Anda di halaman 1dari 10

1.

Cara menilai apgar score


Apgar score adalah suatu metode yang dilakukan untuk menilai status kesehatan bayi
sesaat setelah bayi lahir. Yang dinilai terdiri atas 5 komponen, yaitu frekwensi jantung
(pulse), usaha nafas (respiration), tonus otot (activity), refleks pada rangsangan
(grimace) dan warna kulit (appearance).
Nilai Apgar diukur pada menit pertama dan kelima setelah kelahiran dan diulang
sampai keaadaan bayi stabil. Pengukuran pada menit kelima menggambarkan sebaik
apa bayi dapat bertahan setelah keluar dari rahim ibu.8 Bila nilai apgar menit ke 5
masih kurang dari 7, penilaian dilanjutkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7.22
Penilaian dilanjutkan sampai menit ke 20 untuk nilai apgar yang kurang dari 7.
Penilaian skor APGAR dilakukan dengan cara memeriksa warna kulit, denyut
jantung, refleks terhadap stimulus taktil, tonus otot, dan pernapasan. Masing-masing
aspek akan diberikan poin yang bervariasi antara 0-2 poin tergantung kondisi bayi.
Yang perlu diketahui saat melakukan perhitungan skor Apgar, skor terbaik adalah 10,
namun skor 7, 8 dan 9 adalah normal dan bayi dapat dikatakan sehat

2. Manfaat metode kanguru

Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan
perawatan untuk bayi prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu
menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti
mempermudah pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.

Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti inkubator dalam


perawatan prematur dan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang
efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi
ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi
mendapatkan kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian
ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat
menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta
meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi.

KEUNTUNGAN PERAWATAN METODE KANGURU

1. Bayi lebih tenang, tidur lebih nyaman dan frekuensi menangis lebih sedikit.

2. Tanda vital bayi, seperti pernapasan dan denyut jantung, lebih stabil.

3. Mempermudah pemberian ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui.

4. Membantu menaikkan berat badan bayi prematur

5. Membangun hubungan cinta dan kasih sayang antara orang tua dan bayi

CARA MELAKUKAN PERAWATAN METODE KANGURU

1. Bayi dibiarkan telanjang (hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi)

2. Jaga posisi dan leher bayi agar tetap bernapas dengan baik. Palingkan kepala bayi
sedikit menengadah ke sisi kanan atau kiri agar dapat bernapas dengan nyaman

3. Amankan posisi bayi dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kaki bayi diletakkan
dalam posisi ”kodok”, sedangkan tangannya menekuk.

4. Usahakan agar perut bayi menempel pada perut ibu bagian atas dan tidak tertekan.

5. Jika ibu hendak berdiri, pastikan ikatan kain kuat agar bayi tidak tergelincir.

Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara:

a. PMK intermiten: Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan
perawatan intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin
memerlukan bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang
waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam
perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu jam, secara
terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK intermiten dapat
dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.

b. PMK kontinu: Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi
harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum
(seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK
sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa
lambung. Dengan melakukan PMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya
sehingga meningkatkan asupan ASI.

3. Cara menghitung down score

Penilaian derajat gangguan napas pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan
menggunakan skor Downe (Downe score). Skor ini yang dapat digunakan pada
berbagai kondisi dan usia gestasi. Distres napas adalah suatu manifestasi klinis yang
disebabkan oleh berbagai kelainan yang melibatkan paru maupun organ selain paru.
Jika laju napas > 60kali/menit disertai pCO2 yang tinggi maka penyebab distres napas
bisa berasal dari paru seperti sindrom gawat napas, pneumonia, aspirasi, perdarahan
paru, obstruksi jalan napas, serta pneumotoraks, sedangkan jika pCO2 rendah maka
distres napas mungkin disebabkan oleh organ di luar paru.(IDAI, 2016). Berikut
pemeriksaan yang dikaji

Insterpetasi hasil a) Tidak ada gawat nafas (Skor < 4) b) Gawat nafas (Skor 4-7) c)
Ancaman gagal nafas, pemeriksaan gas darah harus dilakukan (Skor >7)

4. Asfiksia neonates

5. Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur

segera setelah lahir, seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan

mengalami Asfiksia sesudah persalinan. Gangguan ini mungkin berkaitan dengan

keadaan ibu, tali pusat atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.

Asfiksia Neonatorum merupakan salah satu sindrom distres pernapasan dimana terjadi

kegagalan napas pada bayi baru lahir. Asfiksia terjadi karena kurangnya aliran darah

ataupun pertukaran gas dari atau ke janin pada bayi baru lahir. Jika keadaan ini tidak
ditangani secara cepat dan tepat maka dapat menyebakan kerusakan organ vital (otot,

hati, jantung, dan paling parah otak).

6. Penyebab

7. 1. Faktor ibu

8. a. Preeklampsia dan eklampsia

9. b. Perdarahan abnormal (Plasenta Previa, Solutio Plasenta)

10. c. Partus lama

11. d. Demam selama persalinan

12. e. Mengalami infeksi berat kahamilan post matur

13. f. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

14. g. Gravida empat atau lebih

15. 2. Faktor bayi

16. a. Bayi prematur

17. b. Persalinan sulit

18. c. Kelainan kongenital

19. d. Air ketuban bercampur mekonium

20. 3. Faktor tali pusat


21. a. Lilitan tali pusat

22. b. Tali pusat pendek

23. c. Simpul tali pusat

24. d. Prolapsus tali pusat

25. Faktor Risiko

26. 1. Preeklampsia

27. 2. Cairan ketuban terdapat mekonium

28. 3. Persalinan lama lebih dari 24 jam

29. 4. Gawat janin

30. 5. Perdarahan selama kehamilan

31. 6. Berat badan lahir rendah

32. 7. Kelahiran prematur

33. 8. Persalinan secara operasi caesar

34. 9. Persalinan menggunakan alat bantu

35. 10. Diabetes Mellitus Gestasional

36. Klasifikasi

37. 1. Asfiksia ringan


38. 2. Asfiksia sedang

39. 3. Asfiksia berat

40. Tanda dan Gejala

41. 1. Asfiksia ringan

42. a. Takipnea dengan nafas lebih dari 60 kali per menit

43. b. Bayi tampak Sianosis

44. c. Adanya retraksi sela iga

45. d. Bayi merintih

46. e. Bayi kurang aktivitas

47. 2. Asfiksia sedang

48. a. Frekuensi jantung menurun menjadi 60- 80 kali per menit

49. b. Usaha nafas lambat

50. c. Tonus otot biasanya dalam keadaan baik

51. d. Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan

52. e. Bayi tampak Sianosis

53. f. Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses persalinan

54. 3. Asfiksia berat


55. a. Frekuensi jantung kecil yaitu kurang 40 kali per menit

56. b. Tidak ada usaha nafas

57. c. Tonus otot lemah bahkan hamper tidak ada

58. d. Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan

59. e. Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu

60. f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan

61. Penanganan Asfiksia

62. 1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa kondisi bayinya yang tidak menangis

spontan saat lahir.

63. 2. Melakukan tindakan penanganan Asfiksia yaitu resusitasi.

64. 3. Melakukan asuhan pasca resusitasi.

65. 4. Memberikan injeksi vit K.

66. 5. Menghangatkan bayi, memakaikan pakaian bayi, bedong bayi, serta topi

kemudian memasukkan bayi ke dalam incubator.

67. 6. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya dalam kondisi baik namun

belum bisa di rawat gabung karena bayi perlu dipantau lebih lanjut.

68. 7. Melakukan observasi tanda-tanda vital bayi setiap 1 jam.

