Anda di halaman 1dari 24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menyajikan data penelitian untuk variabel

kecerdasan intelektual (X1), motivasi belajar (X2), dan prestasi belajar (Y).

A. Deskripsi Data

1. Data Kecerdasan Intelektual (X1)

Data kecerdasan intelektual diperoleh dari kuisioner yang dijawab oleh

80 responden siswa memiliki nilai rata-rata 113.33 dengan simpangan baku

sebesar 16.089, median 114.00, modus sebesar 100, nilai maksimal sebesar

150, dan nilai minimal sebesar 82. Banyaknya butir pertanyaan dalam

instrumen ini adalah 32 dengan skor maksimal tiap pertanyaan sebesar 5.

Tabel 4.1 Deskripsi Data Kecerdasan Intelektual

Statistics
KECERDASAN INTELEKTUAL
Valid 80
N
Missing 0
Mean 113.33
Median 114.00
Mode 100
Std. Deviation 16.089
Minimum 82
Maximum 150
Sum 9066

Dari hasil perhitungan di atas, maka bisa dikatakan bahwa kecerdasan

intelektual siswa SMP Negeri di Kabupaten Lebak cukup baik. Hal ini

61
62

diindikasikan dengan perolehan nilai rerata 113.33, mendekati skor mediannya

114.00. Hal ini menunjukkan bahwa data skor kecerdasan intelektual siswa

pada penelitian ini cukup representatif. Sedangkan skor yang berada di atas

rata-rata lebih banyak dari pada yang di bawah rata-rata. Hal ini menunjukkan

bahwa responden yang mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi lebih

banyak dibanding responden yang memiliki kecerdasan intelektual rendah.

Untuk memperjelas data di atas, digambarkan dalam histogram sebagai

berikut:

Gambar 4.1 Histogram dan Poligon Frekuensi Kecerdasan Intelektual

Dari histogram dan poligon frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa

kecerdasan intelektual siswa SMP Negeri di Kabupaten Lebak memiliki

sebaran yang normal.


63

2. Data motivasi belajar (X1)

Data motivasi belajar diperoleh dari kuisioner yang dijawab oleh 80

responden siswa dihasilkan skor terendah 83, skor tertinggi 140, skor rata-rata

110,00, median sebesar 110,00, modus sebesar 120, dan simpangan baku

sebesar 15.755. Banyaknya butir instrumen motivasi belajar adalah 30 butir

pertanyaan dengan skor maksimal tiap butir adalah 5.

Tabel 4.2 Deskripsi Data Penelitian Motivasi Belajar

Statistics
MOTIVASI BELAJAR

Valid 80
N
Missing 0
Mean 110.00
Median 110.00
Mode 120
Std. Deviation 15.755
Minimum 83
Maximum 140
Sum 8800

Dari hasil perhitungan di atas, maka bisa dikatakan bahwa motivasi

belajar siswa SMP Negeri di Kabupaten Lebak cukup baik. Hal ini

diindikasikan dengan perolehan nilai rerata 110.00, sama dengan mediannya

110.00.

Deskripsi data tersebut bisa dilihat pada lampiran, sedangkan histogram

dari data tersebut pada gambar 4.1 di bawah ini.


64

Gambar 4.2 Histogram Poligon Variabel Motivasi Belajar

Dari tabel distribusi, histogram dan poligon frekuensi dapat disimpulkan

bahwa data skor skala motivasi belajar dalam penelitian ini memiliki sebaran

yang cenderung normal.

3. Data Prestasi Belajar Matematika (Y)

Data prestasi belajar Matematika yang diperoleh dari nilai uji

kompetensi sebanyak 80 siswa yang menjadi sampel penelitian dijabarkan

sebagai berikut. Nilai terendah yang diperoleh sebesar 40, nilai tertinggi

sebesar 80, nilai rata-rata sebesar 63.73, median sebesar 63, modus sebesar 63,

dan simpangan baku 9.286.


65

Tabel 4.3 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika


Statistics
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Valid 80
N
Missing 0
Mean 63.73
Median 63.00
Mode 63
Std. Deviation 9.286
Minimum 40
Maximum 80
Sum 5098

Bila dilihat dari hasil perhitungan di atas, maka bisa dikatakan bahwa

prestasi belajar Matematika siswa SMP Negeri di Kabupaten Lebak tergolong

cukup. Hal ini diindikasikan dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 63.73,

mendekati skor mediannya, yaitu 63.00, dengan simpangan baku sebesar 9.286.

Untuk memperjelas data di atas, digambarkan dalam histogram sebagai

berikut :

Gambar 4.3 Histogram dan Poligon Frekuensi Prestasi Belajar Matematika.


66

Dari histogram dan poligon frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa

data prestasi belajar Matematika siswa SMP Negeri di Kabupaten Lebak

memiliki sebaran yang normal.

B. Uji Persyaratan Analisis Regresi

Pengujian persyaratan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah pengujian normalitas dan uji linieritas garis regresi partial antara

variabel bebas dan variabel terikat.

1) Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data setiap sampel diuji melalui hipotesis berikut :

a) H0 : data pada sampel tersebut berdistribusi tidak normal

b) H1 : data pada sampel tersebut berdistribusi normal

Perhitungan dilakukan dengan bantuan komputer melalui aplikasi SPSS

20.0. Menurut ketentuan yang ada, maka kriteria dari normalitas data adalah

“jika p value (Sig.) > 0.05 maka H0 diterima”, yang berarti data pada sampel

tersebut berdistribusi normal. Nilai p value (Sig.) adalah bilangan yang tertera

pada kolom Sig. dalam tabel hasil perhitungan pengujian normalitas data oleh

program SPSS. Dalam hal ini digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Hasil

perhitungan bisa dilihat pada tabel 4.4 berikut :


67

Tabel 4.4. Analisis Normalitas Data


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KECERDASAN MOTIVASI PRESTASI
INTELEKTUAL BELAJAR BELAJAR
MATEMATIKA
N 80 80 80
Mean 113.33 110.00 63.73
Normal Parameters a,b
Std. Deviation 16.089 15.755 9.286
Absolute .139 .122 .106
Most Extreme Differences Positive .139 .122 .081
Negative -.079 -.112 -.106
Kolmogorov-Smirnov Z 1.244 1.087 .952
Asymp. Sig. (2-tailed) .090 .188 .326
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai pada kolom Sig. pada metode

Kolmogorov-Smirnov untuk semua sampel > 0.05 sehingga H0 diterima,

dengan kata lain bahwa data dari semua sampel pada penelitian ini

berdistribusi normal. Untuk memperkuat hasil pengujian tersebut maka

ditampilkan gambar grafik normal Q-Q Plot untuk setiap sampel.

Gambar 4.4 Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Kecerdasan Intelektual

Dari gambar 4.4, dapat dilihat bahwa posisi setiap data berdekatan

dengan garis trend data sehingga bisa disimpulkan bahwa data variabel

kecerdasan intelektual (X1) cenderung berdistribusi normal.


68

Gambar 4.5 Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Motivasi Belajar

Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa posisi setiap data berdekatan

dengan garis trend data, sehingga bisa disimpulkan bahwa data variabel

kecerdasan intelektual (X2) cenderung berdistribusi normal.

Untuk variabel prestasi belajar Matematika, grafik normal Q-Q plotnya

bisa dilihat pada gambar 4.6 berikut ini :

Gambar 4.6 Grafik Normal Q-Q Plot Variabel Prestasi Belajar


69

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa posisi setiap data

berdekatan dengan garis trend data, sehingga bisa disimpulkan bahwa data

variabel prestasi belajar Matematika (Y) cenderung berdistribusi normal.

2) Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi dalam penelitian ini digunakan hipotesis

sebagai berikut :

a) H0 : garis regresi hubungan antara variabel X dan variabel Y linier.

b) H1 : garis regresi hubungan antara variabel X dan variabel Y tidak

linier.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan komputer melalui aplikasi

SPSS 20.0. Kriteria pengujiannya adalah “jika Sig. > 0.05 maka H0 diterima

atau data linier”. Nilai Sig. adalah bilangan yang tertera pada kolom Sig. baris

Deviation from Linierity dalam tabel ANOVA hasil perhitungan uji linieritas

garis regresi. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu variabel X1 terhadap Y, dan X2

terhadap Y. Ada pun deskrispsinya sebagai berikut :

a) Linieritas garis regresi variabel X1 terhadap variabel Y

Hasil uji linieritas garis regresi hubungan antara variabel X 1

terhadap variabel Y bisa dilihat pada tabel 4.5 berikut.


70

Tabel 4.5 Hasil Uji Linieritas


Pengaruh Variabel X1 terhadap variabel Y

ANOVA Table

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

(Combined) 4054.067 31 130.776 2.276 .005


PRESTASI
Between Linearity 2200.502 1 2200.502 38.299 .000
BELAJAR
Groups Deviation from
MATEMATIKA * 1853.565 30 61.785 1.075 .403
Linearity
KECERDASAN
Within Groups 2757.883 48 57.456
INTELEKTUAL
Total 6811.950 79

Pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai Sig. Deviation from Linierity

adalah 0.403 > 0.05, sehingga H0 diterima atau garis regresi pengaruh

variabel X1 terhadap variabel Y tersebut linier.

b) Linieritas garis regresi variabel X2 terhadap variabel Y

Hasil uji linieritas garis regresi hubungan antara variabel X 2

terhadap variabel Y bisa dilihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Hasil Uji Linieritas


Pengaruh Variabel X2 terhadap variabel Y
ANOVA Table

Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

(Combined) 4939.483 37 133.500 2.994 .000


PRESTASI
Between Linearity 3050.217 1 3050.217 68.417 .000
BELAJAR
Groups Deviation from
MATEMATIKA * 1889.266 36 52.480 1.177 .304
Linearity
MOTIVASI
Within Groups 1872.467 42 44.583
BELAJAR
Total 6811.950 79
71

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai Sig. Deviation from Linierity

sebesar 0.304 > 0.05, sehingga H0 diterima atau garis regresi antara

variabel X2 terhadap variabel Y berdistribusi linier.

c) Uji Multikolinieritas Garis Regresi

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi yang sempurna antarvariabel bebas

(independent). Perhitungan uji kolinieritas dilakukan bersamaan dengan uji

garis regresi, yaitu dengan melihat nilai VIF (Varian Inflation Factor).

Kriteria pengujiannya adalah “jika nilai VIF > 10 maka terjadi

multikolinieritas, tetapi sebaliknya jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinieritas”. Hasilnya bisa dilihat pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Garis Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig. Correlations Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Beta Zero- Partial Part Tolerance VIF


Error order

(Constant) -3.608 5.740 -.629 .532

KECERDASAN
.262 .040 .455 6.578 .000 .568 .600 .446 .962 1.040
1 INTELEKTUAL

MOTIVASI
.342 .041 .580 8.393 .000 .669 .691 .569 .962 1.040
BELAJAR

a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Dari tabel 4.7 tersebut, nilai VIF dari kedua variabel X 1 maupun X2

terhadap Y menunjukkan nilai < 10 dan nilai tolerance > 0,01 sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.


72

d) Uji Heteroskedastisitas

Pengertian heteroskedastisitas adalah apabila kesalahan atau

residual yang diamati tidak memiliki varian yang konstan. Kondisi

heteroskedastisitas sering terjadi pada data cross section, atau data yang

diambil dari beberapa responden pada suatu waktu tertentu.

Salah satu metode untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas

adalah dengan membuat scatter-plot antara standardized Residual

(ZRESID) dan Standardized Predicted Value (Y topi). Pada gambar

dibawah ini menunjukkan tidak ada perubahan e sepanjang Y topi, maka

dinyatakan tidak ada heteroskedastisitas pada galat (error/residual )

tersebut.

Gambar 4.7 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas


73

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara

acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar di atas

maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi tersebut, sehingga

dapat dipakai untuk memprediksi variable prestasi belajar Matematika

berdasarkan motivasi belajar dan kecerdasan intelektual.

e) Uji Normalitas Galat

Persyaratan regresi yang baik jika data penelitian mengikuti

distribusi normal.

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Galat

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 80
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 5.52134161
Absolute .061
Most Extreme Differences Positive .061
Negative -.054
Kolmogorov-Smirnov Z .549
Asymp. Sig. (2-tailed) .924

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa uji hipotesis yang menyatakan

distribusi residual pada analisis regresi ini mengikuti distribusi normal. Hal

ini ditunjukkan dengan nilai Z = 0,549 dan Sig. = 0,924 > 0,05. Hal ini

berarti asumsi atau persyaratan analisis regresi terpenuhi.


74

C. Uji Hipotesis

Pengajuan hipotesis dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah

dijelaskan dalam Bab III. Hasil perhitungan dan pengujian bisa dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Pengujian Koefisien Korelasi Ganda


Variabel X1 dan X2 terhadap Y
Model Summaryb

Model R R Adjusted Std. Error


Square R Square of the
Estimate

1 .804a .646 .637 5.593

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI BELAJAR, KECERDASAN INTELEKTUAL


b. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi


Variabel X1 dan X2 terhadap Y
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 4403.618 2 2201.809 70.397 .000b

1 Residual 2408.332 77 31.277

Total 6811.950 79
a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
b. Predictors: (Constant), MOTIVASI BELAJAR, KECERDASAN INTELEKTUAL

Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Persamaan Regresi Ganda


Variabel X1 dan X2 terhadap Y
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

1
(Constant) -3.608 5.740 -.629 .532

KECERDASAN INTELEKTUAL .262 .040 .455 6.578 .000


75

MOTIVASI BELAJAR .342 .041 .580 8.393 .000

a. Dependent Variable: PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

1. Pengaruh Kecerdasan Intelektual (X1) dan Motivasi Belajar (X2) secara

bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Matematika (Y)

Hipotesis yang diuji:

H0 : βy1 = βy2 = 0

H1 : βy1 ≠ 0, atau βy2 ≠ 0

Artinya:

H0 : tidak terdapat pengaruh kecerdasan intelektual dan motivasi belajar

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Matematika.

H1 : terdapat pengaruh kecerdasan intelektual dan motivasi belajar secara

bersama-sama terhadap prestasi belajar Matematika.

Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dinyatakan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara kecerdasan intelektual dan motivasi belajar

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Matematika. Hal ini

dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan F = 70.397 serta

nilai R = 0. 804.

Persamaan garis regresi ganda dapat dinyatakan dengan Y^ = -3.608 +

0,262 X1 + 0,342 X2. Hal ini memiliki pengertian bahwa kenaikan satu skor

variabel kecerdasan intelektual dan motivasi belajar X memberikan

kontribusi sebesar 0,262 oleh X1 dan 0,342 oleh X2 terhadap variabel

prestasi belajar Matematika. Dari tabel 4.9 juga dapat menjelaskan bahwa
76

secara bersama-sama variabel motivasi belajar dan kecerdasan intelektual

memberikan kontribusi sebesar 64,6 % terhadap variabel prestasi belajar

Matematika sisanya sebesar 35,4 % karena pengaruh faktor lain.

2. Pengaruh Kecerdasan Intelektual (X1) terhadap Prestasi Belajar Matematika

(Y)

Hipotesis yang diuji:

H0 : βy1 = 0

H1 : βy1 ≠ 0

Artinya:

H0 : tidak terdapat pengaruh kecerdasan intelektual terhadap prestasi

belajar Matematika

H1 : terdapat pengaruh kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar

Matematika

Dari tabel 4.11. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara kecerdasan intelektual terhadap prestasi belajar

Matematika. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 < 0,05

dan thitung = 6.578. Dengan menggunakan kriteria pengujian “jika thitung > ttabel

maka H0 ditolak atau jika nilai Sig. < 0,05 H0 ditolak”. Berdasarkan kriteria

tersebut, terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dengan Y.

3. Pengaruh Motivasi Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar (Y).

H0 : β2 = 0 → tidak terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap

prestasi belajar Matematika.


77

H1 : β2 ≠ 0 → terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi

belajar Matematika.

Dari tabel 4.11. dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar Matematika. Hal

ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. 0,000 < 0,05 dan thitung = 8.393.

Dengan menggunakan kriteria pengujian “jika thitung > ttabel maka H0 ditolak

atau jika nilai Sig. < 0,05 H0 ditolak”. Berdasarkan kriteria tersebut,

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X2 dengan Y.

D. Pembahasan

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kecerdasan intelektual dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar Matematika.

1. Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Motivasi Belajar secara bersama-

sama terhadap Prestasi Belajar Matematika

Dari deskripsi data setelah dilakukan analisis korelasi diperoleh

koefisiensi sebesar 0.804 dan koefisien determinasi sebesar 64,6 %, setelah

dilakukan pengujian dengan program SPSS terbukti bahwa koefisien korelasi

tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh variabel bebas X1

(kecerdasan intelektual) dan X2 (motivasi belajar) secara bersama-sama

terhadap variabel terikat Y (prestasi belajar) Matematika.

Analisis regresi diperoleh persamaan garis regresi Y^ = -3.608 + 0,262

X1 + 0,342 X2. Nilai konstanta = -3.608 menunjukkan bahwa dengan motivasi

belajar dan kecerdasan intelektual siswa paling rendah sulit bagi siswa tersebut

untuk bisa meraih prestasi belajar yang baik. Sedangkan nilai koefisien regresi
78

sebesar 0.262 dan 0.342 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif

variabel bebas X1 (kecerdasan intelektual) dan X2 (motivasi belajar) secara

bersama-sama terhadap variabel terikat Y (prestasi belajar) Matematika.

Angka koefisiensi regresi tersebut juga menunjukkan bahwa setiap ada

kenaikan satu nilai kecerdasan intelektual maka akan terdapat kenaikan prestasi

belajar siswa sebesar 0.262 dan setiap ada kenaikan satu nilai motivasi belajar

siswa maka akan terdapat kenaikan prestasi belajar sebesar 0.342. Setelah

dilakukan pengujian signifikansi koefisien regresi, diperoleh nilai Sig. 0,000

dan Fhitung = 70.397 sehingga nilai Sig. < 0,05 dan F hitung > Ftabel yang berarti

regresi tersebut signifikan.

Menurut teori sintesa yang ada di Bab II, kecerdasan intelektual adalah

kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah dengan memiliki

intelegensi verbal dan intelegensi praktis sedangkan motivasi belajar adalah

sesuatu yang dapat membangkitkan atau mendorong seseorang untuk menjadi

giat belajar dalam mencapai cita-cita yang ia inginkan berusaha untuk

mengetahui suatu pelajaran dengan cara mengetahui, mengikuti, memahami

pelajaran, memusatkan perhatian, belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai

prestasi yang diinginkan.

Hasil belajar adalah suatu kemampuan intelektual siswa yang

mengandung pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan upaya untuk

menyelesaikan satu program pembelajaran. Sedangkan prestasi belajar

Matematika adalah tingkat pencapaian kemampuan pengetahuan siswa pada


79

materi Matematika serta pencapaian keterampilan dan sikap yang terkait

dengan wawasan tentang Matematika.

Konsep kecerdasan intelektual adalah suatu usaha meningkatkan atau

mempertahankan setinggi mungkin kecakapan yang dimiliki untuk mencapai

hasil dengan membandingkan beberapa ukuran keunggulan. Keunggulan di sini

merupakan perbandingan antara prestasi yang dicapai sendiri atau prestasi yang

sudah dicapai sebelumnya. Seseorang yang telah memiliki motivasi berprestasi

tidak akan pernah merasa puas dengan prestasi belajar yang sudah dinilainya.

Ia akan selalu membandingkan dengan hasil belajar siswa lain dalam satu

kelas.

Kecerdasan intelektual merupakan suatu proses memberikan dorongan,

rangsangan, daya kekuatan, bimbingan serta mempengaruhi tingkah laku siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga

tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Untuk

memperoleh hasil yang baik dalam pendidikan, maka siswa yang ingin

mempunyai prestasi belajar yang tinggi, dia akan berusaha untuk meningkatkan

kemampuannya dengan sungguh-sungguh sebagai rasa tanggung jawabnya.

Namun bila menemukan kesulitan dalam belajar, maka mereka akan berusaha

dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk mengatasi kesulitan tersebut,

atau dengan kata lain bahwa prestasi belajar yang tinggi bisa diraih dengan

kecerdasan intelektual yang tinggi pula.


80

Motivasi belajar adalah sesuatu yang dapat membangkitkan atau

mendorong seseorang untuk menjadi giat belajar dalam mencapai cita-cita

yang ia inginkan dan berusaha untuk mengetahui suatu pelajaran dengan cara

mengikuti, memahami pelajaran, memusatkan perhatian, belajar lebih giat, dan

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Motivasi belajar akan melahirkan

perhatian, memudahkan terciptanya konsentrasi, mencegah gangguan perhatian

dari luar, memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, memperkecil

kebosanan studi dalam diri sendiri, dan menambah motivasi untuk belajar lebih

giat.

Motivasi terhadap Matematika merupakan hasil dari bagaimana guru

Matematika dengan penguasaan dan penyajian materi yang baik berusaha

memotivasi siswa untuk mencintai dan menanamkan motivasi yang positif

terhadap suatu pelajaran yaitu dengan menyadari akan penting Matematika,

baik dalam melanjutkan studi maupun dalam kehidupan sehari-hari, jika siswa

yang bersangkutan motivasinya cukup tinggi terhadap suatu pelajaran maka

dalam belajar yang bersangkutan tidak merasa puas jika tidak berhenti

memecahkan persoalan yang dihadapinya. Motivasi belajar akan melahirkan

perhatian, memudahkan terciptanya konsentrasi, mencegah gangguan perhatian

dari luar, memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan, memperkecil

kebosanan studi dalam diri sendiri, dan menambah motivasi dari dalam diri

untuk belajar lebih giat.


81

Dari informasi dan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan intelektual dan motivasi belajar

siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar Matematika.

2. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Prestasi Belajar Matematika

Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai Sig. = 0,000 dan t hitung =

6.578. Karena nilai Sig. < 0,05 dan thitung > ttabel maka H0 ditolak yang berarti

terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X1 (kecerdasan intelektual)

terhadap variabel terikat Y (prestasi belajar) Matematika.

Menurut teori sintesa pada Bab II, kecerdasan intelektual merupakan

penggerak dan pendorong yang dinamik dalam usaha meraih prestasi setinggi

mungkin. Dorongan tersebut bisa berasal dari dalam diri sendiri atau berasal

dari luar. Dorongan berprestasi pada siswa membuat siswa semakin serius

dalam mempelajari sesuatu yang diinginkan dan dari dorongan belajar tersebut

tentunya akan meningkatkan prestasi belajar.

Hasil belajar adalah suatu kemampuan intelektual siswa yang

mengandung pengetahuan dan keterampilan berkaitan dalam upaya untuk dapat

menyelesaikan suatu program pembelajaran. Sedangkan prestasi belajar

Matematika adalah tingkat pencapaian kemampuan pengetahuan siswa pada

materi Matematika serta pencapaian keterampilan dan sikap yang terkait

dengan wawasan tentang Matematika.


82

Konsep kecerdasan intelektual adalah suatu usaha meningkatkan atau

mempertahankan setinggi mungkin kecakapan yang dimiliki untuk mencapai

hasil dengan membandingkan beberapa ukuran keunggulan. Keunggulan di sini

merupakan perbandingan antara prestasi yang dicapainya sendiri atau prestasi

yang sudah dicapai sebelumnya. Seseorang yang telah memiliki motivasi

berprestasi tidak akan pernah merasa puas dengan prestasi belajar yang sudah

diraihnya. Ia akan selalu membandingkan dengan hasil belajar siswa lain dalam

satu kelas.

Untuk memperoleh hasil yang baik dalam pendidikan, maka siswa yang

ingin mempunyai prestasi belajar yang tinggi, dia akan berusaha untuk

meningkatkan kemampuannya dengan sungguh-sungguh sebagai rasa tanggung

jawabnya. Namun bila menemukan kesulitan dalam belajar, maka mereka akan

berusaha dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk mengatasi kesulitan

tersebut, atau dengan kata lain bahwa prestasi belajar yang tinggi bisa diraih

harus dengan kecerdasan intelektual yang tinggi pula.

Dari informasi kuantitatif dan teori tersebut maka peneliti

berkesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan

intelektual siswa terhadap prestasi belajar Matematika.

3. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika

Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai Sig. = 0,000 dan t hitung =

8.393. Karena nilai Sig. < 0,05 dan thitung > ttabel maka H0 ditolak yang berarti

terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X2 (motivasi belajar) terhadap

Y (prestasi belajar) Matematika.


83

Menurut teori sintesa Bab II, motivasi belajar adalah sesuatu yang dapat

membangkitkan atau mendorong seseorang untuk giat belajar dalam mencapai

cita-cita yang ia inginkan, berusaha untuk mengetahui suatu pelajaran dengan

cara memahami, mengikuti, memusatkan perhatian, belajar lebih giat, dan

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Motivasi belajar akan melahirkan

perhatian, memudahkan terciptanya konsentrasi, mencegah gangguan perhatian

dari luar, memperkuat melekatnya pelajaran dalam ingatan, memperkecil

kebosanan studi dalam diri sendiri, dan menambah motivasi dari dalam diri

untuk belajar lebih giat.

Hasil belajar adalah suatu kemampuan intelektual siswa yang

mengandung pengetahuan dan keterampilan berkaitan dalam upaya untuk dapat

menyelesaikan suatu program pembelajaran. Sedangkan prestasi belajar

Matematika adalah tingkat pencapaian kemampuan pengetahuan siswa pada

materi Matematika, serta pencapaian keterampilan dan sikap yang terkait

dengan wawasan tentang Matematika.

Motivasi dapat mempengaruhi kualitas pencapaian prestasi belajar

siswa dalam bidang studi tertentu, seorang siswa yang menaruh motivasi besar

terhadap suatu pelajaran tertentu, maka ia akan memusatkan perhatiannya lebih

banyak daripada siswa lain. Karena pemusatan perhatian yang insentif terhadap

materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

Motivasi terhadap Matematika merupakan hasil dari bagaimana guru

Matematika dengan penguasaan dan penyajian materi yang baik berusaha


84

memotivasi siswa untuk mencintai dan menanamkan motivasi yang positif

terhadap Matematika, yaitu dengan cara menyadari akan pentingnya

Matematika, baik dalam melanjutkan studi maupun dalam kehidupan sehari-

hari, jika siswa yang bersangkutan motivasinya cukup tinggi terhadap

Matematika maka dalam belajar yang bersangkutan tidak merasa puas jika

tidak berhasil memecahkan persoalan yang dihadapinya.

Dari informasi kuantitatif dan teori tersebut maka peneliti

berkesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar

siswa terhadap prestasi belajar Matematika.

Anda mungkin juga menyukai