Anda di halaman 1dari 13

Kegawatdaruratan pada masa

post natal
kejadian asfiksia

Dosen pengampu
Dr Rita Benya Adriani SKp.,M.Kes

Oleh ; Zonna Aditiya K S022102046


Asifiksia Neonatorium adalah keadaan
dimana bayi tidak dapat segera bernafas

Pengertian secara spontan dan teratur setelah lahir


Bayi mungkin lahir dalam kondisi
asfiksia asfiksia (Asfiksia Primer) atau mungkin
dapat bernafas tetapi kemudian
mengalami asfiksia beberapa saat
setelah lahir ( Asfiksia Skunder)
Bayi normal atau tidak asfiksia
01 : Skor APGAR 8-10

Asfiksia Ringan
02
Klasifikasi Skor APGAR 5-7

asfiksia Asfiksia Sedang


03 : Skor APGAR 3-4

Asfiksia Berat
04 : Skor APGAR 0-3
Etiologi dan Faktor Resiko

• Pre Eklamsi dan Eklamsi • Bayi Prematur


• Perdarahan abnormal • Lilitan Tali Pusat (sebelum 37 minggu
(plasenta previa atau • kehamilan)
Tali Pusat Pendek
solusio plasenta) • Persalinan dengan
• Simpul Tali Pusat
• Partus lama atau partus tindakan (sungsang,
macet
• Prolapsus Tali Pusat bayi kembar, distosia
• Demam selama persalinan bahu, ekstraksi vakum,
Infeksi berat (malaria, sifilis, ekstraksi forsep)
TBC, HIV) • Kelainan bawaan
• Kehamilan Lewat Waktu (kongenital)
• Air ketuban bercampur
Faktor Tali Pusat mekonium

Faktor Ibu
Faktor Bayi
Patofisiologi

Patofisiologi asfiksia neonatorum, dapat dijelaskan dalam dua tahap


1. Cara bayi memperoleh oksigen sebelum dan setelah lahir
● Sebelum lahir, paru janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan untuk mengeluarkan karbondioksida
● Setelah lahir, bayi akan segera bergantung pada paru-paru sebagai sumber utama oksigen
● Arteri dan vena umbikalis akan menutup sehingga menurunkan tahanan pada sirkulasi plasenta dan meningkatkan
tekanan darah sistemik
● Keadaan relaksasi tersebut dan peningkatan tekanan darah sistemik
● Pada akhir masa transisi normal, bayi menghirup udara dan menggunakan paru-parunya untuk mendapatkan
oksigen
2. Reaksi bayi terhadap kesulitan selama masa transisi normal
● Bayi baru lahir akan melakukan usaha untuk menghirup udara kedalam paru-parunya
● Pada saat pasokan oksigen berkurang, akan terjadi kontriksi arteriol pada organ
● Sebagai akibat dari kekurangan perfusi oksigen dan oksigenasi jaringan, akan menimbulkan kerusakan jaringan
otak yang irreversible, kerusakan organ tubuh lain, atau kematian
Menentukan tingkat asfiksi bayi baru lahir dengan tepat membutuhkan pengalaman dan
observasi klinis yang cukup. Penilaian secara APGAR dianggap paling ideal untuk menentukan
keadaan bayi baru lahir. Skor APGAR dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa bayi baru
lahir mengalami asfiksia

DIAGNOSIS
KOMPLIKASI

1 2 3
Faktor lain yang dianggap Pada hipoksia yang
Pada keadaan hipoksia turut pula mengatur redistribusi berkelanjutan, kekurangan
akut akan terjadi vascular antara lain timbulnya
oksigen untuk
redistribusi aliran darah rangsangan vasodilatasi
serebral akibat hipoksia yang menghasilkan energy bagi
sehingga organ vital metabolisme tubuh
disertai saraf simpatis dan
seperti otak, jantung, dan adanya aktivitas kemoreseptor menyebabkan terjadinya
kelenjar adrenal akan yang diikuti pelepasan proses glikolisis an
mendapatkan aliran yang vasopressin aerobik
lebih banyak
dibandingkan organ lain
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan asfiksia
sedang yaitu dengan resusitasi. Tujuannya adalah
untuk mengoptimalkan jalan nafas, pernafasan dan
sirkulasi secepat mungkin.

Penilaian menggunakan skor APGAR tidak


menentukan dalam pengambilan keputusan pada awal
resusitasi. Karena pada umumnya skor APGAR
dilaksanakan pada 1 menit dan 5 menit sesudah bayi
lahir. Akan tetapi, penilaian bayi harus dimulai segera
sesudah bayi lahir
Insert your multimedia content here
Dapat dijelaskan bahwa setelah bayi
lahir,dilakukan penilaian awal dengan
menjawab 4 pertanyaan:
1. Apakah bayi cukup bulan?
2. Apakah air ketuban jernih? 3.
Apakah bayi bernapas atau menangis? 4.
Apakah tonus otot bayi baik atau kuat?

1 Jawaban ”tidak”
semua jawaban”ya’’
bayi memerlukan
Maka bayi dapat langsung resusitasi tahap awal
dimasukkan dalam prosedur
perawatan rutin dan tidak dipisahkan
dari ibunya
Tahapan resusitasi
1. Tahap I: Langkah Awal ( Haikal )
● Menjaga bayi tetap hangat
● Mengatur posisi bayi
● Isap lender
● Mengeringkan dan melakukan rangsangan taktil Mengeringkan bayi
● Mengatur kembali posisi kepala bayi
● Melakukan penilaian bayi
2. Tahap II: Ventilasi
● Memasang sungkup:
● Melakukan ventilasi 2 kali
● Melakukan ventilasi 20 kali dalam 30 detik
● bernapas spontan dan teratur
● Menilai apakah bayi menangis atau
● Melakukan ventilasi, setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian
3. Pemberian oksigen
4. Intubasi Endotrakeal
● Jika terdapat mekoneum dan bayi mengalami depresi pernapasan
● Jika ventilasi tekanan positif tidak cukup menghasilkan perbaikan kondisi,
● Jika melakukan tindakan ventilasi dengan balon dan sungkup tidak efektif
● Jika dicurigai ada hernia diafragmatika, mutlak dilakukan pemasangan selang endotrakeal
5. Kompresi Dada
6. Pemberian Obat-Obatan / Resusitasi Kimia
○ Epinefrin
○ Volume Expanders
7. Penghentian Resusitasi
8. Pemantauan Pasca Resusitasi
● Apabila kondisi bayi stabil maka dapat dilakukan rawat gabung
● Memantau tanda vital
● Namun bila masih perlu di monitor, bayi dapat dirawat di ruang special care
● Menjaga bayi agar tetap hangat
● Melakukan foto rontgen dada untuk menentukan etiologi dan melihat adanya komplikasi
resusitasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai