Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN FEBRIS

DI RSUD KARDINAH KOTA TEGAL

Disusun Oleh:

Ameliya Suci Pratiwi

C1017003

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

2019
BAB I

PEMBAHASAN

A. Definisi
Demam adalah peningkatan titik patokan (set poin) suhu di
hipotalamus (Elizabeth J. Corwin, 2010). Dikatakan demam jika suhu
orang menjadi lebih dari 37,5 oC (E. Oswari, 2009). Demam terjadi karena
pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang
oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suhu
infeksi (Sjaifoellah Noer, 2008).
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat
disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang
mempengaruhi pusat peraturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor
otak atau dehidrasi.
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu 38 oC atau
lebih. Ada juga yang mengambil batasan lebih dari 37 oC. Sedangkan bila
suhu tubuh lebih dari 40 oC disebut demam tinggi (hiperpireksia) (Julia,
2000).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tempat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering
disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua
derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam
dua hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut
tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan
demam disebut kuartana.
d. Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada
tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang
kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semua. Suatu tipe demam
kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe
demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang
jelas seperti: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi
kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab
yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien demam yang baru saja
dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting
seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini
tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.

B. Etiologi
Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi
febris diantaranya:
a. Suhu lingkungan
b. Adanya infeksi
c. Pneumonia
d. Malaria
e. Otitis media
f. Imunisasi

C. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak rewel
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan

D. Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun)
anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila
ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem
pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat
penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubun (pirogen endogen)
dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing
(non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan
zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik
yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam
selama keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap
pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan
difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit
pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya menerima hasil
pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen
leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima
(reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur
panas hipotalamus. Selanjutnya akan dirangsang pelepasan asam
arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin
(PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkaan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam
pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh
(sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut
dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang
berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh

E. Pathways
bakteri virus

Reaksi Zat Pirogenik lain


infeksi
obat endotoksin peradangan

Monosit makrofag sel kupfer

Respon hipotalamus
anterior Kesan psikis tidak enak

Gangguan psikis

Peningkatan titik Dx. Cemas


demam
penyesuaian suhu

Vasidolatasi kulit berkeringat

Dx. Hipertermi Dx. Resiko volume cairan kurang


dari kebutuhan tubuh
F. Penatalaksanaan
a. Secara fisik
Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara berkala
setiap 4-6 jam. Pastikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau
mengigau. Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas
atau apakah anak mengalami kejang-kejang.
b. Obat-obatan antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu pusat pengatur suhu
di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzym cyclooxygenase
sehingga set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal
yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan
mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi,

G. Komplikasi
a. Dehidrasi : demam tinggi penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam: jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam
pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam
ini juga tidak membahayakan otak.
H. Pemeriksaan penunjang
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat
diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi
permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada
tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan pemeriksaan seperti
anginografi, aortografi atau limfangiografi.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI

1. PENGKAJIAN
A. Identitas pasien
Meliputi: nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin,dan lain lain.
B. Keluhan utama
Biasanya pasien mengeluh tidak enak badan.
C. Riwayat penyakit sekarang
Perlu ditanyakan keadaan yang dirasakan pasien.
D. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan apakah pernah dirawat sebelumnya.
E. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah keluarga mempunyai riwayat penyakit
diabetes, tekanan darah tinggi.
F. Riwayat lingkungan
Perlu dikaji lingkungan sekitar, apakah bersih atau kotor.
G. Diagnosa keperawatan
1. Hypertermia b.d proses infeksi.
2. Resiko volume kurang cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intke yang kurang.
3. Ansietas b.d hipertermi, efek proses penyakit.
H. Intervensi
1. Diagnosa 1 : Hypertermi b.d proses infeksi
Tujuan : bebas dari kedinginan, suhu tubuh stabil
a. Pantau suhu pasien
b. Beri kompres hangat
c. Beri minum sesuai kebutuhan
d. Kolaborasi pemberian antipiretik
2. Diagnosa 2 : resiko volume kurang cairan kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake yang kurang
Tujuan : cairan terpenuhi,tidak pucat
a. Kaji turgor kulit
b. Palpasi nadi
c. Pantau TD
d. Kolaborasi untuk pemberian cairan IV sesuai indikasi
3. Diagnosa 3 : ansietasb.d hipertermi, efek proses penyakit
Tujuan : pasien dapat menidentifiksi hal-hal yang dapat
meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh, pasien
tidak cemas lagi
a. Monitor TTV
b. Beri teknik menenangkan
c. Teknik relaksasi napas dalam
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai