S DENGAN POST OP
KISTA OVARIUM DI RUANG DAHLIA
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
Periode 15 Februari - 20 Februari 2021
Asuhan Keperawatan pada klien pada Ny.S dengan post op kista ovarium di Ruang Dahlia RSD dr.
Soebandi Jember, telah dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2021, oleh mahasiswa praktik profesi
ners.
Oleh
Nama : Angga Trisna Nugraha S.Kep
Nim : 2001031039
(…………………………………….…….) (…………………………………….…….)
(…………………………………….…….) (…………………………………….…….)
LEMBAR KONSULTASI
NO MATERI YANG DIKONSULATASIKAN DAN NAMA & TANDA
URAIAN PEMBIMBING TANGAN PEMBIMBING
LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM DI RUANG DAHLIA
RSUD dr. SOEBANDI JEMBER
PERIODE 15 – 20 FEBRUARI 2021
OLEH:
Angga Trisna Nugraha S.Kep
NIM. 2001031039
KISTA OVARIUM
A. Definisi
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik
maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007: 346).
Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan,
normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (Nugroho,
2010: 101)
Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi
cairan,normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista
indung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampaimenopause,
juga selama masa kehamilan (Bilotta. K, 2012).
Kista indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di
dalam jaringan ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena terbentuk
setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi (Yatim, 2005: 17)
B. Klarifikasi
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium adalah :
1. Tipe Kista Normal
Kista fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling
banyak ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi
bersamaan dengan siklus menstruasi yang normal.
2. Tipe Kista Abnormal
a. Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur.
Biasanya bersifat jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan
nyeri.
b. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista
coklat karena berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
c. Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti
kulit, kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di
kedua bagian indung telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak
menimbulkan gejala.
d. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang
berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan
tumbuhnya lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan
nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan infertilitas.
e. Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein
yang sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.
g. Kista polikistik ovarium
Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan.
Ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Kista polikistik
ovarium yang menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk
mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa
sakit.
C. Etiologi
Menurut Nugroho (2010: 101), kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium
(ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi
dari FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan.
Kista granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung telur yang
fungsional dan dapat membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi.
Kista theka-lutein biasanya bersifay bilateral dan berisi cairan bening, berwarna
seperti jerami. Penyebab lain adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak
terkendali di ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel ovarium,
korpus luteum, sel telur.
D. Manifestasi klinis
Manifestasi Klinis Kista Ovarium Menurut Nugroho (2010: 104),
kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai
periode tertentu. Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini :
1. Nyeri saat menstruasi.
2. Nyeri di perut bagian bawah.
3. Nyeri saat berhubungan seksual.
4. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
5. Terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB.
6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
E. Pathofisiologi
Fungsi ovarium yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel
yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak
sempurna didalam ovarium karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap
hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut
Folikel de Graff. Pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang ruptur akan menjadi
korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan
kista ditengah- tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus
luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila
terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses
ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak (Nugroho, 2010).
F. Komplikasi
Menurut Wiknjosastro (2007: 347-349), komplikasi yang dapat terjadi
pada kista ovarium diantaranya:
1. Akibat pertumbuhan kista ovarium
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
pembesaran perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh
besarnya tumor atau posisinya dalam perut..
2. Akibat aktivitas hormonal kista ovarium
` Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu
sendiri mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasi kista ovarium
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur
menyebabkan kista membesar, pembesaran luka dan hanya
menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal.
b. Torsio atau putaran tangkai
Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai
dengan diameter 5 cm atau lebih. Torsi meliputi ovarium, tuba fallopi
atau ligamentum rotundum pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini
dapat berkembang menjadi infark, peritonitis dan kematian. Torsi
biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista, karsinoma, TOA, massa
yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada ovarium normal. Torsi
ini paling sering muncul pada wanita usia reproduksi.
c. Infeksi pada tumor
Jika terjadi di dekat tumor ada sumber kuman patogen.
d. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat
trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat
bersetubuh. Jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara
akut, maka perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga
peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-
tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan
keganasannya. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan. Massa kista
ovarium berkembang setelah masa menopause sehingga besar
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah
yang menyebabkan pemeriksaan pelvik menjadi penting.
Patway
Etiologi:
• Ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron
• Pertumbuhan folikel tidak seimbang
• Degenerasi ovarium
• Infeksi ovarium
Gangguan Reproduksi
Komplikasi :
• Pembenjolan perut
Tanda dan gejala : Diagnosa : • Pola haid berubah
• Tanpa gejala • Anamnesa • Perdarahan
• Nyeri saat menstruasi • Pemeriksaan fisik • Torsio (putaran tangkai)
• Nyeri di perut bagian bawah • Pemeriksaan • Infeksi
• Nyeri saat berhubungan penunjang
• Dinding kista robek
seksual
• Perubahan keganasan
• Nyeri saat berkemih atau BAB
• Siklus menstruasi tidak teratur kista ovarium
konservatif :
• Observasi 1-2 bulan
laparotomi Laparoskopi
Keluhan tetap :
• Aktivitas hormon Ovarian Salpingo-
• Discomfort cystectomy oophorectomy
A. PENGKAJIAN
1. Langkah I (pertama) :
Pengumpulan Data Dasar Pada langkah pertama ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien. Perawat mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila
klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam
30 manajemen kolaborasi perawat akan melakukan konsultasi. Pengkajian
atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. (Muslihatun, dkk. 2009:
115).
a. Data subyektif
1) Identitas pasien
a) Nama : Dikaji untuk mengenal atau memanggil agar tidak
keliru dengan pasien-pasien lain.
b) Umur : Untuk mengetahui apakah pasien masih dalam masa
reproduksi.
c) Agama : Untuk mengetahui pandangan agama klien mengenai
gangguan reproduksi.
d) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
e) Suku/bangsa : Dikaji untuk mengetahui adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari pasien.
f) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya.
g) Alamat : Dikaji untuk mempermudah kunjungan rumah bila
diperlukan.
Data Perkembangan
Menurut Muslihatun, (2009: 123-124) pendokumentasian atau catatan
manajemen keperawatan dapat deterapkan dengan metode SOAP, yang
merupakan singkatan dari:
1) S (Subjektif)
Merupakan pendokumentasian manajemen keperawatan langkah pertama
(pengkajian data), terutama data yang diperoleh dari anamnesis.
2) O (Objektif)
Merupakan pendokumentasian manajemen keperawatan langkah pertama
(pengkajian data, terutama data yang diperoleh dari pemeriksaan fisik
pasien, pemeriksaan laboratorium) pemeriksaan diagnostik lain.
3) A (Assessment)
Merupakaan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan)
dari data subjektif dan objektif.
4) P (Planning)
Berisi tentang rencana asuhan yang disusun berdasarkan hasil analisis dan
interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya.
B. DIAGNOSA
Herdman (2011), kemungkinan diagnosa yang muncul pada pasien dengan kista
ovarium adalah :
Pre Operasi
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologi
2. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
Post Operasi
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan
3. Hambatan mobilisasi fisik b.d kelemahan fisik
C. INTERVENSI
Pre Operasi
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
Post Operasi
RENCANA KEPERAWATAN
DIANGOSA
NO TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih
bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.
Benson Ralp C dan Martin L. Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC
Bilotta, Kimberli. 2012. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta : EGC
Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.
Heffner, Linda J. & Danny J.Schust. (2008). At a Glance Sistem Reproduksi Edisi II.
Jakarta : EMS, Erlangga Medical Series.
Lowdermil, Perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edit.
Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan, Myom, Kista, Indung Telur, Kanker
Rahim/Leher Rahim, serta Gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor
FORM PENGK GANGGUAN REPRODUKSI
FORMAT PENGKAJIAN
GANGGUAN REPRODUKSI
I. BIODATA
5. Riwayat Psikososial
Pasien mengatakan merasa cemas dan gelisah karena penyakit yang
dideritanya saat ini dan takut akan keadaanya karena baru pertama kali
melakukan operasi.
c. Pola aktivitas
Pasien mengatakan sebelum sakit aktivitas pasien sangat bagus tidak perlu
bantuan bisa melakukan mandiri , dan saat pasien sakit sangat sulit
melakukan aktivitas karena nyeri saat mobilitas.
d. Pola eliminasi
Sebelum MRS: klien BAB 1 x/hari, konsistensi lunak berbentuk, bau khas
dan warna kuning kecoklatan, BAK 5-6 x/hari, BAK spontan, pancaran
kuat, bau amoniak, warna kuning bening. Pada saat ini klien belum BAB
dan BAK Saat pengkajian
7. Riwayat obstetric
a. Riwayat mentruasi
Menarche : umur 11 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : tidak teratur
Hari pertama haid terakhir : -
Dismenorhoe :-
Fluor albus :-
Menopause : pada umur 49 th
b. Riwayat perkawinan :
Suami pasien meninggal sejak pasien umur 53 th
c. Riwayat kehamilan dan persalinan :
Pasien mengatakan mempunyai 2 orang anak dengan persalinan normal
d. Riwayat kelainan obstetrik :
Kista ovarium
e. Riwayat penggunaan kontrasepsi :
Pasien mengatakaan tidak pernah memakai alat kontasepsi
8. Riwayat ginekologi
Pasien mengeluh nyeri perut kiri bawah tembus ke pinggang belakang
9. Pemeriksaan fisik ( Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi )
a. Keadaan Umum
Pasien tampak lemas GCS:454
b. Tanda-tanda vital
Suhu Tubuh : 36,2 C Respirasi : 21x/menit
Denyut Nadi : 89 x/menit :
Tensi / Nadi : 140/100 mmHg
• P: nyeri abdomen
• Q: nyeri seperti di tekan
• R: nyeri di perut bawah
• S:4
• T: nyeri berat saat bergerak
c. Kepala & leher
• Rambut : terlihat kumal dan ada ketombe
• Mata: simetris tidak ada gangguan penglihatan, konjungtiva putih.
