kecerdasan intelektual (X1), motivasi belajar (X2), dan prestasi belajar (Y).
A. Deskripsi Data
sebesar 16.089, median 114.00, modus sebesar 100, nilai maksimal sebesar
150, dan nilai minimal sebesar 82. Banyaknya butir pertanyaan dalam
Statistics
KECERDASAN INTELEKTUAL
Valid 80
N
Missing 0
Mean 113.33
Median 114.00
Mode 100
Std. Deviation 16.089
Minimum 82
Maximum 150
Sum 9066
intelektual siswa SMP Negeri di Kabupaten Lebak cukup baik. Hal ini
61
62
114.00. Hal ini menunjukkan bahwa data skor kecerdasan intelektual siswa
pada penelitian ini cukup representatif. Sedangkan skor yang berada di atas
rata-rata lebih banyak dari pada yang di bawah rata-rata. Hal ini menunjukkan
berikut:
responden siswa dihasilkan skor terendah 83, skor tertinggi 140, skor rata-rata
110,00, median sebesar 110,00, modus sebesar 120, dan simpangan baku
Statistics
MOTIVASI BELAJAR
Valid 80
N
Missing 0
Mean 110.00
Median 110.00
Mode 120
Std. Deviation 15.755
Minimum 83
Maximum 140
Sum 8800
belajar siswa SMP Negeri di Kabupaten Lebak cukup baik. Hal ini
110.00.
bahwa data skor skala motivasi belajar dalam penelitian ini memiliki sebaran
sebagai berikut. Nilai terendah yang diperoleh sebesar 40, nilai tertinggi
sebesar 80, nilai rata-rata sebesar 63.73, median sebesar 63, modus sebesar 63,
Valid 80
N
Missing 0
Mean 63.73
Median 63.00
Mode 63
Std. Deviation 9.286
Minimum 40
Maximum 80
Sum 5098
Bila dilihat dari hasil perhitungan di atas, maka bisa dikatakan bahwa
cukup. Hal ini diindikasikan dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 63.73,
mendekati skor mediannya, yaitu 63.00, dengan simpangan baku sebesar 9.286.
berikut :
adalah pengujian normalitas dan uji linieritas garis regresi partial antara
20.0. Menurut ketentuan yang ada, maka kriteria dari normalitas data adalah
“jika p value (Sig.) > 0.05 maka H0 diterima”, yang berarti data pada sampel
tersebut berdistribusi normal. Nilai p value (Sig.) adalah bilangan yang tertera
pada kolom Sig. dalam tabel hasil perhitungan pengujian normalitas data oleh
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai pada kolom Sig. pada metode
dengan kata lain bahwa data dari semua sampel pada penelitian ini
Gambar 4.4 Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Kecerdasan Intelektual
Dari gambar 4.4, dapat dilihat bahwa posisi setiap data berdekatan
dengan garis trend data sehingga bisa disimpulkan bahwa data variabel
Gambar 4.5 Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Motivasi Belajar
Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa posisi setiap data berdekatan
dengan garis trend data, sehingga bisa disimpulkan bahwa data variabel
berdekatan dengan garis trend data, sehingga bisa disimpulkan bahwa data
sebagai berikut :
linier.
SPSS 20.0. Kriteria pengujiannya adalah “jika Sig. > 0.05 maka H0 diterima
atau data linier”. Nilai Sig. adalah bilangan yang tertera pada kolom Sig. baris
Deviation from Linierity dalam tabel ANOVA hasil perhitungan uji linieritas
garis regresi. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu variabel X1 terhadap Y, dan X2
ANOVA Table
Pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai Sig. Deviation from Linierity
adalah 0.403 > 0.05, sehingga H0 diterima atau garis regresi pengaruh
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. Deviation from Linierity
sebesar 0.304 > 0.05, sehingga H0 diterima atau garis regresi antara
garis regresi, yaitu dengan melihat nilai VIF (Varian Inflation Factor).
multikolinieritas, tetapi sebaliknya jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
Coefficientsa
KECERDASAN
.262 .040 .455 6.578 .000 .568 .600 .446 .962 1.040
1 INTELEKTUAL
MOTIVASI
.342 .041 .580 8.393 .000 .669 .691 .569 .962 1.040
BELAJAR
Dari tabel 4.7 tersebut, nilai VIF dari kedua variabel X 1 maupun X2
terhadap Y menunjukkan nilai < 10 dan nilai tolerance > 0,01 sehingga
d) Uji Heteroskedastisitas
heteroskedastisitas sering terjadi pada data cross section, atau data yang
tersebut.
acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas
distribusi normal.
Unstandardized
Residual
N 80
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 5.52134161
Absolute .061
Most Extreme Differences Positive .061
Negative -.054
Kolmogorov-Smirnov Z .549
Asymp. Sig. (2-tailed) .924
distribusi residual pada analisis regresi ini mengikuti distribusi normal. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai Z = 0,549 dan Sig. = 0,924 > 0,05. Hal ini
C. Uji Hipotesis
dijelaskan dalam Bab III. Hasil perhitungan dan pengujian bisa dilihat pada
Total 6811.950 79
a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
b. Predictors: (Constant), MOTIVASI BELAJAR, KECERDASAN INTELEKTUAL
1
(Constant) -3.608 5.740 -.629 .532
H0 : βy1 = βy2 = 0
Artinya:
dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan F = 70.397 serta
nilai R = 0. 804.
0,262 X1 + 0,342 X2. Hal ini memiliki pengertian bahwa kenaikan satu skor
prestasi belajar Matematika. Dari tabel 4.9 juga dapat menjelaskan bahwa
76
(Y)
H0 : βy1 = 0
H1 : βy1 ≠ 0
Artinya:
belajar Matematika
Matematika
Matematika. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 < 0,05
dan thitung = 6.578. Dengan menggunakan kriteria pengujian “jika thitung > ttabel
maka H0 ditolak atau jika nilai Sig. < 0,05 H0 ditolak”. Berdasarkan kriteria
belajar Matematika.
ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan thitung = 8.393.
Dengan menggunakan kriteria pengujian “jika thitung > ttabel maka H0 ditolak
atau jika nilai Sig. < 0,05 H0 ditolak”. Berdasarkan kriteria tersebut,
D. Pembahasan
tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh variabel bebas X1
belajar dan kecerdasan intelektual siswa paling rendah sulit bagi siswa tersebut
untuk bisa meraih prestasi belajar yang baik. Sedangkan nilai koefisien regresi
78
kenaikan satu nilai kecerdasan intelektual maka akan terdapat kenaikan prestasi
belajar siswa sebesar 0.262 dan setiap ada kenaikan satu nilai motivasi belajar
siswa maka akan terdapat kenaikan prestasi belajar sebesar 0.342. Setelah
dan Fhitung = 70.397 sehingga nilai Sig. < 0,05 dan F hitung > Ftabel yang berarti
Menurut teori sintesa yang ada di Bab II, kecerdasan intelektual adalah
merupakan perbandingan antara prestasi yang dicapai sendiri atau prestasi yang
tidak akan pernah merasa puas dengan prestasi belajar yang sudah dinilainya.
Ia akan selalu membandingkan dengan hasil belajar siswa lain dalam satu
kelas.
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Untuk
memperoleh hasil yang baik dalam pendidikan, maka siswa yang ingin
mempunyai prestasi belajar yang tinggi, dia akan berusaha untuk meningkatkan
Namun bila menemukan kesulitan dalam belajar, maka mereka akan berusaha
atau dengan kata lain bahwa prestasi belajar yang tinggi bisa diraih dengan
yang ia inginkan dan berusaha untuk mengetahui suatu pelajaran dengan cara
kebosanan studi dalam diri sendiri, dan menambah motivasi untuk belajar lebih
giat.
baik dalam melanjutkan studi maupun dalam kehidupan sehari-hari, jika siswa
dalam belajar yang bersangkutan tidak merasa puas jika tidak berhenti
kebosanan studi dalam diri sendiri, dan menambah motivasi dari dalam diri
Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai Sig. = 0,000 dan t hitung =
6.578. Karena nilai Sig. < 0,05 dan thitung > ttabel maka H0 ditolak yang berarti
penggerak dan pendorong yang dinamik dalam usaha meraih prestasi setinggi
mungkin. Dorongan tersebut bisa berasal dari dalam diri sendiri atau berasal
dari luar. Dorongan berprestasi pada siswa membuat siswa semakin serius
dalam mempelajari sesuatu yang diinginkan dan dari dorongan belajar tersebut
berprestasi tidak akan pernah merasa puas dengan prestasi belajar yang sudah
diraihnya. Ia akan selalu membandingkan dengan hasil belajar siswa lain dalam
satu kelas.
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pendidikan, maka siswa yang
ingin mempunyai prestasi belajar yang tinggi, dia akan berusaha untuk
jawabnya. Namun bila menemukan kesulitan dalam belajar, maka mereka akan
tersebut, atau dengan kata lain bahwa prestasi belajar yang tinggi bisa diraih
Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai Sig. = 0,000 dan t hitung =
8.393. Karena nilai Sig. < 0,05 dan thitung > ttabel maka H0 ditolak yang berarti
Menurut teori sintesa Bab II, motivasi belajar adalah sesuatu yang dapat
kebosanan studi dalam diri sendiri, dan menambah motivasi dari dalam diri
siswa dalam bidang studi tertentu, seorang siswa yang menaruh motivasi besar
banyak daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian yang insentif terhadap
materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan
Matematika maka dalam belajar yang bersangkutan tidak merasa puas jika