Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui normal atau
tidaknya suatu data, suatu distribusi data dikatakan normal jika taraf signifikan lebih
besar 0,05, namun jika taraf signifikan kurang dari 0,05 maka data dikatakan tidak
normal. Data hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kecerdasan Emosional .158 20 .200 *
.938 20 .222
Hasil Belajar .256 20 .133 .894 20 .097
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Smirnova nilai sig >0,05 (0,200>0,05) dan Shapiro-Wilk nilai sig >0,05 (0,222>0,05
serta data hasil belajar juga berdistribusi normal karena pada tabel Kolmogorov-
Smirnova nilai sig >0,05 (0,133>0,05) dan Shapiro-Wilk nilai sig >0,05 (0,097>0,05.
2) Uji linearitas
Uji linear untuk mengetahui apakah suatu variabel memiliki hubungan yang
linear atau tidak secara signifikan, suatu variabel dikatakan memiliki hubungan jika
taraf signifikan lebih besar 0,05, namun jika taraf signifikan kurang dari 0,05 maka
kedua variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan. Data hasil uji linearitas
ANOVA Table
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Hasil Belajar * Between (Combined) 53.867 7 7.695 2.628 .068
Kecerdasan Groups
Emosional Linearity 10.097 1 10.097 3.449 .088
Deviation from 43.770 6 7.295 2.492 .084
Linearity
Within Groups 35.133 12 2.928
Total 89.000 19
Berdasarkan tabel di atas dalam hasil SPSS pada kolom Linearity merupaka
uji statistik untuk menunjukan hubungan yang linear. Metode pengambilan keputusan
untuk uji linearitas yaitu dengan signifikansi > 0,05, maka hubungan antara dua
variabel linier dan sebaliknya jika signifikansi < 0,05, maka hubungan antara dua
variabel tidak linier Priyatno (2010). Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji
linearitas pada tabel di atas dapat diketahuhi bahwa kecerdasan emosional terhadap
Dilihat dari nilai signifikan di atas data kecerdasan emosional terhadap hasil
belajar sebesr (0,068 > 0,05) maka dapat di asumsikan bahwa kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar mempunyai hubungan yang linier. Berdasarkan nilai F hitung
kecerdasan emosional terhadap hasil belajar adalah 2,628 atau lebih kecil dari nilai F
tabel 4,41. Hal tersebut menunjukan bahwa data penelitian bersifat linier.
df1 = k – 1 (2 – 1) =1
df2 = n – k (20 – 2) = 18
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui nilai dari f tabel yaitu 4,41 (lihat
emosional terhadap hasil belajar adalah normal dan signifikan, uji hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment . Dalam
analisis ini kriteria yang digunakan adalah jika nilai signifikan > 0,05 maka Ho diterima
dan Ha ditolak, kemudian jika angka signifikan <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
Correlations
Kecerdasan
Emosional Hasil Belajar
Kecerdasan Emosional Pearson Correlation 1 .437
Sig. (2-tailed) .015
N 20 20
Hasil Belajar Pearson Correlation .337 1
Sig. (2-tailed) .015
N 20 20
hasil belajar sebesar 0,437. Artinya besar korelasi atau hubungan antara kecerdasan
hubungan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar adalah sebesar 0,437> r tabel 0,378,
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan atau korelasi antara kecerdasan emosional
terhadap hasil belajar. Karena r hitung atau pearson correlations dalam analisis ini
bernilai positif maka itu artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat positif
atau dengan kata lain semakin meningkat kecerdasan emosional maka akan semakin
meningkat pula hasil belajar siswa. Besarnya kontribusi variabel kecerdasan emosional
KP = r2 x 100%
= 0,4372 x 100%
= 19,096%
Artinya hasil belajar siswa ditentukan oleh 19,09% kecerdasan emosional dan
kontribusi variabel lain sebesar 100% - 19,09% = 81%.
Statistics
Kecerdasan Emosional
N Valid 20
Missing 0
Mean 52.30
Std. Error of Mean .436
Median 52.50
Mode 54
Std. Deviation 1.949
Variance 3.800
Range 7
Minimum 48
Maximum 55
Sum 1046