HADIST
Di Susun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang dengan nikmat-Nya berbagai kebaikan menjadi
sempurna. Alhamdulillah wa subhanallah. Kita memuji-Nya seberat timbangan Arsy-Nya. Maha
suci Allah sesuai dengan keridhaanNya. Maha suci Allah sebanyak tinta yang menulis kalimat-
Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW,keluarganya,para sahabatnya,serta seluruh pengikutnya hingga yaumil akhir.
Tak lupa ucapan terimakasih saya kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan
moriil maupun materil dalam pembuatan makalah ini, semoga Allah membalas kebaikan mereka
di dunia dan diakhirat. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang bertema
“SYARH HADITS ARBA‟IN KE-3”.
Dalam penyusunan makalah ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
baik dari isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan, meskipun dalam penyusunan makalah
ini penulis telah mencurahkan segala kemampuan , namun penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun
kemampuan penulis.
Melalui makalah ini, penulis berharap adanya manfaat yang besar bagi penulis serta
pembaca agar dapat memahami pondasi dienul islam dengan thayyib dan mampu
mempraktekkannya dengan ihsan.
Demikian makalah ini kami sampaikan, semoga saran dan kritik yang membangun dapat
mengembangkan karya ini menjadi jauh lebih baik di kemudian hari. Aamiin
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian............................................................................................................5
B. Penjelasan hadits..................................................................................................5
C. Kandungan hadits................................................................................................11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hadits Arba’in Nawawiyah adalah kumpulan 40 hadits Nabi saw yang dikumpulkan oleh
Imam Nawawi ra. dan merupakan kitab yang tidak asing bagi kita umat Islam, bukan hanya di
Indonesia namun di seluruh dunia. Umat Islam mengenalnya dan akrab dengannya, karena banyak
dibahas oleh para ulama dan menjadi rujukan dalam menyebarkan ajaran Islam kepada kaum
muslimin berkaitan dengan kehidupan beragama, ibadah, muamalah dan syariah.
Adapun manfaat mempelajari hadits sangatlah banyak , baik itu hadits yang shohih ataupun
hadits dho‟if karena dengan membaca hadits yang dho‟if kita bisa membandingkan atau
menela‟ah lebih dalam mengenai hadits – hadits shohih yang lain. Dengan mempelajari hadits arba‟in
ini dapat mengetahui ilmu – ilmu yang belum ada di dalam al- qur‟an seperti adab – adab ataupun
tata cara sholat dll .
Pembahasan hadits ke -3 ini merupakan penjelasan dari rukun islam dan unsur –
unsurnya.dimana dengan adanya penjelasan syarah hadits ke 3 ini diharapkan pembaca dapat
mengerti unsur – unsur dari rukun islam beserta konsekuensi yang harus di amalkan sesuai dengan
syari‟ah dan ittiba‟i rosul.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hadits ketiga dari Hadist Arba‟in karangan Syaikh An-Nawawi telah di sebutkan :
ِوْ َل هللاKْت َر ُس ُ ِمعK َس: الK َ Kَا قKK َي هللاُ َع ْنهُ َمKض ِ ب َر ِ َر ب ِْن ْالخَطَّاKع َْن َأبِي َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن ُع َم
وْ ُلK َشهَا َد ِة َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمداً َر ُس: س ٍ بُنِ َي ْاِإل ْسالَ ُم َعلَى َخ ْم: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُوْ ُل
َ
ُخَاريُّ َو ُم ْسلِ ٌم
ِ ضانَ ” َر َواهُ الب َ صوْ ِم َر َم َ ت َو ِ صالَ ِة َوِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو َحجِّ ْالبَ ْي
َّ ام الKِ َ“ هللاِ َوِإق
5
Barang siapa yang telah melaksanakan kelima dasar ini maka islamnya menjadi
sempurna. Seperti halnya sebuah rumah, akan menjadi sempurna dengan pondasi atau
pilar-pilarnya maka demikianlah pula dengan bangunan islam yang akan menjadi
sempurna dengan kelima rukunnya, yang mana jika sebagian pilarnya itu roboh maka
bangunan itu menjadi sempurna.
Rasulullah mengumpamakan ajaran agama islam yang beliau bawa, yang
mengeluarkan manusia dari kekafiran serta mengajak manusia untuk memasuki surga dan
menjauhi neraka, seperti bangunan yang ideal. Bangunan tersebut berdiri atas fondasi yang
kuat dan kokoh. Beliau menjelaskan bahwa fondasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Syahadat
Syahadat ialah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah. Kesaksian berarti mengakui keberadaan dan keesaan Allah. Kemudian
diikuti dengan pengakuan terhadap kenabian dan kerasulan nabi Muhammad, ini
adalah rukun yang paling dasar dari pada rukun-rukun yang lain. Dalam hal ini
Rasulullah bersabda, yang artinya:
“Aku diutus untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi
(bersyahadat), bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan jika
mereka telah melakukan ini maka mereka terjaga dariku darah dan harta mereka,
kecuali dengan hak Islam, dan atas Allah-lah perhitungan
mereka.” (HR. Bukhari No. 25 dan Muslim No. 36)
Hadits yang mulia ini telah menegaskan pula kepada kita bahwa tujuan
Beliau diutus adalah agar manusia mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat, dan
zakat. Tentunya tidak melupakan kewajiban-kewajiban lain.
Syarat-syarat syahadatain:
6
b. Syarat Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah"
4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gha-ib, baik yang
sudah lewat maupun yang akan datang.
6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta
mengamalkan sunnahnya.
Konsekuensi syahadatain
Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala ma-cam yang
dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illallah . Dan beribadah
kepada Allah semata tanpa syirik sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan
illallah.
Mereka berkeyakinan bahwa tauhid adalah bid'ah. Mereka menolak para da'i
yang mengajak kepada tauhid dan mencela orang yang beribadah hanya kepada Allah
semata.
2. Sholat
Rukun Islam yang paling penting setelah dua kalimah syahadah adalah shalat.
Yang dimaksud dengan sholat disini yaitu konsisten dalam mengerjakan sholat, tepat
pada waktunya dengan memenuhi syarat dan rukunnya serta dilengkapi dengan adab-
adab dan sunnah-sunnahnya. Sholat diharapkan dapat memberi dampak positif bagi
jiwa seorang muslim sehingga ia meninggalkan perbuatan dosa dan kemungkaran, Allah
7
Subhanahu wa ta‟ala berfirman:
“Dan dirikanlah shalat.sesungguhnya, sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar,” (Q.S Al-ankabut [29] : 45).
8
b. Zakat Emas/Perak
Nisab emas 85 gram, sedangkan nisab perak 595 gram. Besar atau kadar
zakatnya sebesar 2,5%. Haul satu tahun. Ketentuan Zakat emas/perak:
1. Emas/perak yg dikeluarkan zakatnya adalah emas/perak yg tidak dipakai.
2. Emas/perak yg dipakai secara wajar dan tidak berlebihan tidak dikeluarkan
zakatnya. Emas yg wajib dikeluarkan zakatnya = (Total emas yg dimiliki –
emas yg dipakai) x 2,5% . Pembayarannya dapat dikeluarkan dengan nilai
uang yg setara dengan harga emas saat itu.
c. Zakat Tabungan
Uang simpanan yang telah mengendap selama 1 (satu) tahun dan
mencapai nilai minimal (nishab) setara 85 gr emas, asumsi harga emas 1 gr untuk
saat ini sebesar Rp300.000, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5%, dengan perhitungan
: (saldo akhir tahun + Bagi hasil ) x 2,5% = Zakat Tabungan. Apabila di bank
konvensional, bunga bank tidak dihitung sebagai harta yang dizakatkan. Sedang
bagi hasil di bank syariah, juga dihitung sebagai harta yg dizakatkan.
d. Zakat Investasi
Zakat Investasi adalah zakat yg dikenakan terhadap harta yg diperoleh
dari hasil investasi. Contoh bangunan atau kendaraan yg disewakan. Zakat
investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan, sedangkan modal tidak dikenakan
zakat. Besar zakat yg dikeluarkan adalah 5% untuk penghasilan kotor dan 10%
untuk penghasilan bersih.
e. Zakat Perniagaan
Zakat perniagaan adalah zakat yg dikenakan pada harta perniagaan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan
zakat dari semua yg kami persiapkan untuk berdagang (HR. Abu Daud)
Ketentuan :
4. Puasa
Puasa menurut bahasa ialah Saum ( ュ ヲ )صsecara bahasa artinya menahan atau
mencegah. Menurut syariat agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum
serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah
terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang
muslim, sedangkan yang dimaksud dalam hadist adalah berpuasa dibulan ramadhan
tidak hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menahan hawa nafsu negative untuk
dilatih pada bulan ramadhan dan diterapkan pada bulan-bulan selanjutnya hasil
9
positive dari menahan hawa nafsu buruk yang sering kita lakukan.
Dengan begitu pada bulan ramadhan lah kita berlatih menguasai diri, memperbaiki
diri dari dalam, serta mendisiplinkan diri dengan hal-hal yang ma‟ruf dan lebih bermanfaat
untuk akhirat. Hikmah puasa adalah pembatasan asupan kalori, pembatasan makan.
Selayaknya budaya balas dendam saat berbuka itu kita redam. Kalau kita konsisten
menjalani hal ini, mudah-mudahan hikmah mendapat kesehatan setelah berpuasa dapat
tercapai.
Telah datang dalam Shahih Muslim no. 19 hadits yang mendahulukan puasa sebelum
hajji dan hajji sebelum puasa. Di jalur periwayatan yang pertama terdapat penegasan
dari Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhumaa bahwa yang dia dengar dari Rasulullaah
shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah penyebutan puasa terlebih dahulu sebelum hajji.
Berdasarkan hal ini didahulukannya penyebutan hajji sebelum puasa di sebagian
riwayat termasuk kategori perubahan yang dilakukan rawi atau periwayatan secara
makna (tidak kontekstual). Redaksinya pada Shahih Muslim dari Ibnu Umar dari Nabi
shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda :
"Islam dibangun di atas lima perkara : Di atas ketauhidan kepada Allaah, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhajji."
Seorang laki-laki berkata (kepada Ibnu Umar) : "Hajji dan puasa Ramadhan?"
Beliau menjawab : "Tidak, puasa Ramadhan dan Hajji. Demikianlah aku
mendengarnya dari Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
5. haji
Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu
untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan
temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga
Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-
bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah.
Adab-adab haji :
Kelima rukun ini disebutkan secara berurutan sesuai dengan urgensinya masing-
masing. Dimulai dengan dua kalimah syahadah yang merupakan asas bagi setiap amal
yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allaah Ta'ala. Kemudian shalat yang
dilakukan berulang-ulang sebanyak lima kali sehari semalam. Sehingga shalat merupakan
hubungan kuat antara seorang hamba dengan Rabbnya. Kemudian zakat yang wajib
dikeluarkan dari harta jika telah berlalu satu tahun, sebab manfaatnya bisa menyebar.
Kemudian puasa yang wajib dalam satu bulan dalam satu tahun, merupakan ibadah fisik
10
yang manfaatnya hanya bersifat pribadi. Kemudian Hajji yang wajib sekali dalam seumur
hidup.
"Islam dibangun di atas lima perkara : Di atas ketauhidan kepada Allaah, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhajji."
Seorang laki-laki berkata (kepada Ibnu Umar) : "Hajji dan puasa Ramadhan?"
Beliau menjawab : "Tidak, puasa Ramadhan dan Hajji. Demikianlah aku
mendengarnya dari Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
6. haji
Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu
untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan
temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga
Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-
bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah.
Adab-adab haji :
Kelima rukun ini disebutkan secara berurutan sesuai dengan urgensinya masing-
masing. Dimulai dengan dua kalimah syahadah yang merupakan asas bagi setiap amal
yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allaah Ta'ala. Kemudian shalat yang
dilakukan berulang-ulang sebanyak lima kali sehari semalam. Sehingga shalat merupakan
hubungan kuat antara seorang hamba dengan Rabbnya. Kemudian zakat yang wajib
dikeluarkan dari harta jika telah berlalu satu tahun, sebab manfaatnya bisa menyebar.
Kemudian puasa yang wajib dalam satu bulan dalam satu tahun, merupakan ibadah fisik
yang manfaatnya hanya bersifat pribadi. Kemudian Hajji yang wajib sekali dalam seumur
hidup.
C. Kandungan hadits
1. Rasulullah menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-
tiang yang mantap. Penjelasan urgensi kelima perkara ini karena menjadi pondasi
bangunan Islam.
2. Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian
Muhammad, merupakan hal yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang
lainnya.
3. Dua kalimah syahadah merupakan asas pada dua kalimah itu sendiri dan merupakan
asas bagi yang lainnya. Sehingga sebuah amal tidak diterima kecuali dibangun di atas
keduanya.
11
4. Mendahulukan shalat atas amal yang lainnya, karena merupakan penghubung yang
kuat antara seorang hamba dengan Rabbnya.
5. Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat
rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya
dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena
shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
6. Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat
sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang
membutuhkan.
7. Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.
8. Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia
bukan seorang muslim berdasarkan ijma‟.
9. Nash diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara
lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits.
Rasulullah bersabda: “Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang” Menyerupakan
sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang konkrit agar lebih mengena dalam fikiran.
10. Memulai dengan yang paling penting.
11. Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian
juga tidak bermanfaat iman tanpa amal
12
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-tiang yang mantap.
Penjelasan urgensi kelima perkara ini, yaitu syahadat, sholat,zakat, puasa dan haji karena
menjadi pondasi bangunan Islam. Jika salah satu kelima perkara ini tidak dikerjakan,
bangunan islam yang tegak dan kokoh akan runtuh.
B. SARAN
Penulis menyarankan supaya pembaca dapat memahami atas segala sesuatu yang
telah kami sampaikandalam makalah ini. Sehingga kita dapat mengetahu pondasi agama
islam, mudah – mudahan semua yang disampaikan dalam makalah ini bisa diterima
pembaca dan menambah wawasan dalam ilmu keagamaan khususnya ilmu hadits.
14
DAFTAR PUSTAKA
15