Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan
perawatan untuk bayi prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact, dimana ibu
menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Metode perawatan ini juga terbukti
mempermudah pemberian ASI sehingga meningkatkan lama dan pemberian ASI.
1. Bayi lebih tenang, tidur lebih nyaman dan frekuensi menangis lebih sedikit.
2. Tanda vital bayi, seperti pernapasan dan denyut jantung, lebih stabil.
5. Membangun hubungan cinta dan kasih sayang antara orang tua dan bayi
1. Bayi dibiarkan telanjang (hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi)
2. Jaga posisi dan leher bayi agar tetap bernapas dengan baik. Palingkan kepala bayi
sedikit menengadah ke sisi kanan atau kiri agar dapat bernapas dengan nyaman
3. Amankan posisi bayi dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kaki bayi diletakkan
dalam posisi ”kodok”, sedangkan tangannya menekuk.
4. Usahakan agar perut bayi menempel pada perut ibu bagian atas dan tidak tertekan.
5. Jika ibu hendak berdiri, pastikan ikatan kain kuat agar bayi tidak tergelincir.
a. PMK intermiten: Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat membutuhkan
perawatan intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin
memerlukan bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang
waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam
perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu jam, secara
terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK intermiten dapat
dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.
b. PMK kontinu: Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi
harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum
(seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK
sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa
lambung. Dengan melakukan PMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya
sehingga meningkatkan asupan ASI.
Penilaian derajat gangguan napas pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan
menggunakan skor Downe (Downe score). Skor ini yang dapat digunakan pada
berbagai kondisi dan usia gestasi. Distres napas adalah suatu manifestasi klinis yang
disebabkan oleh berbagai kelainan yang melibatkan paru maupun organ selain paru.
Jika laju napas > 60kali/menit disertai pCO2 yang tinggi maka penyebab distres napas
bisa berasal dari paru seperti sindrom gawat napas, pneumonia, aspirasi, perdarahan
paru, obstruksi jalan napas, serta pneumotoraks, sedangkan jika pCO2 rendah maka
distres napas mungkin disebabkan oleh organ di luar paru.(IDAI, 2016). Berikut
pemeriksaan yang dikaji
Insterpetasi hasil a) Tidak ada gawat nafas (Skor < 4) b) Gawat nafas (Skor 4-7) c)
Ancaman gagal nafas, pemeriksaan gas darah harus dilakukan (Skor >7)
4. Asfiksia neonates
5. Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir, seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan
keadaan ibu, tali pusat atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.
Asfiksia Neonatorum merupakan salah satu sindrom distres pernapasan dimana terjadi
kegagalan napas pada bayi baru lahir. Asfiksia terjadi karena kurangnya aliran darah
ataupun pertukaran gas dari atau ke janin pada bayi baru lahir. Jika keadaan ini tidak
ditangani secara cepat dan tepat maka dapat menyebakan kerusakan organ vital (otot,
6. Penyebab
7. 1. Faktor ibu
13. f. Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
26. 1. Preeklampsia
36. Klasifikasi
53. f. Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses persalinan
60. f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan
62. 1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa kondisi bayinya yang tidak menangis
66. 5. Menghangatkan bayi, memakaikan pakaian bayi, bedong bayi, serta topi
67. 6. Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya dalam kondisi baik namun
belum bisa di rawat gabung karena bayi perlu dipantau lebih lanjut.
69. 8. Mengganti pakaian, popok bayi setiap kali kotor dan basah.
70. Pencegahan
71. Tidak semua kejadian Asfiksia Neonatorum dapat dicegah. Ibu hamil disarankan
untuk melakukan kontrol secara teratur ke dokter kandungan. Kontrol teratur bisa
membantu memastikan kondisi kehamilan dan kesehatan janin dalam kondisi baik.
Penyakit jantung bawaan, yaitu kelainan pada struktur jantung sejak lahir
Patent ductus arteriosus (PDA)
Atresia usus, yaitu kelainan bawaan yang menyebabkan beberapa bagian usus
menyempit atau terputus
Hernia diafragma
Atresia esofagus, yaitu kelainan lahir yang menyebabkan kerongkongan pada bayi
tidak berkembang normal
Omphalocele
Fistula trakeoesofageal, yaitu terbentuknya saluran abnormal yang menghubungkan
kerongkongan dengan pipa pernapasan
Tumor Wilms
Neuroblastoma, yaitu kanker yang berkembang dari sel-sel saraf yang belum matang
Penyakit Hirschsprung
Stenosis pilorus
Intususepsi
Volvulus, yaitu kelainan yang mengakibatkan usus terpuntir atau terikat karena
adanya kesalahan berputar saat janin berkembang di dalam kandungan
VTP dilaksanakan bilamana pada penilaian langkah awal dari alogoritma resusitasi neonatus
ditemukan salah satu dari keadaan di bawah ini, yaitu:
a. Bayi apnu
b. Frekuensi jantung kurang dari 100 kali permenit
c. Bayi tetap terlihat sianosis sentral walaupun sudah diberikan oksigen aliran bebas.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam VTP
Sebelum melakukan VTP, penolong memastikan posisi kepala bayi dalam keadaan
setengah tengadah.
Pilihlah ukuran sungkup dengan bijak. Untuk bayi dengan berat badan normal
memakai ukuran 1 sedangkan bayi dengan berat badan lahir rendah memakai ukuran
0.
Sungkup harus dipasang menutupi hidung dan mulut. Sungkup tidak menekan mata
atau tidak tergantung di bagian dagu.
VTP pada bayi adalah dilakukan selama 30 detik dengan kecepatan 40 - 60 x per menit atau
20-30 kali per 30 detik.
Lihat bagian dada dan pastikan dada bergerak naik turun. Pergerakan dada jangan terlalu
tinggi dan harus simetris.
Lakukan penilaian kembali setelah melaksanakan VTP selama 30 detik.
fffefjefekfefkw