Anda di halaman 1dari 21

1.

1 PERTOLONGAN PERTAMA PADA BAYI BARU LAHIR

1. ISAP LENDIR
Setelah diletakkan, lendir yang ada di rongga hidung dan mulut segera diisap
dan tubuhnya dikeringkan. Dalam keadaan normal, yaitu ketuban jernih dan bayi
menangis dengan baik, dilakukan pengisapan secukupnya karena sisa lendir (jika
masih ada), akan diresorpsi sendiri oleh tubuh.
Masalahnya, kadang bayi lahir dengan keadaan “tak normal”, seperti ketuban
berwarna keruh, kehijauan, atau bercampur kotorannya selama di kandungan. Dalam
kasus ini diperlukan pengisapan lebih aktif. Jika tidak, antara lain, bisa terjadi radang
paru-paru.

2. NILAI APGAR
Bersamaan dengan proses pengisapan, dilakukan juga tes Apgar. Penilaian
dilakukan berdasar keadaan frekuensi denyut jantung, pernapasan, warna kulit,
refleks, dan tonus otot. “Nilai Apgar diambil pada menit pertama dan menit kelima
setelah tali pusat dipotong.” Pada menit pertama, nilai Apgar berfungsi untuk
menentukan perlu-tidaknya tindakan resusitasi yang lebih aktif, sedangkan pada menit
kelima untuk menilai bagaimana prediksi masalah yang akan ada selanjutnya.
Bila interpretasi nilainya antara 7-10, masuk kategori normal, 4-6 dianggap
medium atau sedang, dan di bawah 4, masuk kategori berat. Jika keadaannya baik,
bayi dibersihkan wajahnya lalu ditunjukkan sebentar pada sang ibu dan kemudian
dibawa lagi untuk perawatan selanjutnya.

3. PEMOTONGAN TALI PUSAT


Selanjutnya, tali pusat dipotong lebih pendek lagi, sekitar 5 cm dari
pangkalnya. Namun ada kalanya tali pusat dibiarkan lebih panjang. Terutama bila
bayi memiliki risiko tinggi. Gunanya untuk memudahkan jika diperlukan pemasangan
infus melalui tali pusat. Ujung tali pusat diikat tali atau dijepit dengan jepitan khusus
agar darah tak mengalir keluar. Bila ikatanatau jepitan tak kuat, akan terjadi
perdarahan dari tali pusat tersebut yang bisa berakibat fatal pada bayi. Bagi orang
dewasa, mungkin kehilangan 30 cc darah, tak akan berarti apa-apa. Tak demikian
pada bayi yang badannya masih kecil.
Langkah berikut, tali pusat dibersihkan dengan alkohol atau cairan antiseptik.
Tak perlu khawatir si kecil merasa sakit kala tali pusatnya dijepit kuat. Ia tak akan
merasakan apa pun karena dalam tali pusat tak ada persarafannya. Kecuali bila tali
pusat tersebut ditarik-tarik, sehingga pangkalnya di dinding perut akan terasa sakit.

4. INISIASI MENYUSU DINI

Setelah memastikan keadaan bayi baik-baik saja, proses selanjutnya


adalah inisiasi menyusu dini (IMD). IMD adalah pemberian ASI segera setelah bayi
dilahirkan, biasanya dalam waktu 30 menit sampai satu jam setelah bayi lahir.
Prosedur ini dilakukan dengan cara meletakkan bayi di dada ibu di mana bayi
dibiarkan dalam keadaan telanjang sehingga terjadi interaksi dari kulit ke kulit
atau skin to skin contact. Kemudian, bayi dibiarkan mencari sendiri dan mendekati
puting susu ibu untuk melakukan proses menyusui pertama kali.

Selama proses ini berlangsung, disarankan untuk tidak membantu bayi, atau
sengaja mendorong bayi mendekati puting ibu. Biarkan keseluruhan proses interaksi
antara ibu dan bayi yang baru lahir berjalan secara alami. Proses inisiasi menyusui
dini dapat berlangsung selama bayi masih mengisap puting ibu dan akan selesai
sendiri ketika bayi melepaskan isapan dari puting ibu.

5. DILETAKKAN DI MEJA RESUSITASI


Selama di kandungan, bayi berada dalam lingkungan yang suhunya berkisar
36-37 derajat Celcius. Karena itulah, langkah pertama adalah segera menempatkannya
di meja khusus, yaitu meja resusitasi yang bersuhu sekitar 36 derajat Celcius.

6. DITIMBANG
Tahap selanjutnya, berat badan bayi ditimbang dan harus dilakukan kurang
dari setengah jam setelah kelahiran. Ini untuk mencegah pengukuran yang tidak tepat
karenatelah terjadi penguapan cairan pada tubuh bayi.
Berbeda dengan pengukuran BB lahir yang harus dilakukan segera,
pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala justru tak mutlak perlu dilakukan pada
saat itu juga. Khususnya untuk pengukuran lingkar kepala. Sebab, bayi yang
dilahirkan spontan, kepalanya “mengecil” saat melewati jalan lahir.
Sebaliknya, jika lahir dengan bantuan vakum, biasanya kepalanya mengalami
penonjolan sementara di lokasi pemasangan vakum. Jadi, untuk mendapatkan ukuran
lingkar kepala yang lebih tepat, kadang perlu ditunggu setelah 24 jam.

7. DIBERI SALEP MATA


Salep mata berisi antibiotik cukup penting diberikan untuk menghindari
terinfeksi dari jalan lahir. Dulu yang digunakan zat perak nitrat. Tapi karena
konsentrasinya makin hari makin tinggi dan jadi berbahaya, saat ini tak dipakai lagi.
Meski tujuan utamanya mencegah infeksi dari jalan lahir, pada persalinan lewat
operasi, tetap diberi.

8. PENYUNTIKAN VITAMIN K DAN HEPATITIS B


Suntikan di pahanya, berisi vitamin K untuk mencegah kemungkinan terjadi
perdarahan otak. Semakin prematur si bayi, semakin besar risiko terjadi perdarahan
otak. Nah, dengan pemberian vitamin K1 ini, diharapkan risiko mengecil. Setelah 1
Jam penyuntikan Vitamin K1, maka dilakukan penyuntikan vaksin imunisasi
Hepatitis B.

9. PEMERIKSAAN SALURAN CERNA


Dokter akan memeriksa ada-tidaknya anus. Bisanya dengan cara memasukkan
ujung termometer yang tumpul ke dalam anus. Ini penting agar bila ada
gangguan/kelainan pada anusnya, dapat segera ditangani.

10. CAP TELAPAK KAKI

Sebelum si kecil keluar dari ruang bersalin, perawat akan melakukan cap
telapak kaki sebagai identitas bayi Anda, agar tidak tertukar. Sebagian besar rumah
sakit dan klinik bersalin akan membuat dua salinan cap telapak kaki. Satu untuk
arsip rumah sakit dan yang lainnya untuk dokumen pribadi keluarga.

11. DIMANDIKAN DAN DIBERSIHKAN


Bayi dibersihkan atau dimandikan setelah minimal 6 jam atau maksimal 24
jam setelah lahir, dengan air hangat dan kadang makan waktu cukup lama.
Adakalanya lapisan lemak pada kulit bayi baru lahir cukup tebal, sehingga lebih sulit
dibersihkan dan lama. Dulu ada pendapat lapisan lemak ini tak perlu seluruhnya
dibersihkan karena dapat berfungsi sebagai penghangat dan pelindung kuman. Namun
teori ini sekarang tak dipakai lagi.

CARA MENGATASI BBL YANG BERMASALAH :

I. BBL dengan ASFIKSIA NEONATORUM


Asfiksia neonatorum merupakan suatu kondisi dimana bayi tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
 Penatalaksanaan pada asfiksia neonatorum :
1. Pemantauan gas darah, denyut nadi, fungsi system jantung dan paru dengan
melakukan resusitasi, memberikan oksigen yang cukup, serta memantau
perfusi jaringan tiap 2-4 jam.
2. Mempertahankan jalan napas agar tetap baik, sehingga proses oksigenasi
cukup agar sirkulasi darah tetap baik.

 Cara mengatasi asfiksia adalah sebagai berikut.


