PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2020 A. Defenisi, Contoh Penerapan, Keuntungan, dan Kelemahan Metode Fungsional 1. Defenisi metode fungsional
Metode fungsional merupakan metode yang berdasarkan orientasi
tugas dari filosofi keperawatan yang merupakan pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama (ada saat perang dunia kedua). Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka) keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Model ini digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal. Misalnya seorang perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan, seorang yang lain untuk tindakan perawatan luka, seorang lagi mengatur pemberian intravena, seorang lagi ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan tidak ada perawat yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien.
2. Contoh penerapan metode fungsional
Kepala Ruang
Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :
Pengobatan Merawat Luka Pengobatan Merawat luka
Pasien / klien
Diagram 1. Sistem Asuhan Keperawatan “Fungsional Method Nursing”
Contoh:
Perawat A bertugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.
Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua pasien serta menjawab semua pertanyaan tentang pasien. 3. Keuntungan metode fungsional
a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas,
dan pengawasan yang baik b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c. Perawat senior diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien
diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman d. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana. e. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek untuk ketrampilan tertentu. 4. Kelemahan metode fungsional
a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
b. Pelayanan keperawatan terpisah pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja d. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
e. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan
f. Pelayanan terputus-putus
g. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai
DAFTAR PUSTAKA Ali, Zaidin. 2001. Dasar – Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika. Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.