Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkup binaan Puskesmas Bandar Jaya, dengan


jumlah responden sebanyak 88 responden, responden tersebut merupakan
anggota aktif Posyandu lansia yang berada di Desa Adijaya wilayah binaan
Puskesmas Bandar Jaya. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Mei - ? Juni
2018. Pada saat penelitan peneliti dibantu oleh 1 orang anumerator.
Penyebaran kuesioner dilakukan di 5 Dusun Desa Adijaya wilayah binaan
Puskesmas Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah dengan target
respondennya adalah lansia anggota aktif Posyandu lansia yaitu di Dusun
Adirejo, Adiluhur, Adiluwih, Adimulyo, dan Adinegoro.

Puskesmas Bandar Jaya merupakan Puskesmas rawat inap yang terletak di Jl.
Ahmad Yani No. 33 Bandar Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten
Lampung Tengah yang terdiri dari dua lantai. Menempati tanah seluas 156,49
m² dengan garis lintang : -4,93368183 dan garis bujur : 105,2086337.
Wilayah binaan Puskesmas Bandar Jaya terdiri dari 7 Desa. Kegiatan
pelayanan dan ruang perawatan dipusatkan di lantai 1, sedangkan lantai 2
difungsikan sebagai ruang kepala puskesmas dan staff, data, serta ruang rapat.

Desa Adijaya terletak di Kecamatan Terbanggi Besar dengan luas wilayah


900,6 Ha dan terdiri dari 5 Dusun yaitu Dusun Adirejo, Adiluhur, Adiluwih,
Adimulyo, dan Adinegoro. Dengan jumlah penduduk 5.857 yang terdiri dari
jumlah penduduk laki-laki 2.953 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 2.904
jiwa. Batas – batas desa Adijaya adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Terusan Nunyai


b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Gunung Sugih
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Seputih Agung
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Seputih Mataram
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis
Kelamin, dan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui
wawancara menggunakan kuesioner kepada lansia di Posyandu Lansia
Desa Adijaya sebagai responden, maka dapat diketahui karakteristik
dari setiap responden. Karakteristik responden adalah menguraikan
atau memberikan gambaran mengenai identitas responden dalam
penelitian ini. Sebab dengan menguraikan karakteristik responden
yang menjadi sampel dalam penelitian ini, akan dapat diketahui
identitas responden secara terperinci. Dalam pelaksanaan penelitian
ini, ditetapkan sebesar 88 orang responden, dimana dari 88 kuesioner
telah digunakan dalam melakukan wawancara dan dapat diolah. Oleh
karena itu akan disajikan deskripsi karakteristik responden yaitu
sebagai berikut :

1. Karakteristik Berdasarkan Usia


Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Usia Responden Lansia di
Desa Adijaya 2018

Valid Frequency Percent


60 - 74 Tahun 71 80,7
75 - 89 Tahun 17 19,3
Total 88 100,0
Sumber: Data diolah SPSS 20, 2018

Dari tabel di atas diperoleh hasil bahwa dari 88 responden lansia di


Posyandu Lansia Desa Adijaya, responden terbanyak berada pada
rentang usia 60 tahun – 74 tahun (Ederly) 71 responden atau sebanyak
80,7%. Sedangkan terendah adalah rentang usia 75 – 89 Tahun.
2. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden Lansia
di Desa Adijaya 2018

Valid Frequency Percent


Laki – Laki 49 55,7
Perempuan 39 44,3
Total 88 100,0
Sumber: Data diolah SPSS 20, 2018

Dari tabel di atas diperoleh hasil bahwa dari 88 responden lansia di


Posyandu Lansia Desa Adijaya, responden berjenis kelamin terbanyak
adalah laki – laki sebanyak 49 responden atau 55,7%. Sedangkan
terendah adalah perempuan sebanyak 39 responden atau 44,3%.

3. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan


Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Lansia
di Desa Adijaya 2018

Valid Frequency Percent


Tidak Sekolah 20 22,7
SD 54 61,4
SMP 12 13,6
SMA 2 2,3
Total 88 100,0
Sumber: Data diolah SPSS 20, 2018

Dari tabel di atas diperoleh hasil bahwa dari 88 responden pasien di


Posyandu LansiaPuskesmas Bandar Jaya, responden yang mempunyai
pendidikan terbanyak adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 54
responden atau 61,4%. Sedangkan terendah adalah lulusan SMA
sebanyak 2 responden atau 2,3%.
4.2.2 Uji Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi
dari setiap variabel yang diteliti.

1. Kinerja Kader
Tabel 4.4
Kinerja Kader Posyandu Lansia di Desa Adijaya 2018

Valid Frequency Percent


Tidak Baik 13 14,8
Baik 75 85,2
Total 88 100,0
Sumber: Data diolah SPSS 20, 2018

Dari tabel diatas, menunjukan bahwa sebagian besar responden di


Posyandu Lansia Desa Adijaya menyatakan baik dengan Kinerja
Kader Posyandu Lansia yaitu 75 responden lansia atau 85,2%.
Sedangkan 13 responden lansia menyatakan tidak baik (14,8%).

2. Kepuasan Lansia
Tabel 4.5
Kepuasan Lansia di Desa Adijaya 2018

Valid Frequency Percent


Tidak Puas 10 11,4
Puas 78 88,6
Total 88 100,0
Sumber: Data diolah SPSS 20, 2018

Dari tabel diatas, menunjukan bahwa sebagian besar responden di


Posyandu Lansia Desa Adijaya menyatakan puas dengan pelayanan
Posyandu dengan 78 responden lansia atau 88,6%. Sedangkan 10
responden lansia menyatakan tidak puas (11,4%).
4.2.3 Uji Bivariat
Uji bivariat digunakan untuk menguji hubungan dua variabel
kategorik digunakan uji statistik chi square. Analisa bivariat untuk
menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Tabel 4.6
Hubungan anatara Kinerja Kader Posyandu Lansia Terhadap
Kepuasan Lansia di Desa Adijaya 2018

Kepuasan Pasien
Kineja Total P-
Tidak Puas Puas OR
Kader Value
N % N % N %
Tidak
4 30,8 9 69,2 13 100
Baik
5,111
Baik 6 8,5 69 92,0 75 100 0,017 (1,207 -
10 78 88 21,644)
Total
11,4 88,6 100
Sumber: Data diolah SPSS 20, 2018

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa dari 88 responden didapatkan 13


responden, dengan persepsi lansia tentang kinerja kader yang tidak baik
yang kepuasannya puas sebanyak 9 responden (69,2%), yang
kepuasannya tidak puas sebanyak 4 responden (30,8%). Sedangkan dari
75 responden dengan persepsi tentang kinerja kader yang baik yang
kepuasannya puas sebanyak 69 responden (92,0%) dan yang
kepuasannya tidak puas sebanyak 6 responden (8,5%). Hasil uji statistik
chi-square menunjukan bahwa p value ≤ 0,05 (0,017< 0,05), maka
hasilnya bermakna yang artinya Ho ditolak dan Ha diterima yang
artinya, ada hubungan yang bermakna antara kinerja kader dengan
Kepuasan pasien pada Posyandu Lansia di Desa Adijaya. Dengan nilai
OR sebesar 5,111, artinya resiko terjadinya kepuasan lansia pada
responden yang kinerja kader yang baik 5 kali lebih besar di
bandingkan kepuasan lansia pada responden yang kinerja kader yang
tidak baik.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Karakteristik Responden di Desa Adijaya 2018
Berdasarkan klasifikasi lansia menurut WHO, lanjut usia berada pada
usia diatas 60 tahun dan lansia diatas 75 tahun masuk klasifikasi lanjut
usia resiko tinggi. Mayoritas lansia adalah lansia potensial atau lansia
yang masih dapat menghasilkan barang dan menjadi anggota aktif
Posyandu. Sedangkan responden mayoritas lansia adalah laki-laki
yaitu 49 responden (62.8 %). Lansia perempuan hanya 39 responden
(37.2%). Hal ini berbanding terbalik dengan proporsi lansia
perempuan dibandingkan laki-laki di Indonesia, karena di indonesia
lansia perempuan lebih tinggi 1,11 % dibanding laki-laki (BPS, 2014).

Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan tingkah


laku, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak
pengetahuan serta informasi tentang kesehatan yang diketahui.
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah orang
tersebut menerima informasi. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat, juga termasuk
pengetahuan tentang kesehatan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat
bahwa lansia yang yang datang ke Posyandu merupakan kelompok
yang berpendidikan cukup baik. Seorang yang berpendidikan rendah,
mungkin karena ketidaktahuannya akan memilih tidak berobat selama
dia masih bisa menahan sakitnya (Irawan, 2010).

4.3.2 Kinerja Kader Posyandu Lansia di Desa Adijaya 2018


Pengelolahan Posyandu dikatakan baik apabila kinerja kader
Posyandu tersebut juga baik. Hal ini di tunjukan pada responden di
Posyandu Lansia Desa Adijaya menyatakan baik dengan Kinerja
Kader Posyandu tersebut 75 responden lansia atau 85,2%. Sedangkan
13 responden lansia menyatakan tidak baik (14,8%).

Hal ini dikarenakan kinerja dipengaruhi oleh banyak faktor, salah


satunya adalah faktor motivasi. Menurut Chung dan Megginson dalam
Setiawan (2012) motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang
dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengejar suatu tujuan,
sehingga motivasi berkaitan dengan tingkat usaha dan kinerja.
Menurut Mangkunegara (2016) motivasi merupakan kondisi yang
menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja.
Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang
untuk berusaha mencapai potensi kerja yang maksimal. Sebagian
besar kader memiliki kinerja yang baik karena sebagian besar kader
bersikap ramah dan santun saat memberikan pelayanan dalam
Posyandu, mengetahui dengan baik tugas atau tanggung jawabnya dan
melakukan pekerjaan dengan sukarela dan ikhlas. Dari hasil frekuensi
kinerja kader, dalam penelitian ini juga masih ada kader yang
kinerjanya kurang baik yaitu kader tidak pernah membuka konsultasi
di luar kegiatan Posyandu Lansia.

Sikap kader tentu sangat berpengaruh terhadap kinerja, karena sikap


merupakan gabungan dari tindakan dan perilaku. Sikap kader
kesehatan merupakan domain yang sangat penting sebagai dasar kader
kesehatan dalam melakukan keaktifannya dalam meningkatkan
Posyandu lansia. Sikap kader yang baik akan mempengaruhi kinerja
kader, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Djarot
(2011) bahwa terdapat hubungan antara sikap kader dengan kinerja
kader dalam melaksanakan posyandu di Mragen,Demak. Kinerja
kader juga ditentukan oleh faktor kegiatan yang dilakukan kader,
kegiatan yang dilakukan kader sebagai upaya meningkatkan
pelayanan pada Posyandu lansia, sesuai dengan hasil penelitian yang
mengatakan bahwa kegiatan dan pelayanan kader merupakan salah
satu faktor yang menjadi tolok ukur kinerja kader (Mathis, 2009).

4.3.3 Kepuasan Lansia di Desa Adijaya 2018


Kepuasan adalah hasil penilaian konsumen bahwa pelayanan telah
memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa
lebih atau kurang (Irawan,2002). Kepuasan yang dirasakan lansia
terhadap Posyandu lansia merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap
kinerja suatu Posyandu dan sebagai bentuk penilaian lansia terhadap
pelayanan yang dirasakan. Sesuai dengan responden di Posyandu
Lansia Desa Adijaya menyatakan puas dengan pelayanan Posyandu
dengan 78 responden pasien atau 88,6%. Sedangkan 10 responden
pasien menyatakan tidak puas (11,4%).