1. Asfiksia Ringan APGAR skor (7-10)
a. Bayi dibungkus dengan kain hangat
b. Bersihkan jalan napas dengan menghisap lender pada hidung kemudian
mulut.
c. Bersihkan badan dan tali pusat
d. Lakukan observasi tanda vital, pantau APGAR skor, dan masukkan ke
dalam incubator.
2. Asfiksia Sedang APGAR skor (4-6)
a. Bersihkan jalan napas
b. Berikan oksigen 2 liter per menit
c. Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki. Apabila belum ada
reaksi, bantu pernapasan dengan masker (ambubag).
d. Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan natrium
bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Dekstrosa 40% sebanyak 4cc disuntikkan
melalui vena umbilikalis secara perlahan-lahan untuk mencegah tekanan
intracranial meningkat.
3. Asfiksia Berat APGAR skor (0-3)
a. Bersihkan jalan napas sambil pompa melalui ambubag.
b. Berikan oksigen 4-5 liter per menit.
c. Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT (endotracheal tube)
d. Bersihkan jalan napas melalui ETT.
e. Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis berikan natrium
bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Selanjutnya berikan dekstrosa 40%
sebanyak 4cc.

II. BBL dengan BBLR


1. Berat Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLRSR) atau sangat kecil (< 1500 gr atau
< 32 minggu) cara mengatasinya yaitu :
a. Pastikan kehangatan bayi dengan bungkus dengan kain lunak, kering, selimut
dan pakai topi
b. Jika pada riwayat ibu terdapat kemungkinan infeksi bakteri beri dosis pertama
antibiotika gentamisin 4 mg/kg BB IM (atau kanamisin) ditambah ampisilin
100mg/kg BB IM
c. Bila bayi sianosis (biru) atau sukar bernafas (frekuensi <30 atau > 60 X/menit,
tarikan dinding dada ke dalam atau merintih, beri oksigen 0,5 l /menit lewat
kateter hidung atau nasal prong
d. Segera rujuk ketempat pelayanan kesehatan khusus yang sesuai untuk bayi baru
lahir sakit atau kecil

2. Bayi Prematur Sedang (33 – 38 minggu) atau BBLR (1500 – 2500 gram) cara
mengatasinya yaitu :

a. Jika bayi tidak ada kesukaran bernafas dan tetap hangat dengan metode Kanguru
b. Rawat bayi tetap bersama ibunya
c. Dorong ibu mulai menyusui dalam 1 jam pertama
d. Jika bayi sianosis sianosis (biru) atau sukar bernafas ( frekuensi <30 atau > 60
X/ menit, tarikan dinding dada ke dalam atau merintih) beri oksigen 0,5 l /menit
lewat kateter hidung atau nasal prong
e. Jika suhu aksiler turun dibawah 35oC,hangatkan bayi segera

3. Bayi Prematur dan/atau Ketuban Pecah Lama dan Asimptomatis cara mengatasinya
yaitu :
a. Jika ibu mempunyai tanda klinis infeksi bakteri atau jika ketuban pecah lebih
dari 18 jam meskipun tanpa klinis infeksi maka Rawat bayi tetap bersama ibu
dan dorong ibu tetap menyusui
b. Lakukan kuktur darah dan berikan obat dosis pertama antibiotika
gentamisin 4 mg/kg BB IM (atau kanamisin ) ditambah ampisilin 100mg/kg BB
IM
c. Jangan berikan antibiotika pada kondisi lain. Amati bayi terhadap tanda infeksi
selama 3 hari , Jika dalam 3 hari terjadi tanda infeksi, rujuk ke tempat layanan
bayi sakit atau bayi kecil.

