pengkajian
1. Identitas klien
HIV/AIDS bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan diseluruh dunia. Namuan
ada beberapa perbedaan penting, hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa
dengan jumlah CD4 yang sama, perempuan dengan HIV positif mempunyai jumlah
virus yang lebih rendah daripada laki-laki dengan HIV positif, jumlah virus bisa
menghilang dengan berlalunya waktu. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa
perempuan dengan HIV positif bisa meninggal lebih cepat daripada laki-laki.
2. Riwayat keluarga
a. Keluhan utama
Keluhan yang paling sering terjadi seperti demam dan penurunan berat >10%
tanpa sebab disertai dengan diare
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien merasakan sariawan yang tak kunjung sembuh, diare kronik selama 1 bulan
terus-menerus, demam berkepanjangan.
c. Riwayat kesehatan dulu
Pada pasien HIV/AIDS sering dijumpai riwayat yang bergonta-ganti pasangan
maupun menggunakan jarum suntik, transfusi darah yang mengandung HIV.
d. Riwayat kesehatan sekarang
Umumnya infeksi HIV/AIDS ditularkan kepada bayi ketika dalam kandungan
atau masa menyusui
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Umumnya pasien dengan infeksi HIV/AIDS akan menunjukkan keadaan yang
kurang baik karena mengalami penurunan BB (>10%) tanpa sebab, diare kronik
tanpa sebab sampai >1 bulan, demam menetap.
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah normal atau sedikit menurun.
Denyut perifer kuat dan cepat.
c. Body sistem
1) Sistem neurologi
2) Sistem penglihatan
Inspeksi : mata anemia, gangguan refleks pupil, vertigo.
3) Sistem pendengaran
Inspeksi : kehilangan pendengaran dengan efek nyeri yang berhubungan
dengan mielopati, meningitis, sitomegalovirus dan reaksi-reaksi otot.
4) Sistem pengecapan
Inspeksi : lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan warna
mucosa mulut.
5) Sistem integumen
Inspeksi : munculnya bercak-bercak gatal diseluruh tubuh yang mengarahkan
kepada penularan HIV/AIDS menuju jarum suntik , turgor kulit jelek.
6) Sistem endokrin
Inspeksi : terdapat pembengkakan pada kelenjar getah bening
Palpasi : teraba pembesaran kelenjar getah bening.
7) Sistem pulmoner
Inspeksi : batuk menetap lebih dari 1 bulan, bentuk dada barrel chest.
8) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : sianosis, hipotensi, edema perifer.
Palpasi : Takikardi.
9) Sistem gastrointestinal
Inspeksi : diare kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan, berat badan
menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan.
10) Sistem urologi
Pada kondisi berat didapatkan penurunan urine output respons dari penurunan
curah jantung.
11) Sistem muskulokeletal
Respon sistemik akan menyebabkan malaise, kelemahan fisik, dan di dapatkan
nyeri otot ekstremitas.
12) Sistem imunitas
Inspeksi : pasien dengan HIV/AIDS cenderung mengalami penurunan imun
akibat rusaknya CD4.
13) Sistem perkemihan
Inspeksi : tidak mengalami perubahan pada produsi urine
Palapasi : nyeri tekan abdominal.
14) Sistem reproduksi
Inspeksi : ibu penderita HIV positif kepada bayinya ketika dalam kandungan
atau saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI).
4. Pemeriksaan penunjang
Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
a. ELISA (positif, hasil tes yang positif dipastikan dengan western blot)
b. Western blot (positif)
c. P24 antigen test (positif untuk protein virus yang bebas)
d. Kultur HIV (positif, kalau dua kali uju kadar secara berturut-turut mendeteksi
enzim reverse transcriptase atau antigen P24 dengan kadar yang meningkat
e. Tes untuk deteksi gangguan sistem imun
f. LED (Normal namun perlahan-lahan akan mengalami penurunan)
g. CD4 limfosit menurun (jika menurun akan mengalami penurunan kemampuan
untuk beraksi terhadap antigen)
h. Rasio CD4/CD8 limfosit (menurun)
i. Serum mikroglobulin B2 (meningkat bersamaan dengan berlanjutnya penyakit)
j. Kadar immunoglobin menurun.
5. Penatalaksanaan
a. Pengobatan suportif
1) Meningkatkan keadaan umum pasien
2) Pemberian gizi yang sesuai
3) Pemberian obat antivirus seperti golongan dideosinukleotid, yaitu
azidomitidn(AZT) yang dapat menghambat enzim RT dengan berintegrasi ke
DNA virus, sehingga tidak terjadi transkip DNA HIV
4) Dukungan psikososial.
b. Pencegahan
Program pencegahan HIV/AIDS akan lebih efektif bila dilakukan dengan
komitmen masyarakat dan komitmen politik yang tinggi untuk mencegah ataupun
mengurangi perilaku resiko terhadap penularan HIV , upaya pencegan meliputi :
1) Memberiakan penyuluhan kesehatan disekolah dan di masyarakat untuk tidak
berganti-ganti pasangan
2) Tidak melakukan hubungan seks bebas atau menggunakan kondom saat
berhubungan
3) Menganjurkan pada pengguna jarum suntik untuk menggunakan metode
dekontaminasi dan menghentikan penggunaan jarum bersama
4) Menyediakan fasilitas konseling HIV dimana identitas penderita bisa
dirahasiakan juga menyediakan tempat untuk melakukan pemeriksaan darah
5) Untuk wanita hamil sebaiknya sejak awal kehamilan disarankan untuk
dilakukan tes HIV sebagai kegiatan rutin.
6) Semua donor darah harus di uji antibodi HIVnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan asupan oral
Definisi : Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
metabolik
Penyebab :
1) AIDS
2) Kanker
3) Kerusakan neuromuskular
4) Infeksi
5) Parkinson
6) Penyakit Crohn’s.
Subjektif :
Objektif :
1) Anemia
2) Gagal jantung kongestif
3) Pwenyakit jantung koroner
4) Penyakit katup jantung
5) Aritmia
6) Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
7) Gangguan metabolik
8) Gangguan muskuloskletal.
Situasional :
Merokok aktif
Merokok pasif
Terpajan polutan
Subjektif :
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortopnea
Objektif :
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah
5. Ketidakefektifan termoregulasi
Definisi : kegagalan memepertahankan suhu tubuh dalam rentan yang normal
Penyebab :
Objektif :
1. Kulit dingin/hangat
2. Menggigil
3. Suhu tubuh fluktuatif
1. Piloereksi
2. Pengisian kapiler >3 detik
3. Tekanan darah meningkat
4. Pucat
5. Frekuensi napas meningkat
6. Takikardia
7. Kejang
8. Kulit kemerahan
9. Dasar kuku sianotik
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berdasarkan asupan oral
Tujuan/Kriteria Hasil :
sebagai berikut ( sebutkan 1-5: tidak adekuat, sedikit adekuat, cukup adekuat,
adekuat, sangat adekuat) : makanan oral. Pemberian makanan lewat selang, atau
nutrisi parental total. Asupan cairan oral atau IV , cara
meberiakan lewat IV .
Contoh lain :
Aktivitas Keperawatan
1. Pengkajian
2. Tentukan motivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
3. Pantau nilai labolatorium, khususnya transferin, albumin, dan elektrolit.
4. Manajemen nutrisi (NIC)
5. Ketahui makanan kesukaan pasien
6. Tentukan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
7. pantau kandungan nutrisi dan kalori pada catatan asupan
8. Timbang pasien pada interval yang tepat
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Aktivitas kolaboratif
1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan protein pasien yang
mengalami ketidakadekuatan asupan protein atau kehilangan protein (misal,
pasien anoreksia nervosa atau pasien penyakit glomerular/dialisis peritoneal)
2. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap,
pemberian makanan melalui selang, atau nutrisi parental total agar asupan
kaloriyang adekuat dapat dipertahankan
3. Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
4. Rujuk ke program gizi di komunitas yang tepat, jika pasien tidak dapat membeli
atau menyiapkan makanan yang adekuat
5. Manajemen nutrisi (NIC). Tentukan dengan melakukan kolaborasi bersama ahli
gizi, jika diperlukan, jumlah kalori dari jenis zat gizi yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi (khususnya untuk pasien dengan kebutuhan energi
tinggi, seperti pasien pascabedah dan luka bakar, trauma, demam, dan luka)
Aktivitas lain
1. Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam jadwal makan,
lingkungan makan, kesukaan dan ketidaksukaan pasien, serta suhu makanan
2. Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien dari rumah
3. Bantu pasien menulis tujuan mingguan yang realistis untuk latihan fisik dan
asupan makanan
4. Anjurkan pasien untuk menampilkan tujuan makan dan latihan fisik di lokasi
yang terlihat jelas dan kaji ulang setiap hari
5. Tawarkan makanan porsi besar di siang hari ketika nafsu makan tinggi
6. Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan (misalnya, pindahkan
barang-barang dan cairan yang tidak sedap dipandang)
7. Hindari prosedur invasif sebelum makan
8. Suapi pasien jika perlu
9. Manajemen Nutrisi (NIC)
Berikan pasien minuman kudapan bergizi, tinggi protein tinggi kalori yang siap
dikonsumsi, bila memungkinkan
Ajarkan pasien tentamg cara membuat catatan harian makanan jika perlu
Contoh lain :
Aktivitas Keperawatan
1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur berdiri,
ambulasi, dan melakukan AKS dan AKSI
2. Kaji respon emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas
3. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
4. Manajeman energi (NIC)
Ajarkan kepada pasien dan orang terdekst tentang teknik perawata-diri yang akan
meminimalkan konsumsi oksigen(misalnya, pemantauan mandiri dan teknik
langkah untuk melakukan AKS
Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan
Aktivitas kolaboratif
1. Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas, apabila nyeri merupakan salah satu
faktor penyebab
2. Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi, fisik (misalnya, untuk latihan
ketahanan) atau rekreasi untuk merencankan dan memantau program aktivitas,
jika perlu
3. Rujuk pasien ke ahli gizi untuk perencanaan diet guna meningkatkan asupan
makanan yang kaya energi
Aktivitas lain
1. Pantau tanda-tanda vital sebelum, dan setelah beraktivitas hentikan aktivitas atau
tanda-tanda bahwa aktivitas dapat ditoleransi (misalnya nyeri dad, pucat, vertigo,
dispnea)
2. Rencanakan aktivitas bersama pasien dan keluarga yang meningkatkan
kemandirian dan ketahuan sebagai contoh : anjurkan periode untuk istirahat dan
aktivitas secara bergantian, buat tujuan yang sederhana, realistis, dan dapat
dicapai oleh pasien yang dapat meningkatkan kemandirian dan harga diri
3. Manajemen Energi ( NIC )
4. Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas
5. Rencanakan aktivitas pada periode saat pasien memiliki energi yang banyak
6. Bantu dengan aktivitas fisik teratur (misalnya, ambulasi, berpindah, mengubah
posisi, dan perawatan personal) , jika perlu (Wilkinson & Wilkinson, 2011)
Contoh lain
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
Aktivitas lain
Aktivitas keperawatan
1. Beri penyuluhan sesuai dengan tingkat pemahaman pasien, ulangi informasi bila
diperlukan
2. Gunakan berbagai pendekatan penyuluhan, redomonstrasi, dan berikan umpan-
balik secara verbal dan tertulis
3. Penyuluhan : individu (NIC)
Aktivitas lain
Berinteraksi dengan pasien dengan cara yang tidak menghakimi untuk memfasilitasi
pembelajaran