Anda di halaman 1dari 28

Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

dr. Dwi Hidayah, Sp.A(K), M.Kes

Divisi Neonatologi
Ilmu Kesehatan Anak FK UNS – RS Dr. Moewardi
Surakarta
Penyebab Kematian Bayi di Indonesia

Mortality profiles. Geneva, World Health Organization, 2007


5
Definisi
 Asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) adalah
kegagalan napas secara spontan dan
teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir yang ditandai dengan
hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis
Fisiologi pernapasan bayi baru lahir
 O2 sangat penting sebelum dan sesudah persalinan.
 Dalam rahim : melalui mekanisme difusi melalui plasenta yang berasal dari
ibu diberikan kepada darah janin.

 Sebelum lahir, alveoli paru bayi menguncup dan terisi oleh cairan. Paru
janin tidak berfungsi sebagai sumber oksigen atau jalan untuk
mengeluarkan CO2 (karbon dioksida) sehingga paru tidak perlu diperfusi
atau dialiri darah dalam jumlah besar.

 Setelah lahir dan beberapa saat sesudah lahir  paru harus segera terisi
oksigen dan pembuluih darah paru harus berelaksasi untuk memberikan
perfusi pada alveoli dan menyerap oksigen untuk diedarkan ke seluruh
tubuh.
Transisi bayi intra uteri  ekstra uteri
 Bayi baru lahir akan menghirup udara
pertama kali ke dalam parunya

 Mengakibatkan cairan paru keluar dari


alveoli ke jaringan interstitial di paru
sehingga oksigen dapat dihantarkan ke
arteri pulmonal dan menyebabkan arteriol
berelaksasi
Transisi bayi intra uteri  ekstra uteri
Patofisiologi Asfiksia
 Jika proses transisi terganggu, maka arteriol
pulmonal akan tetap konstriksi dan pembuluh
darah arteri sistemik tidak mendapat oksigen
sehingga tidak dapat memberikan perfusi ke
organ-organ tubuh yang penting seperti otak,
jantung, ginjal dan lain lain.
 Bila keadaan ini berlangsung lama maka akan
menyebabkan kerusakan jaringan otak dan
organ lain yang dapat menyebabkan kematian
atau kecacatan
Etiologi Asfiksia
 Faktor ibu
 Faktor tali pusat atau plasenta
 Faktor bayi
Faktor Ibu
Disebabkan kurangnya aliran darah ibu melalui
plasenta  hipoksia janin  Gawat Janin 
Asfiksia, seperti :
 Preeklampsia dan eklampsia
 Perdarahan antepartum abnormal (plasenta
previa atau solutio plasenta)
 Partus lama atau partus macet
 Demam sebelum dan selama persalinan
 Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
 Kehamilan lebih bulan (lebih 42 minggu)
Faktor tali pusat atau plasenta
Penurunan aliran darah dan oksigen melalui
talipusat bayi Asfiksia, seperti :
 Infark plasenta
 Hematom plasenta
 Lilitan tali pusat
 Tali pusat pendek
 Simpul tali pusat
 Prolapsus tali pusat
Faktor bayi

 Keadaan bayi yang dapat mengalami


asfiksia walaupun kadang tanpa didahului
tanda gawat janin:
• Bayi kurang bulan/prematur (kurang dari 37 minggu
usia kehamilan)
• Air ketuban bercampur mekonium
• Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar,
distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
• Kelainan kongenital yang memberi dampak pada
pernapasan bayi
Komplikasi Asfiksia Neonatorum
1. Otak : hipoksik iskemik ensefalopati, edema
serebri, palsi selebral
2. Jantung dan paru : hipertensi pulmonal
persisten, pendarahan paru, edema paru.
3. Gastrointestinal: enterokolitis nekotrikans
4. Ginjal : nekrosis tubular akut
5. Hematologi : Trombositopenia, DIC
Diagnosis
 Anamnesis :
• Gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan tali pusat,
sungsang, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, dll).
• Lahir tidak bernafas/menangis.
• Air ketuban bercampur mekonium.
 Pemeriksaan fisis :
• Bayi tidak bernapas atau napas megap-megap.
• Denyut jantung < 100X/menit
• Kulit sianosis, pucat.
• Tonus otot menurun.
• Untuk diagnosis asfiksia tidak perlu menunggu nilai Skor Apgar
(menit ke-1, ke-5, ke-10)
8 – 10 Normal
Skor APGAR 4–7 Asfiksia Sedang
0-3 Asfiksia Berat
Persiapan Resusitasi :
1. Persiapan Tempat Resusitasi
2. Persiapan Alat Resusitasi
3. Persiapan Tim Resusitasi
Persiapan Tempat
Ruangan yang optimal
untuk bayi dilahirkan

▫ AC jangan di atas tempat tidur


bayi
▫ Suhu jangan terlalu panas 24-26 C
▫ Ruangan sejuk
▫ Angin tidak kencang
▫ Meja resusitasi + pemanas + handuk
hangat
▫ Alat-alat resusitasi yang memadai
▫ Infant warmer hangat

9
Persiapan Alat
• Persiapan Alat-alat Resusitasi
• Airway : selang suction/mucus extractor, laringoskop, endotracheal tube
• Breathing : Balon & Sungkup untuk ventilasi, atau T-Piece resuscitator
(Mixsafe/Neopuff) & Sungkup, kanul oksigen, tabung oksigen/O2 sentral
• Circulation : Kateter umbilical, Infus set, spuit (1 ml, 5 ml, 10 ml)
• Drugs : Adrenalin/epinefrin, infus NaCl 0.9%, infus D10%
Persiapan Alat
• Persiapan Alat Resusitasi
3 kain flanel, topi, plastik transparan (BBL<1500g)
– Kain ke-1: untuk mengeringkan bayi
– Kain ke-2: untuk menyelimuti bayi
– Kain ke-3: untuk ganjal bahu bayi

10
Persiapan Tim Resusitasi
2 = Circulation

Anggota Tim Resusitasi

Terdiri dari 3 orang


JANGAN SENDIRIAN .....!!!

1 = Airway-
Breathing

3 = obat dan
alat
Tim Resusitasi Neonatus

Komunikasi Pembagian tugas Mengurangi


Efektif yang jelas, tanyakan kesalahan
faktor risiko ibu/janin dalam
resusitasi

Maternal information: Baby Information:


• Riwayat Kehamilan • Taksiran Usia Gestasi
sebelumnya • Jumlah bayi (satu, kembar, triplet)
• USG antenatal
• Riwayat penyulit dalam • Ketuban hijau kental
antenatal • Variasi dari denyut jantung janin
• Risiko infeksi kehamilan • Kelainan Kongenital
• Riwayat obat yang • Neonatus risiko tinggi yang
dikonsumsi ibu mebutuhkan resusitasi
Algoritma
Resusitasi
Neonatus IDAI
2017
Simpulan
 Asfiksia neonatorum merupakan salah satu
penyebab utama kematian pada BBL
 Setiap BBL harus dilakukan penilaian awal
apakah perlu mendapat resusitasi atau tidak
 Sebaiknya dilakukan pencegahan kelahiran
bayi premature dan asfiksia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai