1. ISAP LENDIR
Setelah diletakkan, lendir yang ada di rongga hidung dan mulut segera diisap
dan tubuhnya dikeringkan. Dalam keadaan normal, yaitu ketuban jernih dan bayi
menangis dengan baik, dilakukan pengisapan secukupnya karena sisa lendir (jika
masih ada), akan diresorpsi sendiri oleh tubuh.
Masalahnya, kadang bayi lahir dengan keadaan “tak normal”, seperti ketuban
berwarna keruh, kehijauan, atau bercampur kotorannya selama di kandungan. Dalam
kasus ini diperlukan pengisapan lebih aktif. Jika tidak, antara lain, bisa terjadi radang
paru-paru.
2. NILAI APGAR
Bersamaan dengan proses pengisapan, dilakukan juga tes Apgar. Penilaian
dilakukan berdasar keadaan frekuensi denyut jantung, pernapasan, warna kulit,
refleks, dan tonus otot. “Nilai Apgar diambil pada menit pertama dan menit kelima
setelah tali pusat dipotong.” Pada menit pertama, nilai Apgar berfungsi untuk
menentukan perlu-tidaknya tindakan resusitasi yang lebih aktif, sedangkan pada menit
kelima untuk menilai bagaimana prediksi masalah yang akan ada selanjutnya.
Bila interpretasi nilainya antara 7-10, masuk kategori normal, 4-6 dianggap
medium atau sedang, dan di bawah 4, masuk kategori berat. Jika keadaannya baik,
bayi dibersihkan wajahnya lalu ditunjukkan sebentar pada sang ibu dan kemudian
dibawa lagi untuk perawatan selanjutnya.
Selama proses ini berlangsung, disarankan untuk tidak membantu bayi, atau
sengaja mendorong bayi mendekati puting ibu. Biarkan keseluruhan proses interaksi
antara ibu dan bayi yang baru lahir berjalan secara alami. Proses inisiasi menyusui
dini dapat berlangsung selama bayi masih mengisap puting ibu dan akan selesai
sendiri ketika bayi melepaskan isapan dari puting ibu.
6. DITIMBANG
Tahap selanjutnya, berat badan bayi ditimbang dan harus dilakukan kurang
dari setengah jam setelah kelahiran. Ini untuk mencegah pengukuran yang tidak tepat
karenatelah terjadi penguapan cairan pada tubuh bayi.
Berbeda dengan pengukuran BB lahir yang harus dilakukan segera,
pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala justru tak mutlak perlu dilakukan pada
saat itu juga. Khususnya untuk pengukuran lingkar kepala. Sebab, bayi yang
dilahirkan spontan, kepalanya “mengecil” saat melewati jalan lahir.
Sebaliknya, jika lahir dengan bantuan vakum, biasanya kepalanya mengalami
penonjolan sementara di lokasi pemasangan vakum. Jadi, untuk mendapatkan ukuran
lingkar kepala yang lebih tepat, kadang perlu ditunggu setelah 24 jam.
Sebelum si kecil keluar dari ruang bersalin, perawat akan melakukan cap
telapak kaki sebagai identitas bayi Anda, agar tidak tertukar. Sebagian besar rumah
sakit dan klinik bersalin akan membuat dua salinan cap telapak kaki. Satu untuk
arsip rumah sakit dan yang lainnya untuk dokumen pribadi keluarga.
