Anda di halaman 1dari 5

Bayi A, Harapan Bangsa?

Seorang bayi laki-laki, lahir normal ditolong oleh bidan di Puskesmas dengan usia kehamilan
33-34 minggu. Bayi lahir dengan berat badan 2000 gram dan panjang badan 40 cm, skor APGAR 2
pada menit pertama dan 5 pada menit kelima, dan air ketuban hijau kental dan berbau. Bayi A
mengalami sesak nafas sejak lahir, merintih, dan ditemukan nafas cuping hidung, namun tidak
ditemui sianosis. Setelah 2 jam kelahiran, bayi mengalami kejang seluruh tubuh, dan bayi tidak sadar
setelah kejang. Anamnesis diketahui usia ibu 33 tahun dan ini merupakan kehamilan yang kedua.
Riwayat demam, nyeri buang air kecil dan keputihan pada ibu saat kehamilan ada. Riwayat antenatal
care hanya sekali ke bidan.

Pemeriksaan fisik ditemukan bayi takipnea dengan frekuensi nafas 70 kali/menit, laju denyut
jantung 160 kali/menit, saturasi oksigen 94% dengan pemasangan CPAP PEEP 6 Fi02 30%, suhu 36℃.
Keadaan umum sakit berat, kesadaran letargi. Ballard score sesuai usia gestasi. Pemeriksaan dada
ditemukan retraksi dinding dada, dan didapatkan meconium stain. Dokter puskesmas yang
mendampingi persalinan bersama bidan menjelaskan kepada orang tua bahwa bayi mereka akan
dirujuk ke RSUD. Petugas mencatatkan kondisi bayi pada buku KIA Bayi Kecil. Dokter juga
menjelaskan bahwa bayi kemungkinan akan dirawat dalam inkubator di ruangan NICU. Dokter mulai
memberikan ASI melalui NGT apabila sesak berkurang.

Bagaimana Saudara menjelaskan kondisi bayi ini dan manajemen terpadu pada bayi muda
ini?

Step 1

1. APGAR
- Apgar score atau penilaian Apgar merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi yang
dilakukan pada menit pertama dan kelima setelah bayi lahir untuk memeriksa keadaan
bayi yang baru lahir dan menilai responsnya terhadap resusitasi.
- APGAR terdiri dari
1) Activity
2) Pulse
3) Grimace
4) Appearance
5) Respiration
- Rendahnya nilai APGAR dikaitkan dengan meningkatnya risiko kematian bayi, cacat otak,
dan epilepsi pada bayi di kemudian hari

2. Sianosis
Sianosis adalah perubahan warna kulit atau selaput mukosa menjadi kebiruan atau
keunguan karena jaringan yang berdekatan dengan permukaan kulit memiliki saturasi
oksigen rendah.

3. Keputihan
Keputihan atau leukorrhea merupakan kondisi keluarnya cairan dari vagina yang dapat
disebabkan oleh adanya vaginosis atau infeksi yang menyerang vagina

4. Antenatal care
ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter atau bidan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik dari ibu hamil. ANC dilakukan minimal 8 kali,
yaitu pada :
1) Trimester pertama: 1 kali di usia kandungan 4-12 minggu.
2) Trimester kedua: 2 kali usia kandungan 20 minggu dan 26 minggu.
3) Trimester ketiga: 5 kali di usia kehamilan 30, 34, 36, 38, dan 40 minggu

5. Takipnea
Takipnea adalah suatu kondisi dimana seseorang bernafas melebihi batas normal. Pada
orang dewasa batas normal pernafasan adalah 12-20 kali per menit. Pada neonates takipnea
apabila > 60 kali per menit

6. Letargi
Kelesuan adalah suatu keadaan di mana terjadi penurunan kesadaran dan pemusatan
perhatian serta kesiagaan.

7. Ballard score
Ballard score adalah suatu metode untuk menentukan usia gestasi yang akurat dengan
menilai maturitas fisik dan neuromuskularitas bayi.

8. Meconium stain
Meconium stain adalah kondisi dimana meconium keluar sebelum bayi lahir sehingga
meconium tercampur dengan amnion atau air ketuban dan dapat menyebabkan aspirasi
pada anak

9. Buku KIA
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan
nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai anak usia 6 tahun) serta berbagai informasi cara
memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak.

10. Incubator
Inkubator adalah alat yang digunakan untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang
cocok untuk neonates dan memiliki fungsi untuk menjaga suhu ruangan tetap konstan atau
stabil

11. NICU
NICU atau neonatal intensive care unit adalah ruang perawatan intensif di rumah sakit yang
disediakan khusus untuk bayi baru lahir yang mengalami gangguan kesehatan.

12. NGT
NGT adalah selang plastik lunak yang dipasang melalui hidung (nasal) menuju lambung
(gaster) untuk memberikan makanan dan obat kepada pasien, atau untuk mengosongkan
lambung.

Step 2

1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan awal bayi setelah dilahirkan?


2. Mengapa air ketuban bayi hijau kental dan berbau? Rahmi
3. Mengapa bayi A mengalami sesak nafas sejak lahir, merintih, dan ditemukan nafas cuping
hidung, namun tidak ditemui sianosis?
4. Mengapa bayi mengalami kejang seluruh tubuh, dan bayi tidak sadar setelah kejang.? Fani
5. Bagaimana hubungan anamnesis ibu dengan kondisi kelahiran bayi?
6. Bagaimana interpretasi hasil anamnesis ibu?
7. Bagaimana interpretasi bayi takipnea dengan frekuensi nafas 70 kali/menit, laju denyut
jantung 160 kali/menit, saturasi oksigen 94% dengan pemasangan CPAP PEEP 6 Fi02 30%,
suhu 36°C?
8. Bagaimana interpretasi dari keadaan umum sakit berat, kesadaran letargi. Ballard score
sesuai usia gestasi, serta hasil Pemeriksaan dada?
9. Mengapa bayi perlu dirawat di inkubator di ruangan NICU?
10. Mengapa perlu pemasangan NGT untuk memberikan ASI kepada bayi?

Step 3

1. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan awal bayi setelah dilahirkan?


Usia kehamilan 33-34 minggu. Bayi lahir dengan berat badan 2000 gram dan panjang
badan 40 cm, skor APGAR 2 pada menit pertama dan 5 pada menit kelima, dan air ketuban
hijau kental dan berbau
Dari hasil pemeriksaan awal didpatkan bayi lahir preterm karena dibawah usia
kandungan 36 minggu. Didapatkan bayi mengalami bblr karena dibawah rentang 2500-4000
gram. Panjang badan 40 cm, menandakan Panjang badan/usia dibawah persentil -2 berarti
perawakan pendek. Apgar score 2 pada menit pertama (sangat rendah) menandakan anak
dalam keadaan bayi sangat jelek dan memerlukan tindakan medis yang intensif. Kemudian
pada menit kelima skor apgar menjadi 5 (agak rendah). Air ketuban berwarna hijau kental
dan berbau karena adanya infeksi menyebabkan meconium keluar di dalam kandungan

2. Mengapa air ketuban bayi hijau kental dan berbau?


Air ketuban hijau dapat disebabkan oleh adanya infeksi pada kandungan, dimana dapat
disebabkan oleh vaginosis. Infeksi pada tractus genital ini dapat menyebabkan
korioamnionitis, yang menyebabkan terjadinya infeksi pada korion dan amnion. Infeksi ini
dapat menyebabkan bayi mengalami stress akibat pefusi ke bayi terganggu. Akibatnya
terjadi hipoksia pada janin. Hipoksia pada janin dapat menyebabkan aktif nya nervus vagus,
yang menyebabkan peningkatan peristaltic usus dan relaksasi dari spinchter ani internus
sehingga menyebabkan meconium keluar. Meconium yang keluar ini berwarna hijau dan
dapat bercampur dengan cairan amnion sehingga ketuban didapatkan berwarna hijau

3. Mengapa bayi A mengalami sesak nafas sejak lahir, merintih, dan ditemukan nafas cuping
hidung, namun tidak ditemui sianosis?
Bayi A mengalami sesak nafas sejak lahi akibat adanya meconium yang tercampur dengan
cairan amnion dan terjadi aspirasi ke saluran pernafasan sehingga terjadi sumbatan jalan
nafas yang menyebabkan anak mengalami sesak nafas sejak lahir. Akibat sesak nafas ini anak
akan mengalami merintih dan nafas cuping hidung. Anak tidak mengalami sianosis dapat
disebabkan oleh kadar spo2 yang masih cukup baik pada anak sehingga pefusi jaringan
masih baik

4. Mengapa bayi mengalami kejang seluruh tubuh, dan bayi tidak sadar setelah kejang.?
Bayi dapat mengalami kejang apabila terdapat adanya kelainan pada sistem saraf pusat yaitu
otak. Adanya kelainan pada otak pada anak dengan premature umumnya disebabkan oleh
adanya perdarahan intraventrikel yang disebabkan oleh lemahnya pembuluh darah akibat
belum matangnya perkembangan pembuluh darah. Penyebab lain yang dapat timbul adalah
adanya infeksi yang menyerang sistem saraf pusat yaitu otak, yaitu encephalitis yang
ditandai oleh adanya trial demam, penurunan kesadaran, dan kejang. Penyebab lain adanya
encephalopati hipoksik iskemik yang disebabkan oleh adanya hypoxia pada janin yang
menyebabkan asidosis laktat yang berat. Hipoksik-iskemik ini akan menyebabkan kerusakan
otak akibat kurangnya pefusi darah ke otak yang menyebabkan kejang

5. Bagaimana hubungan anamnesis ibu dengan kondisi kelahiran bayi?


Pada hasil anamnesis didapatkan riwayat demam, nyeri buang air kecil dan keputihan pada
ibu saat kehamilan ada. Riwayat antenatal care hanya sekali ke bidan. Riwayat demam
dengan adanya keputihan dapat dipikirkan adanya infeksi yang menyerang organ genitalia
ibu yang dapat menyebabkan infeksi pada ketuban atau korioamnionitis, yang dapat
berakibat adanya stress pada janin yang menyebabkan keluarnya meconium di dalam
kandungan sehingga menyebabkan aspirasi. Saat bayi lahir anak menjadi sesak nafas
menyebabkan hipoksia dan memicu kerusakan otak akibat hipoksia tersebut

6. Bagaimana interpretasi hasil anamnesis ibu?

7. Bagaimana interpretasi bayi takipnea dengan frekuensi nafas 70 kali/menit, laju denyut
jantung 160 kali/menit, saturasi oksigen 94% dengan pemasangan CPAP PEEP 6 Fi02 30%,
suhu 36°C?
Pemeriksaan fisik ditemukan bayi takipnea dengan frekuensi nafas 70 kali/menit,
laju denyut jantung 160 kali/menit, saturasi oksigen 94% dengan pemasangan CPAP PEEP 6
Fi02 30%, suhu 36℃. Keadaan umum sakit berat, kesadaran letargi. Ballard score sesuai usia
gestasi.

8. Bagaimana interpretasi dari keadaan umum sakit berat, kesadaran letargi. Ballard score
sesuai usia gestasi, serta hasil Pemeriksaan dada?
Pemeriksaan dada ditemukan retraksi dinding dada, dan didapatkan meconium
stain. Dari hasil pemeriksaan, didapatkan nafas cepat dikarenakan melebihi batas normal >
60 kali per menit. Nadi didapatkan normal dikarenakan berada di rentang 00–205 denyut per
menit saat bangun dan 90–160 denyut permenit saat tidur. Saturasi oksigen bayi didapatkan
dibawah normal dikarenakan dibawah 95%. Suhu neonates didapatkan rendah dikarenakan
berada di bawah 36,5-37,5. Keadaan umum bayi sakit berat dan letargi disebabkan oleh
penurunan kesadaran yang dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti Gangguan
metabolit, hipoksia, dan Gangguan sistem saraf pusat berupa otak. Adanya retraksi dinding
dada menandakan anak tersebut mengalami sesak nafas sehingga menarik nafas dalam, dan
adanya meconium stain menandakan adanya meconium yang keluar saat janin berada
dalam kandungan

9. Mengapa bayi perlu dirawat di inkubator di ruangan NICU?


- Inkubator adalah alat yang berbentuk kotak dan berbahan plastik transparan. Alat ini
memungkinkan bayi terhindar dari infeksi bakteri dan suara bising, serta menjaga
tubuhnya tetap hangat.
- Bayi prematur tidak memiliki jaringan lemak yang cukup untuk mengatur suhu tubuhnya
dengan baik. Itulah sebabnya mereka perlu segera dimasukkan ke dalam inkubator bayi
yang hangat, agar terhindar dari udara dingin sesaat setelah lahir. Selain itu, inkubator
juga berguna melindungi bayi dari infeksi dan zat-zat pemicu alergi.
- Bayi yang terlahir prematur cenderung lebih mudah terserang penyakit kuning. Untuk
mengobatinya, bayi mungkin perlu dirawat di dalam inkubator dan mendapatkan terapi
sinar (fototerapi). Terapi sinar ini berguna untuk mengurangi jumlah pigmen kuning
(bilirubin) di dalam tubuh bayi.
- Kondisi kesehatan bayi yang terlahir prematur sangat memerlukan perhatian khusus.
Dengan memasukkan bayi ke dalam inkubator di ruang perawatan intensif neonatal
(NICU), dokter dan perawat dapat memantau dan mengukur detak jantung, suhu tubuh,
pernapasan, kadar oksigen, serta tekanan darah bayi.

10. Mengapa perlu pemasangan NGT untuk memberikan ASI kepada bayi?
Dokter memberikan ASI dengan NGT dikarenakan pada anak premature kemampuan untuk
refleks sucking, dimana bayi akan mengisap untuk mendapat asi saat menetek. Namun pada
bayi premature, refleks ini belum matang, sehingga apabila dibeirkan secara oral akan
berisiko terjadi aspirasi yang akan memperparah hipoksia

Anda mungkin juga menyukai