Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

HADIST

SYARH HADITS ARBA‟IN


ANNAWAWIYAH KE-3

Di Susun Oleh :

ADITIA PUTRA RAMADHAN (20651005)

PROGRAM STUDI S-1


KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU DAKWAH
ALHIKMAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang dengan nikmat-Nya berbagai kebaikan menjadi
sempurna. Alhamdulillah wa subhanallah. Kita memuji-Nya seberat timbangan Arsy-Nya. Maha
suci Allah sesuai dengan keridhaanNya. Maha suci Allah sebanyak tinta yang menulis kalimat-
Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW,keluarganya,para sahabatnya,serta seluruh pengikutnya hingga yaumil akhir.

Tak lupa ucapan terimakasih saya kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan
moriil maupun materil dalam pembuatan makalah ini, semoga Allah membalas kebaikan mereka
di dunia dan diakhirat. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang bertema
“SYARH HADITS ARBA‟IN KE-3”.

Dalam penyusunan makalah ini, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
baik dari isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan, meskipun dalam penyusunan makalah
ini penulis telah mencurahkan segala kemampuan , namun penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan data dan referensi maupun
kemampuan penulis.

Melalui makalah ini, penulis berharap adanya manfaat yang besar bagi penulis serta
pembaca agar dapat memahami pondasi dienul islam dengan thayyib dan mampu
mempraktekkannya dengan ihsan.

Demikian makalah ini kami sampaikan, semoga saran dan kritik yang membangun dapat
mengembangkan karya ini menjadi jauh lebih baik di kemudian hari. Aamiin

Pekanbaru, 25 Februari 2022

penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian............................................................................................................5
B. Penjelasan hadits..................................................................................................5
C. Kandungan hadits................................................................................................11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hadits Arba’in Nawawiyah adalah kumpulan 40 hadits Nabi saw yang dikumpulkan oleh
Imam Nawawi ra. dan merupakan kitab yang tidak asing bagi kita umat Islam, bukan hanya di
Indonesia namun di seluruh dunia. Umat Islam mengenalnya dan akrab dengannya, karena banyak
dibahas oleh para ulama dan menjadi rujukan dalam menyebarkan ajaran Islam kepada kaum
muslimin berkaitan dengan kehidupan beragama, ibadah, muamalah dan syariah.
Adapun manfaat mempelajari hadits sangatlah banyak , baik itu hadits yang shohih ataupun
hadits dho‟if karena dengan membaca hadits yang dho‟if kita bisa membandingkan atau
menela‟ah lebih dalam mengenai hadits – hadits shohih yang lain. Dengan mempelajari hadits arba‟in
ini dapat mengetahui ilmu – ilmu yang belum ada di dalam al- qur‟an seperti adab – adab ataupun
tata cara sholat dll .
Pembahasan hadits ke -3 ini merupakan penjelasan dari rukun islam dan unsur –
unsurnya.dimana dengan adanya penjelasan syarah hadits ke 3 ini diharapkan pembaca dapat
mengerti unsur – unsur dari rukun islam beserta konsekuensi yang harus di amalkan sesuai dengan
syari‟ah dan ittiba‟i rosul.

B. Rumusan masalah

a. Apakah yang disebut syahadatain dan bagaimana konsekuensinya ?


b. Apa itu Pengertian sholat dan bagaimana tata cara / adab – adabnya ?
c. Apa itu Pengertian zakat dan bagaimana penghitungannya ?
d. Apa itu Pengertian puasa?
e. Apa itu Pengertian haji dan adab – adab yang ada didalamnya ?

C. Tujuan

a. Untuk mengerti unsur – unsur rukun islam


b. Untuk mengetahui pengertian dan konsekuensi dari syahadatain
c. Untuk mengetahui pengertian sholat dan tata – caranya
d. Untuk memahami tentang pengertian zakat dan penghitungannya
e. Untuk memahami tentang pengertian puasa.
f. Untuk mengetahui pengertian haji dan adab – adab yang ada didalamnya