III. BBL dengan KEJANG


IV. BBL dengan HIPOTHERMIA
 Hipothermia Berat cara mengatasinya yaitu :
a. Segera hangatkan bayi di bawah pemancar panas yang telah dinyalakan
sebelumnya bila mugkin. Gunakan incubator atau ruangan hangat bila perlu
b. Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Berikan pakaian yang hangat, pakai
topi dan selimut hangat
c. Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi sering diubah
d. Bila bayi dengan gangguan nafas (frekuensi nafas > 60 X/menit atau < 30
X/menit, tarikan dinding dada, merintih saat respirasi), lakukan managemenit
gangguann nafas.
e. Berikan infus sesuai dosis rumatan dibawah pemancar panas
untuk menghangatkan cairan
f. Periksa kadar glucose darah, bila < 45 mg/dl (2,6 mmoI/L tangani hipoglikemia
g. Nilai tanda-tanda kegawatan pada bayi (misalnya gangguan nafas, kejang atau
tidak sadar) setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam sampai
suhu tubuh kembali dalam batas normal.
h. Ambil sampel darah dan berikan antibiotika sesuai program terapi untuk
penangan kemungkinan bayi sepsis
i. Anjurkan ibu menyusui segera setelah siap: Bila bayi tidak dapat minum ASI,
peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum, Bila
bayi tidak menyusu sama sekali, pasang pipa lambung dan beri ASI peras begitu
suhu mencapai 35oC, Periksa suhu setiap jam, bila suhu naik paling tdak 0,5o
C/jam, berarti upaya menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan
memeriksa suhu bayi setiap 2 jam
j. Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu ruangan
setiap jam Setelah suhu normal : Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi, Pantau
bayi selama 12 jam kemudian ukur suhu setiap 3 jam, Pantau selama 24 jam
setelah penghentian antibiotika, bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi
dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah yang lain untuk perawatan di
rumah sakit, bayi dipulangkan dan nasehati ibu bagaimana cara menjaga agar
bayi tetap hangat selama di rumah.

 Hipothermia Sedang cara mengatasinya yaitu :


a. Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat , memakai
topi dan selimut hangat
b. Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan
kontak kulit atau perawatan bayi lekat (Perawatan Metode Kangguru/PMK)
Bila ibu tidak ada Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI
peras denganmenggunakan salah satu alternative cara pemberian minum dan
sesuaikan pengatur suhu
c. Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering diubah
Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering, bila bayi tidak menyusu, berikan
ASI peras menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum
d. Mintalah ibu untuk mengamati tanda kegawatan (misalnya gangguan nafas,
kejang, tidak sadar) dan segera mencari pertolongan bila hal itu terjadi
e. Periksa kadar glukosa darah, bila < 45 mg/dl (2,6 mmoI/L tangani
hipoglikemia
f. Nilai tanda kegawatan, midsalnya gangguan nafas, bila ada tangani gangguan
nafasnya
g. Periksa suhu setiap jam, bila suhu naik paling tdak 0,5o C/jam, berarti upaya
menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan memeriksa suhu bayi
setiap 2 jam
h. Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0,5o C/jam, cari tanda
sepsis Setelah suhu normal : Lakukan perawatan lanjutan untuk bayi, Pantau
bayi selama 12 jam kemudian ukur suhu setiap 3 jam, Bila suhu tetap dalam
batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak ada masalah yang
lain untuk perawatan di rumah sakit, bayi dipulangkan dan nasehati ibu
bagaimana cara menjaga agar bayi tetap hangat selama di rumah.

V. BBL dengan HYPERTERMIA


Jika bayi Belum pernah diletakkan di dalam alat penghangat cara mengatasinya yaitu :
a. Letakkan bayi di ruangan dengan suhu lingkungan normal ( 25-28oC)
b. Lepaskan sebagian atau seluruh pakaian bila perlu
c. Periksa suhu aksiler setiap jam sampai tercapai suhu dalam batas normal
d. Bila suhu sangat tinggi ( > 39 oC), bayi dikompres atau dimandikan selama 10-15
menit dalam air yang suhunya 4 oC lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
e. Jangan menggunakan air dingin atau air yang suhunya lebih rendah dari 4ºC
dibawah suhu bayi.

VI. BBL dengan IKTERUS

VII. BBL dengan INFEKSI


1.2 PERTOLONGAN PERTAMA PADA BAYI DAN BALITA
I. BAYI dengan KEJANG DEMAM
a. Tindakan pertama anak kejang demam yaitu mencegah atau mengendalikan
aktivitas kejang, melindungi anak dari bahaya trauma, mempertahankan jalan
nafas.
b. Tindakan dari ibu disarankan tetap waspada terhadap kemungkinan serangan
kejang demam, kalau serangan datang ibu hendaknya harus melakukan tindakan
awal. Menurut Ngastiyah (2005) yang mesti dilakukan adalah, tidak boleh panik
yang penting adalah mencegah jangan sampai timbul kejang. Jika terjadi kejang
anak harus
1. Dibaringkan ditempat yang rata,
2. Kepalanya dimiringkan kesalah satu sisi agar tidak terjadi aspirasi ludah atau
lendir dari mulut.
3. Buka bajunya atau melonggarkan pakaian yang ketat agar jalan napas tetap
terbuka lega sehingga suplai oksigen terjamin.
4. Tidak mengekang balita saat kejang terjadi, tidak memberikan minum apapun
pada balita, dan tidak memasukkan apapun diantara gigi balita yang
mengalami kejang demam.
5. Tindakan untuk menurunkan demam pada balita ibu melakukan kompres
hangat pada balita, memberikan obat paracetamol, dan ketika balita mulai
panas tinggi yang tak kunjung turun, tindakan yang dilakukan oleh ibu adalah
langsung membawa balitanya pergi ke pelayanan kesehatan. Maka dalam
meningkatkan pemahaman ibu dalam melakukan tindakan pertolongan
pertama pada balita yang mengalami kejang demam, pemerintah atau rumah
sakit dapat melakukan pendidikan kesehatan seperti penyuluhan.

II. BAYI dengan TERSEDAK


Langkah 1:
Kenali situasi dengan cepat.
 Jika si kecil seketika tidak menangis atau tidak ada gejala batuk, sesuatu mungkin
sedang menyumbat saluran pernapasannya, dan Anda perlu mengatasi dengan
mengeluarkannya.
 Jika ia batuk atau tersedak, berarti saluran pernapasannya memang sedang
terhambat dan Parents hanya perlu mengatasinya dengan membiarkan si kecil
melanjutkan batuknya. Batuk dinilai sebagai cara yang paling efektif untuk
mengatasi bayi tersedak.

Langkah 2:
Awali dengan tepukan pelan pada punggung.

 Jika si kecil masih dalam keadaan sadar namun tak bisa batuk, menangis, maupun
bernapas, Parents bisa mengatasinya dengan mulai menggendong dan
memosisikannya di bawah salah satu lengan dengan cara diapit.
 Gunakan ibu jari dan jari lainnya untuk menahan rahangnya.
 Usahakan posisi kepala si kecil ke arah paha Anda agar posisi kepalanya lebih
rendah dari dadanya.
 Arahkan tumit telapak tangan Anda sembari menepuk pelan ke arah antara tulang
belikat si kecil agar penyebab ia tersedak dapat dikeluarkan.
 Usahakan rahangnya tetap dipegang dengan cukup kuat.
 Kembalikan badannya dengan hati-hati ke posisi semula menggunakan tangan
Anda yang memberikan tepukan.

Langkah 3
Selanjutnya, dorong pada bagian dada.
 Gunakan ibu jari dan jari lainnya untuk menahan rahang si kecil sembari mengapit
badannya di antara lengan Anda.
 Usahakan posisi sama seperti sebelumnya, di mana kepalanya lebih rendah dari
bagian tubuhnya, namun kali ini badan si kecil menghadap ke arah Anda.
 Tempatkan semacam bantalan sejauh 2-3 jari dari dada tengah si kecil.
 Lakukan dorongan kecil ke bagian bawah dadanya sekitar 1,5 Lalu kembalikan ke
posisi semula.
 Lakukan sebanyak 5 kali. Dorongan harus pelan dan lancar, tidak boleh kasar.
 Usahakan jari Anda tidak ada kontak dengan dada si kecil.

Langkah 4
Lakukan kembali tepukan pelan pada punggung dan dorongan kecil pada dada.
 Lanjutkan kedua cara ini masing-masing sebanyak lima kali hingga penyumbat
pernapasan si kecil dapat keluar, atau ia mulai batuk dengan keras, menangis, atau
mulai bernapas dengan sendirinya.
 Jika si kecil mulai batuk, biarkan ia melanjutkan batuknya.

Langkah 5

Jika si kecil mulai tak sadarkan diri

 Jika ini sudah terjadi, Anda perlu melakukan apa yang dinamakan dengan CPR
(tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas). Berikut
CPR yang khusus dilakukan kepada bayi:

1. Buka mulut si kecil dan cari penyebab ia tersedak. Jika ketemu, singkirkan
dengan jari kelingking Anda.
2. Berikan napas buatan sebanyak 2 kali. Jika udaranya tidak masuk (dada tidak
terlihat naik), Anda perlu memiringkan kepalanya dan berikan lagi napas
buatan sebanyak 2 kali.
3. Jika dada si kecil masih juga belum naik, maka Anda perlu melakukan
kompresi (menekan) dadanya sebanyak 30 kali.
4. Cek kembali Apabila Anda melihat sesuatu, singkirkan. Lalu lanjutkan
kembali napas buatan sebanyak 2 kali.
5. Lakukan kembali kompresi dada, dan seterusnya.

Catatan penting:

 Apabila kondisi si kecil masih belum berubah, segera bawa ia ke rumah sakit.
 Apabila Anda sendirian dengan si kecil, lakukan CPR terlebih dahulu sebelum
berangkat ke rumah sakit.
 Apabila penyebab tersedak si kecil ternyata dikarenakan pembengkakan pada
bagian tenggorokan, segerakan bawa dirinya ke rumah sakit. Si kecil mungkin
akan mengalami reaksi alergi akibat makanan atau serangga.

III. BAYI dengan JATUH

Peristiwa bayi terjatuh dari tempat tidur hampir pernah dialami semua bayi
yang tidak tidur di ranjang/boks bayi. Sedangkan bayi yang sedang belajar berjalan
sering terpeleset atau keseleo. Di antara berbagai organ, kepala merupakan bagian
yang paling rentan dan berbahaya jika mengalami benturan. Cara mengatasinya
yaitu :

1. Bila bayi sadar, minimalkan gerakan anak (terutama bagian kepala dan leher)
dengan membuatnya tetap tenang.
2. Jika bayi tidak sadar, jangan pindahkan bayi kecuali ia berada dalam keadaan
bahaya. Pergerakan yang tidak penting dapat menyebabkan komplikasi yang
lebih besar pada kepala dan leher.
3. Pastikan jalan napas bayi tetap terbuka sehingga pernapasannya baik dan teratur
sambil menunggu bantuan medis datang.
IV. BAYI dengan LUKA TERIRIS ATAU LECET
Pada bayi yang sudah mulai merangkak atau jalan, bisa saja ia jatuh terluka,
atau terkena benda yang membuatnya lecet.

a. Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah mencuci tangan Anda terlebih
dahulu, lalu cuci luka si bayi di bawah air mengalir.
b. Tekan luka menggunakan kain bersih dan angkat bagian tubuh yang terluka
hingga perdarahan berhenti.
c. Lalu, dengan lembut oles krim antibiotik dan tutup luka dengan perban steril
untuk mencegah infeksi.

V. BAYI dengan DIARE


Teruslah memberi bayi ASI saat ia diare, agar terhindar dari dehidrasi.
Namun, perlu diketahui, umumnya bayi yang mengonsumsi ASI dalam sehari
memang bisa BAB 15 kali.

VI. BAYI dengan MUNTAH

1. Gendong bayi dengan kepala disandarkan ke pundak dan wajahnya mengarah ke


samping atau belakang.
2. Tepuk-tepuk atau elus punggungnya pelan-pelan hingga ia bersendawa.
Kemungkinan ia kebanyakan minum susu.

VII. BAYI dengan STEP

1. Miringkan kepala anak untuk memudahkan cairan dari mulutnya saat


kejang, keluar , dan agar ia tidak tersedak.
2. Longgarkan pakaian,
3. jangan masukkan apa pun ke dalam mulutnya.
4. Jika kulitnya membiru. segera telepon dokter atau bawa ke rumah sakit.

VIII. BAYI dengan DEMAM TINGGI

1. Beri anak demam minum yang banyak, karena demam bisa mengakibatkan
kekurangan cairan.
2. Kompres tubuhnya dengan air hangat, dan
3. Bila demam mencapai 37 derajat Celcius, beri obat penurun panas. Penyebab
panas pada bayi biasanya karena infeksi atau hendak tumbuh gigi.

IX. BALITA dengan KESELEO


1. Rest (Istirahat)
Istirahatkan bagian tubuh yang keseleo untuk melindungi area yang cedera. Jika
masih terasa sakit, gunakan penopang seperti bantal.
2. Ice (Es)
Bungkus es batu atau ice pack dengan handuk kecil dan letakkan di bagian
tubuh yang keseleo (jangan tempelkan es secara langsung ke kulit). Secara
perlahan, gerakkan bungkusan es maju mundur selama 10-20 menit, 3 kali
sehari, pada 24 jam pertama.
3. Compress (Tekanan)
Balut bagian tubuh yang keseleo menggunakan perban elastis. Tapi, hindari
membalut terlalu kencang supaya tidak menghambat sirkulasi darah.
4. Elevation (Elevasi)
Topang bagian tubuh Si Kecil yang keseleo dengan bantal atau kursi agar
posisinya lebih tinggi dari jantung. Ini dilakukan untuk mengurangi
pembengkakan pada area yang cedera.

X. BALITA dengan LUKA BAKAR

1. Prinsip pertama yang harus diingat orangtua apabila anak tersiram air panas atau
tanpa sengaja tersentuh api atau benda panas lainnya adalah jangan panik dan
segera jauhkan anak dari sumber panas.
2. Dinginkan bagian tubuh yang terkena luka bakar dengan air mengalir selama 10-
20 menit. Tidak dianjurkan menggunakan air es ataupun menambahkan bahan lain
seperti mentega atau kecap karena dapat mengiritasi kulit yang terbakar dan
menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut.
3. Lakukan penilaian jenis luka bakar. Apabila dalam penilaian dilihat luka bakar
tersebut tergolong ringan, lanjut dinginkan dengan air mengalir hingga 20 menit.
Namun bila ditemukan bula pada luka bakar, segera bawa anak ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan luka lebih lanjut.
4. Berikan salep pelembab, seperti salep yang mengandung aloe vera pada luka
bakar ringan. Lakukan perawatan luka bakar secara terbuka, tidak perlu ditutup
kasa.
5. obat anti-nyeri seperti Parasetamol dapat diberikan pada anak apabila dalam
observasi di rumah anak mengeluh sakit dan rewel.

Luka bakar ringan akan sembuh dalam waktu kurang dari 6 hari. Luka bakar
sedang memerlukan waktu yang lebih lama yaitu 20 hari. Kesembuhan luka bakar
bergantung pada tatalaksana awal di rumah, oleh sebab itu orangtua harus
mengetahui tindakan apa saja yang harus diberikan pada anak mereka apabila
mengalami luka bakar.

XI. BALITA dengan TERJATUH

1. Anak segera di peluk, dihibur dan ditenangkan


2. Ketika sedang menangis kuat jangan diberi minum, bisa tersedak
3. Periksa adakah bagian yang bengkak atau luka
4. Bila ada yang bengkak boleh dikompres dengan air hangat atau minyak telon
bayi
5. Bila bengkaknya besar atau balita sangat kesakitan, segera bawa ke petugas
kesehatan
6. Bila ada luka berdarah oleskan obat luka, kemudian tutup dengan kasa
7. Bila luka besar atau perdarahan terus berlanjut segera bawa ke petugas
kesehatan
8. Bila bayi sering muntah, rewel atau tidur terus menerus segera bawa ke petugas
kesehatan

XII. BALITA dengan TERTUSUK ATAU TERSAYAT BENDA TAJAM

1. Anak segera dipeluk, dihibur dan ditenangkan


2. Hentikan perdarahan dengan menekan pinggir luka dengan kain bersih
3. Bersihkan luka dengan obat luka
4. Tutup luka dengan kasa
5. Bila nyeri, minumkan obat penghilang rasa nyeri (misalnya : parasetamol)
6. Bila beberapa hari kemudian keluar cairan keruh dari luka, segera bawa ke
petugas kesehatan
XIII. BALITA dengan TERKENA API ATAU BENDA PANAS

1. Anak segera dipeluk, dihibur dan ditenangkan


2. Matikan api dengan air bersih atau singkirkan benda panas
3. Kalau ada pakaian yang terbakar segera disobek atau dipotong, agar kulit
dibawahnya bisa di dinginkan dan diobati
4. Segera siram dengan air dingin matang bagian yang terkena benda panas
5. Hibur dan tenangkan anak
6. Siram terus menerus dengan air dingin matang sampai rasa panas hilang
7. Setelah rasa panas dan nyeri banyak berkurang, boleh oleskan obat luka
8. Jangan diolesi dengan cairan atau bahan-bahan bukan obat luka
9. Bila masih minum ASI segera berikan ASI
10. Berikan minuman manis agar anak tidak kekurangan cairan
11. Minumkan obat penghilang rasa nyeri
12. Kalau timbul gelembung-gelembung jangan dipecahkan, olesi dengan obat
luka
13. Bila bagian yang terkena api atau benda panas sangat luas, meliputi wajah,
leher, dada, perut, tangan kaki, jari jemari, segera bawa ke rumah sakit

XIV. BALITA dengan DIGIGIT BINATANG

1. Anak segera dipeluk, dihibur, dan ditenangkan.


2. Hentikan perdarahan dengan menekan pinggir luka dengan tangan bersih atau
kain bersih
3. Bersihkan bekas gigitan dan sekitarnya dengan air sabun
4. Oleskan obat luka di dalam luka dan sekitarnya
5. Bila yang menggigit adalah binatang berbisa ( misalnya ular, kalajengking) ,
atau anjing, kucing, segera bawa ke petugas kesehatan terdekat, untuk
mendapat obat tambahan.

XV. BALITA dengan HIDUNG KEMASUKAN BENDA KECIL

1. Segera anak dipeluk, ditenangkan, dihibur


2. Anak dipangku, tetap duduk, jangan berbaring
3. Tekan lubang hidung anak yang tidak ada benda tersebut, minta anak bersin
sekuat-kuatnya, sampai benda keluar
4. Hidung jangan dikorek-korek, karena akan mendorong benda tersebut ke
dalam
5. Bila tidak bisa keluar, bawa ke petugas kesehatan terdekat
XVI. BALITA dengan HIDUNG BERDARAH (MIMISAN)
1. Anak segera dipeluk, dihibur, ditenangkan
2. Baringkan anak, miringkan sesuai lubang hidung yang berdarah
3. Tekan bagian hidung yang mengeluarkan darah dengan tangan bersih sampai
darah berhenti
4. Bila ada, kompres dgn es sisi hidung yang mengeluarkan darah

XVII. BALITA dengan MATA KEMASUKAN DEBU ( KELILIPAN )


1. Anak segera dipeluk, dihibur, ditenangkan
2. Biarkan anak memejamkan mata sambil diajak bicara
3. Mata jangan digosok-gosok karena dapat melukai mata
4. Setelah anak tenang, coba membuka mata perlahanlahan Mencegah Penyakit
dan Kecelakaan Pada Balita 23
5. Air mata yang mengalir akan membantu mengeluarkan debu
6. Kalau anak kesakitan atau mata berdarah segera bawa ke fasilitas kesehatan
terdekat
XVIII. BALITA dengan BATUK PILEK
1. Jika masih menyusu, berikan ASI lebih sering.
2. Beri minum air matang atau jus buah lebih banyak.
3. Jauhkan dari debu, bulu, serbuk, asap rokok, asap dapur, dan asap pembakaran
sampah. Anak batuk harus dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan jika: Batuk
pilek tidak sembuh dalam 2 hari, Anak sesak napas, Demam

XIX. BALITA dengan MENCRET – MUNTAH


1. Berikan segera cairan oralit setelah anak mencret atau muntah
2. Jika tidak ada oralit, berikan air matang, kuah sayur, atau air tajin.
3. Jika anak masih menyusu, terus berikanASI dan MPASI. 26 Mencegah
Penyakit dan Kecelakaan Pada Balita
4. Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas kesehatan.
5. Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan jika: timbul demam, ada darah di
dalam tinja, diare makin parah, muntah terus menerus, anak terlihat sangat
haus, anak tidak mau makan dan minum.

XX. BALITA dengan KORENG


1. Bersihkan dengan air hangat setiap pagi dan sore
2. Oleskan obat luka pagi, siang, sore
3. Bila membengkak, kemerahan, keluar cairan putih kekuningan kental, berbau
ataun demam, anak dibawa ke petugas kesehatan terdekat

Anda mungkin juga menyukai