Anda di halaman 1dari 15

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi.Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang berasal
dari skor hasil belajar matematika kelas IV yang berupa tes dan skor angket
kemandirian belajar siswa. Hasil dari analisis deskriptif variabel hasil belajar
matematika dan variabel kemandirian belajar, didapatkan jumlah sampel
penelitian, nilai rata-rata data, nilai tengah data, nilai yang sering muncul
pada data, simpangan baku, varian, kemiringan, keruncingan, rentang, nilai
minimum, nilai maksimum, dan jumlah. Berikut adalah deskripsi
pemerolehan data hasil penelitian:
a. Variabel Hasil Belajar Matematika
Data skor hasil belajar matematika terlampir pada lampiran 19.
Data yang diperoleh, kemudian ditabulasi dengan bantuan MS. Excel yang
kemudian akan diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 18 untuk
dianalisis secara deskriptif.

Tabel 4.1. Hasil Analisis Dekriptif Hasil Belajar Matematika


Statistics
TOTAL
N Valid 266
Missing 0
Mean 15,85
Median 16,00
Mode 17
Std. Deviation 5,217
Variance 27,212
Skewness ,097
Std. Error of Skewness ,149
Kurtosis -,331
Std. Error of Kurtosis ,298
Range 26
Minimum 2
Maximum 28
Sum 4217

34
35

Gambar 4.1. Histogram Data Hasil Belajar Matematika

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dinyatakan bahwa jumlah sampel


penelitian hasil belajar matematika yaitu 266 siswa. Nilai rata-rata data
hasil belajar matematika yaitu 15,85. Median atau nilai tengah data hasil
belajar matematika yaitu 16,00. Modus atau nilai yang sering muncul
pada data hasil belajar matematika yaitu 17. Simpangan bakunya
(standard deviation) yaitu 5,217. Ragam (variance) data hasil belajar
matematika yaitu 27,212.
Kemiringan (skewness) kurva yaitu 0,097, artinya nilai skewness
positif tidak terlalu jauh dari nol, maka data cenderung condong ke
kanan. Nilai kurtosis (keruncingan kurva) yaitu -0,331, artinya koefisien
keruncingan < 3, sehingga bentuk distribusi frekuensinya adalah
platikurtis atau tumpul.
Rentang data hasil belajar matematika yaitu 26. Nilai minimum
yang didapatkan dari hasil penelitian untuk hasil belajar matematika yaitu
2, sedangkan nilai maksimumnya yaitu 28. Jumlah skor seluruh data hasil
belajar matematika yaitu 4217.
Data hasil belajar matematika diharapkan bersistribusi normal
karena memiliki nilai mean, median, dan modus yang hampir sama.
36

Selain itu jika dilihat dari perhitungan rasio skewness yaitu 0,65 dan
rasio kurtosis yaitu -1,11, maka data hasil belajar matematika masih
berdistribusi normal, karena berada di antara nilai -2.00 sampai 2.00.
b. Variabel Kemandirian Belajar Siswa
Data skor kemandirian belajar terlampir pada lampiran 20. Data
yang diperoleh, kemudian ditabulasi dengan bantuan MS. Excel yang
kemudian akan diolah menggunakan aplikasi SPSS versi 18 untuk
dianalisis secara deskriptif.

Tabel 4.2. Hasil Analisis Deskriptif Kemandirian Belajar


Statistics
TOTAL
N Valid 266
Missing 0
Mean 167,64
Median 168,00
Mode 161a
Std. Deviation 16,560
Variance 274,239
Skewness -,128
Std. Error of Skewness ,149
Kurtosis -,161
Std. Error of Kurtosis ,298
Range 103
Minimum 113
Maximum 216
Sum 44592
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown

Gambar 4.2. Histogram Data Kemandirian Belajar


37

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dinyatakan bahwa jumlah sampel


penelitian hasil belajar matematika yaitu 266 siswa. Nilai rata-rata data
hasil belajar matematika yaitu 167,64. Median atau nilai tengah data hasil
belajar matematika yaitu 168,00. Modus atau nilai yang sering muncul
pada data hasil belajar matematika yaitu 161. Simpangan bakunya
(standard deviation) yaitu 16,560. Ragam (variance) data hasil belajar
matematika yaitu 274,239.
Kemiringan (skewness) kurva yaitu -0,128, artinya nilai skewness
negatif tidak terlalu jauh dari nol, maka data cenderung condong ke kiri.
keruncingan (kurtosis) kurvanya yaitu -0,161, artinya koefisien
keruncingan < 3, sehingga bentuk distribusi frekuensinya adalah
platikurtis atau tumpul.
Rentang data hasil belajar matematika yaitu 103. Nilai minimum
yang didapatkan dari hasil penelitian untuk hasil belajar matematika
yaitu 113, sedangkan nilai maksimumnya yaitu 216. Jumlah skor seluruh
data hasil belajar matematika yaitu 44592.
Data kemandirian belajar diharapkan bersistribusi normal karena
memiliki nilai mean, median, dan modus yang hampir sama. Selain itu
jika dilihat dari perhitungan rasio skewness yaitu -0,85 dan rasio kurtosis
yaitu -0,54, maka data hasil belajar matematika masih berdistribusi
normal, karena berada di antara nilai -2.00 sampai 2.00.
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat pada penelitian ini ada dua macam yaitu uji normalitas dan
uji linieritas. Hasil pengujian ini merupakan syarat untuk melakukan
pengujian hipotesis penelitian.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh pada penelitian berasal dari populasi yang terdistribusi normal
atau tidak normal. Pada analisis ini, peneliti menggunakan bantuan
aplikasi SPSS versi 18. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada
lampiran 21.
38

Bentuk hipotesis uji normalitas pada penelitian ini yaitu:


Ho : populasi berdistribusi normal.
H1 : populasi tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) dalam uji normalitas yaitu:
Jika signifikansi > 0,05, maka terima Ho,
Jika signifikansi < 0,05, maka tolak Ho  α yang digunakan yaitu 5%
atau 0,05.
1) Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika
Hasil uji normalitas data hasil belajar matematika dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel Hasil Belajar


Matematika
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
TOTAL ,050 266 ,200* ,992 266 ,176
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, didapatkan


hasil pada kolom Kolmogorov-Smirnov nilai Sig. yaitu 0,200,
sehingga dapat diketahui bahwa signifikansi > 0,05. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa terima Ho atau variabel hasil belajar
matematika berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2) Uji.Normalitas Kemandirian Belajar
Hasil uji normalitas data hasil belajar matematika dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
39

Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Normalitas Variabel Kemandirian


Belajar
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
*
TOTAL ,036 266 ,200 ,993 266 ,288
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, didapatkan


hasil pada kolom Kolmogorov-Smirnov nilai Sig. yaitu 0,200,
sehingga dapat diketahui bahwa signifikansi > 0,05. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan bahwa terima Ho atau variabel hasil belajar
matematika berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji.Linieritas
Linieritas artinya asumsi adanya hubungan dalam bentuk garis lurus
antara variabel. Pada analisis ini, peneliti menggunakan bantuan aplikasi
SPSS versi 18. Output lengkap analisis linearitas dapat dilihat pada
lampiran 22. Bentuk hipotesis uji linearitas penelitian ini yaitu :
Ho : terdapat hubungan linear antara variabel X dan variabel Y.
H1 : tidak terdapat hubungan linear antara variabel X dan variabel Y.
Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) dalam uji linearitas yaitu:
Jika signifikansi > 0,05, maka terima Ho,
Jika signifikansi < 0,05, maka tolak Ho  α yang digunakan yaitu 5% atau
0,05.
Hasil uji linieritas data hasil belajar matematika dan kemandirian
belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :
40

Tabel 4.5 Hasil Uji Linieritas Hasil Belajar dan Kemandirian Belajar
ANOVA Table
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Hasil_Belajar * Between (Combined) 3032,077 69 43,943 2,061 ,000
Kemandirian Groups Linearity 1472,013 1 1472,013 69,036 ,000
Deviation from
1560,064 68 22,942 1,076 ,344
Linearity
Within Groups 4179,205 196 21,322
Total 7211,282 265

Berdasarkan uji linieritas yang telah dilakukan, dapat diketahui


bahwa Sig. 0,344, sehingga dapat diketahui bahwa signifikansi > 0,05.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terima Ho atau terdapat
hubungan linear antara hasil belajar matematika siswa dan variabel
kemandirian belajar.
3. Hasil Uji.Hipotesis
a. Korelasi Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar
Korelasi antara kemandirian belajar dan hasil belajar diuji
menggunakan uji korelasi pearson product moment. Uji korelasi person
pada analisis ini, menggunakan aplikasi SPSS versi 18. Hasil uji korelasi
pearson dapat dilihat pada lampiran 23. Bentuk hipotesis statistik untuk
analisis korelasi penelitian ini yaitu:
Ho :ρ=0 ------------- 0 berarti tidak ada hubungan.
H1 :ρ≠0 ------------- ≠ 0 berarti lebih besar atau lebih kecil
dari nol ada hubungan antara kemandirian dengan hasil belajar
matematika.
Kriteria pengujian (berdasar signifikansi) yaitu :
Jika signifikansi > 0,05, maka terima Ho,
Jika signifikansi < 0,05, maka tolak Ho  α yang digunakan yaitu 5%
atau 0,05.
41

Tabel 4.6 Hasil Analisis Korelasi Kemandirian Belajar dengan Hasil


Belajar Matematika
Correlations
Kemandirian Hasil_Belajar
Kemandirian Pearson Correlation 1 ,452**
Sig. (1-tailed) ,000
N 266 266
**
Hasil_Belajar Pearson Correlation ,452 1
Sig. (1-tailed) ,000
N 266 266
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Berdasarkan uji korelasi yang telah dilakukan dengan aplikasi


SPSS versi 18, ditunjukkan bahwa nilai Sig. (1-tailed) yaitu 0,000. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa nilai Sig. (1-tailed) < 0,05 yang
berarti bahwa tolak Ho. Pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian
belajar dengan hasil belajar matematika siswa. Hasil analisis koefisien
korelasi antara variabel kemandirian belajar dan hasil belajar matematika
yaitu 0,452.
Sesuai dengan hasil dari uji korelasi di atas, maka hipotesis yang
menyatakan ada korelasi positif dan signifikan antara sikap kemandirian
belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN se-
kecamatan Buluspesantren tahun ajaran 2018/2019 dapat diterima.
b. Sumbangan Efektif (SE)
Sebelum melakukan perhitungan sumbangan efektif, peneliti
terlebih dahulu melakukan perhitungan koefisien determinasi, dan
sumbangan relatif.
Perhitungan analisis koefisien determinasi (R2) pada penelitian ini
menggunakan rumus menurut Riduwan (2010: 224) dengan perhitungan
sebagai berikut :
r = 0,45
Maka R2 yaitu :
42

KP = (0,452)2 x 100%
= 0,204 x 100%
= 20,4 %

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa


koefisien determinasi pada penelitian ini yaitu 20,4%. Setelah diketahui
analisis koefisien determinasi (R2), maka analisis selanjutnya yaitu
mencari sumbangan relatif. Sumbangan relatif pada penelitian ini
menggunakan rumus menurut Winarsunu (2007: 203-204).
Peneliti menggunakan analisis regresi dengan aplikasi SPSS versi
18 untuk mencari nilai b dan JK reg, sedangkan untuk mencari jumlah xy
peneliti menggunakan aplikasi MS. Excel. Hasil perhitungan jumlah xy
dapat dilihat pada lampiran 24. Berikut merupakan hasil analisis regresi :

Tabel 4.7 Hasil Analisis Nilai JK reg pada Uji Regresi.


ANOVAb
Model Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1472,013 1 1472,013 67,711 ,000a
Residual 5739,269 264 21,740
Total 7211,282 265
a. Predictors: (Constant), KEMANDIRIAN
b. Dependent Variable: HASIL_BELAJAR

Tabel 4.8 Hasil Analisis Nilai b pada Uji Regresi.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -8,005 2,913 -2,748 ,006
Hasil_Belajar ,142 ,017 ,452 8,229 ,000
a. Dependent Variable: KEMANDIRIAN
43

Berdasarkan Tabel 4.7 dan 4.8, maka didapatkan nilai JK reg sebesar
14834,54 dan nilai b sebesar 1,434, maka sumbangan relatif yaitu :

SR = b (∑xy) x 100%
JK reg

SR = 0,142 (10342,92) x 100%


1472,013
SR = 0,9977 x 100 %
SR = 99,7 %
Analisis selanjutnya yaitu mencari sumbangan efektif. Sumbangan
efektif merupakan sumbangan suatu variabel prediktor terhadap variabel
kriterium. Sumbangan efektif pada penelitian ini menggunakan rumus
menurut Winarsunu (2007: 203-204) yaitu SE = (SR) x (R2).

SR = 99,7 %
(R2) = 0,204
Maka SE yaitu :
SE = (SR) x (R2)

SE = 99,7 % x 0,204
SE = 20,35 %

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa


sumbangan efektif dari kemandirian belajar siswa dapat berperan dalam
meningkatkan hasil belajar matematika sebesar 20,35%, sedangkan
sisanya sebesar 79,65% dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Pembahasan
1. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Matematika
Hubungan kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa
dicari menggunakan Korelasi Pearson. Peneliti menggunakan bantuan
aplikasi SPSS versi 18 dalam menguji hipotesis penelitian. Hipotesis dalam
penelitian ini yaitu terdapat korelasi positif dan signifikan antara kemandirian
44

belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN se-Kecamatan


Buluspesantren tahun ajaran 2018/2019.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan SPSS versi 18 menunjukkan
bahwa nilai Sig. (1-tailed) yaitu 0,000. Nilai Sig. tersebut < α (0,05), artinya
hipotesis penelitian ini dapat diterima atau kemandirian belajar berkorelasi
positif dan signifikan dengan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN se-
kecamatan Buluspesantren tahun ajaran 2018/2019. Hasil analisis koefisien
korelasi antara variabel kemandirian belajar dan hasil belajar matematika yaitu
0,452. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2009: 231) mengenai pedoman
interpretasi terhadap koefisien korelasi menyatakan bahwa koefisien korelasi
pada penelitian ini yaitu 0,452 berada pada tingkat hubungan sedang. Korelasi
akan lebih kuat jika mendekati angka 1.
Berdasarkan penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa kemandirian belajar memiliki hubungan yang positif dengan
hasil belajar matematika. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi kemandirian siswa, maka akan semakin tinggi pula hasil belajar
matematika siswa. Begitu pun sebaliknya, semakin rendah kemandirian
siswa, maka akan semakin rendah pula hasil belajar matematika siswa.
Menurut Desmita (2017: 185), kemandirian belajar dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan,
dan tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi
perasaan malu dan ragu. Pentingnya memiliki sikap mandiri dalam belajar
telah dijelaskan oleh Fuchs, et al (2003); dan Mason, et al (2004) yang
menyatakan bahwa program yang mengajarkan strategi pembelajaran mandiri
kepada anak-anak telah ditemukan meningkatkan pencapaian siswa (Slavin,
2009: 13).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sunsati dan Fatchurahman (2016: 4) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara kemandirian belajar peserta didik dengan prestasi belajar
matematika dengan nilai kolerasi produk moment sebesar 0,358, dan
termasuk dalam kategori sedang.
45

Selain itu hasil penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rahmawati (2016: 91) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa
SD Negeri Purwoyoso 06 Semarang, dengan r tabel 0,560 lebih besar dari r
hitung 0,213 (0,560 > 0,213) termasuk dalam tingkat hubungan sedang.
Rosyidah (2010: 69) yang menyatakan bahwa kemandirian belajar
memiliki hubungan positif dan signifikan dengan hasil belajar, sehingga
mempengaruhi hasil belajar matematika, dimana siswa yang memiliki
kemandirian belajar baik, akan memiliki tingkat hasil belajar matematika
yang tinggi. Sebaliknya siswa yang memiliki kemandirian belajar yang
kurang baik menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika.
Hasil dari penelitian ini juga diperkuat dengan penelitian yang Sakti
(2013: 45) lakukan, yang menyatakan bahwa siswa yang memiliki
kemandirian yang tinggi ternyata hasil belajarnya juga tinggi, sedangkan
siswa yang memiliki kemandirian belajar yang rendah, maka hasil belajarnya
juga cenderung rendah.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian
ini telah sesuai dengan teori yang ada dan didukung pula dengan penelitian
yang relevan, maka hasil penelitian ini adalah ada korelasi positif dan
signifikan antara sikap kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika
siswa kelas IV SDN se-Kecamatan Buluspesantren tahun ajaran 2018/2019.
2. Sumbangan Kemandirian Belajar terhadap Hasil Belajar Matematika
Sumbangan kemandirian belajar terhadap hasil belajar pada penelitian
ini menggunakan rumus menurut Winarsunu (2007: 203-204). Sebelum
melakukan perhitungan sumbangan efektif, peneliti mencari nilai koefisien
determinasi dan mencari nilai sumbangan relatif terlebih dahulu. Mencari
nilai sumbangan relatif memerlukan nilai JK reg, b, dan jumlah xy.
Penggunaan aplikasi SPSS versi 18 digunakan untuk mencari nilai JK reg,
nilai b dengan menggunakan analisis regresi, sedangkan aplikasi MS. Excel,
digunakan untuk mencari jumlah xy.
46

Hasil perhitungan sumbangan efektif pada variabel kemandirian


belajar dan hasil belajar matematika didapatkan hasil sebesar 20,35%, artinya
kemandirian siswa dapat berperan dalam meningkatkan hasil belajar
matematika sebesar 20,35% dan sisanya sebesar 79,65% dipengaruhi oleh
faktor lain seperti kesehatan siswa, motivasi siswa, sarana dan prasarana. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian Rosyidah (2010: 69) yang menyatakan
bahwa kemandirian belajar bukan satu-satunya variabel atau faktor yang
menyebabkan meningkatnya hasil belajar siswa, tetapi tedapat faktor-faktor
lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajasr siswa baik faktor
internal maupun eksternal seperti motivasi, sarana dan prasarana, disiplin,
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, guru, dan
lainnya.
47

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan
kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN se-
Kecamatan Buluspesantren tahun ajaran 2018/2019 dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kemandirian belajar berkorelasi positif dan signifikan dengan hasil belajar
matematika siswa kelas IV SDN se-Kecamatan Buluspesantren dengan
tingkat korelasi sedang yaitu 0,452.
2. Sumbangan variabel kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika
yaitu 20,35 %.
B. Implikasi
Berdasarkan uraian hasil penelitian ini, maka peneliti dapat memberikan
implikasi sebagai berikut:
1. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar matematika.
Semakin tinggi kemandirian siswa, maka akan semakin tinggi pula hasil
belajar matematika siswa. Begitu pun sebaliknya, semakin rendah
kemandirian siswa, maka akan semakin rendah pula hasil belajar matematika
siswa. Oleh karena itu, penting untuk menyisipkan kemandirian belajar pada
setiap pembelajaran dengan harapan kemandirian siswa akan meningkat
sehingga diharapkan hasil belajar siswa akan meningkat pula.
Penerapan sikap kemandirian belajar dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti menerapkan proses pendidikan yang demokrasi dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat, dan memberikan
kebebasan pada siswa untuk mencoba dan mengeksplorasi lingkungan
sehingga dapat mendorong rasa ingin tahu siswa. Selain menerapkan
pendidikan yang demokrasi, penerapan diskusi kelompok dan penugasan
dalam pembelajaran juga dapat melatih kemandirian belajar siswa. Melalui

47
48

diskusi siswa akan terlatih untuk mengemukakan pendapat, memecahkan


masalah, dan bertanggung jawab dengan hasil yang telah dikerjakan,
sedangkan melalui penugasan siswa akan terlatih untuk lebih mandiri dalam
belajar.
Upaya peningkatan kemandirian juga perlu didukung oleh sarana dan
prasarana seperti pengadaan buku-buku yang berkaitan dengan matematika,
menyiapkan soal-soal latihan di kelas, dan pengadaan alat peraga. Melalui
upaya-upaya di atas diharapkan dapat meningkatkan sikap kemandrian seperti
sikap percaya diri, tanggung jawab, mampu bekerja sendiri, mampu
mengambil keputusan, dan memiliki hasrat bersaing untuk maju sehingga
kemandirian belajar siswa dapat meningkat, sehingga diharapkan hasil belajar
dapat meningkat.

C. Saran
Berdasarkan.simpulan.dan implikasi yang telah disebutkan, peneliti
memberikan.beberapa.saran sebagai.berikut:
1. Bagi Guru
Guru hendaknya selalu memberikan dan memancing sikap kemandirian
belajar siswa pada setiap pembelajaran, agar siswa terbiasa untuk menerapkan
sikap kemandirian belajar di sekolah maupun di rumah demi meningkatkan
hasil belajar yang lebih baik.
2. Bagi.Sekolah
Pihak sekolah sebaiknya melengkapi referensi buku bacaan di perpustakaan
agar siswa dapat menemukan dan mencari sendiri materi yang belum
dimengerti tanpa harus sering mengandalkan dan tergantung kepada guru
sebagai fasilitator pembelajaran.
3. Bagi.Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang hampir sama dengan
judul penelitian ini dapat menjadi acuan dalam penelitian korelasi dan
diharapkan mencari sumber referensi lainnya agar nanti penelitiannya akan
jauh lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai