Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BN. N DENGAN ASFIKSIA SEDANG


DI RUANG NICU 2 RSUD KAB. BULELENG
TANGGAL 26 OKTOBER 2018

Disusun sebagai tugas PKK II

Disusun Oleh :
KELOMPOK 7B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2018
BAB I
1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalam menentukan
derajat kesehatan anak. Setiap tahun kematian bayi baru lahir atau neonatal mencapai
37% dari semua kematian pada anak balita. Setiap hari 8.000 bayi baru lahir di dunia
meninggal dari penyebab yang tidak dapat dicegah. Mayoritas dari semua kematian
bayi, sekitar 75% terjadi pada minggu pertama kehidupan dan antara 25% sampai 45%
kematian tersebut terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan seorang bayi. Penyebab
utama kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir prematur
29%, sepsis dan pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir dengan Asfiksia dan
trauma. Asfiksia lahir menempati penyebab kematian bayi ke 3 di dunia dalam periode
awal kehidupan (WHO, 2012).
Asfiksia Neonatorum merupakan kondisi atau keadaan di mana bayi tidak dapat
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan tersebut akan disertai
dengan keadaan hipoksia, hiperkapnea, dan berakhir dengan asidosis (Ilyas, 1994).
Asfiksia merupakan masalah yang terjadi pada bayi baru lahir, suatu kelahiran erat
kaitannya dengan proses persalinan, dalam persalinan terdapat 4 tahapan yaitu kala I
(pembukaan 0 sampai lengkap), kala II (persalinan janin), kala III (persalinan
plasenta), kala IV (2 jam setelah plasenta lahir).

B. Rumusan masalah
1. Apakah konsep dasar dari asfiksia ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada bayi dengan asfiksia ?

C. Tujuan
1. Mampu memahami konsep dasar dari asfiksia.
2. Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada bayi dengan asfiksia

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian
2
Asfiksia berarti hipoksia progresif penimbunan CO2 dan asidosis jika prosese
ini berlangsung terlalu jauh dapat mengaibatkan kerusakan otak atau kematian,
mempengaruhi fungsi vital lainnya. Asfiksia lahir ditandai dengan hipoksemia (PaO2
menurun) dan hiperkarbia (peningkatan PaCO2) (FKUI, 2007).
Asfiksia neonatum adalah keadaan bayi baru lahir tidak dapt bernafas secara
spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Hidayat, 2005).

B. Etiologi
1. Factor ibu
a) Pre eklams dan eklamsi, DM, anemia, HT
b) Perdarahan abnormal (plasenta previa dan solusio plasenta)
c) Partus lama dan macet
d) Demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e) Kehamilan lewat waktu
2. Factor tali pusat
a) Lilitan tali pusat
b) Tali pusat pendek
c) Simpul tali pusat
d) Prolapus tali pusat
3. Factor bayi
a) Bayi premature ( < 37 minggu)
b) Presentasi janin abnormal
c) Persalinan dengan tindakan ( ekstraksi vacuum, ekstraksi forcep)
4. Factor yang mendadakan
a. Bayi
1) Gangguan peredaran darah pada tali pusat karena tekanan
tali pusat
2) Depresi pernafasan karena obat-obat anastesi atau analgetik
yang diberikan pada ibu, perdarahan itral karnial, dan kelainan bawaan.
b. Ibu
1) Gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani
2) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
3) Hipertensi eklamsi
4) Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio

C. Manisfestasi klinis
1. Pada kehamilan
a. DJJ > 160 x permenit atau < 100 x permenit,
b. Halus dan ierguler,
c. Adanya pengeluaran mekonium
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi pucat dan sianosis
3
b. Usaha bernafas minimal atau tidak ada
c. Hipoksia
d. Asidosi metabolic dan respiratorik
e. Perubahan fungsi jantung
f. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
neurologic, kejang, nistagamus, menangis kurang baik/tidak menangis
g. Bayi tidak bernafas/ nafas megap-megap, tidak ada reflex
rangsangan, denyut jantung < 100 kali permenit, kulit sianosis,pucat, tonus otot
mneurun, apgar Skor menurun.

D. Pemeriksaan diagnostic
a. Laboratorium AGD : mengkaji tingkat dimana paru-paru mampu
memberikan O2 yang adekuat.
b. Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
c. Babygram (photo rongten dada)
d. Ekstrolit darah
e. Gula darah
f. Pulse oximetry : metode pemantauan non invasive secara kontinau
terhadap saturasi O2 Hb, pemantauan SPO2

E. Penatalaksanaan medis
1. Resusitasi
a. Apneu pprimer : nafas cepat, tonus otot berkurang, sianosis
b. Apneu sekunder : nafas megap-mega dan dalam, denyut jantung
menurun, lemas, tidak berespon terhadap rangsangan
c. Tindakan ABC
1) Assesment/Airway : observasi warna, suara, aktivitas bayi,
HR, RR, Capilary refill
2) Breathing : melakukan rangsangan taksil untuk mulai
pernafasan
3) Circulation : bila HR < 60 x ermenit atau 80 x permenit, jika
tidak ada perbaiakan dilakukan kompresi.

4
F. Pathway

5
G. Pengkajian focus
1. Data biografi
6
2. Riwayat persalinan
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat kesehatan klien / bayi saat ini
5. Riwayat kelahiran bayi
6. Nilai apgar skore
7. Pengkajian ABC
8. Pemerikasaan tingkat perkembangan/efleks premitif

H. Diagnose dan Intervensi


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
mucus
a. Bersihkan jalan nafas
b. Auskultasi suara nafas
c. Berikan O2 baik nasal atau dengan headbox
d. Monitor status O2
e. Monitor respirasi
f. Lakukan fisioterapi dada
g. Posisikan bayi untuk memaksimalkan ventilasi
h. Kalaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
a. Buka jalan nafas
b. Posisikan bayi
c. Auskultasi suara nafas
d. Keluarkan lender dengar suction
e. Monitor adanya cuping hidung
f. Monitor respirasi
g. Berikan O2 sesuai indikasi
h. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan suction
i. Kalaborasi dengan untuk pemeriksaan AGD dan terapi obat
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
a. Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman pernafasan dan produksi
sputum
b. Pantau saturasi O2 dengan oksimetri
c. Pantau keadaan dan keluhan pasien
d. Pantau vital sign
e. Pantau hasil AGD
4. Resiko cidera berhubungan dengan anomaly congenital tidak
terdeteksi, tidak teratasi pemajanan pada agen infeksius
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
b. Pakai sarung tangan steril
c. Ajarkan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
d. Bebaskan dari cidera dan komplikasi

7
5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh (hipo/hipertermia)
berhubungan dengan transisi lingkungan
a. Hangatkan bayi
b. Monitor gejala hipotermi atau hipertermi
c. Monitor vital sign
d. Monitor adanya bradikardi
e. Monitor pernafasn
f. Kaji warna kulit dan gejala siaonosis
6. Proses keluarga terhenti berhubungan dengan pergatian status
kesehatan anggota keluarga
a. Tentukan proses tipe keluarga
b. Identifikasi efek pertukaran peran dalam anggota keluarga
c. Bantu anggota keluarga menggunakan metode support yang ada
d. Bantu anggota kelaurga untuk merencanakan strategi yang normal
dalam segala situasi
7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun yang
terganggu
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
b. Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic dalam pemberian askep
c. Lakukan perawatan tali pusat
d. Jaga kebersihan badan dan lingkungan bayi
e. Observasi tanda infeksi
f. Hindarkan bayi kontak dengan yang sakit
g. Kalaborasi pemberian obat dan antiseptic
8. Resiko terjadinya hipoglikemi berhubungan dengan metabolism
meningkat
a. Berikan nutrisi secara adekuat
b. Hanagtkan bayi
c. Observasi tanda vital
d. Lakukan cek GDS
e. Monitor keadaan umum
f. Kalaborasi dengan tim medis utnuk pemeriksaan laboratorium

I. Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas efektif
2. Pola nafas efektif
3. Pertukaran gas adekuat
4. Resiko cidera dapat dicegah
5. Suhu kembali normal
6. Koping keluarga adekuat
7. Tidak terjadi infeksi
8. Tidak terjadi hipoglikemi selama masa perawatan

8
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : I Kadek Supartana Bimanyu


Tempat praktek : NICU 2
Tanggal : Sabtu , 28 Oktober 2018

I. Identitas
Nama : Bn. N
Tanggal lahir : 19 Oktober 2018
Nama ayah/ibu : Tn. S / Ny. P
Pekerjaan ayah/ibu : Swasta / IRT
Pendidikan ayah/ibu : SMA
Alamat : WR Wupratman , Singaraja
Agama : Islam
Suku : Jawa

II. Keluhan utama


Bn. N masuk ruang perinatologi kiriman dari Rumah Sakit Rejosari Delanggu dengan
keluhan nangis merintih, perut kembung, sesak nafas disertai dengan lender, akral
dingin, reflek premitif positif tetapi lemah, tampak retraksi dada, keadaan umum
lemah, apgar skore lahir 4/5/6. Bn. N lahir spontan dengan ekstraksi vakum usia
kehamilan 39 minggu.
9
III. Riwayat kehamilan dan kelahiran
A. Prenatal
Ibu mengatakan sering memeriksakan kehamilannya ke bidan desa, ibu di ajurkan
banyak mengkonkumsi buah da sayur, mendapatkan penyuluhan persiapan
menjelang persalinan.
Selama hamil ibu mendapatkan vitamin dan suplemen penambah darah. Ibu
mengalami kenaikan berat badan selama hamil adalah 10 kg.
B. Natal
Ibu mengatakan ketuban sudah pecah sejak 15 jam, pada jam 06.00 pagi ibu sudah
pembukaan 7 tapi pembukaan tidak bertambah sehingga dilakukan vakum ekstraks
jam 12.30 siang, tidak ada komplikasi persalinan. Cara melahirkan dengan spontan
di RSUD Buleleng
C. Post natal
Usaha nafas bayi spontan, apgar lahir 4/5/6, belum ada reaksi antara bayi dan orang
tua, tidak ada trauma lahir.Bn. N Sudah Meconium tapi belum BAK.

IV. Riwayat keluarga


Genoogram

Keterangan :

Perempuan Serumah

Laki – laki Keturunan

Meninggal

V. Riwayat social

10
Hubungan orang tua dengan bayi belum terjalin karena Bn. N segera di rujuk ke RSUD
Kab Buleleng. karena Bn. N mengalami Asfiksia.
Anak yang lain : ibu mengatakan Bn N sekarang adalah anak pertama mereka.
Lingkungan rumah dipedesaan yang padat penduduknya.

VI. Keadaan kesehatan saat ini


1. Diagnose medis : asfiksia sedang,
2. Lahir spontan dengan indikasi vacuum ekstrasi.
3. Bn. P dipuasakan sampai jam 06.00 pagi,
4. Status cairan infuse D 5 % 10cc/jam,
5. Terapi obat mendapatkan
a. IVFD DS ¼ NS – 10 tpm
b. Cek DL, GDA eliktrolit
c. Bolus Nacl 30 cc selama 30 menit
d. Cefotaxime 2x 150 mg
e. Amikacim 2 x 20 mg / iv
f. CPAP fiO2 30 %, PEEP 6, Flow 8 injeksi vitamin K,
aktivitas bayi sangat lemah.
6. Tindakan keperawatan yang dilakukan :
a. Mengobservasi keadaan umum bayi
b. Mengukur vital sign
c. Mengukur antropometri
d. Memberikan terapi O2 headbox
e. Melakukan suction
f. Memasang NGT dan infuse
g. Memberikan terapi cairan infuse D 5% 10cc/jam
h. Megobservasi respirasi
i. Menilai Apgar skore
j. Mengobservasi tanda kejang dan sianosis
k. Mengganti baju dan popok bayi

VII. Pemeriksaan fisik


1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : apatis E2 V4 M4
3. Tanda vital : HR : 145x/menit, RR : 66x/menit, suhu : 36
C,
4. Antropometri : BBL : 3800 gram, LiLa : 11 cm, LD : 32,5
cm, PB : 50 cm,
LP : 34 cm, LK : 31,5 cm

11
5. Refleks : Moro (+), menggenggam (+), isap (+), reflex
lemah.
6. Aktivitas / tonus : aktif, tanda-tanda kejang, menangis lemah
7. Kepala/ leher : frontal anterior lunak, sutura sagitalis tepat,
gambaran
wajah simetris, molding bersesuaian
8. Mata : bersih, ada keduanya, reflex cahaya (+/+)
9. THT : telinga normal, palatum normal, hidung
bilateral
10. Abdomen : kembung, tali pusat segar, lingkar perut 34
cm
11. Thorax : simetris, terdapat retraksi dada
12. Paru-paru :
a. Suara nafas : stidor sebelum di suction, terdengar di semua
lapang paru
b. Respirasi : spontan, tampak sesak, RR 66x/menit,
menggunaka headbox
13. Jantung : bunyi jantung normal
14. Extremitas : aktremitas bergerak semua, dan simetris,
tidak ada kelainan
15. Umbilicus : normal
16. Genetalia : laki-laki normal, testil turun.
17. Anus : paten
18. Spina : normal
19. Kulit : warna kulit pucat, sianosis
20. Suhu : 36 C, penghangat radian

