengalami keputihan paling sekali dalam seumur hidup dan sebanyak
45% akan mengalaminya 2 kali atau lebih dan keputihan yang paling
sering terjadi disebabkan oleh candida albicans9. Akibat dari keputihan
sangatlah fatal bila lambat ditangani.
World Health Organization (WHO) memperkirakan satu dari 20
remaja putri di dunia menderita keputihan yang berupa cairan berwarna
putih susu, kekuningan dan kehijauan disertai rasa gatal, panas dan rasa
perih saat berkemih pada setiap tahunnya.

2. Etiologi
Penyebab keputihan tergantung dari jenisnya yaitu penyebab dari
keputihan yang fisiologik dan patologik.
a. Keputikan fisiologik
1) Penyebab fisiologik
Penyebab keputihan fisiologik adalah faktor hormonal, seperti bayi
baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari disebabkan pengaruh
estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina janin. Kemudian
dijumpai pada waktu menarce karena mulai terdapat pengaruh
estrogen. Rangsangan birahi disebabkan oleh pengeluaran
transudasi dari dinding vagina. Kelelahan fisik dan kejiwaan
merupakan penyebab keputihan (Prawirohardjo, 2002).

2) Penyebab patologik
Menurut Andrews (2009), penyebab terjadinya keputihan secara
patologik yaitu :
a) Candida albicans
Candida albicans tumbuh subur dalam lingkungan yang
hangat, lembab, dan gelap yang menyebabkan vagina
menjadi inang yang ideal untuk infeksi. Faktor predisposisi
untuk candida yaitu kehamilan, antibiotik spektrum luas,
obat imunosupresan dan steroid, trauma pada mukosa
vagina karena vagina kering selama hubungan seksual atau
penggunaan tampon, stres sehingga dapat memicu
peningkatan hormon adrenalin.
b) Vaginosis bakteri
Vaginosis bakteri kadang disebut gardnerella dan
merupakan penyebab lazim keputihan. Manifestasi klinis
vagina bakteri yaitu keputihan berbau sangat tidak sedap
sering kali digambarkan sebagai cairan seperti susu
berkabut dan encer dengan bau amis atau keju dan sering
kali memburuk setelah hubungan seksual atau pada waktu
haid, ketidak nyamanan abdomen, pruritis, disuria.
c) Trichomonas vaginalis
Manifestasi klinis trichomoniasis yaitu keputihan yang
sering digambarkan sebagai keputihan yang banyak,
berwarna kuning sampai hijau, berbau menyengat,serta
berbusa; pruritus vagina dan lesi serta eritema vulva dapat
muncul meskipun tidak lazim; dispareunia; disuria; nyeri
abdomen bawah; makularis kolpitis (hemoragi, bintik kecil
serviks dapat muncul sehingga servik tampak seperti
strawberi).
d) Chlamydia trachomatis
Chlamydia trachomatis adalah parasit intraseluler obligat
dan tergantung pada sel inang untuk menyediakan sumber
energi dan bahan makanan lain yang diperlukan.
Manifestasi klinis infeksi ini yaitu keputihan vagina
mukopurulen; ektopi serviks hipertropi yang mudah edema,
kongesti, dan mengalami perdarahan; uretritis; bartholinitis;
endometritis; disuria; perdarahan pascakoitus; nyeri
abdomen bawah.
e) Neisseria gonorrhoea
Manifestasi klinis gonore yaitu keputihan mukopurulen;
servisitis; perdarahan uterus diantara dua siklus haid;
menoragi; eritema dan edema serviks; disuria; nyeri
abdomen bawah.

3. Tanda dan gejala keputihan pada remaja

1) Keputihan normal

Cairan vagian yang normal biasanya:

- Tidak berbau kuat, amis, anyir, atau busuk


- Berwarna bening atau putih susu jernih.
- Bertekstur lengket dan licin, bisa kental atau encer
- Muncul cukup banyak dengan tekstur licin dan basah beberapa hari di
antara siklus haid atau selama ovulasi.
2). Keputihan tidak normal
Sama dengan yang normal, keputihan jenis ini juga mudah
dikenali. Agar tak asal tebak, berikut tanda dari keputihan yang
abnormal plus gejala lain yang menyertainya:
- Warna keputihan bervariasi dari mulai putih, kekuningan, kehijauan, abu-abu,
hingga kemerahan (karena bercampur darah)
- Cairan vagina berbau tidak sedap, amis, anyir, busuk yang cukup menyengat
- Sekali keluar, jumlah cairannya lebih banyak dari biasanya
- Vagina terasa gatal dan terbakar
- Nyeri pada panggul
- Perdarahan di antara siklus haid, setelah, atau selama berhubungan intim
- Sakit saat buang air kecil

4. Patofisiologi keputihan pada remaja


Keputihan yang fisiologis terjadi karena pengaruh hormon estrogen dan
progesterone yang berubah keadaannya terutama pada saat siklus haid,
sehingga jumlah dan konsistensi sekresi vagina berbeda. Sekresi
meningkat pada saat ovulasi atau sebelum haid. Bakteri dalam vagina telah
menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan biasanya tidak terjadi
gangguan. Laktobasili mengubah glikogen dalam cairan vagina menjadi
asam laktat. Asam laktat ini mempertahankan ke-asaman vagina dan
mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan. Bila kadar salah satu atau
kedua hormone berubah secara dramatis, keseimbangan pH yang ketat ini
akan terganggu. Laktobasili tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga mudah terjadi infeksi. Proses infeksi dimulai dengan perlekatan
candida pada sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada
candida albizans dari pada spesies candida lainnya. Kemudian candida
mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan
protein sel penjamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu
candida juga mengeluarkan mikro-toksisn diantaranya glikotoksis yang
mampu menghambat aktifitas fagositesis dan menekan system imun lokal.
Terbentuknya kolonisasi candida memudahkan proses imunisasi tersebut
berlangsung sehingga menimbulkan gejala ada penjamu .

5. Penatalaksana keputihan pada remaja


Penatalaksaan keputihan pada remaja yaitu memberikan pengetahuan
tentang keputihan, menjelaskan tentang perbedaan antara keputihan
normal atau abnormal, keputihan normal itu keputihan yang dialami pasien
saat ini berbau tidak busuk, warna putih bening dan cair. Keputihan
abnormal itu keputihan yang berbau bususk kuning hingga kehijauan,
jumlahnya banyak dan sering. Memberikan KIE pada pasien tentang cara
menjaga kebersihan genetalia, membersihkan saat bab/bak dari arah depan
kebelakang lalu keringkan sebelum menggunakan pakaian dalam. Jika
keputihan banyak seperti saat ini gantilah pakaian dalam jika sudah sangat
mengganggu, tidak dianjurkan memakai pentiliner, tidak dianjurkan juga
memakai cairan pembersih vagina. Memberikan KIE pada pasien yang
bisa menyebabkan keputihan. yang mempengaruhi keputihan itu sendiri
adalah tentang pola kehidupan keseharian, pola nutrisi, pola hygine dari
alat kelaminnya.

6. Komplikasi Keputihan Pada Remaja


Komplikasi keputihan ialah :
- Pelvic inflammatory disease (PID) : peradangan pada organ reproduksi
wanita
- infeksi HIV dll : keputihan tidak normal akan meningkatkan resiko
terkena infeksi HIV , gonore, dan penyakit lainnya
- Keputihan yang sulit sembuh dapat menjadi komplikasi lanjut dari
penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease).

7. Pemeriksaan Kepuihan Pada Remaja


a) Tes pH, untuk memeriksa tingkat keasaman lendir atau cairan dan
mendeteksi tanda-tanda infeksi pada vagina.
b) Tes sampel cairan vagina, yaitu pemeriksaan laboratorium terhadap
sampel cairan atau lendir keputihan untuk mendeteksi keberadaan
jamur, bakteri, atau parasit yang menyebabkan keputihan.
c) Tes infeksi menular seksual, untuk mendeteksi tanda atau gejala dari
infeksi menular seksual, seperti gonore, chlamydia, dan trikomoniasis.
d) Pap smear, yaitu pemeriksaan terhadap sampel jaringan serviks untuk
mendeteksi kelainan yang terjadi pada jaringan serviks.

8. Pencegahan Keputihan Pada Remaja


a. Bersihkan vagina dengan sabun dan air hangat setelah buang air
kecil atau besar, kemudian keringkan. Cara ini dilakukan untuk
mencegah bakteri masuk ke dalam vagina dari dubur.
b. Hindari menyiram atau membersihkan vagina dengan semprotan
air. Cara ini berisiko menghilangkan bakteri baik yang melindungi
vagina dari infeksi.
c. Gunakan celana dalam berbahan katun untuk menjaga kelembapan
pada area kewanitaan. Hindari menggunakan celana dalam yang
terlalu ketat.
d. Hindari menggunakan sabun atau produk kewanitaan yang
mengandung parfum, karena dapat mengganggu keseimbangan
bakteri baik pada vagina.
e. Jagalah kebersihan vagina selama menstruasi dengan mengganti
pembalut setidaknya setiap 3-5 jam sekali.
f. Tidak berganti pasangan seksual atau menggunakan kondom agar
terhindar dari risikoinfeksi menular seksual.
g. Lakukan pemeriksaan kesehatan vagina secara rutin kepada dokter
kandungan.

Anda mungkin juga menyukai