Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

I. DESKRIPSI SINGKAT
Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)dapat dijumpai pada bayi premature
(bayi lahir pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu), dan dapat dijumpai pula
pada bayi aterm (bayi yang lahir pada usia kehamilan cukup bulan yaitu 37- 38
bulan) dengan berat badan tidak sesuai usia kehamilan yang disebut dengan kecil
masa kehamilan (KMK) atau bayi dismature. Menurut UNICEF and WHO (2004),
penurunan kejadian BBLR merupakan salah satu kontribusi penting dalam
Millennium Development Goal (MDGs) untuk menurunkan kematian anak.
Pencapaian tujuan dari MDGs dicapai dengan memastikan kesehatan anak pada
awal kehidupannya dan BBLR merupakan salah satu indikator untuk menilai
kemajuan dari tujuan MDGs ini.Problem klinis sering menyertai bayi dengan berat
lahir rendah. Kurangnya nutrisi/ gizi selama masa kehamilan menyebabkan
terlambatnya perkembangan bayi dalam kandungan, terganggunya fungsi-fungsi
fisiologis organ-organ bayi. Prematuritas mengakibatkan imaturitas perkembangan
dan fungsi sistem, sehingga menghambat fungsi fisiologis dan kemampuan bayi
melakukan koping terhadap penyakit.
Bayi kurang bulan merupakan 10% dari total kelahiran hidup dan merupakan
penyebab terbesar kematian neonatus, sekitar 50 % kematian pada bayi premature
ini disebabkan terutama oleh gangguan sistem pernafasan/ sindrom gawat nafas.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah melalui pembelajaran ini peserta mampu melakukan asuhan
keperawatan pada bayi berat lahir rendah.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian bayi berat lahir rendah
2. Peserta mampu mengetahui etiologi dan kategori bayi berat lahir rendah
3. Peserta mampu melakukan tahap-tahap proses keperawatan pada bayi
dengan berat lahir rendah

III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


1. Pokok Bahasan
Setelah melalui proses pembelajaran peserta mampu memahami asuhan
keperawatan pad bayi berat lahir rendah (BBLR).
2. Sub Pokok Bahasan
1. Peserta memahami pengertian BBLR
2. Peserta memahami kategori BBLR
3. Peserta memahami pengelolaan BBLR
4. Peserta memahami diagnosa dan intervensi BBLR
5. Peserta memahami evaluasi keperawatan BBLR

IV. BAHAN BELAJAR


Makalah materi ajar, slide materi ajar, LCD, laptop, papan tulis,spidol

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Pengkondisian
1. Fasilitator memperkenalkan diri, menyebutkan materi yang akan
disampaikan
2. Fasilitator menyampaikan tujuan penyampaian materi dan pokok bahasan
B. Penyampaian Materi
Fasiltator menjelaskan secara berurutan tentang materi Asuhan Keperawatan
bayi Berat Lahir Rendah, dengan menggunakan bahan tayang : slide materi,
laptop, LCD proyektor
C. Diskusi
1. Fasilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendiskusikan
materi yang belum dipahami.
2. Fasilitator merangkum hasil diskusi peserta.
D. Penutup, umpan balik, dan rangkuman
1. Fasilitator merangkum pembahasan dengan mengajak peserta melakukan
refleksi dan umpan balik
2. Dilanjutkan dengan memberikan apresiasi atas keterlibatan peserta dalam
proses pembelajaran.

VI. URAIAN
A. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badan saat lahir
kurang dari 2500 gram. Berat badan pada kehamilan khusus apapun sangat bervariasi
dan harus digambarkan pada grafik presentil. Bayi yang berat badannya diatas
presentil 90 dinamakan besar untuk umur kehamilan dan yang dibawah presentil 10
dinamakan ringan untuk umur kehamilan. Berdasarkan itu bahwa 10 % semua bayi
ringan untuk umur kehamilan. Bayi yang berat badannya kurangdari 2500 gr pada
saat lahir dinamakan berat badan lahir rendah
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir
rendah dibedakan:
1. Bayi berat lahir rendah(Low Birth Weight) , berat lahir 1500 – 2500 gram
2. Bayi berat lahir sangat rendah(Very Low Birth Weight), berat lahir kurang dari
1500 gram
3. Bayi berat lahir ekstrim(Extremely Low Birth Weight), Berat lahir kurang dari
1000 gram
B. ETIOLOGI
Bayi berat lahir rendah mungkin premature ( kurang bulan ) atau juga cukup
bulan ( dismatur ).
1. PREMATURE MURNI
Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamillan
atau disebut juga neonatus preterm / BBLR / SMK.
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Persalinan Prematur atau
BBLR adalah

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


1. Faktor Ibu
a.Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
b. Gizi saat hamil kurang
c. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
d. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
e. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah (perokok)
f. Perdarahan antepartum, kelainan uterus, Hidramnion
g. Faktor pekerja terlalu berat
h. Primigravida
i. Ibu muda (<20 tahun)
2. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum, komplikasi hamil
seperti preeklamsia, eklamsi, ketuban pecah dini
3. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim dan kehamilan ganda, anomali kongenital
4. Faktor kebiasaan : Pekerjaan yang melelahkan, merokok
DISMATUR
Dismatur(IUGR) adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan
dalam kandungan .
Menurut Renfield (1975) IUGR dibedakan menjadi dua yaitu
1. Proportionate IUGR
Janin yang menderita distres yang lama dimana gangguan pertumbuhan terjadi
berminggu-minggu sampai berbulan bulan sebelum bayi lahir sehingga berat,
panjang dada lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi ini tidak
menunjukkan adanya Wasted oleh karena retardasi pada janin terjadi sebelum
terbentuknya adipose tissue

2. Disporpotionate IUGR
Terjadi karena distres subakut gangguan terjadi beberapa minggu sampai beberapa
hari sampai janin lahir. Pada keadaan ini panjang dan lingkar kepala normal akan
tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi. Bayi tampak Wasted dengan tanda
tanda sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit , kulit kering keriput dan mudah
diangkat bayi kelihatan kurus dan lebih panjang
FaktorFaktor yang mempengaruhi BBLR padaDismatur
1. Faktor ibu : Hipertensi dan penyakit ginjal kronik, perokok, pendrita penyakit
diabetes militus yang berat, toksemia, hipoksia ibu, (tinggal didaerah pegunungan ,
hemoglobinopati, penyakit paru kronik ) gizi buruk, Drugabbuse, peminum
alkohol

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


2. Faktoruterydanplasenta : Kelainanpembuluhdarah, (hemangioma) insersitalipusat
yang tidak normal, uterus bicornis, infakplasenta, tranfusidarikembar yang
satukekembar yang lain, sebagianplasentalepas
3. Faktor janin : Gemelli, kelainan kromosom, cacat bawaan, infeksi dalam
kandungan, (toxoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpez, sifillis)
4. Penyebab lain :Keadaan sosial ekonomi yang rendah, tidak diketahui
C. PENATALAKSANAN
Denganmemperhatikangambaranklinikdanberbagaikemungkinanan yang
dapatterjadipadabayiberatlahirrendahmakaperawatandanpengawasanditujukanpadape
ngaturansuhu ,pemberianmakananbayi, Ikterus , pernapasan,
hipoglikemidanmenghindariinfeksi
1. Pengaturan suhu badan bayi dengan berat lahir rendah/ premature
Bayi prematur dan berat lahir rendah dengan cepat akan kehilangan panas
badan dan menjadi hipotermi karena pusat pengaturan panas belum berfungsi
dengan baik, metabolisme tinggi dan kulit yang tipis, oleh karena itu bayi
prematurharus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati
dalam rahim. Lingkungan uterus milleu perlu dipertahankan.
2. Nutrisi pada bayi berat lahir rendah
Penatalaksanaan nutrisi pada bayi berat lahir rendah dilakukan per kasus sesuai
problem nutrisi pada bayi berat lahir rendah masing-masing. Alat pencernaan bayi
belum sempurna, pengosongan lambung (gastric emptying time) yang lebih lambat
pada bayi berat lahir rendah daripada bayi aterm dan aktivitas enzim laktase dan
sukrase lebih lambat daripada bayi aterm, sedangkan kebutuhan protein yang
diperkirakan untuk penambahan berat badan sebesar 3.5-4 g/kgBB/hari dan kalori
110-120 kalori/kgBB/hari, kebutuhan lemak 5-7 g/kgBB/hari sehingga pertumbuhan
dapat meningkat. Refleks menghisap dan menelan (swallow and sucking) BBLR pun
belum sempurna, terlebih pada bayi lahir umur gestasi kurang dari 34 minggu.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir, kecuali pada bayi-bayi dengan
masalah pernafasan baik asfiksia maupun hyalin membrane disease, pemberian
nutrisi secara total parenteral. Pada BBLR dengan berat kurang dari 1500
memerlukan nutrisi perenteral segera sesudah lahir. Walaupun bayi mendapat nutrisi
parenteral, pemberian nutrisi enteral tetap harus diusahakan walapun hanya sedikit
sebagai tropic feeding. ASI merupakan makanan yang paling utama dan meruppakan
kesepakatan global dalam pemberian nutrisi bayi sehingga ASI lah yang paling
dahulu diberikan. Lemak ASI lebih mudah diserap karena komposisi asam lemak dan
asam palmitat dalam posisiβ,disamping adanya lipase pada ASI dan kandungan AA
dan DHA, bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diberikan
dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde. Berikut tabel
pemberian nutrisi parenteral dan nutrisi enteral bayi (sumber: prosedur tetap
pemberian nutrisi bayi berta lahir rendah RSUP Dr.Kariadi):
Tabel 1 Jumlah total cairan yang dibutuhkan bayi berat lahir rendah (mL/kg)

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


Hari ke
1 2 3 4 5+
Berat
> 1500 g 60 80 100 120 150
< 1500 g 80 100 120 140 150

Tabel 2. Jumlah Cairan IV dan ASI untuk bayi sakit berat 1750-2500 g
U m u r (hari)
Pemberian
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV (mL/jam 5 4 3 2 0 0 0
atau tetes mikro/menit)
Jumlah ASI setiap 3 jam 0 6 14 22 30 35 38
(mL/kali)

Tabel 3.jumlah cairan IV dan ASI untuk semua bayi berat < 1250 g
Pemberian Umur (hari)
1 2 3 4 5 6 7
Kecepatan cairan IV 4 4 3 3 2 2 0
(mL/jam atay tetes
mikro/menit)

Jumlah ASI setiap 3 jam 0 0 3 5 8 11 15


(mL/kali)

3. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum
matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-
5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan
infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka warna
bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus muncul dini atau lebih
cepat bertambah coklat
4. Pernapasan
Bayi premature paling mungkin menderita penyakit membran hialin(Hialin
Membrane Disease). Penyakit ini merupakan bentuk Sindrom gawat nafas pada
bayi baru lahir /respiratory distress syndome yang disebabkan karena defisiensi
survaktan alami dalam alveoli neonatus yang lahir premature/ mengalami intra
utherine growth retardation. Pada penyakit ini tanda- tanda gawat pernafasan
selalu ada meliputi tanda klinis berupa: nafas cuping hidung, takipnea >6ox/menit
atau apnea, adanya retraksi intercostalis,strenalis, epigastrial, sianosis, suara nafas
yang berat saat ekspirasi (grunting), hasil laboratorium BGA abnormal dan
gambaran rontgen paru air bronkogram. Bayi harus dirawat dalam inkubator untuk
mempertahankan suhu tubuh, mendapatkan support Bubble CPAP sampai
ventilator mekanik dengan menggunakan mode CPAP (Continuous Positive
Airway Pressure) dan pemberian PEEP (Positive End Expiratory Pressure), untuk
mencegah kolaps paru dan atau memperoleh terapi surfaktan sintetis melalui

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


selang trakhea, dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi usaha
pernapasan.
5. Hipoglikemi
Glukosa merupakan sumber energi utama pada fetus dan neonatus. Hipoglikemia
paling mungkin timbul pada bayi prematur, bayi berat lahir badan lahir rendah,
karena metabolisme yang tinggi untuk menghasilkan energi. Hipoglikemia pada
beberapa hari pertama kehidupan didefinisikan dengan nilai gula darah < 40mg/dL.
Otak bayi baru lahir sangat tergantung pada glukosa. Konsumsi glukosa 90%
terutama oleh organ otak. Hipoglikemia harus diantisipasi sebelum gejala timbul
dengan pemeriksaan gula darah secara teratur pada 1, 2, 4, 6, 9 dan 12 jam pertama
kehidupan pada neonatus yang berisiko tinggi.Pada bayi preterm pengulangan
pengukuran gula darah yang rendah yaitu dibawah 50mg/dL dapat diasosiasikan
dengan kemungkinan adanya neurodevelopmental delay.Standar praktik di
neonatal intensive care unit (NICU) bagi semua bayi yang menerima terapi
dextrose parenteral adalah dengan menghitung Laju Infus Glukosa (Glucose
Infusion Rate- GIR), diukur dalam mg kg−1 min−1, dengan menghitung GIR dokter
memastikan bayi mendapatkan terapi glukosa parenteral pada range standar,
dimana terdapat ambang nilai agar tidak terjadi hiperglikemia dalam pemberian
terapi, yaitu pada rate 4-8 mg kg−1 min−1. Pemberian 4-6 mg kg−1 min−1 untuk bayi
aterm dan 5-8 mg kg−1 min−1 untuk bayi preterm/ premature. Rumus:
IV Rate (mL/hr) * Dextrose Conc (g/dL) * 1000 (mg/g)
GIR =
Weight (kg) * 60 (min/hr) * 100 (mL/dL)

6. Menghindari Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum
sempurna . Oleh karena itu tindakan prefentif sudah dilakukan sejak antenatal
sehingga tidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)

AsuhanKeperawatanPadaNeonatusdengan BBLR
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan
(Allen Carol V. 1993 : 28).
Data subyektif terdiri dari
a).Biodata atau identitas pasien :
Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin
Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,
pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


b).Keluhan Sekarang: Bayi tidak menangis/ menangis lemah, kulit tipis
kebiruan,
c). Riwayat kesehatan
Riwayat sekarang:
Yang perlu dikaji antara lain :
Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3)
asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untuk aterm  2500 gram
lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
Ada atau tidaknya kelainan kongenital.
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal
pada kasus BBLR yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,
kelainan kongenital, riwayat persalinan preterm.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak
teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan
postdate atau preterm).
Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta
previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
Riwayat penyakit keluarga (Genogram):
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TBParu,Tu
mor kandungan,Kista,Hipertensi (genogram)
d). Activity Daily Living (ADL):
1. Pola istirahat tidur: terganggu karena hipotermia, bising lingkungan
luar dan cahaya berlebih.
2. Pola nutrisi:
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu
diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengkoreksi

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk pemberian obat
intravena.
Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
3). Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi. Mekonium
BAK : frekwensi, jumlah. Pada bayi baru lahir dapat terjadi retensi urine karena
GI track yang belum bekerja optimal
e. Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok,
ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis psikotropika
Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol, kebiasaan ibu melakukan
diet ketat atau pantang makanan tertentu.
f. Hubungan psikologis
Pada bayi baru lahir normal setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung
dengan ibu. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang
dan perhatian serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang intensif sehingga
dirawat pada unit rawat bayi risiko tinggi atau unit rawat intensive. Peran
perawat dibutuhkan untuk tetap memellihara bonding ibu-bayi walaupun terpisah
rawat/ dikunjungi pada jam-jam tertentu saja.

2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku
Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya merintih. Keadaan
akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis keras.
Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan. Adanya
BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran
lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia
benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila
suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh < 37 C.
Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara 120-
140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi
post asfiksia berat pernafasan belum teratur.
Kulit
Bayi berat lahir rendah jaringan lemak di bawah kulit kurang(lemak subkuta
kurang),kulit kering keriput dan mudah diangkat bayi kelihatan kurus. Bayi
preterm warna kulit tubuh merah gelap di seluruh tubuh, kulit tipis, pembuluh
darah mudah dilihat, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun
besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intrakranial.
Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva,
warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
Hidung
terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan lendir.
Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
Telinga
Pada bayi berat lahir rendah/ preterm penampakan daun telinga lembut tidak ada
rekoil atau ada rekoil sedikit. Berbeda dengan aterm dimana daun telinga
kartilagonya keras dan mengalami rekoil segera.
Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher neonatus pendek
Thorax
Perhatikan bentuk thoraks, kesimetrisan kembang dada. Pada bayi preterm /
kurang bulan dan berat lahir rendah yang perlu diwaspadai adalah adanya
sindrom gawat nafas / respiratory distress syndrome (RDS) yang disebut juga
penyakit membran hialin hialin membrane disease. Gambaran klinis yang dapat
terlihat antara lain adanya retraksi sternal dan intercostal, nafas cuping hidung,
sianosis, dan takipneu.
Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae pada
garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau
tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


setelah masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract belum
sempurna.
Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda
infeksi pada tali pusat.
Genitalia
Pada neonatus preterm genetalia laki-laki: skrotum ada beberapa rugae. Testis
mulai terlihat di kanalis inguinalis. Genetalia perempuan :labia mayor dan
klitoris sebagian tertutup atau pada preterm 23 minggu labia mayor terpisah jauh
labia minor menonjol.
Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari
faeses.
Ekstremitas
Postur ekstensi, tidak teratur atau dapat pula sedikit fleksi pada tungkai bawah
dengan esktremitas atas ekstensi.
Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking lemah. Reflek
moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf pusat .
Refleks menelan dan sucking pada bayi berat lahir rendah masih belum
sempurna.

B. Analisa Data dan Perumusan Masalah


Sign / Symptorn Etiologi Problem
1. Pernafasan Produksi surfactan yang Gangguan pertukaran gas
irreguler, nafas belum optimal
cuping,
takipnea(>60 x
permenit)/periode
apnea, pernafasan
cuping hidung,
cyanosis, retraksi
intercostal,
sternal/substrenal,e

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


pigastrial
2. abnormalitas gas
darah arteri.
3. Desaturasi (saturasi
oksigen dibawah
nilai normal)
4. Pemeriksaan
rontgen
menunjukkan
gambaran RDS,
bronkogram udara
2.Akral dingin, cyanosis - kurangnya deposit Risiko tinggi terjadinya
pada ekstremmitas, lemak hipotermia
keadaan umum lemah, subkutansebagai
suhu tubuh dibawah penahan panas tubuh
normal -kulit kering
keriput. hipoglikememia
3.Keadaan umum lemah, - Refleks menelan dan Nutrisi kurang dari
reflek menghisap lemah, menghisap belum kebutuhan tubuh.
pada saat aspirasi sonde sempurna, gastric
masih terdapat retensi emptying time yang
pada sonde. Pemeriksaan lambat, aktivitas
gula darah didapatkan enzim laktose dan
hasil kurang dari sukrase yang lambat
normal;hipoglikemia
4.Suhu tubuh diatas normal, - Sistem Imunitas yang Resiko terjadinya infeksi
tali pusat layu, ada belum sempurna
tanda-tanda infeksi, - Ketuban mekonial
abnormal kadar leukosit, - Adanya tali pusat yang
kulit kuning, riwayat belum kering
persalinan dengan
ketuban mekonial

5.Bayi dirawat di dalam Perawatan intensif, Gangguan hubungan


inkubator di ruang kurang adekuat bonding interpersonal antara ibu
intensif, belum ada ibu-bayi dan bayi.
kontak antara ibu dan
bayi

C. Diagnosa Keperawatan

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada neonarus dengan berat lahir rendah
antara lain:
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan produksi surfactan yang
belum optimal.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan hipoglikemi,
Refleksmenelandanmenghisapbelumsempurna, gastric emptying time yang
lambat, aktivitasenzimlaktosedansukrase yang lambat.
3. Risiko terjadinya hipotermia berhubungan dengankurangnya deposit lemak
subkutan sebagai penahan panas tubuh.
4. Risiko terjadinya infeksi berhubungan imunitas yang belum sempurna
5. Gangguan hubungan interpersonal antara ibu dan bayi sehubungan dengan
rawat terpisah, kurang adekuat bonding ibu-bayi.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, yang dilakukan
secra terus-menerus dan berkesinambungan, serta melibatkan disiplin ilmu yang lain
terutama dalam menilai efektifitas terapi dan kolaborasi tindakan invasif/ non invasif.
Evaluasi pada tinjauan kasus bayi berat lahir rendah ditekankan pada tiap – tiap
diagnosa sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan yang tercantum pada
tujuan rencana keperawatan.

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Nasar, Sri Sudaryati. 2004. Sari Pediatri: Tata laksana Nutrisi pada Bayi
berat Lahir Rendah. Vol.5, No.4, Maret 2004:165-170.
2. Lissauer, Tom & Fanaroff,Avroy. 2006. At a Glance: Neonatologi. Jakarta.
Penerbit Erlangga

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR


3. Zubaidah. 2012. Asuhan Perkembangan Bayi Berat Lahir Rendah. Jakarta:
FIK UI
4. Kosim, M.Sholeh. Management of Low Birth Weight Baby for Optimal
Growth and Development. Medical Faculty Diponegoro University-Dr.Kariadi
Hospital. Semarang
5. Kosim, M. Sholeh; Yunanto A; Dewi R; Sarosa dewi Usman A. 2008. Buku
Ajar Neonatologi . Jakarta IDAI.
6. Table to quickly calculate glucose infusion rates in neonates. 2015. Journal of
Perinatology (2015)35,463–463;doi:10.1038/jp.2015.42; published online 23
April 2015
7. Intensive Care Nursery House Staff Manual: Neonatal Hypoglycemia. 2004.
The Regents of the University of California.
https://www.ucsfbenioffchildrens.org/pdf/manuals/52_Hypoglycemia.pdf

MODUL 15 : ASUHAN KEP. BBLR

Anda mungkin juga menyukai