Kepuasan adalah tanggapan seseorang terhadap kesesuaian tingkat


kepentingan dan harapan sebelum mereka menerima jasa pelayanan
dengan sesudah pelayanan yang mereka terima. Kepuasan pengguna
jasa pelayanan kesehatan dapat disimpulkan sebagai selisih kinerja
institusi pelayanan dengan harapan pelanggan (pasien atau kelompok
masyarakat) (Wibowo, 2016). Kehandalan, empati dan kenyataan
merupakan aspek dimensi untuk kepuasan konsumen. Dimensi
kehandalan merupakan penilaian mengenai kemampuan dalam
memberikan pelayanan secara tepat dan terpercaya, dalam dimensi ini
dapat dilihat dua aspek yaitu kemampuan kader memberikan
pelayanan seperti yang dijanjikan dan kemampuan memberikan
pelayanan yang akurat atau tidak eror (Irawan, 2002). Ketiga faktor
dalam penelitian menjadi faktor yang paling mempengaruhi kinerja
kader terhadap kepuasan lansia. Penelitian ini seseuai dengan hasil
penelitian yang menyatakan bahwa variabel empati dan kenyataan
merupakan variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat
inap di RSUD. DR.H Soemarno S, Kalimantan Timur (Hermanto dkk,
2010).

4.3.4 Hubungan Antara Kinerja Kader Posyandu Lansia Terhadap


Kepuasan Lansia di Desa Adijaya 2018
Hasil uji statistik chi-square menunjukan bahwa p value ≤ 0,05
(0,017< 0,05), maka hasilnya bermakna yang artinya Ho ditolak dan
Ha diterima yang artinya, ada hubungan yang bermakna antara
Kinerja Kader Posyandu Lansia dengan Kepuasan Lansia di Desa
Adijaya. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang positif artinya
semakin tinggi skor kinerja semakin tinggi skor kepuasan dan
kekuatan korelasi yang rendah. Tjiptono (2008) menjelaskan bahwa
kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor yaitu kinerja,
keandalan, kesesuaian, estetika dan kualitas. Kinerja dalam hal ini
adalah karakteristik yang telah diterima yang sangat berpengaruh
pada kepuasan yang dirasakan, wujud dari kinerja adalahkecepatan,
kemudahan dan kenyamanan bagaimana perawat dalam memberikan
jasa pengobatan.

Kinerja kader Posyandu lansia di Desa Adijaya sudah baik, peneliti


melihat kader bersikap ramah dan dalam posyandu lansia terdapat
kegiatan yang tidak membuat lansia jenuh seperti olahraga senam,
kinerja yang baik akan mempengaruhi kepuasan, karena dalam
mengukur sebuah mutu pelayanan kinerja petugas pun didalamnya
akan menjadi salah satu ukuran penilaian untuk menentukan kepuasan
konsumen/pengguna jasa, apakah kinerja yang diberikan sesuai
dengan standar etik serta memberikan kepuasan bagi penduduk
sekitarnya (Depkes RI, 2010). Faktor yang memengaruhi kinerja
adalah dari faktor sikap (attitude) seseorang dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi datang dari dalam pribadi itu sendiri, selain itu faktor
kemampuan secara psikologis kemampuan (ability) seseorang juga
berpengaruh terhadap kinerja. Kemampuan psikologis terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan)
sehingga seseorang harus ditempatkan sesuai dengan passion atau
kemampuannya (Mangkunegara, 2016).

Dari hasil pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa hasil penelitian


ini sama dengan apa yang dipaparkan Muninjaya (2011) di Tinjauan
Teori yang mengatakan bahwa “Performance > Expectation, yang
artinya Bila kinerja pelayanan kesehatan lebih tinggi dari harapan para
penggunanya maka pengguna pelayanan kesehatan akan menerima
pelayanan melebihi harapannya. Penelitian ini menunjukkan
mayoritas responden menyatakan bahwa kader bersikap baik
sebelum ,saat, dan sesudah pelaksanaan Posyandu. Kader memberikan
perhatian kepada semua lansia, ramah dan mengajak berkomunikasi.
Widyaning (2013) mengemukakan bahwa kepuasan lansia ditentukan
oleh pelayanan posyandu yaitu kinerja kader Posyandu, kecepatan
pemberian pelayanan, prosedur serta sikap yang diberikan oleh
pemberi pelayanan kesehatan itu sendiri.