69. 8. Mengganti pakaian, popok bayi setiap kali kotor dan basah.
70. Pencegahan

71. Tidak semua kejadian Asfiksia Neonatorum dapat dicegah. Ibu hamil disarankan

untuk melakukan kontrol secara teratur ke dokter kandungan. Kontrol teratur bisa

membantu memastikan kondisi kehamilan dan kesehatan janin dalam kondisi baik.

Dengan demikian risiko bayi mengalami Asfiksia Neonatorum dapat menurun.

6. Macam-macam bedah anak kongenital


Bedah anak umumnya dilakukan untuk menangani kondisi berikut:

 Penyakit jantung bawaan, yaitu kelainan pada struktur jantung sejak lahir
 Patent ductus arteriosus (PDA)
 Atresia usus, yaitu kelainan bawaan yang menyebabkan beberapa bagian usus
menyempit atau terputus
 Hernia diafragma
 Atresia esofagus, yaitu kelainan lahir yang menyebabkan kerongkongan pada bayi
tidak berkembang normal
 Omphalocele
 Fistula trakeoesofageal, yaitu terbentuknya saluran abnormal yang menghubungkan
kerongkongan dengan pipa pernapasan
 Tumor Wilms
 Neuroblastoma, yaitu kanker yang berkembang dari sel-sel saraf yang belum matang
 Penyakit Hirschsprung
 Stenosis pilorus
 Intususepsi
 Volvulus, yaitu kelainan yang mengakibatkan usus terpuntir atau terikat karena
adanya kesalahan berputar saat janin berkembang di dalam kandungan

6. Cara melakukan vtp


VTP singkatan dari ventilasi tekanan positif. Ventilasi tekanan positif adalah suatu upaya
untuk memasukkan udara ke dalam organ paru-paru dengan memberikan tekanan positif
untuk membuka ruang alveoli paru agar dapat bernafas secara spontan dengan ritme yang
teratur.

VTP dilaksanakan bilamana pada penilaian langkah awal dari alogoritma resusitasi neonatus
ditemukan salah satu dari keadaan di bawah ini, yaitu:
a. Bayi apnu
b. Frekuensi jantung kurang dari 100 kali permenit
c. Bayi tetap terlihat sianosis sentral walaupun sudah diberikan oksigen aliran bebas.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam VTP

 Sebelum melakukan VTP, penolong memastikan posisi kepala bayi dalam keadaan
setengah tengadah.
 Pilihlah ukuran sungkup dengan bijak. Untuk bayi dengan berat badan normal
memakai ukuran 1 sedangkan bayi dengan berat badan lahir rendah memakai ukuran
0.
 Sungkup harus dipasang menutupi hidung dan mulut. Sungkup tidak menekan mata
atau tidak tergantung di bagian dagu.

gambar letak sungkup

 Penolong menekan sungkup menggunakan jari tangan. Bilamana terdengar suara


udara keluar dari sungkup, maka segera perbaiki letak sungkup.

Cara Melakukan VTP pada bayi asfiksia atau neonatus

 VTP pada bayi adalah dilakukan selama 30 detik dengan kecepatan 40 - 60 x per menit atau
20-30 kali per 30 detik.
 Lihat bagian dada dan pastikan dada bergerak naik turun. Pergerakan dada jangan terlalu
tinggi dan harus simetris.
 Lakukan penilaian kembali setelah melaksanakan VTP selama 30 detik.

Penyebab dan Solusi Dada yang Tidak Mengembang Adekuat

1. Lekatan tidak adekuat


Solusi: perbaiki letak sungkup pada wajah dan angkat dagu ke arah depan.

2. Jalan nafas tersumbat


Solusi: reposisi bagian kepala, periksa sekresi saluran nafas (hisap bila ada), dan ventilasi dengan
bagian mulut bayi dibuat sedikit terbuka.

3. Tekanan tidak cukup


Solusi: Boleh menambahkan tekanan dengan melihat batasan gerakan tinggi dada yang wajar atau
dapat mempertimbangkan intubasi endotrakea.

fffefjefekfefkw

Anda mungkin juga menyukai