BAB I
PENDAHULUAN
merupakan penyebab yang sering terjadi pada berbagai masalah saluran kemih pada
pria. Insidennya menunjukan peningkatan sesuai dengan umur, terutama mereka yang
keadaan ini menyebabkan gangguan aliran urine, retensi akut dari infeksi traktus
urinarius memerlukan tindakan kateterlisasi segera. Penyebab penting dan sering dari
timbulnya gejala dan tanda ini adalah hiperlasia prostat dan karsinoma prostat (Ropiq,
2013).
Pada banyak pasien dengan usia diatas 50 tahun, kelenjar prostatnya mengalami
pembesaran, memanjang ke atas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin
dengan menutupi orifisium uretra. Kondisi ini dikenal sebagai hiperplasia prostatik
jinak (BPH), pembesaran, atau hipertrofi prostat. BPH adalah kondisi patologis yang
paling umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering untuk
1
2
meningkatkan gairah seks, libido, serta fungsi imun bagi tubuh pria. Ketika ada
dehidrostestosteron di dalam sel prostat, kemudian zat tersebut bereaksi dengan RNA
di dalam inti sel dan terjadi sintesa protein yang menyebabkan pembesaran prostat.
menutup saluran kencing, sehingga air kencing yang seharusnya mudah dikeluarkan
dengan lancar harus dikeluarkan dengan mengejan keras. Tidak heran jika dalam
kondisi ereksi akan terasa sulit buang air kecil, karena saluran kencing mengecil
(Samarandana, 2012).
kelenjar prostat yang mengelilingi saluran kencing adalah suatu gejala yang banyak
berlangsung lama dapat mengarah ke tahap yang lebih serius seperti kanker prostat.
Dipercaya bahwa kanker prostat dapat dicegah dengan cara melakukan aktivitas
seksual regular secara teratur. Ibarat oli sintetik dalam mesin mobil, yang berfungsi
mengikis zat zat yang mengendap pada mesin, demikian juga halnya dengan cairan
dari saluran reproduksi. Diharapkan agar zat-zat yang ada dan mengendap dalam
2002).Di dunia, pada BPH, insiden meningkat seiring dengan pertambahan umur,
pada usia 45-49 tahun, didapatkan kasus dari 1000 laki-laki, sementara pada usia 75-
prevalansinya yaitu 2,7% pada usia 45-49 tahun dan 24% pada usia 80 tahun. Akan
tetapi, jika di lihat secara histologi penyakit BPH, secara umum menyerang 20% pria
pada usia 40-an, dan meningkat secara dramatis pada pria berusia 60-an, dan 90%
Menurut cancer incidence statistics (2013) Kanker prostat adalah kanker paling
umum, di Inggris (2010), ditemukan 25% dari semua kasus baru kanker pada laki-
laki, kedua kanker paru-paru dan usus lebih sering terjadi pada laki-laki daripada
kanker prostat, tetapi pada tahun 2008 kanker prostat menjadi kanker yang paling
umum pada pria Inggris. Pada tahun 2010, ada 40.975 kasus baru kanker prostat pada
laki-laki angka kejadian kasar menunjukkan bahwa ada 133,7 kasus kanker prostat
penyakit batu saluran kemih, dan jika dilihat secara umumnya, diperkirakan hampir
50 persen pria Indonesia yang berusia di atas 50 tahun, dengan usia harapan hidup
mencapai 65 tahun ditemukan menderita penyakit PPJ atau BPH ini. Selanjutnya, 5
persen pria Indonesia sudah masuk ke dalam lingkungan usia di atas 60 tahun. Jika
dilihat dari 200 juta lebih penduduk indonesia, maka dapat diperkirakan 100 juta
4
adalah pria, dan yang berusia 60 tahun sebanyak 5 juta, secara umumnya diperkirakan
2.5 juta pria Indonesia menderita penyakit BPH atau PPJ ini (Istikomah, 2010).
(BPH) yang bergejala pada pria berusia 40–49 tahun mencapai hampir 15%. Angka
ini meningkat dengan bertambahnya usia, sehingga pada usia 50–59 tahun
prevalensinya mencapai hampir 25% dan pada usia 60 tahun mencapai angka sekitar
43%. Angka kejadian BPH di Indonesia sebagai gambaran hospital prevalensi di dua
Rumah Sakit besar di Jakarta yaitu RSCM dan Sumberwaras selama 3 tahun terdapat
Perubahan mikroskopik pada prostat telah terjadi pada pria usia 30- 40 tahun.
anatomi yang ada pada pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50 %. Usia 80
tahun sekitar 80% dan usia 90 tahun 100%. Prevalensi meningkat sejalan dengan
peningkatan usia pada pria dan insiden pada negara berkembang meningkat karena
Pada tahun 2012 jumlah penemuan kasus BPH Provinsi Sumatera Selatan
adalah 18.165 kasus atau 24,43 %. Pada kasus BPH golongan umur <45tahun
sebanyak 6.403 kasus (35,24%) dan untuk golongan umur 50 tahun sebanyak 10.420
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Dr. Ibnu Sutowo jumlah pasien
bedah tahun 2013 berjumlah 1830 pasien dengan Benigna Prostat Hiperplasi
sebanyak 76 pasien, tahun 2014 berjumlah 1530 pasien Benigna Prostat Hiperplasi
5
sebanyak 80 pasien, tahun 2015 berjumlah 1325 pasien dengan Benigna Prostat
Hiperplasi sebanyak 77 pasien dan pada tahun 2016 Periode Januari-Maret terdapat
979 pasien dengan BPH sebanyak 22 pasien (Rekapitulasi RSUD Ibnu Sutowo, 2016)
Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
pada Lansia Di Ruang rawat inap Bedah RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja tahun
2016”
Prostat Hiperplasi (BPH) pada Lansia Di Ruang rawat inap Bedah RSUD Dr Ibnu
Prostat Hiperplasi (BPH) pada Lansia Di Ruang rawat inap Bedah RSUD
Prostat Hiperplasi (BPH) pada Lansia Di Ruang rawat inap Bedah RSUD
sedini mungkin.
bahan referensi bagi penelitian yang akan datang serta menjadi referensi
Hiperplasi (BPH).
Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) pada Lansia Di Ruang rawat inap Bedah RSUD Dr
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
memanjang ke arah depan ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran keluar
Hipertropi sebenarnya tidaklah tepat karena kelenjar prostat tidaklah membesar atau
menjadi gepeng dan disebut kapsul surgical. Maka dalam literatur di benigna
hiperplasia of prostat gland atau adenoma prostat, tetapi hipertropi prostat sudah
umum pada pria > 50 tahun) yang menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretra dan
keatas kedalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan cara menutupi
2.1.2. Anatomi
prostatica. Prostat mempunyai panjang kurang lebih 1 ¼ inci atau 3 cm dan terletak di
antara collum vesicae di atas dan diafragma urogenital di bawah. (Snell, 2006).
Prostat dikelilingi oleh kapsul fibrosa. Di luar kapsul terdapat selubung fibrosa, yang
merupakan bagian lapisan visceral fascia pelvis. Prostat yang berbentuk kerucut
mempunyai basis prostat yang terletak di superior dan berhadapan dengan collum
vesicae dan apex prostatae yang terletak di inferior dan berhadapan dengan
posterior prostatae untuk bermuara ke urethra pars prostatica pada pinggir lateral
2.1.3. Etiologi
10
terjadinya kanker prostat, yaitu genetik, hormon, makanan dan lingkungan, serta
pendapat dan fakta yang menunjukan, ini berasal dan proses yang rumit dari androgen
dan estrogen. Dehidrotestosteron yang berasal dan testosteron dengan bantuan enzim
2.1.4. Patofisiologi
dan akan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
intravesikal. Untuk dapat mengeluarkan urin, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat
terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli. Fase penebalan otot detrusor ini
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu
fase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga
terjadi retensi urin. Tekanan intravesikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke
seluruh bagian buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada
11
kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter
atau terjadi refluks vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan
Gambaran klinis pada hiperplasi prostat digolongkan dua tanda gejala yaitu
obstruksi dan iritasi. Gejala obstruksi disebabkan detrusor gagal berkontraksi dengan
cukup lama dan kuat sehingga mengakibatkan: pancaran miksi melemah, rasa tidak
puas sehabis miksi, kalau mau miksi harus menunggu lama (hesitancy), harus
memanjang yang akhirnya menjadi retensio urin dan inkontinen karena overflow.
walaupun belum penuh atau dikatakan sebagai hiperseniti vitasotot detrusor dengan
2.1.6. Epidemiologi
12
Hiperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan
sebelum usia 40 tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang
lambat dari lahir sampai pubertas, waktu itu ada peningkatan cepat dalam ukuran,
yang kontinu sampai usia akhir 30-an. Pertengahan dasawarsa ke-5, prostat bisa
akan memerlukan pengobatan untuk prostat hiperplasia. Yang jelas prevalensi sangat
terjadinya pembesaran prostat sudah dimulai sejak dini, dimulai pada perubahan-
makroskopik (kelenjar membesar) dan kemudian baru manifes dengan gejala klinik.
berkembang akan terjadi perubahan patologi anatomi. Pada pria usia 50 tahun angka
kejadiannya sekitar 50%, dan pada usia 80 tahun sekitar 80%. Sekitar 50% dari
klinisa.
13
a. Stadium I
alfazosin dan terazosin. Keuntungan obat ini adalah efek positif segera terhadap
b. Stadium II
c. Stadium III
Pada stadium III reseksi endoskopi dapat dikerjakan dan apabila diperkirakan
prostat sudah cukup besar, sehinga reseksi tidak akan selesai dalam 1 jam.
d. Stadium IV
retensi urin total dengan memasang kateter atau sistotomi. Setelah itu, dilakukan
dengan TUR atau pembedahan terbuka. Pada penderita yang keadaan umumnya
kondisi yang sama pada anggota keluarga yang lain. Semakin banyak anggota keluarga
yang mengidap penyakit ini, semakin besar risiko anggota keluarga yang lain untuk dapat
terkena BPH. Bila satu anggota keluarga mengidap penyakit ini, maka risiko meningkat 2
kali bagi yang lain. Bila 2 anggota keluarga, maka risiko meningkat menjadi 2-5 kali.
Tidak bisa buang air kecil dengan kateter buli terpasang dialami penderita.
Awalnya penderita susah buang air kecil dialami sejak ±3 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Setiap kali mau buang air kecil penderita harus menunggu lama sampai
urinnya keluar. Penderita harus mengedan pada saat buang air kecil dan keluarnya
urine menetes. Penderita buang air kecil terputus-putus dan pancarannya lemah.
Penderita juga mengeluh sering merasa tidak puas setelah buang air kecil dimana
penderita merasa masih ada sisa urine dalam buli-bulinya. Rasa nyeri juga dirasakan
oleh penderita pada perut bagian bawah terutama saat buang air kecil. Penderita tidak
bisa menahan rasa buang air kecil. Pada malam hari buang air kecil lebih dari 4 kali
15
sehingga mengganggu tidur penderita dan pada siang hari buang air kecil biasanya
tiap 1-2 jam. Kencing berdarah tidak ada, kencing bernanah tidak ada, sakit pinggang
tidak ada, panas tidak ada, tidak ada penurunan berat badan, dan BAB biasa.
2.2.2. Keturunan
Kanker disebabkan oleh suatu proses yang kompleks dan secara jelas masih
penelitian resiko kanker prostat meningkat dari 2% hingga 9%, pada pasien yang
(Theodorescu D,2009).
Umumnya kata alkohol diartikan etanol atau dikenal dengan spirit of wine.
Etanol terbentuk dari fermentasi gula dan memiliki karakteristik tak berwarna, dan
Alkohol adalah salah satu dari sekelompok senyawa organik yang dibentuk dari
atom-atom hidrogen dalam jumlah yang sama; istilah ini meluas untuk berbagai hasil
pertukaran yang bereaksi netral dan mengandung satu atau lebih gugus alkohol
16
penting untuk prostat yang sehat. Zinc sangat penting untuk kelenjar prostat. Prostat
menggunakan zinc 10 kali lipat dibandingkan dengan organ yang lain. Zinc
Seperti halnya dengan penyakit jantung koroner (PJK) bahwa alkohol memang
dapat mengurangi risiko untuk mengalami PJK dan BPH tetapi pada mereka yang
mengkonsumsi alkohol dalam jumlah sedikit misalnya 1 unit alkohol per hari,
2.2.4. Usia
Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, umur adalah
lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan (Harlock, 2004). Usia
adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun
Pada usia tua terjadi kelemahan umum termasuk kelemahan pada buli (otot
detrusor) dan penurunan fungsi persarafan. Perubahan karena pengaruh usia tua
adaptasi oleh adanya obstruksi karena pembesaran prostat, sehingga menimbulkan gejala.
menjadi dihidrotestosteron yang lebih aktif secara fisiologis di jaringan sasaran sebagai
Tugas lain testosteron adalah pemacu libido, pertumbuhan otot dan mengatur
deposit kalsium di tulang. Sesuai dengan pertambahan usia, kadar testosteron mulai
menurun secara perlahan pada usia 30 tahun dan turun lebih cepat pada usia 60 tahun
Menurut penelitian Amalia , Rizki (2008) di RS Dr. Kariadi, RSI Sultan Agung,
risiko untuk terkena BPH dengan kategori umur ≥ 50 tahun 4,566 kali lebih besar
dibandingkan kategori umur < 50 tahun dan hasil analisis bermakna secara statistik
Dalam penelitian ini, kerangka teori yang digunakan adalah teori yang
dikemukakan oleh Amaelia (2008) dan Siswoyo (2010) yaitu sebagai berikut:
Faktor Resiko yang tidak dapat
diubah
1. Usia
2. Riwayat Keluarga
DAN HIPOTESA
Berdasarkan kerangka teori diatas, untuk penelitian ini dibuat kerangka konsep
penelitian yaitu BPH yang dipengaruhi faktor risiko yang dapat diubah dan faktor
risiko yang tidak dapat diubah. maka kerangka konsep yang merupakan modifikasi
Skema. 3.1
pernah di riwayat
mengkonsumsi
alami
alkohol
responden
2.Tidak, jika
responden tidak
pernah
mempunyai
riwayat
mengkonsumsi
alkohol
3.3. Hipotesa
Prostat Hiperplasi (BPH) pada Lansia Di Ruang rawat inap Bedah RSUD
Prostat Hiperplasi (BPH) pada Lansia Di Ruang rawat inap Bedah RSUD
BAB IV
METODE PENELITIAN
Prostat Hiperplasi (BPH)) dimana data yang didapatkan sekaligus pada saat
4.2.1 Populasi
pasien BPH yang dirawat di Ruang Rawat Inap Bedah RSUD Dr Ibnu
4.2.2 Sampel
(Arikunto, 2010).
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan izin dari Direktur RSUD Dr Ibnu
Sutowo Baturaja serta Kepala Ruang Rawat Inap Bedah, penelitian ini juga
a. Data primer
b. Data sekunder
kuesioner.
pertanyaan lainnya.
b. Coding (Pengkodean)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
a. Analisa Univariat
25
variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
dependen
b. Analisa Bivariat
hubungan bermakna bila hasil uji, ρ value ≤ 0,05 dan tidak ada