Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Abortus
Di Ruang Poli KIA
Puskesmas Dau

Oleh :

Kelompok 5

PUSKESMAS DAU

Oktober, 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ABORTUS

Pokok Bahasan : Abortus pada kehamilan


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien di Poli KIA
Metode : Ceramah
Diskusi
Media : Lefleat
Ppt
Waktu : 40 menit
Tempat : Poli KIA
Hari dan tanggal : Kamis, 06 Oktober 2016

A. TIU ( Tujuan Intruksional Umum )


Setelah melakukan kegiatan penyuluhan tentang abortus selama 40 menit, diharapkan
para ibu hamil mampu memahami dan dapat mencegah terjadinya abortus pada
kehamilan berikutnya
B. TIK ( Tujuan Intruksional  Khusus )
Setelah dilakukan penyuluhan, ibu dapat mengetahui dan mengerti tentang :
1. Pengertian Abortus
2. Penyebab Abortus
3. Jenis- jenis Abortus
4. Tanda dan gejala Abortus
5. Penatalaksanaan Abortus
6. Pencegahan Abortus
C. SASARAN
Pasien dan keluarga pasien di Poli KIA
D. MATERI (TERLAMPIR)

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. MEDIA
Lefleat
PPT
G. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur :
a. Penyelenggara penyuluhan dilakukan di Puskesmas Dau
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan  saat
penyuluhan
2. Kriteria Proses :
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan
c. Paserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap  dan
benar
3. Kriteria Hasil :
1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian abortus
2. Menyebutkan penyebab abortus
3. Mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis abortus
4. Menyebutkan tanda gejala abortus
5. Mengetahui dan menjelaskan penanganan abortus
6. Menyebutkan pencegahan abortus
H. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Audience
1 2 Menit Pembukaan 1.Menjawab salam
1.Mengucapkan salam 2.Memperhatikan
2.Memperkenalkan diri 3.Memperhatikan
3.Menjelaskan tujuan penyuluhan 4.Memperhatikan
4.Menyebutkan materi yang akan diberikan
2 15 Menit Pelaksanaan 1. Memperhatikan
1. Mengetahui dan menjelaskan pengertian abortus 2. Memperhatikan
2. Mengetahui dan menjelaskan penyebab abortus 3. Memperhatikan
3. Mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis abortus 4. Memperhatikan
4. Mengetahui tanda gejala abortus 5. Memperhatikan
5. Menyebutkan pencegahan abortus 6. Memperhatikan
6. Menyebutkan penanganan abortus 7. Bertanya
3 2 Menit Evaluasi :
1. Dapat menyebutkan kembali pengertian abortus Menjawab dengan
2. Dapat menyebutkan penyebab abortus antusias
3. Dapat Mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis abortus
4. Dapat menyebutkan tanda dan gejala abortus
5. Dapat menjelaskan pencegahan abortus
6. Dapat Menyebutkan penanganan abortus
4 1 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan 1.Memperhatikan
2. Mengucapkan salam penutup 2.Membalas salam

Lampiran 2
ABORTUS
A. PENGERTIAN ABORTUS
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan ( Sarwono, 200)

B. PENYEBAB ABORTUS
1. Faktor ibu

 Infeksi akut : virus (cacar, rubella, hepatitis, herpes simplex),bakteri (salmonella


tphy), parasit (plasmodium).

 Infeksi kronis : sifilis, TB paru aktif, keracunan (keracunan tembaga, air raksa,
timah).

 Penyakit kronis : hipertensi, nepritis, diabetes, anemia berat, penyakit jantung.

 Gangguan fisiologis : syok, ketakutan.

 Trauma fisik

 Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun (usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun). Ibu-ibu yang terlalu muda
seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain itu pendidikan pada
umumnya rendah, ibu yang masih muda tergantung pada orang lain. Abortus dapat
juga terjadi pada ibu yang tua usianya meskipun mereka telah berpengalaman,
namun kondisi badan dan kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin intra uterin.

 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat: jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat
menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik (menyebabkan abortus), persalinan
lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih
dengan baik
2. Faktor janin :
Dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau plasenta contohnya
abnormal pembentukan plasenta, kelainan kromosom (monosomi, trisomi).
3. Faktor eksternal :
Dapat disebabkan oleh radiasi, obat-obatan,merokok, alcohol, kopi, dan bahan kimia.
C. JENIS-JENIS ABORTUS
1. Abortus spontanea (abortus yang berlangsung tanpa tindakan)

a. Abortus iminens

Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20


minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi
serviks.Diagnosis abortus iminens ditentukan apabila terjadi perdarahan pervaginam
pada paruh pertama kehamilan. Yang pertama kali muncul biasanya adalah
perdarahan dari beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi kram perut.
Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis, nyeri berupa nyeri
punggung bawah yang menetap disertai perasaan tertekan di panggul, atau rasa tidak
nyaman atau nyeri tumpul digaris tengah suprapubis.Kadang-kadang terjadi
perdarahan ringan selama beberapa minggu.Dalam hal ini perlu diputuskan apakah
kehamilan dapat dilanjutkan.

b. Abortus insipiens

Adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan


adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.
Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan keluar perdarahan bertambah.

c. Abortus inkomplit

Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu


dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila plasenta (seluruhnya atau
sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang
merupakan tanda utama abortus inkomplit

d. Abortus komplit

Pada abortus komplit semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.Pada penderita


ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak
mengecil.Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan
dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap.

e. Missed abortion

Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah mati itu
tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.Missed abortion biasanya di dahului
oleh abortus iminens yang kemudian menghilang secara spontan, atau setelah
pengobatan.Gejala subyektif kehamilan menghilang, mamae agak mengendor lagi,
uterus mengecil, tes kehamilan menjadi negative.

f. Abortus habitualis

Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.Pada umumnya
penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannnya berakhir sebelum 28
minggu.

2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)

Kondisi yang memungkinkan dilakukan tindakan abortus provokatus adalah ibu


dengan perdarahan terus-menerus atau jika janin telah meninggal, ibu dengan mola
hidatidosa, infeksi uterus akibat tindakan abortus kriminalis (akibat pemerkosaan), ibu
dengan kanker servik, kanker payudara, hipertensi, TB paru aktif, DM yang disertai
komplikasi vaskuler, epilepsy, hiperemsis gravidarum yang berat, telah berulang kali
mengalami operasi Caesar, dan ibu dengan gangguan jiwa disertai kecenderungan
untuk bunuh diri.

3. Abortus provokatus kriminalis

Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki.
Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya yaitu :

a. Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.

b. Alasan psikososial, dimana ibu sendiri enggan/tidak mau untuk punya anak lagi.

c. Kehamilan diluar nikah.

d. Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban ekonomi


keluarga.

e. Masalah social, misalnya kuatir adanya penyakit keturunan, janin cacat.

f. Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan atau akibat incest (hubungan antar
keluarga).

g. Adanya kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak


diinginkan

D. TANDA DAN GEJALA ABORTUS


1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu.

2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan
normal atau meningkat.

3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.

4. Rasa mules atau kram perut didaerah atas simpisis, sering nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus

E. PENATALAKSANAAN ABORTUS
a. Abortus iminens

1. Istirahatkan baring.

2. Observasi perdarahan.

3. Hindarkan koitus

4. Terapi hormone progeteron intramuscular atau dengan berbagai zat.


5. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.

b. Abortus insipiens

Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan
cunam ovum, disusul dengan kerokan.

1. Jika usia kehamilan kurang darim 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat segera lakukan :

 Berikan ergomefrin 0,2/i.m (dapat di ulang setiap 15 menit bila perlu) atau
misoprostol 400 mcg peroral (dapat di ulang setiap 4 jam bila perlu).

 Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.

2. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu

 Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evaluasi sisa-sisa hasil


konsepsi.

 Jika perlu, lakukan pemasangan infuse 20 unit oksitoksin dalam 500 ml cairan
intravena (Nacl atau RL dengan kecepatan 40 tts/mnt untuk membantu ekspulsi
hasil konsepsi).

 Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

c. Abortus inkomplit

1. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan. secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti,
beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau miso prostol 400 mcg per oral.

2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :

 Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi


dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual
tidak tersedia.

 Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg


intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg
peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).

3. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:

 Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam


fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi
 Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)

 Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.

4. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

F. PENCEGAHAN ABORTUS
1. Usia ibu untuk hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30
tahun.

2. Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk mendeteksi


adanya masalah-masalah kesehatan atau penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus atau bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan janin.

3. Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional dan fisik untuk menjadi
orangtua.

4. Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu dekat.

5. Pemeriksaan kehamilan secara teratur di polindes atau puskesmas.

6. Selama hamil trimester I atau hamil muda harus istirahat yang cukup, makan makanan
yang bergizi dan teratur, menghindari diri dari trauma fisik, pemeriksaan kehamilan
secara teratur, menghindari bahaya radiasi, tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas,
tidak mengkonsumsi bahan makanan/minuman yang mengandung bahan kimia, tidak
merokok, minum kopi dan minuman beralkohol

DAFTAR RUJUKAN

Prawirohardjo, S. (2002) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Αlimul Hidayat, Aziz. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta: EGC
Ranuh.dkk. 2008.Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : IDAI

LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TENTANG ABORTUS
Oleh :
Kelompok 5

Telah disetujui
Pada tanggal:

Mengetahui,

Pembimbing lahan

Anda mungkin juga menyukai