VIII. Pemeriksaan tingkat perkembangan


a. Kemandirian dan bergaul : bayi hanya tidur
b. Motorik halus : gerakan mata ada, reflex (+)
c. Kognitif dan bahasa : bayi menangis jika merasa tidak nyaman
d. Motorik kasar : bayi menggerakkan kaki dan tangan jika ada respon
dari sekitar.
e. Kesimpulan : bayi menangis saat merasa tidak nyaman dan
mengeluarkan suara saat menangis ( merintih ).

IX. Informasi lain


12
Terapi yang diberikan :
1. Tanggal 27 Oktober 2018
a. L – bio 1x 1/2 sachet
b. Cefotaxim
c. Amixavin
d. Asi 20 x 8cc
e. Furosemide
2. Tanggal 28 Oktober 2018
a. IVFD DS ¼ NS – 10 tpm
b. Cek DL, GDA eliktrolit
c. Bolus Nacl 30 cc selama 30 menit
d. Cefotaxime 2x 150 mg
e. Amikacim 2 x 20 mg / iv
f. CPAP fiO2 30 %, PEEP 6, Flow 8
g. Asi 20 x 5 cc
h. Pasang ogt
3. Tanggal 28 Oktober 2018
a. IVFD DS ¼ NS – 10 tpm
b. Cek DL, GDA eliktrolit
c. Bolus Nacl 30 cc selama 30 menit
d. Cefotaxime 2x 150 mg
e. Amikacim 2 x 20 mg / iv
f. CPAP fiO2 30 %, PEEP 6, Flow 8

X. Analisa data
Data Problem Etiologi
DS : - Bersihan jalan nafas Penumpukkan
DO :
tidak efektif mucus
1. Bayi tampak sulit bernafas
2. Terdapat secret dimulut
3. Bayi tampak sesak
4. Bayi terpasang O2 HB 5lpm
5. RR : 66x/menit
6. HR : 145x/menit
7. Retraksi dada (+)
DS : - Resiko hipotermi Transisi
DO :
lingkungan luar
1. Akral dingin
2. Suhu 36 C
3. RR : 66x/menit
4. Bayi tampak lemah
5. Kuku jari tampak sianosis
6. Apgar skore lahir 4/5/6
DS : - Resiko infeksi Respon imun
DO :
yang terganggu
1. Umbilicus terpasang infuse
13
D 5% 10cc/jam mulai tanggal 27
Oktober 2018
2. Terpasang OGT

XI. Diagnose keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secrer
2. Resiko hipotermi b.d transisi lingkungan luar
3. Resiko infeksi b.d respon imun yang terganggu

14
XII. Intervensi
No NOC NIC
I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Auskultasi suara nafas
2. Berikan O2 HB 5lpm
diharapkan jalan nafas efektif ditandai dengan :
3. Monitor status O2 dan respirasi
Respirasi dalam batas normal ( 40-60x/menit)
4. Posisikan pasien
Tidak ada suara nafas tambahan
5. Lakukan suction
Vital sign dalam batas normal
6. Kalaborasi dengan tim medis pemberian terapi obat
II Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor vital sign
2. Hangatkan bayi
diharapkan tidak terjadi hipotermi ditandai dengan :
3. Monitor gejala hipotermi atau hipertermi
Vital sign dalam batas normal (khususnya suhu 36,5-37,5 C)
4. Monitor adanya bradikardi
5. Monitor pernafasn
6. Kaji warna kulit dan gejala siaonosis
III Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
diharapkan tidak terjadi infeksi ditandai dengan : bayi
Tidak ada tanda gejala infeksi 2. Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic dalam
Suhu dalam batas normal
pemberian askep
Tidak terjadi kejang
3. Lakukan perawatan tali pusat
4. Jaga kebersihan badan dan lingkungan bayi
5. Observasi tanda infeksi
6. Hindarkan bayi kontak dengan yang sakit
7. Kalaborasi pemberian obat dan antiseptic

XIII. Implementasi dan Evaluasi


Hari/tgl Dx Implementasi Respon Evaluasi
15
27/10/2018 I 1. Mengauskultasi suara nafas 1. DS : - S: -
Jam 15.15 2. Memberikan O2 HB 5lpm DO : stridor,
3. Memonitor status O2 dan respirasi 2. DS : - O : Ku lemah, kesadaran Apatis,
4. Memposisikan pasien DO : terpasang O2 HB 5 lpm
menangis merintih,
5. Melakukan suction 3. DS : -
RR 66 x/menit, HR 145x/menit
6. Mengkalaborasi dengan tim medis DO : SPO2 100
Suara nafas stridor
4. DS : -
pemberian terapi obat Tampak sesak
DO : kepala menengadah
5. DS : - A
Masalah teratasi sebagian
DO : terdapat lendir 5 cc
6. DS : - P
Monitor ku dan respirasi
DO :
Lanjut intervensi
Injeksi gentamicin 1x18
mg/24jam

Jam 16.40 II 1. Memonitor vital sign 1. DS : - S -


2. Menghangatkan bayi DO : suhu 36 C, RR 66x/menit
3. Memonitor gejala HR 145x/menit, O Akral dingin, suhu 36 C, kulit
2. DS : -
hipotermi atau hipertermi pucat tampak sianosis
DO :bayi digedong
4. Memonitor adanya
3. DS : - A
Masalah teratasi sebagian
bradikardi DO : akral dingin, suhu 36 C
5. Memonitor pernafasn 4. DS : -
6. Mengkaji warna kulit DO : HR 145x/menit (normal) P
Monitor Vs dan hipotermi
5. DS : -
dan gejala siaonosis Lanjutkan intervensi
DO : pernafasan vesikuler
6. DS : -
DO : kulit pucat dan tampak
16
sianosis
Jam 17.50 III 1. Mencuci tangan sebelum 1. DS : - S -
DO :
dan sesudah kontak dengan bayi
perawat mencuci tangan
2. Melakukan tehnik
2. DS : - O Tidak ada tanda infeksi, suhu 36
aseptic dan antiseptic dalam DO :
C, ampisilin masuk 180 mg
setiap BAB di bersihkan dengan
pemberian askep
A
3. Melakukan perawatan savlon, sebelum injeksi IV Masalah teratasi sebagian
tali pusat dibersihkan dengan alkohol
4. Menjaga kebersihan 3. DS : -
DO : memberikan betadin setiap P
badan dan lingkungan bayi Pantau Vs
5. Mengobservasi tanda habis mandi Observasi tanda infeksi
4. DS : - Lanjut intervensi
infeksi
DO : bed pasien tampak bersih
6. Menganjurkan ibu untuk
5. DS : -
memberikan ASI DO : tidak ada tanda infeksi
7. Mengkalaborasi 6. DS : -
DO : ibu sudah memberikan ASI
pemberian obat dan antiseptic
setiap 2 jam
7. DS : -
DO : Injeksi ampisilin 2x180
mg/12jam,

28/10/2018 I 1. Mengauskultasi suara 1. DS : - S -


Jam 14.15 DO : tidak ada suara tambahan
nafas
17
2. Memberikan O2 Suara nafas vesikuler O Tidak ada suara tambahan
3. Memonitor respirasi 2. DS : - O2 1 lpm
4. Mengkalaborasi dengan DO : terpasang O2 nasal 1 lpm RR 40x/menit
3. DS : - HR 136x/menit
tim medis pemberian terapi obat
DO : respirasi normal, RR
Masalah teratasi sebagian
40x/menit A
4. DS : -
Monitor pernafasan
5. DO : Injeksi P
Lanjut intervensi
gentamicin 1x18 mg/24jam

Jam 16.00 II 1. Memonitor vital sign 1. DS : - S -


DO : Ku lemah, RR 40x/menit,
dan Ku
2. Menghangatkan bayi suhu 37,4 C, HR 134x/menit
O Tidak terdapat tanda hipotermi
3. Memonitor gejala 2. DS : -
Suhu 37,4 C
DO : bayi digedong, penghangat
hipotermi atau hipertermi Akral hangat
4. Memonitor adanya radian
3. DS : - A Masalah teratas sebagaian
bradikardi
DO : suhu normal
5. Memonitor pernafasn
4. DS : -
6. Mengkaji warna kulit
DO : HR normal P Monitor suhu
dan gejala siaonosis 5. DS : - Lanjutkan intervensi
7. Menganjurkan ibu untuk DO : pernafasan vesikuler, tidak
melakukan skin to skin sesak
6. DS :
DO : kulit kemerahan
7. DS : -
18
DO : ibu kooperatif
Jam 19.00 III 1. Mencuci tangan sebelum 1. DS : - S -
DO : perawat sudah mencuci
dan sesudah kontak dengan bayi
2. Melakukan tehnik tangan
O Tidak ada tanda infeski
2. DS : -
aseptic dan antiseptic dalam Suhu 37,4 C
DO : setiap BAB di bersihkan
pemberian askep
dengan savlon, sebelum injeksi IV A Masalah teratasi sebagian
3. Melakukan perawatan
dibersihkan dengan alkohol
tali pusat
3. DS : -
4. Menjaga kebersihan
DO : memberikan betadin setiap
P Monitor tanda infeksi
badan dan lingkungan bayi
habis mandi Lanjut intervensi
5. Mengobservasi tanda
4. DS : -
infeksi DO : membersihkan box bayi
6. Menganjurkan ibu untuk
setiap pagi, mengganti popok
memberikan ASI
setelah BAK dan BAB
7. Mengkalaborasi
5. DS : -
pemberian obat dan antiseptic DO : tidak ada tanda infeksi
6. DS :-
DO :ibu memberikan ASI setiap 2
jam
7. DS : -
DO : Injeksi ampisilin 2x180
mg/12jam,

29/10/2018 I 1. Mengauskultasi suara 1. DS : - S -


19
Jam 20.45 nafas DO : tidak ada suara tambahan
2. Memberikan O2 RR : 44x/menit O
tidak ada suara tambahan
3. Mengkalaborasi dengan HR : 136x/menit
2. DS : - RR : 44x/menit
tim medis pemberian terapi obat
DO : O2 dilepas A
HR : 136x/menit
3. DS : -
DO : gentamicin 1x18mg/ 24 jm P Masalah teratasi

Hentikan intervensi

Jam 21.00 II 1. memonitor vital sign 1. DS : - S -


2. menghangatkan bayi DO : Ku lemah, suhu 36,9 C, HR
3. Mengmonitor gejala Tidak ada tanda hipotermi
134x/menit
O Suhu 36,9 C
hipotermi atau hipertermi 2. DS : -
4. Memonitor pernafasn DO : bayi digedong
Masalah teratasi s
5. Mengkaji warna kulit 3. DS : -
DO : suhu 36,9 C
dan gejala siaonosis Hentikan intervensi
4. DS : - A
DO : RR 45x/menit
5. DS : -
DO : kulit kemerahan, tidak ada P
gejala sianosis

Jam 06.00 III 1. Mencuci tangan sebelum 1. DS : - S -


DO : perawat dan orang tua sudah
dan sesudah kontak dengan bayi
2. Melakukan tehnik mencuci tangan
20
aseptic dan antiseptic dalam 2. DS : - O Tidak ada tanda infeksi
DO : membersihkan box bayi Suhu 36,9 C
pemberian askep
3. Melakukan perawatan setiap pagi, mengganti popok
A Masalah teratasi sebagian
tali pusat setelah BAK dan BAB
4. Menjaga kebersihan 3. DS : -
DO : mengganti kassa setiap pagi P Pantau tanda infeksi dan Vs
badan dan lingkungan bayi
4. DS : - Lanjut intervensi
5. Mengobservasi tanda
DO : membersihkan box bayi
infeksi
setiap pagi
6. Mengkalaborasi
5. DS : -
pemberian obat dan antiseptic DO : tidak ada tanda infeksi
6. DS : -
DO : Injeksi ampisilin 2x180
mg/12jam

21
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A.2018. pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.


Jakarta : Medika Selemba.
Mohan, H. 2013. Pathology practical book. Ed 3. Jaypee Replika press PVT
Manuaba, dkk. 2007. Pengantar kuliah obstetric. Cet . penerbit buku kedokteran EGC :
Jakarta
Wilkinson. 2017. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan criteria
hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC
http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/18/jhptump-a-mayanginda-896-1-babi.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37594/4/Chapter%20I.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai