Anda di halaman 1dari 20

A.

Konsep Medis

1. Definisi

Demam merupakan meningkatnya temperature suhu tubuh secara

abnormal. Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang

masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh

normal (>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan

infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37,

2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit),

penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan (Surinah dalam

Hartini, 2015).

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai

akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar

demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas

(termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – penyakit yang ditandai dengan

adanya demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu demam mungkin

berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non

spesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi

(Sodikin dalam Wardiyah, 2016).

Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya

mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu

minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran. Demam thypoid

merupakan penyakit infeksi usus halus dengan gejala demam 9 satu

minggu atau lebih disertai gangguan saluran pencernaan dengan atau

tanpa gangguan kesadaran. Demam typoid biasanya suhu meningkat pada

sore atau malam hari kemudian turun pada pagi harinya (Lestari, 2016).
2. Etiologi

Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain

infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau

reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu

sentral (misalnya perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai

ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian

pengambilan riwayat penyekit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik,

observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium,

serta penunjang lain secara tepat dan holistic (Nurarif, 2015).

Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.

Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan,

penyakit metabolik maupun penyakit lain. Demam dapat disebabkan

karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi

pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau

dehidrasi (Guyton dalam Thabarani, 2015).

Demam sering disebabkan karena; infeksi saluran pernafasan atas,

otitis media, sinusitis, bronchiolitis,pneumonia, pharyngitis, abses gigi,

gingi vostomatitis, gastroenteritis, infeksi saluran kemih, 10

pyelonephritis, meningitis, bakterimia, reaksi imun, neoplasma,

osteomyelitis (Suriadi, 2006).

a. Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan

toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada

gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak dan

koma).

b. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara

timbul demam, lama demam, tingi demam serta keluhan dan gejala

lain yang menyertai demam.

c. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang

pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu


badan diatas 38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat

penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu secara

intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang

medis lainnya.

Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

dalam Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris,diantaranya

a. Suhu lingkungan

b. Adanya infeksi

c. Pneumonia

d. Malaria

e. Otitis media

f. Imunisasi

3. Patofisiologi

Exogenous dan virogens (seperti; bakteri, virus kompleks antigen-

antibodi) akan menstimulasi sel host inflamasi (seperti; makrofag sel

PMN) yang memproduksi indogeneus pyrogen (Eps). Interleuikin 1

sebagai prototypical eR Eps menyebabkan endothelium hipotalamus

meningkatkan prostaglandin dan neurotransmitter, kemudian beraksi

dengan neuron preoptik di hipotalamus anterior dengan memproduksi

peningkatan “set-point”. Mekanisme tubuh secara fisiologis

mengalami(Vasokinstriksi perifer, menggigil),dan perilaku ingn

berpakaian yang tebal-tebal atau ingin diselimuti dan minum air hangat.

Demam seringkali dikaitkan dengan adanya penggunaan pada “set-point”

hipotalamus oleh karena infeksi, alergi, endotoxin atau tumor (Suriadi,

2006).
4. Klasifikasi

Menurut Nurarif (2015) klasifikasi demam adalah sebagai berikut:

a. Demam septik Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi

sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat diatas normal

pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.

Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal

dinamakan juga demam hektik.

b. Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak

pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin

tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu

yang dicatat demam septik.

c. Demam intermiten Suhu badan turun ketingkat yang normal selama

beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam

dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas

demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

d. Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih

dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi

sekali disebut hiperpireksia.

e. Demam siklik Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari

yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari

yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula. Seorang

pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera

dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi

saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat

dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. dasarnya

merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau

penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak

harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial. (Nurarif, 2015).


5. Manifestasi

a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C- 40 C)

b. Kulit kemerahan

c. Hangat pada sentuhan

d. Peningkatan frekuensi pernapasan

e. Menggigil

f. Dehidrasi

g. Kehilangan nafsu makan.

6. Komplikasi

Menurut Nurarif (2015) komplikasidari demam adalah :

a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh

b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering

terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24

jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang

demam ini juga tidak membahayakan otak.

7. Penatalaksanaan

Pada dasarnya menurunkan demam dapat dilakukan secara fisik,

obat-obatan maupun kombinasi keduanya.

a. Secara fisik

1) Anak demam ditempatkan dalam ruangan yang bersuhu normal

2) Pakaian anak diusahakan tidak tebal

3) Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air

meningkat

4) Memberikan kompres.

b. Obat-obatan

Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam

menurunkan demam. Obat-obatan anti inflamasi, analgetik dan

antipiretik
8. Pemeriksaan penunjang

a. Uji coba darah

Contoh pada demam dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2 atau

hari ketiga. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan

hemokonsentrasi. Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan

biasanya memanjang, dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,

dan XII. Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia,

hiponatremia, hipokloremia. SGOT, serum glutamit piruvat (SGPT),

ureum dan pH darah mungkin meningkat, reverse alkali menurun.

b. Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar

tembus rutin. Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan

albuminuria ringan.

c. Dalam tahap melalui biopsy pada tempat-tempat yang dicurigai, Juga

dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau

limfangiografi

d. Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa.


9. Pathway

Infeksius agents toxius Monocytes macrophanges Pyrogenic cytokines IL


Mediator of inflamasi Endothel cell other cell I,TNF,IL-6,IFNs
types

Elevated PGE 2 Anterior hypotalamus


Thermoregulatory set
point

Heat conservation heat Fever Hipertermi Metabolism basal


production meningkat

Ketidakefektifan O2 ke otak menurun Ketidakseimbangan


termogulasi nutrisi
Kurang dari kebutuhan

Kejang demam TIK meningkat

Resiko keterlambatan Ketidakefektifan perfusi


Resiko cidera
perkembangan Jaringan perifer
B. Konsep Keperawatan

Menurut Nurarif (2015) proses keperawatan pada anak demam/febris

adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian

a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan

b. Riwayat kesehatan

c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :

panas.

d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien

saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam,

gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu

makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.

e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau

penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).

f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau

penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain

baik bersifat genetik atau tidak).

2. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi

3. Pemeriksaan persistem

a. Sistem persepsi sensori

1) Sistem persyarafan : kesadaran

2) Sistem pernafasan

3) Sistem kardiovaskuler

4) Sistem gastrointestinal

5) Sistem integument

6) Sistem perkemihan
b. Pada fungsi kesehatan

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

2) Pola nutrisi dan metabolism

3) Pola eliminasi

4) Pola aktivitas dan latihan

5) Pola tidur dan istirahat

6) Pola kognitif dan perceptual

7) Pola toleransi dan koping stress

8) Pola nilai dan keyakinan

9) Pola hubungan dan peran.

4. Masalah keperawatan yang mungkin timbul

a. Hipertermia b.d proses penyakit

b. Ketidakseimbangan termugulasi b.d proses penyakit, fluktuasi suhu

lingkungan

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake

yang kurang dan diaphoresis

d. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

e. Resiko cidera b.d infeksi mikroorganisme

f. Resiko keterlambatan perkembangan b.d kejang demam


No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Hipertermia NOC NIC
Definisi : peningkatan suhu tubuh diatas normal. Thermogulation Fever treatment
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : - Monitor suhu sesering mungkin
- Monitor IWL
 Konvulsi  Suhu tubuh dalam rentang normal
- Monitor warna dan suhu kulit
 Kulit kemerahan  Nadi dan RR dalam rentang normal
- Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan RR
 Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal  Tidak ada perubahan warna kulit
- Monitor penurunan tingkat kesadaran
 Kejang dan tidak ada pusing.
- Monitor WBC, Hb, dan Hct
 Takikardi - Monitor intake dan output
 Kulit terasa hangat - Berikan antipiretik
- Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
Faktor yang berhubungan demam
 Anastesia - Selimuti pasien
 Penurunan respirasi - Lakukan tapid sponge
 Dehidrasi - Kolaborasi pemberian cairan intravena
 Pemanjanan lingkungan yang panas - Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila
 Penyakit - Tingkatkan sirkulasi udara
 Pemakaian pakaian yang tidak sesuai dengan - Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
suhu lingkungan menggigil.
 Peningkatan laju metabolism
 Medikasi Temperature regulation
 Trauma - Monitor suhu minimal tiap 2 jam
- Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Aktivitas berlebihan
- Monitor TD, nadi, dan RR
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
- Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat
panas
- Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan
kemungkinan efek negative dari kedinginan
- Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan
penanganan emergency yang diperlukan
- Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang
diperlukan
- Berikan antipiretik jika perlu

Vital sign monitoring


- Monitor TD, nadi, suhu, RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS pasien berbaring, duduk, atau berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, setelah
aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign.