4.4 Keterbatasan Penelitian


Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki keterbatasan
keterbatasan diantaranya:
1. Dalam penelitian ini hanya menggunakan 1 variabel independen yaitu
Kinerja Kader dengan variabel dependen Kepuasan Lansia untuk itu
peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel baru.
2. Keterbatasan dalam pengumpulan data karena di Posyandu lansia yang
harus dilakukan door to door atau ke rumah-rumah lansia sehingga proses
dalam pengambilan kadang terhambat.
3. Ada lansia yang tidak mau menjadi responden sehingga peneliti perlu
mencari responden yang baru.
4. Ada beberapa responden yang tidak bisa membaca dan menulis sehingga
peneliti harus membacakan pertanyaan kuesioner kepada semua
responden sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi responden dalam
menjawab pertanyaaan dan bias pada hasil jawaban.
5. Kurangnya literatur serta penelitian yang terkait dengan penelitian
sehingga dalam pembahasan peneliti masih kurang mengeksplor faktor-
faktor yang ada dalam penelitian.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian, rumusan hipotesis, hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dapat disimpulkan:
1. Karakteristik responden lansia di Desa Adijaya sebagian besar berusia 60
– 74 Tahun, berjenis kelamin laki - laki, dengan lulusan terbanyak
Sekokah Dasar (SD).
2. Kepuasan lansia di Desa Adijaya menyatakan Puas.
3. Kinerja Kader yang menyatakan bahwa sebagain besar lansia merasa baik
dalam penangan lansia di Posyandu Lansia Desa Adijaya.
4. Terdapat hubungan yang bermakna antara Kinerja Kader Posyandu Lansia
dengan Kepuasan Lansia di Desa Adijaya dengan menunjukan bahwa p
value ≤ 0,05 (0,0017< 0,05).

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan maka dapat
diberikan beberapa saran kepada berbagai pihak berkenaan dengan kinerja
kader dan kepuasan lansia adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kader
Kinerja para kader dalam pelaksanaan Posyandu sudah cukup baik, pada
saat pelaksanaan para kader sudah melakukan tugas dan tanggung jawab
dengan baik dan para lansia pun memberikan tanggapan yang baik dan
nyaman dengan kader. Saran peneliti, terus pertahankan kinerja yang telah
dilakukan, serta bisa lebih ditingkatkan lagi. Perbanyak pelajari hal-hal
yang berkaitan dalam menangani lansia serta ilmu tentang kesehatan
lainnya.

2. Bagi Puskesmas
Puskesmas sebagai pembina pelaksana Posyandu lansia sudah cukup baik,
setiap pelaksanaan para petugas selalu datang untuk
melakukanpemeriksaan dan membantu para kader dalam melaksanakan
tugas kader. Saran peneliti, supaya puskesmas memberikan pelatihan
secara rutin untuk para kader seperti pelatihan pemeriksaan tekanan darah
karena ini dianggap perlu supaya para kader tidak membebankan kepada
petugas, yang terkadang membuat lansia harus antri dan menunggu lebih
lama. Informasi penyuluhan-penyuluhan kesehatan terhadap kader dengan
cara diskusi sesudah pelaksanaan Posyandu agar kader bisa mandiri dalam
memberikan penyuluhan terkait penyuluhan kesehatan, sosial ataupun
agama yang materinya masih bisa dipahami oleh kader.

3. Bagi Praktik Kesehatan Masyarakat sebagai pendidik bisa memberikan


informasi-informasi kepada kader bagaimana sikap dalam menangani
lansia, memberikan pelatihan atau informasi bagaimana tugas dan
tanggung jawab seorang kader yang sesuai dalam pelaksanaan Posyandu
serta pembekalan promosi kesehatan agar kader dapat mandiri dan
meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan Posyandu.

4. Bagi Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan


penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi lansia memanfaatkan
posyandu lansia, karena dengan itu informasi yang didapat lebih variasi
dan banyak hal yang dapat dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai