Anda di halaman 1dari 4

Take Home UAS Fisiologi

Yenny Mayangsari ( G2A216066)

1. Proses terjadinya peningkatan kadar gula pada pasien dengan Ca pankreas.


Sintesis dan sekresi insulin terjadi di sel beta pankreas, pada keadaan tertentu
misal pada Ca pankreas, komponen komponen yang berada pada sel sel beta
pulau Langerhans pakreas akan menimbulkan terganggunya sintesis dan
sekresi insulin.Ketidakmampuan pulau pulau Langerhans untuk menghasilkan
insulin, mengakibatkan insulin yang keluar dari sel beta dan beredar di dalam
darah kurang atau bahkan tidak ada. Resistensi insulin yang merupakan
ketidaksanggupan insulin memberi efek biologik yang normal pada kadargula
darah. Selain akibat kurangnya reseptor insulin juga disebabkan gangguan
pada pasca reseptor. Gangguan tersebut terdapat pada sintesis dan juga
translokasi dari suatu faktor yang penting bagi pemindahan glukosa dari darah
ke dalam sel untuk selanjutnya dimetabolisme. Padaawalnya resistensi insulin
belum menyebabkan peningkatan gula darah, saat terjadi kelelahan sel beta
pankreas akan timbul peningkatan kadar gula, diabetes melitus yang
merupakan tanda dini dari Ca pankreas.

2. Proses poliuri pada pasien dengan hiperglikemi


Pada kondisi dimanaterjadi defisiensi insulin, masuknya glukosa ke dalam
jaringan otot dan adiposa sangat berkurang. Akibatnya glukosa tetap berada
dalam darah dan terjadi hiperglikemi. Salah satu efek dari hipergkikemia adalah
meningginya kadar glukosa melebihi ambamg batas ginjal untuk melakukan
reabsorbsi sehingga terjadi glukosuria. Selanjutnya glukosuria akan
menginduksi diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri.

3. Proses Spermatogenesis, meliputi 3 tahap


1) Tahap penggandaan
Sel primodial mengalami pembelahan mitosis berulag ulang dan
membentuk spermatogonia
2) Tahap pertumbuhan
Spermatogonia bersifat diploid, spermatogonium tumbuh dan
berkembang membentuk spermatosit primer ( dipoloid)
3) Tahap pematangan
Spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua
spermatosit sekunder ( haploid).Spermatosit sekunder kemudian
membelah secara meiosis membentuk 4 buah spermatid ( hap-loid ).
Setiap spermatid akan berdifferensiasi menjadi sperma.

4. Penyempitan tuba fallopi mempengaruhi proses fertilitas


karena dapat menghalangi sperma bertemu dengan sel telur atau menghalangi
sel telur masuk ke uterus. Jika penyempitan kedua saluran tuba menyempit,
telur tidak bisa menuju rahim, yang akhirnya pembuahan tidak akan terjadi.
Bisa pula terjadi pembuahan tetapi embrio tidak tertanam di rahim melainkan
di saluran falopi. Kehamilan mungkin terjadi walau dengan satu saluran falopi
asalkan tetap memiliki setengah indung telur dan tetap mampu berovulasi.
Kemampuan kehamilan 50% - 50% bila sumbatan di salah satu indung telur
yang sehat, tetap sumbatan di dua saluran kehamilan tidak bisa terjadi.
Sedang untuk kuantitas dan produksi sperma yang kurang bagus dapat
mempengaruhi proses fertilisasi, karena sperma yang gerakannya pelan dan
tidak sempurna akan berenang menuju arah yang salah, sehingga dapat
mengakibatkan sulitnya terjadi pembuahan.

5. Pada pasien Ny. H primipara post partum hari kedua yang bekerja adalah
hormon oksitosin yang disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja
terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan,
hormone oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan
kontraksi sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang
produksi ASI dan sekresi oksitosin sehingga dapat membantu involusi uteri
sehingga dapat menyebabkan perut sering terasa sakit,mules pada saat
menyusui anaknya.
Take Home
Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Fisiologi

Oleh :
Yenny Mayangsari
G2A216066

S1 Keperawatan Lintas Jalur RSDK


Universitas Muhammadiyah Semarang
2017

Anda mungkin juga menyukai