Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY. W USIA 28 TAHUN GIP00000 UK 28 MINGGU T/H/I


DENGAN KETIDAKNYAMANAN KONSTIPASI
DI BPM DESA MOJOWARNO

Oleh:
WULAN ANUGRAHENI
30718033

PROGRAM STUDI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020
KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur saya panjatkan atas rahnat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melancarkan tugas saya dalam menyelesaikan asuhan kebidanan ini dengan judul “ASUHAN
KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. Y USIA 28 TAHUN GIP00000 UK 28 MINGGU
T/H/I DENGAN KONSTIPASI DI BPM MOJOWARNO”. Dalam penyajiannya saya
menyusun setiap bab dengan uraian singkat. Dalam tugas ini saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Ibu Erna Rahmawati S.ST,. M. Kes yang telah sabar membimbing dan memberikan arahan
kepada saya dalam proses penyusunan asuhan kebidanan ini.
2. Pihak Institusi yang telah menyediakan segala fasilitas pembelajaran.
3. Semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan asuhan kebidanan yang belum
disebut secara langsung.
Saya menyadari bahwa asuhan kebidanan yang saya susun ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan oleh karena itu diharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca guna memperbaiki asuhan kebidanan ini. Semoga asuhan kebidanan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
mahasiswa lain.

Kediri, 18 Agustus 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

i
Kata pengantar……………………………………………………………………………...…ii
Daftar isi……………………………………………………………………………….……...iii
Daftar istilah………………………………………………………………………………..…iv
Daftar singkatan………………………………………………………………………….…...vi
Lembar pengesahan…………………………………………………………………………..vii
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………..………..2
1.2 Tujuan……………………………………………………………….…….…….………..2
1.3 Manfaat………………………………………………………….……….……………….3
1.4 Tehnik pengumpulan data……………………………..………………………………….3
1.5 Sistematika penulisan……………………...……………………………………………...4
Bab II : Tinjauan pustaka
2.1 Konsep dasar kehamilan..................……………………………………………………...5
2.2 Kosep dasar konstipasi…………………………………..………………………………..8
2.3 Faktor yang berhubungan dengan kejadian konstipasi ibu hamil………..……………...10
2.4 Konsep manajemen kebidanan ibu hamil TM 3……………………..…………………..12
Bab III : Tinjauan kasus
I. Pengkajian..……………………………………………………………………………….23
II. Interpretasi data dasar……………………………………………….…………………….30
III. Intervensi…………………………………………………………….……………………32
IV. Implementasi……………………………………………………………………………...34
V. Evaluasi…………………………………………………………………………………...35
Bab IV : Pembahasan
Pembahasan…………………………………………………………………….……………38
Bab V : Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….40
B. Saran……………………………………………………………………………………...40
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….……41

DAFTAR ISTILAH
Ovum : sel telur
ii
Spermatozoa : sperma
Fetus : janin
Aterm : cukup bulan
Konstipasi : sembelit
Head to toe : Pemeriksaan dari ujung kepala hingga ujung kaki
Ovulasi : sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium ke tuba falopi untuk dibuah
Zigot : sel yang terbentuk sebagai hasil bersatunya dua sel kelamin (sel ovum dan sel sperma)
Nidasi : penanaman
Dyspnea:  kesulitan bernapas
Insomnia : kesulitan tidur
Gingivitis : peradangan pada gusi
Efusi pleura : kondisi penumpukan cairan di antara lapisan pembungkus paru-paru. 
Perineum : area kulit antara liang vagina dengan anus
Varises : pembengkakan
Braxton-Hicks : kontraksi palsu
Lordosis : kondisi tulang belakang bagian bawah yang terlalu bengkok ke depan.
Spasmus : kejang otot
Hiperventilasi : kondisi di mana seseorang bernapas dalam dan lebih cepat.
Elevasi : ketinggian suatu tempat terhadap daerah sekitarnya 
Uterus : Rahim
Progesteron :  hormon yang berperan penting bagi fungsi sistem reproduksi wanita.
Rectum : anus
Korpus : bagian rahim yang paling besar
Preterm : kurang bulan
Ruptur uteri : robekan dinding rahim
DJJ : detak jantung janin
Antepartum : perdarahan melalui vagina yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 24
minggu
Antenatal care : pelayanan kehamilan
Farmakologi : ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat-obatan.
Obat Laksatif : digunakan untuk mengatasi sembelit 
Pelvis : panggul
Diabetes : tingginya kadar gula (glukosa) darah

iii
Hipotermia : kondisi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal, yaitu di
bawah 35 derajat Celsius
Hepatitis : peradangan pada hati atau liver. 
Hiperpigmentasi : kondisi munculnya bercak gelap pada kulit. 
Chloasma gravidarum : bercak-bercak gelap dan berubah warna di kulit ibu hamil.
Striae : garis halus dan guratan pada permukaan kulit yang berwarna merah
Linea nigra : garis hitam
Menarche : haid pertama 

DAFTAR SINGKATAN
BAB : buang air besar
K1 : kunjungan 1
iv
BPM : bidan praktik mandiri
ANC : Ante Natal Care
KPD : ketuban pecah dini
HPHT : hari pertama haid terakhir
WHO : world health organization
KB : keluarga berencana
LLA : Lingkar lengan atas.
BMI : Indeks Massa Tubuh
TFU : tinggi fundus uteri
ASI : air susu ibu
PAP : pintu atas panggul
KIE : Komunikasi, Informasi, dan Edukasi 
HPL : hari perkiraan lahir

LEMBAR
PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


v
PADA NY. Y USIA 28 TAHUN GIP00000 UK 28 MINGGU T/H/I
DENGAN KETIDAKNYAMANAN KONSTIPASI
DI BPM DESA MOJOWARNO

TANGGAL PENGAMBILAN KASUS


02 AGUSTUS 2020

WULAN ANUGRAHENI
NIM : 30718033

PEMBIMBING INSTITUSI PENGUJI

Erna Rahmawati S.ST, Keb M.Kes Alfadefi K S.ST.Keb., M.K.M

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Menurut Prawirohardjo (2010) kehamilan adalah suatu proses penyatuan sel telur dan
sperma yang berlangsung selama 40 minggu dihitung dari mulai saat hari pertama haid
terakhir (HPHT) sampai persalinan. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan keempat
sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan. Sarwono (2006)
mengatakan bahwa selama kehamilan ibu hamil dianjurkan melakukan kunjungan
antenatal (ANC) minimal 4 kali untuk mengetahui masalah kesehatan selama kehamilan,
apakah masalah tersebut bersifat fisiologis atau masalah tersebut bersifat patologis yang
dapat mengancam kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara
lain hiperemesis gravidarum, perdarahan, anemia, eklampsi, nyeri perut yang hebat.
Konstipasi menurut Fitri Mataroh (2018) merupakan suatu keadaan adanya kesukaran
atau tidak dapat buang Air Besar (BAB), feses atau tinja yang keras, rasa buang air besar
tidak tuntas (ada rasa ingin buang air besar tetapi tidak dapat mengeluarkannya) atau
jarang buang air besar. Konstipasi disebabkan karena penurunan dari peristaltik usus
akibat dari peningkatan hormon progesteron. Ibu hamil dengan konstipasi biasanya 2-3
hari baru mengalami BAB. Menurut Akmal (2009) pada wanita hamil terjadi perubahan
hormonal yang drastis yakni peningkatan progesteron selama kehamilan. Hormon
progesteron yang meningkat di masa kehamilan memiliki efek merelaksasi otot-otot
halus di seluruh tubuh, termasuk di bagian saluran pencernaan. usus akan bergerak lebih
lambat dan menyerap lebih banyak air. Hal inilah yang menyebabkan konstipasi
Disamping itu selama kehamilan tubuh menahan cairan, sehingga usus cenderung kering
dan keras yang memudahkan terjadinya konstipasi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari data sensus Jawa Timur tahun 2015 dari
643.557 ibu hamil, yang melakukan kunjungan K1 sebanyak 635.512 sedangkan yang
melakukan kunjungan K4 sebanyak 587.209. Data tahun 2016 dari 628.168 ibu hamil,
yang melakukan kunjungan K1 sebanyak 618.911 sedangkan yang melakukan kunjungan
K4 sebanyak 571.346. Data tahun 2017 dari 633.034 ibu hamil, yang melakukan
kunjungan K1 sebanyak 621.643 sedangkan yang melakukan kunjungan K4 sebanyak
569.281. Data tahun 2018 dari 6227.901 ibu hamil, yang melakukan kunjungan K1
sebanyak 624.400 sedangkan yang melakukan kunjungan K4 sebanyak 572.352.

1
Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan bahwa sudah banyak ibu hamil yang
melakukan kunjungan ANC, namun ternyata juga masih banyak ibu hamil yang belum
melakukan kunjungan ANC. Padahal melakukan pemeriksaan ANC itu sangat dianjurkan
agar tidak terjadi komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi. Pada trimester III sering
mengalami ketidaknyamanan pada ibu hamil, salah satunya adalah Konstipasi. Bagi ibu
hamil yang tidak mengetahui bahwa konstipasi itu keadaan fisiologis maka ibu hamil
tersebut akan merasa cemas dengan keadaan itu. Jika ibu mengalami cemas yang
berlebih maka bisa menyebabkan persalinan premature atau bahkan keguguran yang
dapat membahayakan janin dan ibu.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis asuhan
kebidanan komprehensif ini dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. W
umur 28 tahun GIP00000 UK 28 minggu dengan ketidaknyamanan konstipasi.
1.2 Tujuan
Tujuan umum :
dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan konstipasi melalui
pendekatan manajemen kebidanan menurut 7 kangkah varney.
Tujuan Khusus :
1. Mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan konstipasi
2. Mampu menyusun diagnosa asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan konstipasi
3. Mampu melakukan antisipasi masalah asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
konstipasi
4. Mampu menentukan tindakan segera asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
konstipasi
5. merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan konstipasi
6. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan konstipasi
7. Mampu melakukan evaluasi tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
konstipasi
8. Mencatat Perkembangan atau dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
konstipasi
1.3 Manfaat
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan, pengalaman dan pengembangan kemampuan penulis
dibidang penelitian gizi masyarakat sehingga berguna untuk terjun ke masyarakat.
2. Bagi institusi pendidikan
2
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sarana mendeteksi masalah kesehatan pada
ibu hamil untuk mempermudah pencarian alternatif pemecahan masalahnya.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi para ibu hamil untuk lebih memperhatikan konsumsi
pangannya selama hamil yang bernilai gizi tinggi guna mencapai kesehatan saluran
cerna selama kehamilan yang baik serta untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
yang maksimal.
4. Bagi lahan
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan
terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif sesuai
standart pelayanan
5. Bagi klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif yang sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan dan sesuai kebutuhan klien, sehingga klien apabila terdapat
komplikasi dapat terdeteksi sedini mungkin.
1.4 Teknik pengumpulan data
A. Studi Kepustakaan
Penulis mencari, mengumpulkan dan mempelajari referensi yang relevan dengan
kasus yang di bahas yakni ibu hamil dengan konstipasi dari beberapa buku dan
informasi dari internet.
B. Anamnesa/ Wawancara
Anamnesa/ wawancara pada klien meliputi: identitas klien, keluhan utama, riwayat
menstruasi, riwayat obstetri yang lalu, riwayat kehamilan sekarang, pola kesehatan
fungsional, riwayat kesehatan sistemik, riwayat kesehatan dan penyakit keluarga, dan
riwayat psikososial spiritual.
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki (head to
toe), meliputi inspeksi, palpasi, perkusi.
D. Praktik langsung
Melakukan tindakan secara langsung kepada klien secara menyuluruh dan sistematis
agar didapatkan data yang akuraT
E. Studi dokumentasi
Melihat rekam medis klien yang meliputi catatan kesehatan klien dan terapi yang
diberikan pada klien
1.5. Sistematika Penulisan

3
A. BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat, teknik pengumpulan data, dan
sistematika penulisan
B. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan konsep dasar tentang kehamilan, konsep konstipasi, konstipasi pada
kehamilan dan manajemen kebidanan pada ibu hamil
C. BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang pengkajian, interpretasi data, intervensi, implementasi dan evaluasi
D. BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada di lapangan
E. BAB V : PENUTUP
Kesimpulan dan saran.
F. DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Konsep kehamilan
A. Definisi Kehamilan
Kehamilan menurut Manuaba, dkk (2012) adalah suatu mata rantai yang
berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum
(sel telur) dan spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot
kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta dan tahap
akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm). Kehamilan terbagi
menjadi 3 trimester yaitu :
1. Trimester 1 berlangsung selama 12 minggu
2. Trimester kedua berlangsung selama 15 minggu minggu ke-12 hingga ke 27
3. Trimester ketiga 13 minggu dimulai dari minggu ke 28 hingga ke 40
B. Tanda dan gejala kehamilan (Hanni, Ummi 2017) :
1. Tanda tidak pasti Kehamilan
a) Amenorhoe (Tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umunya wanita hamil tidak dapat haid lagi
sehingga tanggal hari pertama haid terakhir.
b) Mual muntah
Bisa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan sehingga akhir trimester
pertama.
c) Anoreksia (tidak selera makan)
Hanya berlangsung pada trimester pertama kehamilan.
d) Mamae tegang dan membesar
Keadaan ini dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesterone yang
merangsang duktus dan alveoli payudara.
e) Miksi sering
Disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang muali membesar.
f) Konstipasi
Ini terjadi tonu uterus menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid

2. Tanda Kemungkinan Hamil (Hanni, Ummi 2017) :


a) Perut membesar

5
Setelah kehamilan 16 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai
pembesaran perut.
b) Tanda Hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama daerah
ismus.
c) Tanda Chadwik
Perubahan warna menjadi kebiruan pada vulva, vagina dan serviks.
d) Tanda Piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak rata tetapi di
daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.
e) Tanda Broxton Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
3. Tanda Pasti Kehamilan (Hanni, Ummi 2017) :
a) Gerakan janin yang dapat dirasakan, dilihat atau diraba bagian-bagian janin.
Gerakan janin dapat dirasakan pada usia 20 minggu.
b) Terdengar denyut jantung janin, dapat didengar saat usia 12 minggu dengan
menggunakan Dopler, dengan funandoscape dapat didengar saat usia 18-20
minggu.
c) Adanya pemeriksaan USG
C. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
Menurut (Manuaba, 2010) perubahan fisiologi kehamilan meliputi:
1) Uterus
Rahim uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan
mengalami hipertrofi dan hyperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat
akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi bear,
lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
2) Vagina dan vulva
Peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan pembuluh darah sampai hari
ke-8 sehingga vagina dan vulva tampak makin berwarna merah, agak kebiruan,
tanda ini disebut tanda chadwick. Ph vagina 3-6 sekresi meningkat sehingga dapat
mengubah kesimbangan asam basanya.
3) Ovarium

6
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada usia kehamilan 16 minggu.
4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesterone dan
somatomamotrofin.
5) Sirkulas Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Sel
darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan darah sehingga terjadi hemodilusi yang di sertai anemia
fisiologis.
6) Sistem Respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2. Disamping itu, terjadi desakan diagfragma karena dorongan rahim
yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya
desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih
dalam sekitar 20 sampai 25% daripada biasanya.
7) Sistem Pencernaan
Konstipasi pada ibu hamil disebabkan hormone progesterone yang menimbukan
gerakan usus makin berkurang. Pengeluaran asam lambung meningkat sehingga
menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung
terasa panas dan terjadi mual dan sakit kepala terutama pagi hari yang di sebut
morning sickness ini diakibatkan pengaruh hormone estrogen.
8) Sistem perkemihan
Pengaruh desakan hamil muda dan turunya kepala janin pada hamil tua, terjadi
gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan
kandung kemih cepat terasa penuh. Hemodilusi menyebabkan metabolisme air
makin lancar sehingga pembentukan urine akan bertambah.
9) Kulit

7
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofosis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae
gravidarum livide atau alba, aerola mamae, linea agra. Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan menghilang.
10) Metabolisme
Metaboliseme tubuh mengalami perubahan mendasar, dimana kebutuhan nutrisi
makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.
D. Ketidaknyamanan Kehamilan
1. Peningkatan Frekuensi berkemih
Peningkatan frekuensi berkemih disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya
bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan, kapasitas kandung kemih
berkurang dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat (Manuaba, 2010)
2. Sakit punggung Atas dan Bawah
Perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena titik berat badan berpindah
kedepan disebabkan perut yang membesar. Ini diimbangi dengan lordosis yang
berlebihan dan sikap ini dapat menimbulkan spasmus (Romauli, 2011)
3. Hiperventilasi dan sesak nafas
Sesak nafas terjadi pada trimester III karena pembesaran uterus yang menekan
diafragma. Selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama
kehamilan (Romauli, 2011)
4. Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat. Selain itu uterus yang membesar
memberi tekanan pembuluh darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi
Romauli, 2011)
5. Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim yang semakin
membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadi
konstipasi. Konstipasi semakin berat karena gerakan otot dalam usus diperlambat
oleh tingginya kadar progesteron (Romauli, 2011).

6. Insomnia

8
Disebabkan karena adanya ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar,
pergerakan janin dan karena adanya kekhawatiran dan kecemasan. (Romauli,
2011).
E. Tanda Bahaya Kehamilan
Menurut (Romauli, 2011) tanda bahaya yang dapat terjadi pada ibu hamil trimester
III, yaitu :
1. Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus
uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun dapat
pula terjadi setiap saat dalam kehamilan
2. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaanjalan lahir
3. Keluar cairan pervaginam
Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan kemungkinan
mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa mucus bercampur darah
dan mungkin disertai mules, kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal.
Bila pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini
(KPD)
4. Nyeri perut yang hebat
Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio plasenta.
Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai syok, perdarahan intra
abdomen dan atau pervaginam, kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin
atau DJJ tidak ada
5. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum
kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
F. Kunjungan Pada Ibu Hamil
Sesuai dengan kebijakan pemerintah Departemen Kesehatan kunjungan minimal
selama hamil adalah empat kali yaitu 1 kali pada trimester pertama 1 kali pada
trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3 namun sebaiknya kunjungan tersebut rutin

9
dilakukan setiap bulan agar dapat segera terdeteksi jika ada penyulit atau komplikasi
kehamilan (Sulistyowati 2009).
G. Tanda -Tanda Bahaya Kehamilan
1. Muntah terus dan tidak mau makan
2. Demam tinggi
3. Bengkak kaki tangan wajah atau sakit kepala disertai kejang
4. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya
5. Perdarahan pada ibu hamil muda dan hamil tua
6. Air ketuban keluar sebelum waktunya (Kemenkes RI 2017).
2.1 Konsep konstipasi
A. Definisi konstipasi
Konstipasi menurut Akmal, dkk (2010) merupakan keadaan tertahannya feses
(tinja) dalam usus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan dalam
pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik pada usus besar
sehingga memicu tidak teraturnya buang air besar dan timbul perasaan tidak nyaman
pada perut. Sedangkan menurut (Ilmu Kebidanan, 2009) Konstipasi ditandai dengan
adanya feses yang keras sehingga buang air besar jarang, sulit, dan nyeri. Hal ini
dikarenakan adanya feses yang padat dan keras sewaktu keluar dari anus yang dapat
menyebabkan perdarahan akibat terjadi fisura ani. Konstipasi umunya terjadi karena
diet kurang serat, kurang minum, kurang aktivitas fisik, dan karena adanya perubahan
ritme atau frekuensi buang air besar, kehamilan dan mungkin juga karena obat-obatan.
B. Etiologi konstipasi
Menurut Fitri Mataroh (2018) konstipasi disebabkan karena penurunan dari peristaltik
usus akibat dari peningkatan hormon progesteron. Ibu hamil dengan konstipasi
biasanya 2-3 hari baru mengalami BAB.
1) Meningkatnya hormon progesteron.
Peningkatan hormon mengakibatkan gerakan atau mobilitas organ pencernaan
menjadi relaks atau lambat. Akibatnya, proses pengosongan lambung jadi lebih
lama dan waktu transit makanan di lambung meningkat. Selain itu, gerakan
peristaltik usus (pijatan di usus, salah satu aktivitas mencerna makanan) juga
melambat sehingga daya dorong dan kontraksi usus terhadap sisa-sisa makanan
melemah. Alhasil, sisa makanan menumpuk lebih lama di usus dan sulit
dikeluarkan.
2) Perut yang membesar. 
10
Membesarnya perut ibu hamil yang menyebabkan terjadinya penekanan sehingga
semakin memengaruhi sistem kerja usus halus dan usus besar.  Itu sebabnya, 
konstipasi sering terjadi pada kehamilan trimester ketiga, tatkala perut semakin
besar.
3) Penekanan rektum.
Semakin besarnya perut, juga berdampak lanjutan, yaitu rektum (bagian terbawah
usus besar) tertekan. Penekanan tersebut membuat jalannya feses menjadi tidak
lancar, sehingga konstipasi terjadi.
4) Kurang serat. 
Serat dibutuhkan tubuh untuk sistem pencernaan. Asupan serat memperlancar
kerja pencernaan dalam mengurai makanan, sampai mengeluarkan feses atau
kotoran. Pada orang normal sekali pun, kekurangan serat bisa mengakibatkan
konstipasi. Terlebih lagi pada ibu hamil yang kondisinya khusus.
5) Mengonsumsi zat besi.
Konsumsi zat besi dosis tinggi, misalnya, dari suplemen, ikut andil dalam
menyebabkan konstipasi.  
6) Tidak olahraga
Olahraga membuat tubuh sehat dan melancarkan proses metabolisme di dalam
tubuh. Berolahraga secara rutin, misalnya, jalan kaki atau berenang, akan
merangsang otot-otot perut dan usus, salah satunya, memicu gerakan peristaltik
usus, sehingga mencegah konstipasi
C. Tanda dan gejala konstipasi
Ada beberapa tanda dan gejala fisiologis yang umum ditemukan pada sebagian besar
atau terkadang beberapa penderita sembelit sebagai berikut:
1. Perut terasa begah, penuh dan kaku
2. Tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas mengerjakan sesuatu
bahkan terkadang sering mengantuk
3. Sering berdebar-debar sehingga memicu untuk cepat emosi, mengakibatkan stress, rentan
sakit kepala bahkan demam
4. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri, tidak bersemangat, tubuh
terasa terbebani, memicu penurunan kualitas, dan produktivitas kerja
5. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, dan lebih sedikit daripada biasanya

11
6. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika air besar, pada saat bersamaan tubuh berkeringat
dingin, dan terkadang harus mengejan atupun menekan perut terlebih dahulu supaya dapat
mengeluarkan dan membuang feses ( bahkan sampai mengalami ambeien/wasir )
7. Bagian anus atau dubur terasa penuh, dan bagai terganjal sesuatu disertai rasa sakit akibat
bergesekan dengan feses yang kering dan keras atau karena mengalami wasir sehingga pada
saat duduk tersa tidak nyaman
8. Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya
9. Terjadi penurunan frekuensi buang air besar
D. Upaya pencegahan konstipasi pada ibu hamil
Penanganan konstipasi terdapat 2 cara yaitu dengan cara farmakologis dengan cara
memberikan obat pencahar atau dengan nama lain obat laksatif (Trottier, 2012). cara non
farmakologis adalah dengan cara meningkatkan asupan serat dan asupan cairan, aktifitas
fisik, istirahat yang cukup dan makan 3 kali sehari tetapi makan dengan porsi kecil dan sering
dan menghindari ketegangan psikis seperti stres dan cemas (Syam, 2008)
2.3 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Konstipasi pada Ibu Hamil
A. Usia Kehamilan
Usia kehamilan menurut Ana (2010) adalah ukuran lama waktu seorang janin berada dalam
rahim. Usia janin dihitung dalam minggu dari hari pertama haid terakhir (HPHT) ibu sampai
hari kelahiran. Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu atau 10 bulan. Kehamilan
dibagi atas tiga trimester yaitu: trimester I antara 0-12 minggu, kehamilan trimester II antara
12-28 minggu, dan trimester III antara 28-40 minggu. Pada minggu ke-9 usia kehamilan,
kesulitan untuk buang air besar sering terjadi dan hampir semuanya disebabkan oleh
tingginya kadar hormon-hormon di dalam tubuh yang memperlambat kerja otot-otot usus
halus.
Berdasarkan penelitian Herawati (2012) sekitar 11 % sampai 38% ibu hamil mengalami
konstipasi, terutama pada awal kehamilan dan trimester ketiga masa kehamilan. Menurut
Varney, dkk, (2007) wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki
masalah ini pada trimester ke dua atau ke tiga. Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan
peristaltik disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan
progesteron. Pergeseran dan uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan motilitas
pada saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan tekanan pada usus akibat pembesaran
konstipasi.
B. Asupan Makanan

12
Menurut Uliyah, dkk (2008) diet, pola, atau jenis makanan yang dikomsumsi dapat
mempengaruhi proses defekasi. Makanan yang memiliki kandungan serat tinggi dapat
membantu proses percepatan defekasi dan jumlah yang dikonsumsi pun mempengaruhinya.
Berdasarkan penelitian Campbell (2006) serat penting artinya bagi kesehatan sistem
pencernaan dan mencegah sembelit. Serat juga membantu menjaga kadar gula darah. Ada dua
macam serat, yaitu serat yang terlarut dan tak larut. Serat terlarut ditemukan dalam makanan
semisal apel, pir, havermut (oat), gandum hitam, dan polong-polongan. Serat tak terlarut yang
ditemukan didalam kacang-kacangan, buah, sayuran hijau, kacang india, dan sereal whole-
grain membantu pergerakan makanan melalui sistem pencernaan dan mencegah sembelit
C. Asupan Cairan
Penelitian Uliyah (2008) mengatakan pemasukan cairan yang kurang dalam tubuh
membuat defekaksi menjadi keras. Oleh karena proses absorbsi air yang kurang
menyebabkan kesulitan proses defekasi. Pramono (2012) menyarankan dalam sehari ibu
hamil dianjurkan untuk minum air putih/ air segar minimal 8 gelas atau 2-3 liter. Air putih
yang menyegarkan baik bagi tubuh karena melancarkan peredaran darah. Jus buah
merupakan sumber vitamin dan penghilang rasa mual. Tetapi sebaiknya ibu hamil membatasi
komsumsi buah-buahan yang mengandung kalori tinggi seperti jus alpukat, jus mangga, jus
durian.
D. Olahraga
Menurut Uliyah (2008) aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui
aktivitas tonus otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran proses
defekasi. Hal ini kemudian membuat proses gerakan peristaltik pada daerah kolon dapat
bertambah baik. Olahraga baik menurut Hermawan dan Ayu (2009) merupakan salah satu
aktivitas yang baik dilakukan selama hamil. Olahraga selama kehamilan tidak dilarang
selama tidak ada kondisi tertentu yang membahayakan kehamilan. Olahraga malah dapat
membantu menjaga kondisi ibu hamil dengan meningkatkan volume aliran darah,
meningkatkan kekuatan otot diafragma untuk bernafas, dan membantu flekbilitas otot-otot.
Hal ini akan membantu bayi tumbuh lebih.
Menurut Liewellyn-Jones (2005) olahraga dalam kehamilan mempunyai keuntungan.
Beberapa wanita merasakan kemajuan daya tanggap tubuh, yang lain merasakan peningkatan
fleksibilitas otot dan sendi yang lain untuk mengurangi atau mencegah ketidaknyamanan
selama kehamilan. Salah satu olahraga yang di sarankan oleh Thorn (2003) Berjalan kaki
teratur menguatkan kaki, meningkatkan fleksibilitas, dan mudah diawasi. Kegiatan itu
memberikan latihan aerobik yang baik, membantu paru-paru mengambil lebih banyak
13
oksigen dengan lebih sedikit usaha, dan meningkatkan stamina. Jika secara umum ibu hamil
tidak melakukan banyak olahraga, kemajuan akan segera terlihat dalam kebugaran bila ibu
hamil berjalan selama 20 menit tiga kali seminggu. Menurut Thorn (2003) menjaga
kesehatan, kandungan berarti sehat secara fisik dan mental, karena tubuh yang sehat
membutuhkan pikiran yang sehat pula. Sisihkan waktu selama 10 menit setiap harinya untuk
bersenam, namun bila hal itu tidak mungkin, cobalah setidaknya 15 menit tiga kali
seminggunya. Senam singkat namun teratur lebih baik daripada sejam sekali seminggu
E. Konsumsi Tablet Besi
Menurut Simkin, P, dkk (2008) zat besi diperlukan untuk memproduksi hemoglobin
( protein pembawa oksigen dalam darah ). Selain itu, selama 6 minggu terakhir kehamilan,
janin akan menyimpan zat besi dalam jumlah yang memadai dalam hatinya untuk memenuhi
kebutuhannya pada 3 atau 6 bulan pertama kehidupan. Karena orang yang sehat menyerap
10-20% dari zat besi yang dicerna, institute of medicine menganjurkan suplemen zat besi
sebanyak 30-60 miligram setiap hari, selama kehamilan ntuk memastikan terjadinya absorbsi
dari zat besi dari zat yang dibutuhkan setiap hari. Walaupun diperlukan untuk nutrisi yang
baik, suplemen zat besi dapat mengganggu saluran pencernaan diantaranya konstipasi atau
sembelit. Organisasi WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis selama kehamilan. Namun, banyak literatur
menganjurkan dosis 100 mg besi setiap hari selama 16 minggu atau lebih pada kehamilan.
Diwilayah-wilayah dengan prevalensi anemia yang tinggi, dianjurkan untuk memberikan
suplementasi sampai tiga bulan postpartum. Menurut Arisman (2010) pemberian
suplementasi preparat Fe, pada sebagian wanita menyebabkan sembelit. Penyulit ini dapat
diredakan dengan cara memperbanyak minum, menambah komsumsi makanan yang kaya
akan serat seperti roti, sereal dan agar- agar
2.4. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III
Menurut IBI manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisa
data, diagnose kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Manajemen kebidanan
menurut Varney terdiri dari 7 langkah yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnose potensial,
tindakan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A. PENGKAJIAN
Pada data pengkajian sumber data didapatkan dari sumber objektif dimana data didapatkan
dari pernyataan langsung pasien dan keluarga terdekat. Dan sumber objektif didapat dari

14
adanya pemeriksaan langsung secara inspeksi, palpasi, dan auskultasi kepada klien oleh
tenaga medis.
1. Data subjektif
a. Identitas Klien
1) Nama
Untuk mengenali atau memanggil nama ibu dan untuk mencegah kekeliruan bila ada nama
yang sama (Romaulli,2011)
2) Umur
Sangat penting untuk dikaji karena untuk menentukan prognosis kehamilan. Jika umur terlalu
tua atau terlalu muda, maka persalinan akan lebih banyak resikonya. (Hani,dkk. 2010).
3) Suku/bangsa
Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi perilaku kesehatan
(Romaulli,2011)
4) Agama
Untuk menentukan bagaimana kita memberi dukungan kepada ibu selama memberikan
asuhan (Romaulli,2011)
5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberi konseling yang
sesuai dengan pendidikannya (Romaulli,2011)
6) Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasihat kita sesuai. Pekerjaan
ibu perlu diketahui untuk mengetahui apakah ada pengaruh pada kehamilan seperti bekerja di
pabik rokok, percetakan, dan lain-lain. (Romaulli,2011)

7) Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat tinggal (Marmi,2015)
8) Telepon
Ditanyakan bila ada, untuk memudahkan komunikasi (Romaulli,2011)\
b. Keluhan utama
Pada kasus konstipasi menurut Hutahaean (2013) tanda dan gejalanya adalah Perut terasa
begah, penuh dan kaku, tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman. Menurut Amelia dyah (2016)
konstipasi dapat terjadi pada semua lapisan usia, yang pada umumnya ditandai dengan
frekuensi buang air besar yang rendah (kurang dari 3 kali dalam satu minggu).
c. Riwayat menstruasi
15
Menurut Yuliani, Musdalifah dkk (2017) menarche pada usia antara 12-16 tahun, dan pola
menstruasi 28 hari, menstruasi ideal lamanya terjadi dalam 4-7 hari. Febi Puji Utami (2019)
mengatakan ada usia kehamilan ditentukan dengan cara sederhana yaitu, menghitung Hari
Pertama Haid Terakhir (HPHT). Pada perhitungan HPHT harus menunjukkan usia kehamilan
trimester ketiga. Karena keluhan konstipasi dirasakan oleh ibu hamil TM 3.
d. Riwayat kehamilan sekarang
Pada kasus konstipasi pada ibu hamil yang terjadi pada trimester III merupakan riwayat yang
bersifat fisiologis. (susani hayati, 2020)
e. Riwayat imunisasi, kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
Untuk mengetahui imunisasi, kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang lalu serta riwayat
kontrasepsi apa yang dulu dipakai. (Hani, 2011)
f. Riwayat kesehatan
Dari data riwayat kesehatan ini dapat kita gunakan sebagai penanda (warning) akan adanya
penyulit masa hamil. Adanya perubahan fisik dan fisiologis pada maa hamil yang melibatkan
seluruh sistem dalam tubuh akan mempengaruhi organ yang mengalami gangguan. Beberapa
data penting tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu diketahui adalah apakah pasien
pernah atau sedang menderita penyakit, seperti jantung, diabetes militus, ginjal,
hipertensi/hipotermi, dan hepatitis (Romaulli,2011)
g. Riwayat psiko social ekonomi
Perlu untuk dikaji untuk kenyamanan psikologis ibu. Respon terhadap kehamilan disenangi
atau tidak, respon suami dan keluarga terhadap kehamilan mendukung atau tidak.
(Sulistyawati, 2009)
h. Riwayat KB
Apakah selama ini pernah menggunakan KB, jika iya ibu menggunakan KB jenis apa, sudah
berhenti berapa lama, keluhan selama ikut KB dan rencana penggunaan KB setelah
melahirkan. Hal ini untuk mengetahui apakah kehamilan ini karena faktor gagal KB atau
tidak (Romauli, 2011).
i. Status perkawinan
Untuk dikaji karena data ini kita akan mendapatkan gambar mengenai suasana rumah tangga
pasangan. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan yaitu berapa tahun usia ibu ketika
menikah pertama kali, status pernikahan (sah/tidak), lama pernikahan, ini adalah suami yang
ke berapa. (Sulistyawati,2009)
j. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola makan
16
Jenis makanan pada ibu hamil seharusnya mengonsumsi makanan yang beragam terutama
mengandung serat. Untuk porsi ibu hamil lebih banyak dibandingkan sebelum hamil, yaitu
sebesar 300 kalori/hari untuk tambahan pada ibu hamil. (Sulistyawati, 2009).
Serat tinggi dapat membantu pergerakan makanan melalui sistem pencernaan dan mencegah
sembelit ( Campbell, 2006 ).
2) Pola minum
Dalam sehari ibu hamil dianjurkan untuk minum air putih/ air segar minimal 8 gelas atau 2-3
liter. ( Pramono, 2012 ).
3) Pola istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu hamil. bidan dapat menanyakan Tentang Berapa lama ibu
tidur siang dan malam, Istirahat Malam hari rata-rata normalnya 6-8 jam, dang siang hari 1
jam pada ibu hamil. (Sulistyowati, 2009).
4) Pola eliminasi
Untuk memastikan keadaan kesehatan keluarga. Di kaji untuk mengetahui BAB dan BAK
berapa kali/hari. (Sulistyawati, 2009).
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Untuk mengetahui ini kita cukup dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan.
Hasil pengamatan kita laporkan dengan kriteria sebagai berikut :
a) Baik
Jika pasien memperlihatkan respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta
secara fisik pasien tidak mengalami ketergantungan berjalan. (Sulistyawati,2009)
b) Lemah
Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang atau tidak memberikan respons yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan
sendiri. (Sulistyawati,2009)
2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian
kesadaran mulai dari keadaan composmentis (kesadaran maksimal), apatis (pasien acuh tak
acuh), delirium ( pasien mengalami kekacauan motorik serta siklus tidur yang terganggu),
somnolen (keadaan pasie mengantuk yang dapat pulih bila dirangsang), sopor (keadaan
pasien mengantuk yang dalam) dan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).
(Sulistyawati,2009)
17
3) Tekanan darah, Normalnya pada orang dewasa sistol 110-130 mmHg dan diastole 70-90
mmHg (Uliyah, 2015)
4) Suhu, 36,50C – 37,50C (Uliyah, 2015)
5) Nadi, 60-100 x/menit (Uliyah, 2015)
6) Respirasi, 16-24 x/menit (Uliyah, 2015)
7) Tinggi badan, lebih dari 145 cm (Yuliani,Musdalifah dkk,2017)
8) Berat badan, pada saat sebelum hamil perhitungan berdasarkan BMI dan sesudah hamil
mengalami kenaikan yang sesuai dengan usia kehamilannya, normalnya kenaikan berat badan
pada trimester tiga hanya sekitar 4-6 kg (Uliyah, 2015)
9) LILA, lingkar lengan ibu hamil >23,5 cm (Yuliani,Musdalifah dkk,2017)
b. Pemeriksaan Khusus
1) Inspeksi
Pada muka terdapat cloasma gravidarum, payudara terdapat hiperpigmentasi, terdapat
pembesaran, pada abdomen terdapat pembesaran, terdapat strie dan linea. Pada anogenital
terdapat tanda chadwick (Romaulli,2011)
2) Palpasi
Pada payudara belum terdapat keluaran ASI, abdomen pada pemeriksaan (Romaulli,2011) :
Leopold I : Fundus teraba bulat,lunak, tidak melenting (bokong), TFU 3 jari diatas pusat
Leopold II : Pada bagian kanan teraba keras seperti papan, bagian kiri teraba bagian terkecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting (presentasi kepala)
Leopold IV : tidak dilakukan

3) Auskultasi
Pada abdomen, digunakan untuk mendengarkan bunyi jantung janin. Dalam keadaan sehat
bunyi jantung janin 120-140 x/menit. (Uliyah, 2008)
3. Interpretasi Data Dasar
Pada bagian ini sumber data yang berasal dari data subjektif dan objektif dikumpulkan untuk
selanjutnya ditafsirkan/diterjemah/diinterpretasikan untuk menemukan diagnosa yang akurat
dan spesifik ataupun masalah. Diagnosa yang diambil pada bagian ini adalah diagnosa
kebidanan dimana diagnosa bisa ditegakkan berdasarkan pemenuhan standart asuhan
a. Diagnosis

18
1) Pernyataan standar Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah
kebidanan yang tepat (Maryetha Rumsarwir,2018)
2) Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan (Maryetha Rumsarwir,2018) :
a) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan “Ny. .. usia .. tahun G..P..A.. uk 28 minggu
T/H/I dengan Konstipasi”
b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

b. Data subyektif
1) Ibu mengatakan ini kehamilan keberapa
2) Ibu merasakan perut terasa begah, penuh dan kaku, tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman
belum BAB 3 hari yang lalu. (amelia dyah, 2016)

c. Data Objektif
Keadaaran umum : Baik (Uliyah, 2008)
Kesadaran : Composmentis atau somenolen (Uliyah, 2008)
Tekanan darah : sistol 110-130 mmHg dan diastol 70-90 mmHg
(Uliyah, 2015)
Suhu : 36,50C – 37,50C (Uliyah, 2015)
Nadi : 60-100 x/menit (Uliyah, 2015)
Respirasi : 16-24 x/menit (Uliyah, 2015)
Tinggi badan : lebih dari 145 cm (Yuliani,Musdalifah dkk,2017)
Berat badan : Pada trimester tiga sekitar 4-6 kg (Uliyah, 2015)
LILA : >23,5 cm (Yuliani,Musdalifah dkk,2017)
pold I              : TFU 3 jari diatas pusat, pada fundus teraba bundar, lunak, dan tidak melenting kemungkinan
bokong janin (Romaulli,2011)
pold II     :Pada perut ibu sebelah kanan teraba   keras,panjang,memapan kemungkinan janin dan pada
perut ibu sebelah kiri teraba tonjolan-tonjolan kecil kemungkinan ekstremitas janin
(Romaulli,2011)
pold III          :Pada perut ibu bagian bawah teraba bulat,keras,melenting kemungkinan kepala janin dan
masih bisa digoyangkan, kepala belum masuk PAP (Romaulli,2011)
Leopold IV           : tidak dilakukan (Romaulli,2011)
d. Diagnosa Potensial

19
Pada bagian ini bidan diharuskan untuk mengidentifikasi masalah potensial lainnya yang
akan timbul pada diagnose sebelumnya (diagnosa kebidanan). Jika terdapat diagnose
potensial maka sudah terdapat antisipasi baik dari klien maupun bidan agar masalah
selanjutnya cepat tertangani ataupun agar tidak terjadi (Sulistyawati,2009).
e. Tindakan Segera
Pada keadaan yang membutuhkan tindakan segera (emergency), apabila masih menjadi ranah
praktik kebidanan maka bidan harus segera melakukan tindakannya sesuai prosedur, namun
adapula kasus yang mengharuskan tindakan dilakukan oleh dokter maupun tenaga ahli
kesehatan lainnya maka oleh sebab itu bidan dituntut agar bisa memberikan asuhan secara
tepat, cepat, dan aman. (Sulistyawati,2009)
f. Intervensi
Tanggal : ... Jam:......
Diagnosa :
1) Pernyataan standar Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah
kebidanan yang tepat (Maryetha Rumsarwir,2018)
2) Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan (Maryetha Rumsarwir,2018) :
a) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan “Ny. .. usia .. tahun G..P..A.. uk 28 minggu
T/H/I dengan Konstipasi”
b) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
c) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanansecara mandiri, kolaborasi dan rujukan
Tujuan : Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan, meliputi sasaran dan target hasil
yang akan dicapai (Sulistyawati,2009)
Kriteria hasil :
Kehamilan normal sampai persalinan, TTV Ibu dalam batas normal, Tidak terjadi komplikasi,
Keadaan Ibu dan janin baik (Sulistyawati,2009)
g. Intervensi (Sulistyawati, 2014) :
1) Lakukan komunikasi terapeutik pada ibu.
Rasional :komunikasi terapeutik dapat membangun kepercayaan antara bidan dan ibu
sehingga asuhan dapat dilakukan dengan baik dan ibu lebih kooperatif.
2) Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada ibu.
Rasional : Memberitahu mengenai hasil pemeriksaan kepada pasien merupakan langkah awal
bagi bidan dalam membina hubungan komunikasi yang efektif sehingga dalam proses KIE
akan tercapai pemahaman materi KIE yang optimal
20
3) Berikan informasi kepada ibu tentang perubahan fisiologis dan ketidaknyamanan umum yang
terjadi pada masa kehamilan trimester III.
Rasional : Adanya respon positif dari ibu terhadap perubahan – perubahan yang terjadi dapat
mengurangi kecemasan dan dapat beradaptasi dengan perubahan – perubahan yang terjadi.
Sehingga jika sewaktu – waktu ibu mengalami , ibu sudah tahu bagaimana cara
mengatasinya.
4) Diskusikan dengan ibu tentang kebutuhan nutrisi selama hamil trimester III
Rasional :Kebutuhan metabolisme janin dan ibu membutuhkan perubahan besar tehadap
kebutuhan konsumsi nutrisi selama kehamilan dan memerlukan pemantauan ketat,
5) Anjurkan ibu untuk Olahraga ringan secara teratur
Rasional :Olahraga ringan berfungsi memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
sendi.
6) Anjurkan ibu untuk beristirahat dengan cukup
Rasional :Tidur atau istirahat yang cukup dapat mengatasi rasa lelah yang dirasakan oleh ibu
hamil
h. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan
keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui
oleh klien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien.
Sebanyak mungkin klien harus dilibatkan dalam proses implementasi ini. Bila kondisi klien
berubah, analisin juga berubah, maka rencana asuhan maupun implementasinya pun
kemungkinan besar akan ikut berubah atau harus disesuaikan (Kemenkes,2017)

i. Evaluasi
Langkah selanjutya adalah evaluasi, adalah tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil
untuk menilai efektivitas asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil
yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan nilai tindakan/asuhan. Jika kriteria tujuan
tidak tercapai, proses evaluasi ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan tindakan
alternatif sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. (Kemenkes,2017)

21
BAB III
TINJAUAN KASUS

Nama mahasiswa : Wulan Anugraheni


NIM : 30718033
Tempat praktik : BPM Mojowarno
Tanggal / jam pengkajian : Rabu, 2 Agustus 2020 pukul 10.00 WIB

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas klien
Nama klien : Ny. “W” Nama suami : Tn. “Y”
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Suku/kebangsaan : Jawa/Indo Suku/kebangsaan : Jawa/Indo
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : perawat Pekerjaan : Wirausahawan
Penghasilan : Rp. 2.000.000 Penghasilan : Rp.6.000.000/bln
Agama : Islam Agama : Islam
22
Alamat : Kracil, Jombang Alamat :Kracil, Jombang
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan pertamanya, ibu juga merasakan Perut terasa
begah, penuh dan kaku, tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman dan belum BAB sejak 3 hari
yang lalu.
3. Riwayat menstruasi
Usia menarche 11 tahun, siklus menstruasi 28 hari (teratur/tidak teratur), lama menstruasi 7
hari tiap bulan, banyaknya darah 3x ganti pembalut, konsistensi encer dengan sedikit
gumpalan, dysmenorrhea ada (sebelum/selama/sesudah menstruasi), Fluour albus ada
(sebelum/sesudah menstruasi), warna jernih, tidak berbau, gatal tidak ada. HPHT 20 januari
2020, HPL 26 oktober 2020
Keluhan saat haid (Dysmenorrhea / Spoting / Menorrhagia / Premenstrual syndrome)
4. Riwayat kehamilan sekarang
Hamil muda :
Mual, Muntah, Perdarahan, lain – lain : tidak ada
Hamil tua :
Pusing, Sakit Kepala, Perdarahan, lain – lain : konstipasi
Riwayat imunisasi :
TT 1 : sudah dilakukan pada saat SD
TT 2 : sudah dilakukan pada saat SD
TT 3 : sudah dilakukan yaitu TT Caten
TT 4 : sudah dilakukan saat kehamilan
TT 5 : belum dilakukan
Gerakan janin pertama : saat usia kehamilan 16 minggu
Gerakan janin terakhir : saat pemeriksaan
Periksa hamil : TM I (1X) TM II ( 1X) TM III ( 1X )
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas Anak Usi
NO Ana
Sekara
Umur Penyusui Penol Jenis Temp Penyu Penyul seks BB/PB Menyusu H/M
l i

KEHAMILAN INI

23
6. Riwayat penyakit yang pernah diderita / operasi
Nama penyakit : Tidak ada
Pernah dirawat : Ya / Tidak Kapan : tidak pernah, Dimana : tidak pernah
Pernah dioperasi : Ya / Tidak Kapan : tidak pernah, Dimana : tidak pernah
7. Riwayat penyakit keluarga (ayah, ibu, adik, paman, bibi)
Kanker, Penyakit hati, TBC, Hipertensi, DM, Penyakit ginjal, Alergi, Epilepsi, Penyakit jiwa,
Hamil kembar, Kelainan bawaan (tidak ada).
8. Status perkawinan : Ya / Tidak
Kawin 1 kali
Kawin usia 25 tahun
Lama menikah 3 tahun
9. Riwayat psiko social ekonomi
Respon pasien dan keluarga terhadap kehamilan : mendukung / tidak, diharapkan / tidak,
kooperatif / tidak.
Pengambilan keputusan dalam keluarga : ibu beserta suaminya
Tempat penolong persalinan yang diinginkan : Bidan Praktik Mandiri
Penghasilan keluarga : Rp. 8.000.000 / Bulan
10. Riwayat KB
No Jenis Alat kontrasepsi Lama Penggunaan Efek Samping

Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya

Rencana kontrasepsi yang akan datang : Ibu belum mengetahuinya

11. Riwayat ginekologi


Infertilitas, Infeksi Virus, PMS, Endometriosis, Polip Serviks, Tumor Kandungan, Perkosaan,
DUB, Lain - lain tidak ada.
12. Pola kebiasaan sehari – hari
a makan : Sebelum hamil makan 3 kali/hari, menu nasi, ayam, daging, porsi sedang
Saat hamil makan 2 – 3 kali/hari, menu nasi, ayam, daging
porsi sedang
a minum : Sebelum hamil minum 5 gelas/hari, minum air putih

24
Saat hamil minum 5 gelas/hari, minum air putih
a eliminasi : Sebelum hamil BAK 4 kali/hari, warna jernih, keluhan tidak ada
Saat hamil BAK 4 – 5 kali/hari, warna jernih, keluhan tidak ada
Sebelum hamil BAB 1 kali/hari, konsistensi lembek, keluhan tidak ada
Saat hamil BAB 3 hari sekali, konsistensi feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap
a istirahat : Sebelum hamil tidur 6 jam/hari, keluhan tidak ada
Saat hamil tidur 8 jam jam/hari, keluhan sering mengantuk
a seksual : Sebelum hamil 2 kali/minggu, keluhan tidak ada
Saat hamil ibu belum pernah melakukannya
sonal hygiene : Sebelum hamil ibu mandi 2 kali/hari, dan menggganti pakaian 2 kali/hari, keramas 3
kali/minggu
Saat hamil ibu mandi 2 kali perhari, dan mengganti pakaian 2 kali/hari, keramas 3
kali/minggu
B. Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Keaadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,7 ◦ celcius
Nadi : 80 x / menit
Respirasi : 20 x / menit
BB (sebelum hamil) : 50 Kg (sekarang) : 59 Kg
TB : 165 cm
LLA : 28 cm
Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
- Kepala Warna rambut : Hitam
Rontok : Tidak ada
Benjolan : Tidak ada
Ketombe : Tidak ada
- Muka Cloasma gravidarum : Ada
Oedema : Tidak ada
Pucat : Tidak
25
- Mata Kelopak mata : Tidak ada pemb. Kelenjar
palpebrae
Congjungtiva : Berwarna merah muda
Sclera : Berwarna putih bersih
Pandangan : Tidak strabismus, tidak kabur
- Hidung Bentuk : Simetris
Secret : Tidak ada
Polip : Tidak ada pembesaran polip
Kebersihan : Bersih
- Mulut dan gigi Hipersalivasi : Tidak ada
Gigi : Bersih, tidak berlubang, tidak berkarang
Gusi : Tidak ada stomatitis dan pembengkakan
Bibir : Sedikit kering
Lidah : Bersih
- Telinga Bentuk : Simetris
Serumen : Tidak ada pengeluaran serumen berlebih
Kebersihan : Bersih
- Leher Pembesarana vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
- Axilla Pembesaran kljr. limfe : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
- Payudara Bentuk : Simetris
Pembesaran : Ada
Hiperpigmentasi : Ada, pada areola mammae
Papila mammae : Menonjol keluar
Kebersihan : Bersih
- Abdomen Pembesaran : Ada sesuai usia kehamilan
Striae albican : Tidak ada
Striae livida : Ada
Linea alba : Tidak ada
Linea nigra : Ada
- Punggung Posisi tulang belakang : Lordosis
- Anogenitasl Vulva dan vagina warna : Merah agak kebiruan
Varices : Tidak ada
26
Oedema : Tidak ada
Keluaran : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Hemoroid : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
- Ekstremitas atas dan bawah Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Simetris : Ya
Lain – lain : Tidak ada
b. Palpasi
- Leher Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
- Payudara Benjolan / Tumor : Tidak ada
Keluaran : Tidak ada
- Adbdomen Leopold I : Fundus teraba bulat,lunak, tidak
melenting (bokong), TFU 3 jari di atas pusat
d II : Pada bagian kanan teraba keras seperti papan, bagian kiri teraba bagian terkecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, kerasdan melenting
(presentasi kepala)
Leopold IV : tidak dilakukan
- Ekstremitas atas dan bawah Oedema : Tidak ada
Lain – lain : Tidak ada
- Punggung : normal
c. Aukultasi Punctum maximum : Punggung kanan
Frekuensi : 153x/menit
Teratur / tidak : Teratur
II. INTERPRETASI DATA DASAR (Rabu, 2 Agustus 2020 pukul 10.30 WIB)
Data Dasar Diagnosa
Ds : Ny. “W” usia
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan 28 tahun
pertamanya, ibu juga merasakan Perut terasa G1P0A0 usia
begah, penuh dan kaku, tubuh tidak fit, terasa kehamilan 28
tidak nyaman dan belum BAB sejak 3 hari yang minggu dengan
lalu. konstipasi
27
 .HPHT 20 Januari 2020.
 Pola makan : Sebelum hamil makan 3 kali/hari,
menu nasi, ayam, daging, porsi sedang
 Saat hamil makan 2 – 3 kali/hari, menu nasi,
ayam, daging porsi sedang
 Pola minum :
Sebelum hamil minum 8 gelas/hari, minum air
putih
Saat hamil minum 8 – 9 gelas/hari, minum air
putih sesekali jus buah
Do :
 Keaadaan umum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Keadaan emosional : Stabil
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Suhu : 36,7 ◦ celcius
 Nadi : 80 x / menit
 Respirasi : 20 x / menit
 BB sebelum hamil : 55 kg
Saat hamil : 59 kg
 LILA : 28 cm
 Payudara
Bentuk : Simetris
Pembesaran : Ada
Hiperpigmentasi : Ada, pada areola mammae
Papila mammae : Menonjol keluar
Kebersihan : Bersih
 Abdomen
Pembesaran : Ada
Striae albican : Tidak ada
Striae livida : Ada
Linea alba : Tidak ada
Linea nigra : Ada
28
 Abdomen
Leopold I : Fundus teraba bulat,lunak dan tidak
melenting, TFU 3 jari diatas pusat
Leopold II : Bagian kanan teraba keras seperti
papan, bagian kiri teraba bagian terkecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba
bulat, kerasdan melenting (presentasi kepala)
Leopold IV : tidak dilakukan

III. INTERVENSI (Rabu, 2 Agustus 2020 pukul 10.30WIB)


No Diagnosa Intervensi Rasional
.
Ny. “W” usia 28 Tujuan :
tahun  Memberikan
G1P0A0 asuhan
usia kehamilan 28 kebidanan kehamilan
minggu dengan dengan ketidaknyamanan
konstipasi konstipasi
Kriteria hasil :
 Ibu mengerti dan juga
memahami apa saja
ketidaknyamanan pada
kehamilan trimester III
 Ibu mengerti bagaimana
cara mengatasi
ketidaknyamanan
konstipasi tersebut
1. Lakukan komunikasi Komunikasi terapeutik
terapeutik pada ibu. dapat membangun
kepercayaan antara bidan
dan ibu sehingga asuhan
dapat dilakukan dengan
baik dan ibu lebih
kooperatif.
2. Jelaskan kepada ibu Penjelasan kepada ibu
29
tentang kondisinya dapat memberi pengertian
berdasarkan hasil tentang bagaimana
pemeriksaan yang telah keadaan ibu saat ini,
dilakukan. sehingga dapat
mengurangi tubuh tidak fit
dan tidak nyaman yang
dirasakan oleh ibu selama
kehamilan ini.
3. Jelaskan pada ibu apa saja Penjelasan pada ibu
ketidaknyamanan pada mengenai ketidaknyaman
trimester III pada trimester III akan
membuat ibu memahami
bahwa Konstipasi
termasuk salah satunya.
4. Anjurkan ibu untuk Mengkonsumsi makanan
mengkonsumsi makanan berserat tinggi memiliki
berserat tinggi fungsi mengurangi
masalah konstipasi
5. Anjurkan ibu untuk membantu meringankan
Olahraga ringan secara susah buang air besar, dan
teratur membuat badan lebih fit .
berjalan selama 20 menit
tiga kali seminggu, 10
menit setiap harinya untuk
bersenam bisa membantu
tubuh dan sistem
pencernaan berfungsi
optimal.
6. Anjurkan ibu untuk Tidur atau istirahat yang
beristirahat dengan cukup cukup dapat mengatasi
rasa lelah yang dirasakan
oleh ibu hamil

30
IV. IMPLEMENTASI (Rabu, 2 Agustus 2020 pukul 10.30 WIB)
No Diagnosa Implementasi
.
Ny. “W” usia 28
tahun G1P0A0
usia kehamilan 28
minggu dengan
konstipasi
1. Melakukan komunikasi terapeutik kepada ibu
 Memberikan afirmasi yang positif dan membangun
kepada ibu.
2. Menjelaskan kepada pasien tentang keadaannya saat ini
 Memberitahukan ke ibu mengenai ketidaknyamanan
yang dirasakan merupakan keadaan yang fisiologis dan
ibu menjadi tidak cemas
3. Menjelaskan ketidaknyaman apa saja yang terjadi pada
trimester III termasuk konstipasi
 Menjelaskan pada trimester kedua mengalami
pembesaran perut, perubahan anatomis dan perubahan
hormonal akan mengakibatkan munculnya
ketidaknyamanan. Ketidaknyaman tersebut diantaranya
adalah hemorrhoid, konstipasi, nyeri punggung, sesak
napas, varises, gangguan tidur dan lain-lain
 Konstipasi disebabkan karena penurunan dari
peristaltik usus akibat dari peningkatan hormon
progesterone. Ibu hamil dengan konstipasi biasanya 2-3
hari baru mengalami BAB
4. Memberitahukan kepada ibu untuk mengkonsumsi
makanan berserat tinggi. Contohnya sereal/ roti, beras
merah, kacang-kacangan, buah dan sayuran, buah
pepaya, semangka, wortel
5. Memberitahukan kepada ibu untuk olahraga ringan
secara teratur seperti berjalan selama 20 menit tiga kali
seminggu, 10 menit setiap harinya untuk bersenam

31
karena dapat membantu meringankan susah buang air
besar dan membuat badan lebih fit.
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Istirahat
Malam hari rata-rata normalnya 6-8 jam, dang siang
hari 1 jam pada ibu hamil.

V. EVALUASI
S : Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan melaksanakan
anjuran yang diberikan
O:
Keaadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 36,7 ◦ celcius
Nadi : 80 x / menit
Respirasi : 20 x / menit
BB sebelum hamil : 55 kg
Saat hamil : 59 kg
LILA : 28 cm
Leopold I : Fundus teraba bulat,lunak dan tidak melenting, TFU 3 jari diatas pusat
Leopold II : Bagian kanan teraba keras seperti papan, bagian kiri teraba bagian terkecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, kerasdan melenting (presentasi
kepala)
Leopold IV : tidak dilakukan
A : “ Ny “W” Usia 28 tahun G1P0A0 Uk 28 minggu dengan Konstipasi”
P:
1. Melakukan komunikasi terapeutik kepada ibu ( cek TTV dan pemeriksaan fisik )
Hasil : telah dilakukan. Ibu kooperatif terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh penulis
2. Menjelaskan kepada pasien tentang keadaannya saat ini ( konstipasi merupakan salah satu
ketidaknyamanan yang di alami oleh ibu hamil. Hal tersebut merupakan hal yang fisiologis
jadi ibu tidak perlu merasa cemas )
Hasil : Ibu memahami akan kondisinya pada saat ini dan tidak cemas

32
3. Menjelaskan ketidaknyaman apa saja yang terjadi pada trimester III termasuk konstipasi
(hemorrhoid, konstipasi, nyeri punggung, sesak napas, varises, gangguan tidur)
Hasil : Ibu memahami konstipasi yang dirasakan saat ini merupakan ketidaknyamanan
fisiologis yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III
4. Memberitahukan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi. ( sereal/ roti,
beras merah, kacang-kacangan, buah dan sayuran, buah pepaya, semangka, wortel)
Hasil : Ibu mengetahui macam-macam makanan yang mengandung serat tinggi
5. Memberitahukan kepada ibu untuk lahraga ringan secara teratur (berjalan kaki, dan berenang)
Hasil : Ibu mengetahui bahwa senam hamil berfungsi memperkuat dan mempertahankan
elastisitas otot-otot sendi dan akan melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup (Istirahat Malam hari
rata-rata normalnya 6-8 jam, dang siang hari 1 jam pada ibu hamil)
Hasil : Ibu akan beristirahat dengan cukup untuk mengatasi rasa lelah yang dirasakan oleh ibu

33
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Dalam Bab IV ini akan dibahas tentang asuhan kebidanan yang dilakukan penulis kepada Ny.
W dengan berfokus pada ketidaknyamanan pada trimester III di BPM Mojowarno. Asuhan
kebidanan dilaksanakan dengan langkah-langkah manajemen asuhan kebidanan Varney.
Pembahasan pada bab ini, menguraikan kesenjangan yang ditemukan antara kosep
managemen dengan kasus yang diambil, serta menguraikan mengapa terjadi kesenjangan
antara teori dengan kasus yang diambil.
A. Pengkajian
Pada pengkajian ini data yang dikumpulkan adalah data subyektif dan obyektif. Dan dalam
data tersebut keluhan utamanya ibu merasakan perut terasa begah, penuh dan kaku, tubuh
tidak fit, terasa tidak nyaman dan belum BAB sejak 3 hari yang lalu. Menurut Hutahaean
(2013) perut terasa begah, penuh dan kaku, tubuh tidak fit, terasa tidak nyaman dan
konstipasi sering terjadi dan disebabkan oleh penurunan motilitas usus sehingga memerlukan
waktu yang lama untuk menyerap cairan. Demikian usus dapat saling berdesakan akibat
tekanan dari uterus yang membesar. Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan praktek yang dilakukan di lapangan.
B. Interpretasi data dasar
Interpretasi data dasar, data dari hasil pengkajian mencakup masalah dan diagnosa. Pada
kasus ini didapatkan diagnose kebidanan Ny. “W” usia 28 tahun G1P0A0 usia kehamilan 28
minggu dengan konstipasi, janin tunggal, hidup, intrauterine dengan masalah konstipasi.
Masalah yang muncul yaitu ibu mengatakan perut terasa begah, penuh dan kaku, tubuh tidak
fit, terasa tidak nyaman dan belum BAB sejak 3 hari yang lalu. Pada tahap ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang dilakukan di lapangan.
C. Intervensi
Menurut Syam (2008) untuk meringankannya ada beberapa cara yang bisa ibu terapkan,
seperti meningkatkan asupan serat dan asupan cairan, aktifitas fisik, istirahat yang cukup dan
makan 3 kali sehari tetapi makan dengan porsi kecil dan sering dan menghindari ketegangan
psikis seperti stres dan cemas Pada kasus rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu :
1. Komunikasi terapeutik dengan ibu
2. Beritahu ibu tentang kondisinya berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
3. Menjelaskan ketidaknyaman apa saja yang terjadi pada trimester III termasuk konstipasi
4. Memberitahukan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi
5. Memberitahukan kepada ibu untuk olahraga ringan secara teratur
34
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
D. Implementasi
Pada langkah ini adalah penerapan rencana asuhan yang sudah dibuat. Rencana asuhan
dilakukan secarah menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah intervensi. Pada kasus,
pelaksanaan dilakukan sesuai dengan asuhan yang sudah direncanakan. Pada langkah ini
penulis tidak menemukan kesenjangan antara dan kasus.
E. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan, meliputi apakan
pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai diagnosis dan masalah. Pada kasus evaluasi
yang diperoleh yaitu :
1. Ibu kooperatif terhadap pemeriksaan yang dilakukan oleh penuls
2. Ibu memahami akan kondisinya pada saat ini dan tidak cemas
3. Ibu memahami konstipasi yang dirasakan saat ini merupakan ketidaknyamanan fisiologis
yang sering terjadi pada ibu hamil trimester III
4. Ibu mengetahui macam-macam makanan yang mengandung serat tinggi
5. Ibu mengetahui bahwa senam hamil berfungsi memperkuat dan mempertahankan elastisitas
otot-otot sendi dan akan melakukannya
6. Ibu akan beristirahat dengan cukup untuk mengatasi rasa lelah yang dirasakan oleh ibu

BAB V
PRNUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan menggunakan
pendekatan komprehensif dan pendokumentasian secara SOAP pada Ny. W pada tanggal 02
Agustus 2020. Maka dapat disimpulkan bahwa penulis mampu melakukan asuhan kehamilan
kepada Ny. W usia 28 tahun G1P0A0 UK 28 minggu dengan konstipasi, mulai dari
pengkajian sampai evaluasi. Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan kehamilan tidak
ditemukan kelainan dan komplikasi pada ibu dan janin saat kehamilan. Asuhan yang
diberikan adalah anamnesa, pemeriksaan TTV ibu, pemeriksaan fisik meliputi : leopold I,
leopold II, leopold III, leopold IV, pemeriksaan laboratorium Hb, KIE tentang asupan
makanan dan meringankan ketidaknyamanan yang dialami Ny. W. Pada praktek asuhan
komprehensif terhadap Ny. W penulis telah melakukan asuhan pelayanan kebidanan sesuai
35
dengan standar asuhan kebidanan. Pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif terhadap Ny.
W pada saat kehamilan telah dilakukan sesuai dengan rencana asuhan dan sesuai dengan
kondisi dan keadaan klien. Evaluasi dari pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif yang
telah dilakukan terhadap Ny. W yaitu keadaan ibu dan janin dalam keadaaan normal, ibu
bersedia melakukan anjuran penulis dan ibu bersedia melakukan pemeriksaan ulang.
B. Saran
1. Bagi pendidikan
Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
2. Bagi bidan
Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan
sehingga dapat memberikan penanganan sesuai kasus dan kondisi pasien

DAFTAR PUSTAKA

A.A & Uliyah, M. 2008. Kebutuhan dasar manusia. Jakarta : EGC


Akmal, Mutaroh, dkk,. 2010. Ensiklopedi Kesehatan untuk Umum,. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Alfiah Rahmawati. (2019). Influence of Physical and Psychological of Pregnant Women Toward
Health Status of Mother and Baby. JURNAL KEBIDANAN
Dewi hartinah. (2019). Hubungan pola aktivitas fisik dengan konstipasi pada ibu hamil trimester
III di puskesmas gribig kecamatan gebog kabupaten kudus tahun 2017. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan
Fitri Mataroh, Miftakhul Mu’alimah. (2018). Hubungan Antara Asupan Cairan Dan Konsumsi
Tablet Fe Dengan Kejadian Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas
Tanjunganom Kabupaten Nganjuk Tahun 2018. (ejournal.unitomo.ac.id)
Herawati, Tutik. 2015. Kemandirian Ibu Nifas Primipara Dan Perawatan Bayi Baru Lahir. Jurnal
Keperawatan Terapan
Hutahaean, Serry. 2013. “Perawatan Antenatal”. Jakarta: Salemba Medika
Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta : Puspa Swara
Llewellyn-Jones, D. (2005). Setiap Wanita: Panduan Terlengkap tentang Kesehatan, Kebidanan
& Kandungan. Delapratasa.
Manuaba, dkk. (2012). Pengantar kuliah obstetric. Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta
Manuaba. (2010). Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Prawirohardjo,Sarwono.2014.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT Bina Pustaka
36
Romaulli,Suryati.2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan
Kebidanan.Yogjakarta: Nuha Medika
Varney, Hellen, dkk. 2007. “Asuhan Kebidanan Vol.2”. Jakarta: ECG.

37

Anda mungkin juga menyukai