2. Nyeri Akut NOC NIC


Definisi : pengalaman sensori emosional yang  Pain level Pain Management
tidak menyenangkan yang muncul akibat  Pain control - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau  Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil kualitas dan faktor presipitasi
digambarkan dalam hal keruskan sedemikian rupa
 Mampu mengontrol nyeri (tahu - Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
(international association for the study of pain): penyebab nyeri, mampu - Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas menggunakan tehnik mengetahui pengalaman nyeri pasien
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat nonfarmakologi untuk mengurangi - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 nyeri, mencari bantuan) - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
bulan.  Melaporkan bahwa nyeri berkurang - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
Batasan karakteristik : dengan mengguankan manajemen menemukan dukungan
nyeri - Control lingkungan yang dapat yang mempengaruhi
 Perubahan selera makan
 Mampu mengenali nyeri (skala, nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
 Perubahan tekanan darah intensitas, frekuensi dan tanda kebisingan
 Perubahan frekwensi jantung nyeri) - Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Perubahan frekwensi pernapasan  Menyatakan rasa nyaman setelah - Pilih dan lakukn penanganan nyeri (farmakologi, non
 Laporan isyarat nyeri berkurang. farmakologi dan interpersonal)
 Diafroses - Kaji tipe dan nyeri untuk menentukan intervensi
 Perilaku distraksi (mis : berjalan mondar- - Ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi
mandir encari orang lain, aktivitas yang - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
berulang) - Evaluasi keefektifan control nyeri
 Mengeksperikan perilaku (mis: mata kurang - Tingkatkan istrahat
bercahaya, tampak kacau, gerakan mata - Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan
berpencar atau tetap pada satu fokus meringis) tindakan nyeri tidak berhasil
 Sikap melindungi area nyeri - Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
 Fokus menyempit (mis : gangguan persepsi Analgetik administration
nyeri, hambatan proses berpikir, penurunan - Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat
interaksi dengan orang dan lingkungan nyeri sebelum pemberian obat
 Sikap tubuh melindungi - Cek intruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
 Dilatasi pupil frekuensi
 Melaporkan nyeri secara verbal - Cek riwayat alergi
 Gaggguan tidur - Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
Faktor yang berhubungan : analgesik ketika pemberian lebih dari satu
 Agen cedera (mis : biologis, zat kimia, fisik, - Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan
psikologis). beratnya nyeri
- Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
optimal
- Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
nyeri secara teratur
- Monitor vital signsebelum dan sesudah pemberian
analgesic pertama kali
- Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri
hebat
- Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari NOC NIC


kebutuhan tubuh  Nutrition status: Nutrition manajemen
Definisi :  Nutrition status : food and fluid - Kaji adanya alergi makanan
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi intake - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
 Nutrition status : nutriten intake kalori dan nutrisi yang di butuhkan pasien
kebutuhan metabolic
 Wight control - Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Batasan karakteristik: kriteria hasil - Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
 Kram abdomen  Adanya peningkatan berat badan vitamin c
 Nyeri abdomen sesua dengan tujuan - Berikan substansi gula
 Menghindari makanan  Mampumengidentifikasi kebutuhan - Yakinkan diet yang di makan mengandung tinggi
 Berat badan 20% atau lebih di bawah berat nutrisi serat untuk mencega konstipasi
baan ideal  Tidak ada tanda tanda malnutrisi - Berikan makanan yang terpilih ( sudah di
 Kerapuhan kapiler  Menunjukan peningkatan fungsi konsultasikan denagnn ahli gizi)
 Diare pengecapan dari menelan - Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
 Kehilangan rambut berlebihan  Tidak terjadi penurunan berat badan harian
 Bising usus hyperaktif yang berarti - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Kurang makanan - Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Kurang informasi - Kaji kemapuan pasien untuk mendapatkan kemapuan
Kurang minat pada makanan nutrisi yang di butuhkan
 Penurunan berat badan dengan asupan maknan Nutrition monitoring
adekuat - BB pasien dalam batasan normal
 Kesalahan konsespsi - Monitor adanya penurunan berat badan
- Monitor tipe dan jumlah aktivitas dan jumlah yang
 Kesalahan informasi
biasa di lakukan
 Membrane mukosa pucat
- Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan
 Ketidakmampuan memakan makanan - Monitor lingkungan selam makan
 Tonus otot menurun - Jadwakan pengobatan dan tidakan tidak selama jam
 Mengeluh gangguan sensasi rasa makan
 Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA - Monitor kulit keering dan perubahan pipgementasi
(recommended daily allowance) - Monitor turgot kulit
 Cepat kenyang setelah makan - Monitor kekeringan rambut, rambut kusam, dan
 Sariawan rongga mulut mudah patah
 Steatorea - Monitor mual dan muntah
 Kelemahan otot pengunyah - Monitor kadar albumin, total protein Hb, dan kadar Ht
 Kelemahan otot ntuk menelan - Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Faktor faktor yang berhubungan : - Monitor pucat, kemerehan, dan kekeringan jaringan
 Faktor biologis konjungtiva
- Catat adanya edema, hypermik,hypertonic papilla
 Faktor ekonomi
lidah dan cavitas oral
 Ketidak mampuan untuk mengaborsi nutrient
- Catata jika lidah berwarna mangenta scarlet
 Ketidak mampuan untuk mencerna makanan
 Ketidak mampuan untuk menelan makanan
 Faktor psikologis
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan parifer NOC NIC
Definisi: penurunan sirkulasi darah ke parifer  circulation status Peripheral sensation (manajemen sensasi perifer)
yang dapat mengganggu kesehatan  tissue perfution : cerebral - monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
Batasan karakteristik: kriteria hasil : terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
mendemonstrasikan status sirkulasi yang - monitor adanhya paratese
 Tidak ada nadi
di tandai dengan : - intruksiakn keluarga untuk mengobservasiakan kulit
 Perubahan fungsi metorik perubanhan  tekanan systole dan diastole dalam
karakteristik kulit jika ada lasersi
rentang yang di harapkan - gunakan sarung tangan untuk proteksi
(warna,elastisitas,rambut,kelembapan,kuku,sen  tidak da ortestatik hipertensi
sasi, suhu) - batsan gerakan pada kepala,leher dan punggung
 tidak ada tanda tanda peningkatan - monitor kemampaun BAB
 Indek ankler-brakhial tekan intracranial (tidak lebih dari - kolaborasi pemberian analgetik
 <0,90 15 mmHg) - monitor adanya tromboplebitis
 Perubahan tekanan darah diekstremita mendemonstrasikan kemampuan - diskusikan mengenai penyebap perubahan sensasi
 Waktu pengisian kapiler kognitif yang di tandai dngan :
 Klaudikasi  berkomunikasi dengan jelas dan
 Warna tidak kembali ketungkai saat tungkai di sesua dengan kempuan
turunkan  menunjukan perhatian, konsentrasi
 Kelambatan penyembuhan luka perifer dan orientasi
 Penurunan nadi  membuat keputusan dengan benar
 Edema menunjukan fungsi sensori motori
 Nyeri ekstemitas cranial yang utuh: tingkat kesadaran
 Bruit femoral membaik, tidak ada gerakan gerakan
 Pemendekan jarak total yang di tempuh dalam involunter
uji verjalan 6 menit
 Pemendekan jarak bebas nyeri yang di tempuh
dalam uji berjalan 6 menit
 Perestesia
 Warna kulit pucat saan nelevasi
Faktor yang berhubungan :
 Kurang pengetahuan tentang faktor
pemberat(mis, merokok, gaya hidup menoton,
trauma, obesitas, asupan garam, imobilitas)
 Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
(mis, diabetes, hiperlipidemia)
 Diabetes mellitus
 Hipertensi
 Gaya hidup monoton
 Merokok
5 Resiko cedera b.d interaksi mikroorganisme NOC NIC
Resiko cidera  Risk control Environment management(manajemen lingkungan )
Definisi: beresiko mengalami cedera sebagai Kriteia hasil: - Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
akurat kondisi lingkungan yang beriteraksi dengan  Klie terbatas dari cidera - Identtifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
sumber adaptif dan sumber difentif individu  Klien mampu menjelaskan dengan kondisi fisik
Faktor resiko: cara/metode untuk mencegah - Fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu
 Eksternal injury/cedera psien
- Biologis (mis,racun,imunisasi, komunitas,  Klien mampu menjelaskan faktor - Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
mikrooganisme) resiko dari lingkungan/perilaku memindahkan parabotan)
- Zat kimia (mis, racun, polutan,obat, agenens profesiona - Memasang side rail tempat tidur
farmasi, alcohol, nikotin, pengawet, kosmetik,  Mampu memodifikasi gaya hidup - Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
pewarna) untuk mencegah injury - Menempatkan lampu di tempat yang mudah di
- Manusia (mis, agens nosokimial, pola  Menggunakan fasilitas kesehatan jangkau pasien
ketegangngan atau faktor kokniti, afektis, dan yang ada - Mengatasi pengunjung
psikomotor)  Mampu mengenali perubahan status - Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien
- Cara pemindahan/trasnpor - Mengontrol lingkungan dari kebisingan
- Nutrisi (mis, dengan, struktur, dan pengaturan - Berikan penjelasan pasa pasien pada keluarga atau
komunitas, bangunandan/atau peralatan) pengunjung adanya perubahan stastus kesehatan dan
 Internal penyebap penyakit
- Profil darah yang abnormal(mis,
leukositosis/leucopenia, gangguan faktor
koagulasi, trombositopeni, sel sabit, talasemia,
penurunan hemoglobin)
- Disfungsi blokia
- Usia perkembangan (fisiologis, psikosial)
- Disfungsi efekrtor
- Disfungsi imun autoimun
- Disfungsi integrative
- Mainutrisi
- Fisik (mis, integritas kulit tidak utuh, gangguan
mobilitas)
- Psikologis (orientasi efektif)
- Disfungsi sensorik
6 Resiko keterlambatan perkembangan b,d NOC NIC
kejang demam  Growth and development delayed Pendidikan orang tua: masa bayi
Resiko keterlambatan perkembangan  Family coping - ajarkan orang tua tentang penanda perkembangan
Definisi: beresiko mengalami keterlambatan 25%  Breastfeeding inefektive normal
atau lebih pada aarea sosial atau perilaku regulasi  Nutrition status : nutrient intake - demonstrasikan aktivitas yang menunjang
diri, atau pada keterampilan kognitif, bahasa,  Parenting performance perkembangan
motorik kasar atau halus Kriteria hasil - tekanan pentingnya perawatan peralatan sejak dini
Faktor resiko :  Recovery adanya kekerasan - ajarkan ibu mengenai pentingnya berhenti
Prenatal  Recovery: kekerasan emosiaonal mengonsumsi alcohol, merokok, dan obat-obatan
 Kemiskinan  Recovery neglecht selama kehamilan
 Gangguan endokrin  Performance orang tua: pola asuh - ajarkan cara memberikan rangsangan yang berarti
prenatal
 Gangguan genetik  Pengetahuan orang tua terhadap untuk ibu dan bayi
 Buta huruf perkembangan anak menigkat - ajarkan tentang perilaku yang sesuai dengan usia anak
 Nutrsi tidak adekuat  Berat badan = index masa tubuh - ajarkan tentang mainan dan benda yang sesuai dengan
 Asuhan prental tidak adekuat infeksi  Perkembangan anak 1 bulan : usia anak
 Kurang perawatan prental penanda perkembangan fisik - berikan model tentang ntervensi perawatan
kognetif dan psikososial pada 1 perkembangan untuk bayi kurang bulan (premature)
 Perawtan prental yang telat
bulan - diskusikan hal-hal terkait kerjasama antara orang tua
 Usia ibu <15 tahun
 Perkembangn anak 2 bulan penanda dan anak
 Usia ibu<35 tahun
perkembangnan fisik, kognetif , dan
 Substance abuse
psikososial usia 2 bulan
 Kehamilan yang tidak di rencanakan  Perkembangan anakn 4 bulan :
 Kehamilan yang tidak di inginkan penanda perkembangan fisik
Individual kognitif, dan psikososial usia 4
 Anak yang di adopsi bulan
 Gangguan perilaku  Penuaan fisik ; perubahan normal
 Kerasukan otak (mis, perdarahan pada periode yang bisanya sering terjadi seiring
postnatal,bayi yang di ayun,penganiayaan, penuaan usia
kecelakaan ) penyakit kronis  Kematengan fisik wanita dan pria
 Gangguan kongential perubahan fisik normal pada wanita
 Kegagalan untuk tumbuh yang terjadi dengan transaksi dari
 Anak asuh masa kanak kanak hingga ke dewasa
 Sering mengalami otitis media  Fungsi gastrointestinial anak
 Gangguan genetik adekuat
 Gangguan pendengaran  Makanann dan asupan cairan bergizi
 Nutrisi dengan adekuat  Kondisi gizi adekuat
 Keracunan timbale
 Bencana alam
 Penampisan obat tergolong positif
 Prematuritas
 Kejang
 Penyalah gunaan zat
 Bergantung pada tekmologi
 Efek samping terkait pengobatan (mis;
kemoterapi,terapi radiasi, agens farmaseutikal
 Gangguan penglihatan
Lingkungan
 Kemiskinan
 Perilaku kesehatan
DAFTAR PUSTAKA

Hartini, Sri, Pertiwi, P.P. (2015). Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1 - 3 Tahun Di SMC RS
Telogorejo Semarang. Jurnal Keperawatan.

Lestari, Titik. (2016). Asuhan keperawatan anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

Nurarif, A.H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta:
Mediaction.

Suriadi & Yuliana, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung
seto.

Thobaroni, Imam. (2015). Asuhan Keperawatan Demam. Artikel Kesehatan.

Wardiyah, Aryanti. (2016). Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat


Dan Tepid sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Yang Mengalami
demam Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu
Keperawatan - Volume 4, No. 1, 45.
DOKUMENTASI KUNJUNGAN SEHAT

Anda mungkin juga menyukai