• Hidung: tidak ada polip
• Mulut: Bibir kering, tidak ada stomatitis,
• Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
d. Thorax / Dada
Simetris tidak ada retraksi dinding dada, pernapasan teratur, suara nafas vesikuler.
e. Pemeriksaan payudara
Payudara simetris tidak ada benjolan
f. Abdomen
Perut tampak tidak simetris, teraba masa 3 jari di bawah umbilikus, nyeri tekan (+)
h. Punggung
Skoliosis (-), kifosis (-) , lordosis (-) osteoporosis (-)
i. Ekstremitas
Terpasang infus disebelah kanan dan kiri, terpasang kateter pasien tremor
j. Integumen
Kulit terlihat keriput dan kering
a. Pemeriksaan laboratorium
Tgl 5-02-2021
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Agen pencendera Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri di bagian perut fisiologis
bawah kiri pasca post op kista ovarium
- P : Nyeri abdomen
- Q: Nyeri seperti di tekan
- R: Nyeri di perut kiri bawah dan
punggung
- S: 4
- T: Nyeri berat saat bergerak
DO :
a. TTV :
• TD : 140/100
• N: 80 x/m
• RR : 20x/m
• S : 36,6
• Spo2: 98
a. Perut tampak membesar
b. terdapat nyeri tekan di bagian
abdomen
c. pasien tampak meringis
kesakitan
d. Pasien tampak gelisah
2. DS :
Pasien mengatakan khawatir dengan Ancaman terhadap Ansietas
luka pasca post op karena baru pertama konsep diri
kali melakukan operasi dan mengatakan
sangat cemas dengan penyakit yang di
deritanya dan gelisah karena takut
berdampak pada sistem reproduksinya
DO :
a. TTV :
• TD : 140/100
• N: 80 x/m
• RR : 20x/m
• S : 36,6
• Spo2: 98
b. Pasien tampak gelisah
c. Pasien tampak resah
d. Pasien tampak tegang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis ditandai dengan
nyeri di bagian perut kiri bawah pasca post op kista ovarium.
Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan
2.
Pasien khawatir dengan luka pasca post op karena baru pertama kali melakukan
operasi dan gelisah karena takut berdampak pada sistem reproduksinya
4. Kolaborasi 4. Kolaborasi
a. Diskusikan dengan psikologis jika a. Memeprcepat penyembuhan
perlu
FORM PENGK GANGGUAN REPRODUKSI
IMPLEMENTASI
TGL/JAM DX TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF
17/02/2021 1 1. Meobservasi tanda tanda vital Angga
• TD : 140/100
• N: 80 x/m
• RR : 20x/m
• S : 36,6
• Spo2: 98
R/ pasien mempersilahkan untuk diperiksakan
2. Memberi pilihan sekala nyeri 1-5
R/ pasien memilih 4
3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
R/ pasien lebih nyaman tidur miring ke kiri
4. Mengajari teknik dikstrasi dan relaksasi
R/ pasien mengerti cara melakukan teknik
distraksi dan relaksasi
5. Menjelaskan penyebab nyeri yang timbul
R/ pasien mengerti
6. Mengajari teknik meredakan nyeri
R/ pasien mengerti
EVALUASI
TGL/JAM DIAGNOSA CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
KEPERAWATAN
17/02/2021 Nyeri akut S: Angga
Pasien mengatakan lebih nyaman
dengan kondisinya
O:
- TD : 140/100
- N: 80 x/m
- RR : 20x/m
- S : 36,6
- Spo2: 98
- Gelisah sedikat berkurang
- Skala nyeri 4
- Pasien tampak meringis
A:
Masalah keperawatan teratasi
sebagian
P:
Intervensi di lanjutkan dengan
pemberian
- Oxtersi 3x1gram
- Alinamin 3x1 ampul
- Antrain 3x1ampul