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Hadits ketiga dari Hadist Arba‟in karangan Syaikh An-Nawawi telah di sebutkan :
ِ‫وْ َل هللا‬K‫ْت َر ُس‬ ُ ‫ ِمع‬K‫ َس‬: ‫ال‬K َ Kَ‫ا ق‬KK‫ َي هللاُ َع ْنهُ َم‬K‫ض‬ ِ ‫ب َر‬ ِ ‫ َر ب ِْن ْالخَطَّا‬K‫ع َْن َأبِي َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن ُع َم‬
‫وْ ُل‬K ‫ َشهَا َد ِة َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوَأ َّن ُم َح َّمداً َر ُس‬: ‫س‬ ٍ ‫ بُنِ َي ْاِإل ْسالَ ُم َعلَى َخ ْم‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُوْ ُل‬
َ
‫ُخَاريُّ َو ُم ْسلِ ٌم‬
ِ ‫ضانَ ” َر َواهُ الب‬ َ ‫صوْ ِم َر َم‬ َ ‫ت َو‬ ِ ‫صالَ ِة َوِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا ِة َو َحجِّ ْالبَ ْي‬
َّ ‫ام ال‬Kِ َ‫“ هللاِ َوِإق‬

Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob


radliallahuanhuma dia berkata: Saya mendengar Rasulullah bersabda : Islam dibangun
diatas lima perkara, Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan
bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat bukhori dan Muslim).

B. Penjelasan Syarh Hadist


Abdullah bin Umar bin Al khatthab Radiallahu’anhuma berkata :

Abdullah bin Umar termasuk kalangan shigharush shahabah (sahabat


junior) dalam jajaran para sahabat nabi. Dikenal sebagai orang yang sangat ketat
keteguhannya terhadap syariat. Imam Adz Dzahabi Rahimahullah menceritakan tentang
beliau sebagai berikut:
“Dia masuk Islam saat masih kecil dan ikut hijrah bersama ayahnya saat belum baligh.
Pada perang Uhud dia masih kecil, perang pertama yang diikutinya adalah perang Khandaq.
Dia termasuk yang ikut berbai‟at di bawah pohon, bersama ibunya, Ummul Mu‟minin Hafshah,
Zainab binti Mazh‟un saudara wanita Utsman bin Mazh‟un Al Jumahi.”.
Beliau banyak meriwayatkan ilmu yang bermanfaat dari Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Bilal, Shuhaib, Amir bin Rabi‟ah, Zaid
bin Tsabit, Zaid adalah pamannya, Sa‟ad, Ibnu Mas‟ud, Utsman bin Thalhah, Hafshah
(saudara perempuannya), Asalam, „Aisyah, dan yang lainnya. (Siyar A‟lam An Nubala,
3/204. Cet. 9, 1413H -1993M. Muasasah Ar Risalah).
Disebutkan Radhiallahu’Anhuma (semoga Allah meridhai keduanya), maksudnya adalah
dirinya dan ayahnya (Umar bin Al Khathab). Selain beliau, sahabat nabi yang lainnya
seperti Abdullah bin Abbas juga mendapat sebutan Radhiallahu’Anhuma (semoga Allah
meridhai keduanya) yakni dirinya dan ayahnya, Abbas bin Abdul Muthalib, juga An
Nu‟man bin Basyir, dan lainnya.

Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al „Utsaimin Rahimahullah:


“Para ulama mengatakan: jika seorang sahabat nabi dan ayahnya adalah muslim, maka
katakana Radhiallahu „Anhuma, dan jika seorang sahabat nabi sorang muslim sednagkan
ayahnya kafir, maka katakana Radhiallahu „Anhu. (Syarh Al Arbain An Nawawiyah, Hal. 84.
Mawqi‟ Ruh Al Islam).

Islam didirikan atas 5 dasar.

5
Barang siapa yang telah melaksanakan kelima dasar ini maka islamnya menjadi
sempurna. Seperti halnya sebuah rumah, akan menjadi sempurna dengan pondasi atau
pilar-pilarnya maka demikianlah pula dengan bangunan islam yang akan menjadi
sempurna dengan kelima rukunnya, yang mana jika sebagian pilarnya itu roboh maka
bangunan itu menjadi sempurna.
Rasulullah mengumpamakan ajaran agama islam yang beliau bawa, yang
mengeluarkan manusia dari kekafiran serta mengajak manusia untuk memasuki surga dan
menjauhi neraka, seperti bangunan yang ideal. Bangunan tersebut berdiri atas fondasi yang
kuat dan kokoh. Beliau menjelaskan bahwa fondasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Syahadat
Syahadat ialah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah. Kesaksian berarti mengakui keberadaan dan keesaan Allah. Kemudian
diikuti dengan pengakuan terhadap kenabian dan kerasulan nabi Muhammad, ini
adalah rukun yang paling dasar dari pada rukun-rukun yang lain. Dalam hal ini
Rasulullah bersabda, yang artinya:
“Aku diutus untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi
(bersyahadat), bahwa tidak ada Ilah kecuali Allah dan sesungguhnya
Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan jika
mereka telah melakukan ini maka mereka terjaga dariku darah dan harta mereka,
kecuali dengan hak Islam, dan atas Allah-lah perhitungan
mereka.” (HR. Bukhari No. 25 dan Muslim No. 36)
Hadits yang mulia ini telah menegaskan pula kepada kita bahwa tujuan
Beliau diutus adalah agar manusia mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat, dan
zakat. Tentunya tidak melupakan kewajiban-kewajiban lain.

Syarat-syarat syahadatain:

a. Syarat-syarat "Laa ilaha illallah"


Bersaksi dengan laa ilaaha illallah harus dengan tujuh syarat. Tanpa syarat- syarat
itu syahadat tidak akan bermanfaat bagi yang mengucapkannya. Secara global tujuh
syarat itu adalah:

1. 'Ilmu, yang menafikan jahl (kebodohan).


2. Yaqin (yakin), yang menafikan syak (keraguan).
3. Qabul (menerima), yang menafikan radd (penolakan).
4. Inqiyad (patuh), yang menafikan tark (meninggalkan).
5. Ikhlash, yang menafikan syirik.
6. Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta).
7. Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha' (kebencian).

6
b. Syarat Syahadat "Anna Muhammadan Rasulullah"

1. Mengakui kerasulannya dan meyakininya di dalam hati.

2. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan.

3. Mengikutinya dengan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah


dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya.

4. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang gha-ib, baik yang
sudah lewat maupun yang akan datang.

5. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak,


orangtua serta seluruh umat manusia.

6. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta
mengamalkan sunnahnya.

Konsekuensi syahadatain

a. Konsekuensi "Laa ilaha illallah"

Yaitu meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala ma-cam yang
dipertuhankan sebagai keharusan dari peniadaan laa ilaaha illallah . Dan beribadah
kepada Allah semata tanpa syirik sedikit pun, sebagai keharusan dari penetapan
illallah.

Banyak orang yang mengikrarkan tetapi melanggar konsekuensinya. Sehingga


mereka menetapkan ketuhanan yang sudah dinafikan, baik berupa para makhluk,
kuburan, pepohonan, bebatuan serta para thaghut lainnya.

Mereka berkeyakinan bahwa tauhid adalah bid'ah. Mereka menolak para da'i
yang mengajak kepada tauhid dan mencela orang yang beribadah hanya kepada Allah
semata.

b. Konsekuensi Syahadat "Muhammad Rasulullah"

Yaitu mentaatinya, membenarkannya, meninggalkan apa yang dilarangnya,


mencukupkan diri dengan mengamalkan sunnahnya, dan meninggalkan yang lain dari
hal-hal bid'ah dan muhdatsat (baru), serta mendahulukan sabdanya di atas segala
pendapat orang.

2. Sholat

Rukun Islam yang paling penting setelah dua kalimah syahadah adalah shalat.
Yang dimaksud dengan sholat disini yaitu konsisten dalam mengerjakan sholat, tepat
pada waktunya dengan memenuhi syarat dan rukunnya serta dilengkapi dengan adab-
adab dan sunnah-sunnahnya. Sholat diharapkan dapat memberi dampak positif bagi
jiwa seorang muslim sehingga ia meninggalkan perbuatan dosa dan kemungkaran, Allah
7
Subhanahu wa ta‟ala berfirman:
“Dan dirikanlah shalat.sesungguhnya, sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan
mungkar,” (Q.S Al-ankabut [29] : 45).

Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah mensifatinya sebagai tiang dari


agama Islam. Sebagaimana telah disebutkan dalam sebuah hadits tentang wasiat beliau
shallallaahu 'alaihi wa sallam kepada Mua'dz bin Jabal radhiyallaahu 'anhu yang
merupakan hadits ke dua puluh sembilan dari Hadits Arbain ini. Beliau shallallaahu
'alaihi wa sallam pun meberitakan bahwa shalat merupakan perkara agama yang akan
hilang. Dan perkara pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat.
Silakan merujuk kepada kitab Silsilah Hadits Ash-Shahihah karya Al-Imam Al-Albani
rahimahullah no. 1739, 1358 dan 1748.
Adab-adab umum dibagi kepada Empat, yaitu:
a. Membesarkan Allah SWT dan memuliakanNya. Yakni “Hendaklah sesuatu yang
dikerjakan, disertai dengan rasa membesarkan Allah SWT yang berhak menerima
Ibadah.” Hal ini dapat kita lakukan apabila kita mengingat benar-benar bahwa diri
kita adalah hamba Allah dan Allah adalah Khaliq yang menjadikan kita.
b. Mewujudkan khusyu‟ dan takut kepada Allah SWT. Yakni “Hendaklah shalat itu
dilaksanakan dengan Khusyu‟ dan takut akan Allah SWT” shalat itu adalah tali
perhubungan antara hamba dengan Tuhannya Allah SWT. Karena itu
menjadilah sesuatu kewajiban mewujudkan “Khusyu” dan “Takut” Kepada Allah
SWT didalamnya. Sebenarnya Khusyu‟ dan takut akan Allah SWT bukanlah hal
yang sulit kita peroleh. Dia dapat dicapai oleh mereka yang meyakini benar-benar
akan Qudarad dan IradatNya.
c. Menghadirkan hati, yaitu “Hendaklah kita hadapkan segala pikiran kita kepada Allah
SWT.
d. Memahamkan makna yang diucapkan dan yang di kerjakan, yakni “Hendaklah hati
memahamkan sesudah mengetahui akan makna yang dilafadzkan oleh lidah dan
makna yang dikerjakan oleh anggota jasmani dan Rohani.
3. Zakat
Menurut bahasa, zakat berarti mengeluarkan harta dalam jumlah tertentu yang
telah mencapai nisab dengan memenuhi beberapa syarat wajib dan syarat pelaksanaan.
Zakat dikeluarkan untuk orang fakir, miskin dan lainya.
Zakat merupakan ibadah maliyah untuk menumbuhkan keadilan (kepedulian
social), ibadah zakat akan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang diantara kaum
muslimin.
Macam-macam zakat:
a. Zakat Profesi/Penghasilan
Zakat Profesi/Penghasilan adalah zakat yg dikeluarkan dari hasil profesi
seseorang, baik dokter, arsitek, notaris, ulama/da‟i, artis, karyawan, guru, pegawai
swasta/negeri/bumn/bumd, pengacara, hakim, akuntan, advokat,
perawat, TNI/POLRI, LSM, wiraswasta, aktivis MLM dan lainnya.
Nishab sebesar 5 wasaq atau setara dengan 653 kg bahan pangan pokok yg
(siap di konsumsi ) seperti kurma, gandum, beras dan biji jagung. Besar zakat
profesi yaitu sebesar 2,5%. Jika standar harga beras/kg sebesar Rp5.000/kg, nilai
nishab sekitar Rp3.265.000.

8
b. Zakat Emas/Perak
Nisab emas 85 gram, sedangkan nisab perak 595 gram. Besar atau kadar
zakatnya sebesar 2,5%. Haul satu tahun. Ketentuan Zakat emas/perak:
1. Emas/perak yg dikeluarkan zakatnya adalah emas/perak yg tidak dipakai.
2. Emas/perak yg dipakai secara wajar dan tidak berlebihan tidak dikeluarkan
zakatnya. Emas yg wajib dikeluarkan zakatnya = (Total emas yg dimiliki –
emas yg dipakai) x 2,5% . Pembayarannya dapat dikeluarkan dengan nilai
uang yg setara dengan harga emas saat itu.
c. Zakat Tabungan
Uang simpanan yang telah mengendap selama 1 (satu) tahun dan
mencapai nilai minimal (nishab) setara 85 gr emas, asumsi harga emas 1 gr untuk
saat ini sebesar Rp300.000, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5%, dengan perhitungan
: (saldo akhir tahun + Bagi hasil ) x 2,5% = Zakat Tabungan. Apabila di bank
konvensional, bunga bank tidak dihitung sebagai harta yang dizakatkan. Sedang
bagi hasil di bank syariah, juga dihitung sebagai harta yg dizakatkan.
d. Zakat Investasi
Zakat Investasi adalah zakat yg dikenakan terhadap harta yg diperoleh
dari hasil investasi. Contoh bangunan atau kendaraan yg disewakan. Zakat
investasi dikeluarkan pada saat menghasilkan, sedangkan modal tidak dikenakan
zakat. Besar zakat yg dikeluarkan adalah 5% untuk penghasilan kotor dan 10%
untuk penghasilan bersih.

e. Zakat Perniagaan
Zakat perniagaan adalah zakat yg dikenakan pada harta perniagaan.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW memerintahkan kami agar mengeluarkan
zakat dari semua yg kami persiapkan untuk berdagang (HR. Abu Daud)

Ketentuan :

a. Berjalan 1 tahun (haul)


b. Nishab senilai 85 gr emas
c. Besar zakat 2,5%
d. Dapat dibayar dengan uang atau barang
e. Dikenakan pada perdagangan maupun perseroan.
Cara Penghitungan :
(modal diputar + keuntungan+Piutang yg dapat dicairkan ) –
(hutang+kerugian) x 2,5%

4. Puasa
Puasa menurut bahasa ialah Saum ( ュ ヲ ‫ )ص‬secara bahasa artinya menahan atau
mencegah. Menurut syariat agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum
serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah
terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang
muslim, sedangkan yang dimaksud dalam hadist adalah berpuasa dibulan ramadhan
tidak hanya menahan lapar dan haus, tapi juga menahan hawa nafsu negative untuk
dilatih pada bulan ramadhan dan diterapkan pada bulan-bulan selanjutnya hasil

9
positive dari menahan hawa nafsu buruk yang sering kita lakukan.
Dengan begitu pada bulan ramadhan lah kita berlatih menguasai diri, memperbaiki
diri dari dalam, serta mendisiplinkan diri dengan hal-hal yang ma‟ruf dan lebih bermanfaat
untuk akhirat. Hikmah puasa adalah pembatasan asupan kalori, pembatasan makan.
Selayaknya budaya balas dendam saat berbuka itu kita redam. Kalau kita konsisten
menjalani hal ini, mudah-mudahan hikmah mendapat kesehatan setelah berpuasa dapat
tercapai.
Telah datang dalam Shahih Muslim no. 19 hadits yang mendahulukan puasa sebelum
hajji dan hajji sebelum puasa. Di jalur periwayatan yang pertama terdapat penegasan
dari Ibnu Umar radhiyallaahu 'anhumaa bahwa yang dia dengar dari Rasulullaah
shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah penyebutan puasa terlebih dahulu sebelum hajji.
Berdasarkan hal ini didahulukannya penyebutan hajji sebelum puasa di sebagian
riwayat termasuk kategori perubahan yang dilakukan rawi atau periwayatan secara
makna (tidak kontekstual). Redaksinya pada Shahih Muslim dari Ibnu Umar dari Nabi
shallallaahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda :
"Islam dibangun di atas lima perkara : Di atas ketauhidan kepada Allaah, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhajji."
Seorang laki-laki berkata (kepada Ibnu Umar) : "Hajji dan puasa Ramadhan?"
Beliau menjawab : "Tidak, puasa Ramadhan dan Hajji. Demikianlah aku
mendengarnya dari Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
5. haji
Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu
untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan
temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga
Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-
bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah.

Adab-adab haji :

1. Mengikhlaskan niat di dalam ibadah haji.


2. Mempelajari hukum-hukum tentang haji
3. Menghindari dari para penganggur dan orang-orang yang suka bermain-main.
4. Menghindari dari ahli bid‟ah dan khurafat
5. Hendaknya berusaha untuk ekonomis di dalam berbelanja
6. Jauhilah hal-hal yang melengahkan
7. Berusaha untuk menerapkan akhlaq yang baik dan melawan nafsu
8. Selalu berdzikir dengan dzikir pagi dan petang
9. Hendaknya dia membawa bekal lebih jika dia termasuk orang yang mampu.
10. Hendaknya dia selalu menjaga kewajiban-kewajiban syari‟ah

Kelima rukun ini disebutkan secara berurutan sesuai dengan urgensinya masing-
masing. Dimulai dengan dua kalimah syahadah yang merupakan asas bagi setiap amal
yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allaah Ta'ala. Kemudian shalat yang
dilakukan berulang-ulang sebanyak lima kali sehari semalam. Sehingga shalat merupakan
hubungan kuat antara seorang hamba dengan Rabbnya. Kemudian zakat yang wajib
dikeluarkan dari harta jika telah berlalu satu tahun, sebab manfaatnya bisa menyebar.
Kemudian puasa yang wajib dalam satu bulan dalam satu tahun, merupakan ibadah fisik
10
yang manfaatnya hanya bersifat pribadi. Kemudian Hajji yang wajib sekali dalam seumur
hidup.
"Islam dibangun di atas lima perkara : Di atas ketauhidan kepada Allaah, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berhajji."
Seorang laki-laki berkata (kepada Ibnu Umar) : "Hajji dan puasa Ramadhan?"
Beliau menjawab : "Tidak, puasa Ramadhan dan Hajji. Demikianlah aku
mendengarnya dari Rasulullaah shallallaahu 'alaihi wa sallam.
6. haji
Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu
untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan
temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga
Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-
bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah.

Adab-adab haji :

11. Mengikhlaskan niat di dalam ibadah haji.


12. Mempelajari hukum-hukum tentang haji
13. Menghindari dari para penganggur dan orang-orang yang suka bermain-main.
14. Menghindari dari ahli bid‟ah dan khurafat
15. Hendaknya berusaha untuk ekonomis di dalam berbelanja
16. Jauhilah hal-hal yang melengahkan
17. Berusaha untuk menerapkan akhlaq yang baik dan melawan nafsu
18. Selalu berdzikir dengan dzikir pagi dan petang
19. Hendaknya dia membawa bekal lebih jika dia termasuk orang yang mampu.
20. Hendaknya dia selalu menjaga kewajiban-kewajiban syari‟ah

Kelima rukun ini disebutkan secara berurutan sesuai dengan urgensinya masing-
masing. Dimulai dengan dua kalimah syahadah yang merupakan asas bagi setiap amal
yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allaah Ta'ala. Kemudian shalat yang
dilakukan berulang-ulang sebanyak lima kali sehari semalam. Sehingga shalat merupakan
hubungan kuat antara seorang hamba dengan Rabbnya. Kemudian zakat yang wajib
dikeluarkan dari harta jika telah berlalu satu tahun, sebab manfaatnya bisa menyebar.
Kemudian puasa yang wajib dalam satu bulan dalam satu tahun, merupakan ibadah fisik
yang manfaatnya hanya bersifat pribadi. Kemudian Hajji yang wajib sekali dalam seumur
hidup.
C. Kandungan hadits
1. Rasulullah menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-
tiang yang mantap. Penjelasan urgensi kelima perkara ini karena menjadi pondasi
bangunan Islam.
2. Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian
Muhammad, merupakan hal yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang
lainnya.
3. Dua kalimah syahadah merupakan asas pada dua kalimah itu sendiri dan merupakan
asas bagi yang lainnya. Sehingga sebuah amal tidak diterima kecuali dibangun di atas
keduanya.
11
4. Mendahulukan shalat atas amal yang lainnya, karena merupakan penghubung yang
kuat antara seorang hamba dengan Rabbnya.
5. Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat
rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya
dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena
shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.
6. Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat
sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang
membutuhkan.
7. Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.
8. Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia
bukan seorang muslim berdasarkan ijma‟.
9. Nash diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara
lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits.
Rasulullah bersabda: “Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang” Menyerupakan
sesuatu yang abstrak dengan sesuatu yang konkrit agar lebih mengena dalam fikiran.
10. Memulai dengan yang paling penting.
11. Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian
juga tidak bermanfaat iman tanpa amal

12
13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-tiang yang mantap.
Penjelasan urgensi kelima perkara ini, yaitu syahadat, sholat,zakat, puasa dan haji karena
menjadi pondasi bangunan Islam. Jika salah satu kelima perkara ini tidak dikerjakan,
bangunan islam yang tegak dan kokoh akan runtuh.

B. SARAN
Penulis menyarankan supaya pembaca dapat memahami atas segala sesuatu yang
telah kami sampaikandalam makalah ini. Sehingga kita dapat mengetahu pondasi agama
islam, mudah – mudahan semua yang disampaikan dalam makalah ini bisa diterima
pembaca dan menambah wawasan dalam ilmu keagamaan khususnya ilmu hadits.

14
DAFTAR PUSTAKA

Musthofa,Dr. Al-wafi fi syarh al-arbain annawawiyyah,Damaskus.2007 penerbit:hikmah

Abu abdillah sayyid bin Ibrahim al-huwaithi.syarh hadits


arbain.solo:2009.penerbit:pustaka arafah

Al-Imam Al-Albani rahimahullah. Silsilah Hadits Ash-Shahihah

Siyar A‟lam An Nubala, 3/204. Cet. 9, 1413H -1993M. Muasasah Ar Risalah

15

Anda mungkin juga menyukai