Anda di halaman 1dari 12

ASFIKSIA

ASFIKSIA
KELOMPOK 1
No Nama Mahasiswa NIM
1.
Arbatina KELOMPOK 1
PO.62.24.2.22.349
2.
Devi Fingky Sagitha PO.62.24.2.22.352
3.
Endang Sumarni PO.62.24.2.22.357
4.
Erma PO.62.24.2.22.358
5.
Inawinsi PO.62.24.2.22.363
6.
Novita PO.62.24.2.22.376
7.
Rezka Agustina PO.62.24.2.22.379
8.
Suci Nurhasanah PO.62.24.2.22.385
9.
Yeyen Siana PO.62.24.2.22.388
A. Pengertian Asfiksia
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi baru lahir untuk bernafas secara spontan
teratur sehingga menimbulkan gangguan lebih lanjut, yang mempengaruhi seluruh
metabolisme tubuhnya.
B. Tanda dan Gejala
1. Asfiksia Berat (nilai 2. Asfiksia Sedang (nilai
APGAR 0-3) APGAR 4-6) : 3. Asfiksia Ringan (nilai
a. Frekuensi jantung kecil, a. Frekuensi jantung APGAR 7-10) :
yaitu < 40 x/menit. menurun menjadi 60-80 a. Takipnea dengan nafas
b. Tidak ada usaha nafas x/menit. 2) lebih dari 60 x/menit.
c. Tonus otot lemah bahkan b. Usaha nafas lambat. 3)
hampir tidak ada b. Bayi tampak sianosis.
c. Tonus otot biasanya c. Adanya retraksi sela iga.
d. Bayi tidak dapat
dalam keadaan baik. 4) d. Bayi merintih (grunting).
memberikan reaksi jika
diberikan rangsangan.
d. Bayi masih bisa bereaksi e. Adanya pernafasan
e. Bayi tampak pucat bahkan terhadap rangsangan cuping hidung.
sampai berwarna kelabu. yang diberikan. f. Bayi kurang aktifitas.
f. Terjadi kekurangan e. 5) Bayi tampak sianosis. g. Auskultasi diperoleh hasil
oksigen yang berlanjut f. 6) Tidak terjadi ronchi rales, dan
sebelum atau sesudah kekurangan oksigen yang wheezing positif
persalinan bermakna selama proses
persalinan
C. DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisik
1. Anamnesis
Anamnesis diarahkan
a. Bayi tidak bernafas 3. Pemeriksaan
untuk mencari faktor atau menangis. Penunjang
risiko terhadap b. Denyut jantung kurang Laboratorium: hasil
terjadinya asfiksia dari 100x/menit. analisis gas darah tali
neonatorum. c. Tonus otot menurun. pusat menunjukkan
a. Gangguan/
kesulitan waktu
d. Bisa didapatkan cairan hasil asidosis pada
lahir. ketuban ibu bercampur darah tali pusat jika:
b. Cara dilahirkan. mekonium, atau sisa a. PaO2 < 50 mm H2O
c. Ada tidaknya mekonium pada tubuh b. PaCO2 > 55 mm H2
bernafas dan bayi. c. pH < 7,30 (Lockhart
menangis segera
setelah dilahirkan
e. BBLR (berat badan 2014: 52-53)
lahir rendah)
D. KOMPLIKASI
E. PENANGANAN
3. Persetujuan 4. Menjaga Bayi Tetap
1. Persiapan alat & 2. Persiapan Tindakan medik Hangat
Obat Keluarga Petugas seharusnya Bayi baru lahir
Persiapan peralatan Komunikasi dengan mendiskusikan mempunyai risiko
dan obat-obatan keluarga merupakan rencana tatalaksana mengalami hipotermia
Kebutuhan resusitasi hal penting. Pada bayi dan memberikan yang menyebabkan
tidak selalu dapat setiap persalinan risiko informasi kepada peningkatan konsumsi
diprediksi, tetapi tinggi diperlukan keluarga. Apabila oksigen dan keputusan
dapat diantisipasi. komunikasi antara keluarga sudah resusitasi. Karena itu,
Karena itu, peralatan petugas yang merawat menyetujui pencegahan kehilangan
dan obat untuk dan bertanggungg tatalaksana atau panas pada BBL
resusitasi yang jawab terhadap ibu dan tindakan yang akan merupakan hal penting,
lengkap harus bayinya dengan ibu dilakukan, petugas bahkan pada bayi
tersedia pada setiap bayi, suami atau meminta persetujuan kurang bulan
persalinan keluarga tindakan medis secara memerlukan upaya
tertulis tambahan
F. PENGUMPULAN DATA S DAN DATA O

2. Data O
1. Data S
Data objektif pun termasuk kedalam
asuhan kebidanan pada bayi dengan
Pada kasus asfiksia, data yang perlu
asfiksia yang terdiri pemeriksaan umum
untuk dikumpulkan yaitu, sesuai buku saku
bayi, pemeriksaan tanda-tanda vital bayi,
pelayanan kesehatan neonatal esensial
apakah bayi segera menangis setelah lahir,
mengatakan data subjektif yang terdiri dari,
apakah bayi bernafas secara spontan atau
usia kehamilan ibu apakah kurang bulan
megap-megap, apakah tonus otot bayi
atau cukup bulan, selain itu diperlukan data
baik/bayi bergerak aktif. Apabila bayi
tentang riwayat pemeriksaan dalam apakah
mengalami asfiksia maka pernafasan bayi
ketuban sudah pecah atau belum, apakah
megap-megap, tonus otot lemah bahkan
ketuban bercampur mekonium atau tidak.
hampir tidak ada, dan bayi tidak bergerak
aktif
G. PENEGAKAN DIAGNOSA
Pada langkah ini, bidan mengindentifikasi diagnosis dan masalah potensial
berdasarkan diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi atau diagnosis dan
masalah aktual. Diagnosis potensial yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir dengan
asfiksia yaitu antisipasi terjadinya kematian pada janin.
Bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya
merumuskan masalah potensial yang akan terjadi, tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial tidak terjadi. Dengan demikian, langkah
ini benar merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional/ logis. Kaji ulang
diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat. Pada kasus asfiksia,
diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah kematian pada bayi dan infeksia pada
tali pusat
H. ASUHAN KEBIDANAN
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat seperti :
7. Letakkan kembali bayi pada posisi yang benar, 14. Melakukan pemeriksaan fisik
1. Melakukan Pemotongan tali pusat bayi segera Rasional : untuk mendeteksi dini
setelah lahir. Rasional : dengan memotong tali kemudian nilai : usaha nafas, frekuensi denyut jantung
dan warna kulit. Rasional : untuk mengetahui kondisi kelainan fisik pada bayi.
pusat akan memutuskan hubungan bayi dengan
ibu dan membantu proses pernapasan dan bayi untuk menentukan apakah tindakan resusitasi 15. Berikan imunisasi Hepatitis B
sirkulasi. diperlukan. 0,5 mL intramuscular, di paha
2. Mencegah kehilangan panas, termasuk 8. Lakukan ventilasi dengan tekanan positif (VTP) kanan anterolateral, kira-kira 1-2
menyiapkan tempat yang kering dan hangat untuk jam setelah pemberian vitamin
dengan menggunakan ambu bag sebanyak 20 kali dalam
melakukan pertolongan. Rasional : suhu K1. Rasional : hepatitis B untuk
intrauterine dan ekstrauterine sangat berbeda 30 detik sampai bayi dapat bernafas spontan dan
frekuensi jantung >100 kali/menit. Rasional : Tindakan member kekebalan pada tubuh
dimana pada saat bayi lahir penyesuain suhu
diluar kandungan sangat memerlukan memasukkan sejumlah udara kedalam paru dengan bayi.
pengawasan agar tidak terjadi kehilangan panas. tekanan positif, membuka alveoli untuk bernafas secara 16. Jika bayi tidak bernafas
3. Memposisikan bayi dengan baik (kepala bayi spontan dan teratur. spontan sesudah 2 menit
setengah tengadah/sedikit ekstensi atau resusitasi, siapkan rujukan, nilai
9. Hentikan ventilasi dan nilai kembali nafas tiap 30
mengganjal bahu bayi dengan kain). Rasional : denyut jantung. Rasional : agar
untuk membuka jalan nafas bayi. detik. Rasional : untuk menilai pernapasan setelah
4. Bersihkan jalan nafas dengan alat penghisap yang tindakan ventilasi tekanan positif. bayi segera mendapat
tersedia seperti deele. Rasional : untuk 10. Jika tindakan Ventilasi Tekanan Positif berhasil, pertolongan dangan cepat dan
memperlancar proses respirasi sehingga bayi hentikan ventilasi dan berikan asuhan pasca resusitasi. tepat.
dapat bernafas secara teratur tanpa kesulitan. Rasional : agar bayi dapat segera diberikan asuhan. 16. Observasi TTV tiap 15 menit
5. Bungkus bayi dengan selimut bersih dan kering. Rasional : mengukur TTV bayi
11. Melakukan perawat tali pusat. Rasional : untuk
Rasional : untuk mencegah kehilangan panas merupakan salah satu indikator
pada bayi menghindari adanya tanda-tanda infeksi pada bayi.
6. Lakukan rangsangan taktil dengan menepuk 12. Injeksi vitamin K (Neo-K phytonadione) 0,05 cc untuk mengetahui keadaan umum
punggung dan kaki. Rasional : untuk merangsang Rasional : untuk mencegah terjadinya perdarahan. bayi sehingga dapat dilakukan
agar bayi dapat bernafas secara spontan 13. Memberikan salep mata Rasional : untuk mencegah tindakan segera saat tanda-tanda
infeksi pada mata bayi baru lahir. vitalnya terdeteksi diluar batas
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai