Ibu Hamidah melahirkan anak ketiga, perempuan di Puskesmas, dengan bidan secara
spontan. Air ketuban sudah merembes sejak sehari yang lalu dan sisanya berwarna hijau
kental. Ibu Hamidah saat melahirkan demam dengan suhu 38,9oC. Bayi lahir tidak menangis
dan telah dilakukan bantuan resusitasi sampai ventilasi tekanan positif. Nilai apgar 6 menit
pertama dan 7 pada menit ke lima, diberi oksigen, namun setelah 10 menit masih biru,
merintih terdengar jelas, nafas cepat 75 nfs / mnt. Dinding dada retraksi dalam dan
penurunan ringan suara nafas di kanan.
DATA TAMBAHAN :
1. Faktor risiko : Keputihan yang berbau dan tidak diobati sejak hamil 6 bulan.
4. Skor Down pada 10mnt : 5 (nafas cepat 75x/mnt, sianosis hilang dengan oksigen, ada
tarikan dinding dada, penurunan ringan suara nafas, merintih terdengar jelas)
6. CRT 3 detik
7. Pemeriksaan Penunjang : DPL dalam batas normal, CRP reaktif 96, IT rasio 0,3.
TERMINOLOGI
1. IT Rasio
Immature to Total Neutrophil ratio (I/T Ratio) pemeriksaan disamping darah
lengkap dan CRP untuk membantu diagnosis sepsis pada pasien bayi.
Pemeriksaan ini seperti pemeriksaan apursan darah dengan Wright Giemsa
dan dihitung jenis per 100 leukosit. IT ratio berdasarkan pembagian jumlah
netrofil imatur dengan jumlah total seluruh bentuk neutrofil.
2. Air ketuban
Cairan Ketuban (Liquor Amnii) Merupakan cairan yang terdapat di dalam
rongga amnion yang diliputi oleh selaput janin (Wiknjosastro, 2005). Rongga
amnion sendiri mulai terbentuk pada hari ke 10-20 setelah pembuahan.
(Siswosudarmo, 2008). Cairan ini akan menumpuk di dalam rongga amnion
yang jumlahnya meningkat seiring dengan perkembangan kehamilan sampai
menjelang aterm, di mana terjadi penurunan volume cairan amnion pada
banyak kehamilan normal (Cunningham, et al., 2006). Air Ketuban normal
merupakan cairan yang berwarna putih, agak keruh, serta mempunyai bau
yang khas, agak: amis dan man.is. Bila air ketuban berwama keruh atau hijau
dapat menyebabkan gawat janin.
Volume ketuban biasanya 1-1,5 liter. Mekonium adalah istilah medis yang
diartikan sebagai feses pertama bayi. Normalnya, mekonium dikeluarkan oleh
bayi setelah ia lahir. Namun, ada juga bayi yang mengeluarkannya selagi
masih di dalam kandungan
3. Apgar
suatu metode yang dipakai untuk memeriksa keadaan bayi yang baru lahir.
Nilai APGAR pertama kali diperkenalkan oleh dokter anastesi yaitu dr. Virginia
APGAR pada tahun 1952 yang mendesain sebuah metode penilaian cepat
untuk menilai keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit, yang dinilai
terdiri atas 5 komponen, yaitu frekwensi jantung (pulse), usaha nafas
(respiration), tonus otot (activity), refleks pada ransangan (grimace) dan
warna kulit (appearance). Nilai APGAR diukur pada menit pertama dan kelima
setelah kelahiran. Pengukuran pada menit pertama digunakan untuk menilai
bagaimana ketahanan bayi melewati proses persalinan. Pengukuran pada
menit kelima menggambarkan sebaik apa bayi dapat bertahan setelah keluar
dari rahim ibu.
Bayi normal : 7-10, Asfiksia sedang : 4-6, Asfiksia berat : 0-3
4. Ventilasi tekanan positif
Tindakan pemberian bantuan nafas pada bayi baru lahir dengan gangguan
pernafasan meliputi ventilasi yang dilakukan dengan menggunakan sungkup
wajah dan inflation bag, disertai pemberian oksigen 100%.
Ventilasi tekanan positif adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk
memasukkan sejumlah udara ke dalam paru dengan tekanan positif yang
memadai untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa benapas spontan dan
teratur.
indikasi dilakukan VTP meliputi denyut jantung bayi kurang dari 100x
permenit,pernafasan tidak adekuat dan sianosis sentral.
5. Skor Down
Digunakan untuk menilai ancaman atau terjadinya distress respirasi secara
klinis pada neonatus saat ini digunakan sebagai algoritma yang sederhana
untuk mengurangi tindakan invasif dalam diagnosis dan evaluasi distress
respirasi sehingga dapat memberikan tindakan yang sesuai. Frekuensi napas,
retraksi, sianosis, suara napas, dan merintih.
6. Ketuban Pecah Dini
Pecahnya selaput ketuban sebelum inpartu.
7. Resusitasi
Resusitasi adalah suatu usaha untuk mengembalikan fungsi sitem pernafasan,
peredaran darah dan otak yang terhenti untuk mencegah kematian.
segala usaha untuk mengembalikan fungsi sistem pernafasan, peredaran
darah dan otak yang terhenti atau terganggu sedemikian rupa agar kembali
normal seperti semula (IDAI, 2008).
Resusitasi pada neonatus lebih memfokuskan pada pembebasan jalan nafas
dan ventilasi, karena etiologi gangguan keadaan bayi baru lahir selalu
disebabkan oleh masalah pernafasan. Penatalaksanaan resusitasi neonatus
berupa A (Airway), B (Breathing), C (Circulation) dan D (Drug)
penatalaksanaan resusitasi neonatus. Resusitasi dilakukan, jika didapatkan
frekuensi denyut jantung kurang dari 100 kali permenit, bayi apneu atau
megap megap. Penilaian terhadap status oksigenasi dapat dilihat dari
penampilan bayi yang tampak sianosis dan didukung dengan pemantauan
saturasi oksigen yang kurang dari 85 %.
IDENTIFIKASI MASALAH
4. Apa yang menyebabkan dinding dada retraksi dalam penurunan suara nafas di
kanan? Mengapa bayi merasa sesak?
Retraksi dinding dada adalah dimana otot-otot pernafasan bekerja secara
paksa untuk bernafas karena tubuh kekurangan oksigen. Retraksi
merupakan tanda dimana adanya gagal nafas (asfiksia) pada bayi akibat
adanya sumbatan atau kegagalan organ pernafasan. Hal ini biasanya
terjadi pada bayi prematur, tersedak cairan ketuban atau mekonium,
kelainan paru dan jantung, atau adanya infeksi pada organ paru. Retraksi
biasanya disertai dengan bibir biru, bayi rewel atau sangat lemas, tidak
bisa menyusu, tidak menangis atau hanya merintih, pertumbuhan dan
perkembangan melambat atau tidak meningkat. pada bayi frekuensi
nafasnya akan lebih cepat 30-40 kali per menit dan akan melambat 20 kali
per menit saat tidur. Pernafasan bayi lebih banyak menggunakan hidung
daripada mulut,ini membuat usaha nafas lebih besar sehingga terlihat
otot-otot pernafasan yang berkontraksi lebih dalam dan dipengaruhi pula
dada bayi yang masih lentur. Retraksi akibat adanya sumbatan atau
kegagalan organ pernafasan karna mekonium.
Pecah ketuban dini pada ibu mengakibatkan bisa terjadi → infeksi
ascending dimana mikroba dari vagina masuk ke dalam rongga amnion →
korioamnionitis → inhalasi liquor septic pada janin → infeksi intraunterine
→ peradangan pada jaringan paru → alveolus yang radang gagal
mengembang → gangguan ventilasi → hipoksemia dan retensi CO2 →
penggunaan otot bantu napas supaya paru lebih besar mengembang →
Nampak otot berkontraksi → retraksi dinding dada.
Bayi sesak karna kurangnya kebutuhan oksigen.
Dan untuk nafas yang cepat bisa terjadi karena bayi mengalami
kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbullah rangsangan
terhadap nesovagus sehingga jantung janin menjadi lambat. Bila
kekurangan O2 itu terus berlangsung, maka nesovagus tidak dapat
dipengaruhi lagi. Timbullah rangsangan dari nesosimpatikus. Denyut
jantung janin menjadi lebih cepat akhirnya irregular dan bahkan bisa
menghilang.
Sesak pada anak mengarah kepada asidosis respiratorium dikarenakan
adanya obstruksi oleh mekonium yang teraspirasi. Sehingga konsentrasi
CO2 yang meningkat tanpa stabilisasi dari O2 sehingga peningkatan asam
metabolik respirratorium sehingga terjadi kondisi asam dan memiliki
respon untuk bernafas lebih cepat lagi. dan diikuti hipoksia dan sesak
karena oksigen tidak kunjung masuk oleh sumbatan mekonium.
5. Apa hubungan keputihan yang dialami ibu dengan keluhan pada bayi?
Keputihan berbau merupakan tanda keputihan patologis. salah satu
penyebabnya adalah infeksi. infeksi tersebut memungkinkan terjadinya
suatu infeksi secara ascendens. Bakteri akan masuk melewati vagina dan
naik menuju uterus yang menginfeksi korion, amnion, maupun cairan
ketuban. (bakteri ini bisa berasal dari vagina, rectum ataupun anus.----
infeksi tersebut bisa menyebabkan suatu inflamasi dan menyebabkan
kenaikan suhu pada ibu. Proses infeksi pada ibu tersebut kemudian dapat
juga menyebabkan infeksi pada janin dan mempengaruhi kondisi
membran janin, tali pusat, dan plasenta. Infeksi pada janin dapat
disebabkan oleh aspirasi air ketuban yang terinfeksi dan dapat
mengakibatkan neonatus lahir mati, persalinan kurang bulan, atau sepsis
neonatal. Organisme yang paling sering ditemukan dari air ketuban yang
terinfeksi adalah bakteri anaerobik, streptokokus kelompok B, Eschericia
coli, dan mikoplasma daerah genital. Janin relatif aman selama dalam
kandungan terhadap kontaminasi kuman karena terlindung oleh berbagai
organ tubuh seperti plasenta, selaput amnion, korion, dan beberapa
faktor anti infeksi pada cairan amnion. Karena dengan pecahnya ketuban
maka sudah tidak ada penghalang hubungan antara janin dan dunia luar
---yang menyebabkan mikro-organisme dalam flora vagina atau bakteri
pathogen lainnya secara asenden dapat mencapai cairan amnion dan
janin. Hal ini memungkinkan terjadinya khorioamnionitis atau cairan
amnion yang telah terinfeksi kemudian teraspirasi oleh janin atau
neonatus, yang kemudian menyebabkan kegagalan pernapasan.
Faktor risiko
Korioamnionitis
KPD
Infeksi pada janin
Keputihan
Suhu : 35,6
Nafas : 75x/mnt
Retraksi
Penurunan ringan suara nafas
PP
Gula darah : 30mg/dL
CRP : 96
IT rasio : 0,3