Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian


Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan bertingkat serta
berintegrasi kepada masyarakat, di wilayah kerja tertentu dalam usaha-
usaha kesehatan pokok.
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi
terletak di Jl. Jendral Sudirman No.75 Kecamatan Jambi Selatan
dengan luas wilayah kerja 5,98 Km. Puskesmas Pakuan Baru Kota
Jambi mencakup 3 kelurahan, yaitu Kelurahan Tambak Sari, Pakuan
Baru, dan Wijaya Pura. Adapun batasan-batasan Puskesmas Pakuan
Baru Kota Jambi sebagai berikut:
1. Sebelah Timur :Kecamatan Jambi Timur
2. Sebelah Barat :Kelurahan Talang Banjar
3. Sebelah Utara :Kelurahan Pasir Putih
4. Sebelah Selatan :Kecamatan Jelutung

Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi memiliki 30 unit Posyandu


Balita dan 3 unit Posyandu Usila. 1 unit Puskesmas Pembantu dan 1
unit Puskesmas Keliling. Selain itu Puskesmas Pakuan Baru Kota
Jambi memlii Sumber daya tenaga sebanyak 70 orang. Terdiri dari 55
orang PNS, 2 orang PTT, dan 13 orang tenaga kerja sukarela.

2. Kualitas Data

Penelitian ini bersumber dari data primer yang diperoleh melalui


pengisian kuesioner terhadap 80 responden dengan menggunakan
lembar kuesioner untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan

40
41

motivasi wanita usia subur tentang deteksi dini kanker payudara di


puskesmas pakuan baru kota jambi tahun 2019. Pengumpulan data
berlangsung pada tanggal08 – 13 Juli dan dilanjutkan lagi tanggal 15
Juli2019 di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi yang dilakukan oleh
peneliti sendiri dan di bantu dengan duaenumerator dengan cara
menyebar lembar kuesioner sebagai alat ukurnya kepada responden
yang telah di uji validitas sebelumnya.
Kualitas data dalam penelitian ini diperoleh dari pengumpulan
data primer yang menggunakan lembar kuesioner yang berisi
pertanyaan pengetahuan dan motivasiwanita usia subur tentang deteksi
dini kanker payudara. Agar memperoleh data yang berkualitas dan
valid, peneliti menganjurkan kepada responden untuk menjawab
pertanyaan yang ada pada lembar kuesioner sesuai dengan
kemampuannya dan mengantisipasi agar tidak ada data yang kosong
atau tidak diisi oleh responden dalam penelitian ini. Hasil penelitian
diperoleh dari data kuesioner yang diberikan dan diolah menggunakan
analisis univariat untuk memperoleh gambaran dari variabel yang
diteliti. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
dinarasikan dalam bentuk tekstulur.

3. Karakteristik Responden
a. Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan UmurWanita Usia Subur
di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2019

No Umur Frekuensi %
1 <20 Tahun 11 13,75
2 20 – 40 Tahun 56 70
3 >40 Tahun 13 16,25
Jumlah 80 100
b. Pendidikan
42

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat


pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan PendidikanWanita Usia Subur
di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2019
No Pendidikan Frekuensi %
1 SD 8 10
2 SMP 14 17,5
3 SMA 43 53,75
4 Perguruan Tinggi 15 18,75
Jumlah 80 100

c. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan PekerjaanWanita Usia Subur
di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2019

No Pekerjaan Frekuensi %
1 IRT 48 60
2 Swasta/Wiraswasta 6 7,5
3 PNS 4 5
4 Karyawan Swasta 15 18,75
5 Pelajar/Mahasiswi 7 8,75
Jumlah 80 100

d. Status Pernikahan
Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Status PernikahanWanita Usia
Subur di Puskesmas Pakuan Baru Kota JambiTahun 2019
No Status Pernikahan Frekuensi %
1 Sudah Menikah 57 71,25
2 Belum Menikah 23 28,75
Jumlah 80 100
4. Analisis Univariat
43

Hasil penelitian ini dianalisis dengan analisi univariat untuk


memperoleh gambaran responden secara umum dari variabel
pengetahuan dan motivasi yang diperoleh berdasarkan hasil pengisian
kuesioner kepada 80 responden.

a. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Deteksi Dini


Kanker Payudara di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi tahun 2019.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita
usia subur tentang deteksi dini kanker payudara di puskesmas pakuan baru
kota jambi diukur mneggunakan kuisioner dengan 11 item pertanyaan.
Berikut ini adalah gambaran distribusi frekuensi masing – masing item
pernyataan pengetahuan wanita usia subur tentang deteksi dini kanker
payudara yang diperoleh saat penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Item Pernyataan Pengetahuan Wanita Usia
SuburTentang Deteksi Dini Kanker Payudaradi Puskesmas Pakuan
Baru Kota JambiTahun 2019
Benar Salah
No Pernyataan
F % F %
1 Kanker payudara adalah suatu penyakit 63 78,8 17 21,3
yang disebabkan karena adanya
pertumbuhan berlebihan pada sel-sel
jaringan payudara.
2 Penggunaan kontrasepsi hormonal tidak dapat 51 63,8 29 36,3
menjadi faktor resiko terjadinya kanker
payudara
3 Menstruasi pertama pada umur muda, 40 50 40 50
menopouse pada umur lebih tua, dan
kehamilan pertama pada umur tua
menjadi faktor resiko terjadinya kanker
payudara.
4 Timbul benjolan pada payudara yang dapat 53 66,3 27 33,8
diraba dengan tangan, makin lama benjolan
makin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan merupakan gejala kanker payudara.
5 Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari 48 60 32 40
puting susu pada wanita yang sedang tidak
hamil bukan merupakan gejala terjadinya
kanker payudara.
Benar Salah
No Pernyataan
F % F %
44

6 Deteksi dini adalah usaha untuk 52 65 28 35


mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang
secara klinis belum jelas, dengan
menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur
tertentu.
7 SADARI di lakukan pada 7-10 hari setelah 51 63,8 29 36,3
menstruasi terakhir.
8 Pada usia 20-39 tahun setiap wanita 42 52,5 38 47,5
sebaiknya memeriksakan payudaranya ke
dokter setiap 3 tahun sekali.
9 Semakin banyak buah dan sayuran yang 51 63,8 29 36,3
dimakan, tidak mempengaruhi resiko untuk
terkena kanker, termasuk kanker payudara.
10 Lumpektomi adalah salah satutindakan 50 62,5 30 37,5
pembedahan atau operasi kanker payudara
11 Kemoterapi adalah salah satu tindakan 60 75 20 25
pembedahan atau operasi kanker
payudara.

Tabel 4.6
Distribusi FrekuensiPengetahuan Wanita Usia SuburTentang Deteksi
Dini Kanker Payudaradi Puskesmas Pakuan Baru Kota JambiTahun
2019

No Pengetahuan Frekuensi %
1 Kurang Baik 32 40
2 Cukup 31 38,8
3 Baik 17 21,3
Jumlah 80 100

b. Gambaran Motivasi Wanita Usia Subur Tentang Deteksi Dini Kanker


Payudara Di Puskesmas Pakuan Baru Kota JambiTahun 201
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui gambaran motivasiwanita usia
subur tentang deteksi dini kanker payudara di Puskesmas Pakuan Baru Kota
Jambi Tahun 2019 diukur menggunakan kuesioner dengan 10 pernyataan,
terdiri dari pernyataan positif dan negatif.
Berikut ini adalah gambaran distribusi frekuensi masing – masing
item pertanyaan pernyataanwanita usia subur tentang deteksi dini kanker
payudara yang diperoleh saat penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7
45

Distribusi Frekuensi Item Pernyataan Motivasi Wanita Usia SuburTentang


Deteksi Dini Kanker Payudara di Puskesmas Pakuan BaruKota Jambi
Tahun 2019

SS S TS STS
NO Pernyataan
F % F % F % F %
1 Setiap wanita usia subur 14 17,5 13 16,3 17 21,3 36 45
tidak perlu melakukan
pemeriksaan payudara.
2 Saya akan berupaya 46 57,5 15 18,8 1 1,3 18 22,5
mendapatkan informasi
tentang pemeriksaan
payudara.
3 Saya harus selalu waspada 46 57,5 20 25 3 3,8 11 13,8
terhadap kanker payudara.
4 Usai Pemeriksaan saya 31 38,8 22 27,5 14 17,5 13 16,3
selalu bertanya tentang
kondisi payudara saya.
5 Saya tidak perlu melakukan 14 17,5 18 22,5 24 30 24 30
perawatan payudara sendiri
sehabis mandi dan di depan
kaca untuk pencegahan
kanker.
6 SADANIS dapat dilakukan 17 21,3 22 27,5 28 35 13 16,3
bila sudah terdapat kelainan
pada payudara.
7 Saya malas melakukan 12 15 18 22,5 22 27,5 28 35
pemeriksaan payudara
sendiri.
8 Saya akan melakukan 42 52,5 18 22,5 5 6,3 15 18,8
pemeriksaan payudara bila
sudah terdapat gejala awal
kanker payudara.
9 Saya rasa bila terjadi 12 15 18 22,5 23 28,8 27 33,8
kerutan seperti kulit jeruk
pada kulit payudara saya
merupakan perubahan yang
normal saat akan
menstruasi.
10 Saya rasa tidak perlu untuk 11 13,8 28 35 23 28,8 18 22,5
melakukan lumpektomi bila
sel kanker payudara telah
menyebar.
46

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Motivasi Wanita Usia Subur Tentang Deteksi
Dini Kanker Payudara Di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi
Tahun 2019
No Motivasi Frekuensi %
1 Tinggi 36 45
2 Rendah 44 55
Jumlah 80 100

B. PEMBAHASANHASIL PENELITIAN
1. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Deteksi Dini
Kanker Payudara di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Jambi
tahun 2019.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 80 responden yang
memiliki pengetahuan Kurang baik sebanyak 32responden (40%),
pengetahuan cukup sebanyak31 responden (38,8%) sedangkan
pengetahuan baik sebanyak 17responden (21,3%).
Pengetahuan kurang baik tersebut dapat dilihat dari jawaban
kuesioner yang dibagikan. Mayoritas responden sebanyak 40 responden
(50%) yang tidak bisa menjawab pertanyaan dengan benar tentang
penatalaksanaan dan pengobatan kanker payudara, sebanyak 38 responden
(47,5%) tidak dapat menjawab pertanyaan tentang skrining kanker
payudara, dan sebanyak 32 responden (40%) tidak dapat menjawab
pertanyaan tentang gejala kanker payudara. Hal tersebut dipengaruhi oleh
kurangnya informasi yang didapatkan oleh responden karena mayoritas
responden bekerja sebagai IRT serta dipengaruhi oleh pendidikan dimana
mayoritas pendidikan responden adalah SMA.
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap
suatu obyek tertentu, penginderaan ini terjadi melalui panca indra manusia,
yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang.
47

Hal ini sesuai dengan konsep Lawrence Green (1980) dalam


Notoatmodjo (2012) perilaku kesehatan itu ditentukan atau dibentuk dari
tiga faktor yaitu, Faktor Predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan lain sebgainya. Faktor
Pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, fasilitas-fasilitas dan
sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan dll.Faktor-
faktor pendoron yaitu tugas petugas kesehatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Pipit Ekanita dan Amik Khosidah
dengan judul Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap WUS terhadap
Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Desa Banteran
Kecamatan Wangon dengan sampel sebanyak 93 responden. Sebagian
besar responden mempunyai pengetahuan tentang SADARI berkategori
cukup sejumlah 41 responden (44,10%) dan berkategori baik yaitu 20
responden (21,50%).Sumber informasi tentang SADARI sudah cukup baik
dapat dilihat dari hasil bahwa banyak WUS yang berpengetahuan cukup
tentang SADARI.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukanolehCharisma (2013) mengenai Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Terhadap Tindakan Pemeriksaan PayudaraSendiri (SADARI) Pada
Wanita Usia Subur di Posyandu Kelurahan Kampung BaruKecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2013didapatkan hasil bahwa
dari 135 respoden terdapat 125 responden (92,60%) yang berpengetahuan
buruk sedangkan yang berpengetahuan baik sebanyak 10 responden
(7,40%).Kurangnya pengetahuan wanita usia subur mengenai SADARI
disebabkan karena belum adanya informasi ataupun penyuluhan yang
diberikan kepada wanita usia subur di Kelurahan Kampung Baru
Kecamatan Labuhan Ratu. Tingkat pendidikan yang kurang juga
mempengaruhi pengetahuan tersebut. Adapun faktor-faktor lain seperti
fasilitas atau sarana prasarana untuk melakukanpeyuluhan belum ada.
Perbedaan lain terdapat dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh
Abdullah (2013) dengan judul Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker
48