2. Bayi Prematur Sedang (33 – 38 minggu) atau BBLR (1500 – 2500 gram) cara
mengatasinya yaitu :
a. Jika bayi tidak ada kesukaran bernafas dan tetap hangat dengan metode Kanguru
b. Rawat bayi tetap bersama ibunya
c. Dorong ibu mulai menyusui dalam 1 jam pertama
d. Jika bayi sianosis sianosis (biru) atau sukar bernafas ( frekuensi <30 atau > 60
X/ menit, tarikan dinding dada ke dalam atau merintih) beri oksigen 0,5 l /menit
lewat kateter hidung atau nasal prong
e. Jika suhu aksiler turun dibawah 35oC,hangatkan bayi segera
3. Bayi Prematur dan/atau Ketuban Pecah Lama dan Asimptomatis cara mengatasinya
yaitu :
a. Jika ibu mempunyai tanda klinis infeksi bakteri atau jika ketuban pecah lebih
dari 18 jam meskipun tanpa klinis infeksi maka Rawat bayi tetap bersama ibu
dan dorong ibu tetap menyusui
b. Lakukan kuktur darah dan berikan obat dosis pertama antibiotika
gentamisin 4 mg/kg BB IM (atau kanamisin ) ditambah ampisilin 100mg/kg BB
IM
c. Jangan berikan antibiotika pada kondisi lain. Amati bayi terhadap tanda infeksi
selama 3 hari , Jika dalam 3 hari terjadi tanda infeksi, rujuk ke tempat layanan
bayi sakit atau bayi kecil.
Langkah 2:
Awali dengan tepukan pelan pada punggung.
Jika si kecil masih dalam keadaan sadar namun tak bisa batuk, menangis, maupun
bernapas, Parents bisa mengatasinya dengan mulai menggendong dan
memosisikannya di bawah salah satu lengan dengan cara diapit.
Gunakan ibu jari dan jari lainnya untuk menahan rahangnya.
Usahakan posisi kepala si kecil ke arah paha Anda agar posisi kepalanya lebih
rendah dari dadanya.
Arahkan tumit telapak tangan Anda sembari menepuk pelan ke arah antara tulang
belikat si kecil agar penyebab ia tersedak dapat dikeluarkan.
Usahakan rahangnya tetap dipegang dengan cukup kuat.
Kembalikan badannya dengan hati-hati ke posisi semula menggunakan tangan
Anda yang memberikan tepukan.
Langkah 3
Selanjutnya, dorong pada bagian dada.
Gunakan ibu jari dan jari lainnya untuk menahan rahang si kecil sembari mengapit
badannya di antara lengan Anda.
Usahakan posisi sama seperti sebelumnya, di mana kepalanya lebih rendah dari
bagian tubuhnya, namun kali ini badan si kecil menghadap ke arah Anda.
Tempatkan semacam bantalan sejauh 2-3 jari dari dada tengah si kecil.
Lakukan dorongan kecil ke bagian bawah dadanya sekitar 1,5 Lalu kembalikan ke
posisi semula.
Lakukan sebanyak 5 kali. Dorongan harus pelan dan lancar, tidak boleh kasar.
Usahakan jari Anda tidak ada kontak dengan dada si kecil.
Langkah 4
Lakukan kembali tepukan pelan pada punggung dan dorongan kecil pada dada.
Lanjutkan kedua cara ini masing-masing sebanyak lima kali hingga penyumbat
pernapasan si kecil dapat keluar, atau ia mulai batuk dengan keras, menangis, atau
mulai bernapas dengan sendirinya.
Jika si kecil mulai batuk, biarkan ia melanjutkan batuknya.
Langkah 5
Jika ini sudah terjadi, Anda perlu melakukan apa yang dinamakan dengan CPR
(tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas). Berikut
CPR yang khusus dilakukan kepada bayi:
1. Buka mulut si kecil dan cari penyebab ia tersedak. Jika ketemu, singkirkan
dengan jari kelingking Anda.
2. Berikan napas buatan sebanyak 2 kali. Jika udaranya tidak masuk (dada tidak
terlihat naik), Anda perlu memiringkan kepalanya dan berikan lagi napas
buatan sebanyak 2 kali.
3. Jika dada si kecil masih juga belum naik, maka Anda perlu melakukan
kompresi (menekan) dadanya sebanyak 30 kali.
4. Cek kembali Apabila Anda melihat sesuatu, singkirkan. Lalu lanjutkan
kembali napas buatan sebanyak 2 kali.
5. Lakukan kembali kompresi dada, dan seterusnya.
Catatan penting:
Apabila kondisi si kecil masih belum berubah, segera bawa ia ke rumah sakit.
Apabila Anda sendirian dengan si kecil, lakukan CPR terlebih dahulu sebelum
berangkat ke rumah sakit.
Apabila penyebab tersedak si kecil ternyata dikarenakan pembengkakan pada
bagian tenggorokan, segerakan bawa dirinya ke rumah sakit. Si kecil mungkin
akan mengalami reaksi alergi akibat makanan atau serangga.
Peristiwa bayi terjatuh dari tempat tidur hampir pernah dialami semua bayi
yang tidak tidur di ranjang/boks bayi. Sedangkan bayi yang sedang belajar berjalan
sering terpeleset atau keseleo. Di antara berbagai organ, kepala merupakan bagian
yang paling rentan dan berbahaya jika mengalami benturan. Cara mengatasinya
yaitu :
1. Bila bayi sadar, minimalkan gerakan anak (terutama bagian kepala dan leher)
dengan membuatnya tetap tenang.
2. Jika bayi tidak sadar, jangan pindahkan bayi kecuali ia berada dalam keadaan
bahaya. Pergerakan yang tidak penting dapat menyebabkan komplikasi yang
lebih besar pada kepala dan leher.
3. Pastikan jalan napas bayi tetap terbuka sehingga pernapasannya baik dan teratur
sambil menunggu bantuan medis datang.
IV. BAYI dengan LUKA TERIRIS ATAU LECET
Pada bayi yang sudah mulai merangkak atau jalan, bisa saja ia jatuh terluka,
atau terkena benda yang membuatnya lecet.
a. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah mencuci tangan Anda terlebih
dahulu, lalu cuci luka si bayi di bawah air mengalir.
b. Tekan luka menggunakan kain bersih dan angkat bagian tubuh yang terluka
hingga perdarahan berhenti.
c. Lalu, dengan lembut oles krim antibiotik dan tutup luka dengan perban steril
untuk mencegah infeksi.
1. Beri anak demam minum yang banyak, karena demam bisa mengakibatkan
kekurangan cairan.
2. Kompres tubuhnya dengan air hangat, dan
3. Bila demam mencapai 37 derajat Celcius, beri obat penurun panas. Penyebab
panas pada bayi biasanya karena infeksi atau hendak tumbuh gigi.
1. Prinsip pertama yang harus diingat orangtua apabila anak tersiram air panas atau
tanpa sengaja tersentuh api atau benda panas lainnya adalah jangan panik dan
segera jauhkan anak dari sumber panas.
2. Dinginkan bagian tubuh yang terkena luka bakar dengan air mengalir selama 10-
20 menit. Tidak dianjurkan menggunakan air es ataupun menambahkan bahan lain
seperti mentega atau kecap karena dapat mengiritasi kulit yang terbakar dan
menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut.
3. Lakukan penilaian jenis luka bakar. Apabila dalam penilaian dilihat luka bakar
tersebut tergolong ringan, lanjut dinginkan dengan air mengalir hingga 20 menit.
Namun bila ditemukan bula pada luka bakar, segera bawa anak ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan luka lebih lanjut.
4. Berikan salep pelembab, seperti salep yang mengandung aloe vera pada luka
bakar ringan. Lakukan perawatan luka bakar secara terbuka, tidak perlu ditutup
kasa.
5. obat anti-nyeri seperti Parasetamol dapat diberikan pada anak apabila dalam
observasi di rumah anak mengeluh sakit dan rewel.
Luka bakar ringan akan sembuh dalam waktu kurang dari 6 hari. Luka bakar
sedang memerlukan waktu yang lebih lama yaitu 20 hari. Kesembuhan luka bakar
bergantung pada tatalaksana awal di rumah, oleh sebab itu orangtua harus
mengetahui tindakan apa saja yang harus diberikan pada anak mereka apabila
mengalami luka bakar.