Payudara denganCara Periksa Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Semester


IV Program Studi Ilmu Keperawatan FakultasKedokteran Universitas Sam
Ratulangi. Hasil penelitian dari 64 responden menunjukkan bahwa
terdapat responden dengan pengetahuan tentang kanker payudara tinggi
yakni sejumlah 37 orang (57,8%), berpengetahuan rendah sejumlah 27
orang (42,2%), sedangkan responden dengan cara sadari yang baik
sejumlah 33 orang (51,6%), dan yang melakukan cara sadari dengan tidak
baik sebanyak 31 orang (48,4%). Kesimpulannya tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan cara periksa payudara
sendiri. Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat dikembangkan terkait
dengan pengaruh cara sadari terhadap kejadian kanker payudara.
Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk membentuk tingkat
pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara, dapat dilakukan dengan
memberikan KIE serta dapat menyebarkan informasi melalui media dalam
bentuk poster, brosur, leaflet kepada wanita usia subursebagai bahan
bacaan tentang apa itu deteksi dini kanker payudara, faktor resiko terkena
penyakit kanker payudara, gejala kanker payudara, upaya pencegahan, dan
pengobatan kanker payudara, selain itu tenaga kesehatan sangat
diharapkan agar berperan aktif untuk meningkatkan pengetahuan wanita
usia subur tentang kanker payudara, dan menumbuhkan kesadaran
responden untuk melakukan deteksi dini kanker payudara.

2. Gambaran Motivasi Wanita Usia Subur TentangDeteksi Dini Kanker


Payudara di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Jambi tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari 80 responden
didapatkan hasil yaitu yang memiliki motivasi tinggi berjumlah 36
responden (45%) dan yang memiliki motivasi rendah sebanyak 44
responden (55%). Pada penelitian ini motivasi responden yang rendah
tentang deteksi dini kanker payudara adalah tentang tanda gejala kanker
payudara dan bagaimana cara mendeteksi dini kanker payudara,
49

melakukan pemeriksaan pada tenaga medis bila sudah terdapat tanda


gejala kanker payudara, dan pengobatan kanker payudara.
Motivasi yang rendah dapat dilihat dari hasil jawaban dalam
lembar kuesioner variabel motivasi. Mayoritas responden sebanyak 46
responden (57,5%) menjawab pertanyaan dengan sangat setuju untuk
berupaya mendapatkan informasi tentang pemeriksaan payudara sedangkan
sebanyak 36 responden (45%) dengan jawaban sangat tidak setuju
menjawab pertanyaan tentang setiap wanita usia subur tidak perlu
melakukan pemeriksaan payudara.
Menurut teori G.R. Terry (1986) dalam Notoatmodjo (2010),
motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Menurut penelitian-
penelitian yang dilakukan maka faktor-faktor yang terpenting yang
mempengaruhi motivasi adalah Kebutuhan-kebutuhan pribadi, tujuan-tujuan
dan persepsi-persepsi orang terjadi atau kelompokan yang bersangkutan,
dan cara dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan
direalisasikan.
Menurut Setiawati dan Dermawan (2008) dalam Astuti (2016)
mendefiniskan motivasi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
dalam perubahan perilaku dan merupakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan akan
melakukan sesuatu. Lebih lanjut didalam perubahan perilaku motivasi
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri seseorang
yang akan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kegiatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2016)
yang berjudul Motivasi Untuk Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker
Payudara Pada Wanita Usia Subur. Hasil penelitian menunjukan bahwa
motivasi wanita usia subur untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri
sebelum diberikan pendidikan kesehatan didapatkan hasil motivasi kurang
yaitu sebanyak 32 responden (68,1%), Motivasi cukup yaitu sebanyak 14
50

responden (29,8%). Motivasi baik yaitu sebanyak 1 responden (2,1%), lalu


setelah diberikan pendidikan kesehatan pada wanita usia subur di Desa
Wuwur, mengalami perbedaan antara sebelum pendidikan kesehatan
dengan sesudahnya. Setelah diberikan pendidikan kesehatan motivasi
kurang menjadi sebanyak 7 responden (14,9%) yaitu terjadi penurunan
nilai motivasi kurang yang sebelumnya 32 responden (68,1%), motivasi
cukup sebanyak 31 responden (66,0%) sebelum pendidikan kesehatan
nilainya adalah 14 responden (29,8%), motivasi baik sebanyak 9
responden (19,1%) sebelum pendidikan kesehatan sebanyak 1 responden
(2,1%).Semakin tinggi pendidikan diharapkan semakin tinggi pengetahuan
yang akan mempengaruhi motivasi wanita usia subur di desa Wuwur untuk
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Orang yang
berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional.Pekerjaan
memang secara langsung tidak dapat dikatakan sebagai faktor yang
mempengaruhi motivasi untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) tetapi tidak menutup kemungkinan jika saat bekerja terjadi
interaksi dengan orang lain yang memungkinkan untuk membahas topik
tentang kesehatan. Sehingga terjadi peningkatan pengetahuan dan
pengalaman pada individu yang akan mempengaruhi motivasi.
Hal ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indriany (2012) yang berjudul Gambaran Motivasi dan Tingkat
Pengetahuan mengenai kanker payudara pada perempuan yang melakukan
mammografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi instrinsik
alasan responden paling banyak menjawab faktor resiko terjadi kanker
payudara karena operasi payudara sebnyak 69 responden (76,67%),
sementara motivasi ekstrinsik yang menyebabkan seseorang melakukan
mammografi paling banyak dikarenakan ajakan teman sebanyak 43
responden (47,78%). Pengetahuan yang cukup terdapat pada motivasi yang
rendah dan tinggi masing-masing sebesar (27,78%), sedangkan tingkat
pengetahuan yang tinggi tentang kanker memberikan motivasi yang tinggi
terhadap responden untuk melakukan mammografi hanya sebanyak 12
51

responden (13,33%). Sumber informasi tentang SADARI sudah cukup


baik dapat dilihat dari hasil bahwa banyak wanita usia subur yang
berpengetahuan cukup tentang SADARI. motivasi responden dalam
melakukan mammografi dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan responden
tentang kanker payudara dan mammografi.
Hambatan dalam melakukan pemeriksaan payudara, seperti sulit
dalam mengingat kapan harus melakukan pemeriksaan ulang, takut jika
menemukan benjolan, serta rasa malu. Motivasi manusia akan lebih cepat
dan bersungguh-sungguh dalam melakukan tindakan serta menyadari akan
pentingnya suatu perilaku dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan.
Dari hasil penelitian diatas upaya yang harus dilakukan pada wanita
usia subur yang memiliki motivasi rendah tentang deteksi dini kanker
payudara adalah memberikan KIE serta dapat menyebarkan informasi
dalam bentuk brosur, leaflet kepada wanita usia subursebagai bahan
bacaan tentang apa itu deteksi dini kanker payudara, faktor resiko terkena
penyakit kanker payudara, gejala kanker payudara, upaya pencegahan, dan
pengobatan kanker payudara.

3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang hanya dibatasi pada
Gambaran Pengetahuan dan Motivasi Wanita Usia Subur tentang Deteksi
Dini Kanker Payudara di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2019
yang terdiri dari variabel pengetahuan dan motivasi.
Hasil penelitian ini memiliki keterbatasan pada hasil yang diperoleh
karena ada yang diperoleh tergantung pada kejujuran responden dalam
kemampuannya menjawab pertanyaan – pertanyaan yang ada pada lembar
kuesioner yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Akan
tetapi, peneliti tetap berusaha semaksimal mungkin agar hasil penelitian ini
menjadi akurat dengan cara terbuka.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah waktu yang tidak cukup
banyak saat responden mengisi lembar kuesioner, karena mayoritas
52

responden mengisi kuesioner saat sebelum melakukan pemeriksaan maka


disaat peneliti memberikan lembar kuesioner responden tidak membaca
secara detail isi kuesioner dan responden disibukkan dengan hal– hal lain.
Akan tetapi, peneliti tetap berusaha semaksimal mungkin agar hasil
penelitian ini menjadi akurat meskipun dengan keterbatasan waktu.

Anda mungkin juga menyukai