Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Deskripsi data secara keseluruhan pada Bab IV ini ditampilkan dari hasil

perhitungan dan pengujian yang dilakukan dengan bantuan komputer melalui

program aplikasi SPSS 22, serta analisis dan intepretasinya.

Tabel 4.1. Deskripsi Data Penelitian

Statistics

X1 X2 Y

Valid 88 88 88
N
Missing 0 0 0
Mean 100.53 103.94 8.66
Median 100.00 104.50 9.00
a
Mode 104 108 5
Std. Deviation 13.549 13.422 3.223
Variance 183.562 180.146 10.388
Range 70 70 13
Minimum 71 67 2
Maximum 141 137 15
Sum 8847 9147 762

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Dari tabel di atas akan di jelaskan di bawah ini

1. Analisis Data Variabel Persepsi atas Metode Pembelajaran Fisika dan

Kemampuan Memori Terhadap Prestasi Belajar Fisika (X1)

Skor Persepsi atas metode pembelajaranyang diperoleh dari 88 responden

mempunyai rata-rata 100,53, dengan simpangan baku 13,549, median sebesar

81
82

100,00, modus sebesar 104, skor minimum 71, dan skor maksimum 141. Skor

simpangan baku 13,549, menunjukkan perbedaan jawaban antar responden

termasuk tinggi. Hal in menunjukkan bahwa Persepsi atas metode pembelajaran

dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar fisikadari responden beragam.

Dari deskripsi tersebut juga dapat dilihat bahwa antara nilai rata-rata dan

dan median hampir sama, yaitu 100,53 dan 100,00. Hal ini menunjukkan bahwa

data skor Persepsi atas metode pembelajaran dan kemampuan memori terhadap

prestasi belajar fisika pada penelitian ini cukup representatif. Sedangkan skor

yang berada di atas rata-rata lebih banyak dibanding yang berada di bawah rata-

rata menunjukkan bahwa siwa yang memrpunyai Persepsi atas metode

pembelajaran dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar fisika yang tinggi

lebih banyak dibanding yang rendah. Deskripsi data data tersebut bisa dilihat pada

Lampiran, sedangkan Histogram dari data tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Histogram Data Skor Persepsi atas Metode Pembelajaran


83

Dari tabel distribusi, serta histrogram dan poligon frekwensi dapat

disimpulkan bahwa data skor skala Persepsi atas metode pembelajarandalam

penelitian ini memiliki sebaran yang cenderung normal.

2. Analisis Data Kemampuan memori(X2)

Skor Kemampuan memoriyang diperoleh dari 88 responden mempunyai

rata-rata 103,94 dengan simpangan baku 13,422 , median 104,50, skor minimum

67 dan skor maksimum 137. Dari deskripsi tersebut juga dapat dilihat bahwa

antara nilai rata-rata dan dan nilai tengah (median) hampir sama, yaitu 103,94 dan

104,50, Hal ini menunjukkan bahwa data Kemampuan memoriyang diperoleh

pada penelitian ini cukup representatif. Sedangkan skor yang berada di atas rata-

rata lebih banyak dibanding yang berada di bawah rata-rata menunjukkan bahwa

yang mempunyai Kemampuan memorilebih banyak dibanding yang negatif.

Deskripsi data data tersebut bisa dilihat pada Lampiran, sedangkan

Histogram dari data tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Histogram Data Kemampuan Memori


84

Dari tabel distribusi, serta histrogram dan poligon frekuensi dapat

disimpulkan bahwa data skor skala Kemampuan memoridalam penelitian ini

memiliki sebaran yang cenderung normal.

3. Analisa Data Prestasi Belajar Fisika (Y)

Data Prestasi Belajar Fisika yang diperoleh dari 88 responden mempunyai

rata-rata 8,66 dengan simpangan baku 3,223, median sebesar 9.00, skor

minimum 2 dan skor maksimum 15. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata Prestasi

Belajar Fisika dari responden termasuk tinggi. Skor simpangan baku 3,223,

menunjukkan perbedaan jawaban antar responden termasuk tinggi. Hal in

menunjukkan bahwa Prestasi Belajar Fisika dari responden cukup beragam.

Dari deskripsi tersebut juga dapat dilihat bahwa antara nilai rata-rata dan

dan nilai tengah (median) hampir sama, yaitu 8,66 dan 9,00. Hal ini menunjukkan

bahwa data skor Prestasi Belajar fisika pada penelitian ini cukup representatif.

Sedangkan skor yang berada di atas rata-rata lebih banyak dibanding yang berada

di bawah rata-rata, menunjukkan bahwa Prestasi Belajar Fisika yang berada di

atas rata-rata lebih banyak dibanding yang dibawah rata-rata.

Deskripsi data data tersebut bisa dilihat pada Lampiran, sedangkan

Histogram dari data tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Histogram Data Skor Prestasi Belajar Fisika


85

Dari tabel distribusi, serta histrogram dan poligon frekwensi dapat

disimpulkan bahwa data skor skala Prestasi Belajar Fisika dalam penelitian ini

memiliki sebaran yang cenderung normal.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah pengujian normalitas dan linieritas garis regresi partial antara variabel

bebas dan variabel terikat.

1. Pengujian Normalitas Data

Pengujian normalitas data masing-masing sampel diuji melalui hipotesis

berikut :

H0 : data pada sampel tersebut berdistribusi normal

H1 : data pada sampel tersebut tidak berdistribusi normal

Perhitungan dilakukan dengan bantuan komputer melalui program aplikasi

SPSS 22. Menurut ketentuan yang ada pada program tersebut maka kriteria dari

normalitas data adalah “jika p value (sig) > 0.05 maka H0 diterima”, yang berarti

data pada sampel tersebut berdistribusi normal. Nilai p value (sig) adalah bilangan

yang tertera pada kolom sig dalam tabel hasil/output perhitungan pengujian

normalitas oleh program SPSS 22. Dalam hal ini digunakan metode Kolmogorov-

Smirnov.

Hasil perhitungan bisa dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas


86

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y

N 88 88 88
Mean 100.53 103.94 8.66
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 13.549 13.422 3.223
Absolute .098 .051 .118
Most Extreme Differences Positive .098 .045 .099
Negative -.059 -.051 -.118
Kolmogorov-Smirnov Z .920 .475 1.111
Asymp. Sig. (2-tailed) .365 .978 .169

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai pada kolom Sig pada metode

Kolmogorov-Smirnov untuk semua sampel lebih besar dari 0,05, sehingga H 0

diterima, dengan kata lain bahwa data dari semua sampel pada penelitian ini

berdistribusi normal.

Untuk memperkuat hasil pengujian tersebut maka ditampilkan Histogram

Normalitas Galat Baku, Grafik Normal P-P Plot Galat Baku, dan Grafik Normal

Q-Q Plot untuk setiap sampel.

Mean = 7.34e-16
Std Dev = 0.983
N = 88

Gambar 4.4. Histogram Normalitas Galat Baku


87

Gambar 4.5. Histogram Normal P-P Plot Galat Baku Data

Gambar 4.6. Histogram Normal Q-Q Plot Dataa Skor Persepsi atas Metode
Pembelajaran
88

Gambar 4.7. Histogram Normal Q-Q Plot Data Skor Kemampuan


Memori Belajar

Gambar 4.8. Histogram Normal Q-Q Plot Data Prestasi Belajar Fisika

2. Pengujian Linieritas Garis Regresi

Pengujian linieritas dalam penelitian ini digunakan hipotesis berikut:

H0: garis regresi hubungan antara varibel X dan variabel Y linier


89

H1: garis regresi hubungan antara varibel X dan variabel Y tidak linier

Perhitungan dilakukan dengan bantuan komputer melalui program aplikasi

SPSS 16. Menurut ketentuan yang ada pada program tersebut maka kriteria dari

normalitas data adalah “jika p value (sig) < 0,05 maka H0 diterima”, yang berarti

bahwa sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen. Nilai p value

(sig) adalah bilangan yang tertera pada kolom sig baris Linierity dalam tabel

ANOVA hasil perhitungan pengujian linieritas garis regresi oleh program SPSS

22.

a. Linieritas Garis Regresi Hubungan Antara Variabel X1 dengan Variabel Y

Hasil perhitungan pengujian linieritas garis regresi hubungan antara

variabel X1 dengan variabel Y bisa dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Pengujian Linieritas Garis Regresi Hubungan


Antara Variabel X1 dengan Variabel Y
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 607.123 43 14.119 2.094 .008
Between Linearity 199.967 1 199.967 29.660 .000
Groups
Y* Deviation from 407.156 42 9.694 1.438 .118
X1 Linearity
Within Groups 296.650 44 6.742

Total 903.773 87

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai pada kolom Sig baris deviation from

Linierity = 0,064 untuk semua sampel lebih dari 0,05, sehingga H0 diterima,

dengan kata lain bahwa garis regresi hubungan antara varibel X 1 dan variabel Y

linier.
90

b. Linieritas Garis Regresi Hubungan Antara Variabel X2 dengan Variabel Y

Hasil perhitungan pengujian linieritas garis regresi hubungan antara

variabel X2 dengan variabel Y bisa dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Pengujian Linieritas Garis Regresi Hubungan


Antara Variabel X2 dengan Variabel Y
ANOVA Table
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
(Combined) 514.073 41 12.538 1.480 .099
Between Linearity 222.952 1 222.952 26.317 .000
Groups Deviation from 291.121 40 7.278 .859 .686
Y*
X2 Linearity
Within Groups 389.700 46 8.472

Total 903.773 87

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai pada kolom Sig baris deviation from

Linierity = 0,612 untuk semua sampel lebih dari 0,05, sehingga H0 diterima,

dengan kata lain bahwa garis regresi hubungan antara varibel X 2 dan variabel Y

linier.

3. Pengujian Multikolienieritas

Uji multikolenieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresinditemukan adanya korelasiantar variabel bebas. Model yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Berikut tabel hasil uji

multikolenieritas.

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Multikolinieritas

Coefficientsa
91

Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

B Std. Error Beta Toleranc VIF


e

(Constant -5.812 2.494 -2.330 .022


)
1
X1 .062 .028 .259 2.179 .032 .594 1.684

X2 .080 .029 .332 2.789 .007 .594 1.684

a. Dependent Variable: Y

Dari tabel 4.6 terlihat kedua variabel bebas yang digunakan

memiliki nilai toleransi lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari

10. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat masalah

multikolenieritas pada variabel yang digunakan.

4. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Berikut hasil uji heteroskedastisitas

pada tabel di bawah ini.

Gambar 4.9. Histogram Uji Herokedastisitas


92

Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa titik-titik menyebar

secara acak dan tidak membentuk pola-pola tertentu yang jelas, serta

tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

tersebut, sehingga dapat dipakai untuk memprediksi variabel Prestasi

Belajar Fisika berdasarkan Persepsi atas metode pembelajaran dan

kemampuan memori terhadap prestasi belajar fisika.

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan seperti ketentuan yang tertulis pada akhir

Bab III. Hasil perhitungan dan pengujian bisa dilihat pada Tabel 4.6., Tabel 4.7.,

dan Tabel 4.8. berikut

Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Pengaruh Variabel X1


dan X2 terhadap Variabel Y

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 .535 .287 .270 2.754

a. Predictors: (Constant), X2, X1


b. Dependent Variable: Y

Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pengujian Signifikasi Koefisien


Regresi Pengaruh Variabel X1 dan X2 dengan Variabel Y
ANOVAa

Model Sum of df Mean Square F Sig.


Squares

Regression 258.962 2 129.481 17.068 .000b

Residual 644.811 85 7.586

Total 903.773 87

a. Dependent Variable: Y
93

b. Predictors: (Constant), X2, X1

Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persamaan Garis Regresi


Pengaruh Variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) -5.812 2.494 -2.330 .022

1 X1 .062 .028 .259 2.179 .032

X2 .080 .029 .332 2.789 .007

a. Dependent Variable: Y

Dari ketiga tabel di atas, akan di uji tiga hipotesis sekaligus yaitu:

1. Pengaruh Persepsi atas Metode Pembelajaran (X1) Dan Kemampuan


Memori (X2) Secara bersama-Sama Terhadap Prestasi Belajar Fisika
(Y)
Hipotesis pengaruh ini adalah :

H0 : β.1 = 0 dan β2 = 0

H1 : β.1 ≠ 0 dan β.2 ≠ 0;

artinya :

H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan Persepsi atas metode

pembelajaran dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar

fisika(X1) dan Kemampuan Memori (X2) secara bersama-sama

terhadap Prestasi Belajar Fisika (Y)

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan Persepsi atas metode

pembelajaran dan kemampuan memori terhadap prestasi belajar


94

fisika(X1) dan Kemampuan Memori (X2) secara bersama-

sama terhadap Prestasi Belajar Fisika (Y)

Dari tabel 4.7. di atas terlihat bahwa koefisien korelasi ganda pengaruh

variabel bebas Persepsi atas Metode Pembelajaran (X1) dan Kemampuan Memori

(X2) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Fisika (Y) adalah sebesar

0,617.

Perhitungan pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda ini bisa dilihat

di Lampiran. Dari perhitungan tersebut di peroleh bahwa koefisien korelasi

tersebut signifikan, dengan kata lain bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

variabel bebas Persepsi atas metode pembelajaran (X1) dan Kemampuan memori

(X2) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Fisika (Y) adalah sebesar

0,617.

Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 0,380 menunjukkan bahwa

besarnya kontribusi Persepsi atas metode pembelajaran (X1) dan Kemampuan

memori (X2) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Fisika (Y) adalah

sebesar 38%, sisanya 62% karena pengaruh faktor lain.

Sedangkan untuk pengujian hipotesis melalui analisis regresi diperoleh

hasil perhitungan terlihat pada Tabel 4.7. dan Tabel 4.8., Dari Tabel 4.9. diperoleh

persamaan garis regresi yang merepresentasikan pengaruh variabel X 1 dan X2

terdahap variabel Y, yaitu = 5,612 + 0,338 X1 + 0,536 X2.

Sedangkan pengujian signifikansi garis regresi tersebut adalah dengan

memperhatikan hasil perhitungan yang ada pada Tabel 4.8. Menurut ketentuan

yang ada, kriteria signifikansi regresi tersebut adalah “jika Sig < 0.05 maka H0
95

ditolak” atau “jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak”, yang berarti bahwa koefisien

regresi tersebut signifikan, dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan

variabel bebas X1 dan X2 terhadap variabel terikat Y. Nilai Sig adalah bilangan

yang tertera pada kolom Sig dalam Tabel 4.9. Nilai Fhitung adalah bilangan yang

tertera pada kolom F dalam Tabel 4.9. Sedangkan nilai Ftabel adalah nilai tabel

distribusi F untuk taraf nyata 5% dengan derajat pembilang (k) = 2 dan derajat

penyebut (n – k – 1) = 57 dimana n adalah banyaknya responden, dan k adalah

banyaknya variabel bebas.

Dari Tabel 4.8. terlihat bahwa nilai Sig = 0.000 < 0,05 dan Fhitung = 17,504,

maka H0 di tolak yang berarti bahwa koefisien regresi tersebut signifikan. Dengan

kata lain bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas Persepsi atas

metode pembelajaran(X1) dan Kemampuan memori(X2) secara bersama-sama

terhadap Variabel terikat Prestasi Belajar Fisika (Y).

Dari hasil pengujian regresi tersebut maka bisa disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas Persepsi atas metode

pembelajaran(X1) dan Kemampuan memori(X2) secara bersama-sama terhadap

Prestasi Belajar Fisika (Y).

2. Pengaruh Persepsi atas metode pembelajaran(X1) Terhadap Prestasi

Belajar Fisika (Y)

Hipotesis pengaruh ini adalah :

H0 : β1 = 0

H1 : β1 ≠ 0 ;
96

artinya :

H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan Persepsi atas metode

pembelajaranterhadap Prestasi Belajar Fisika

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan Persepsi atas metode

pembelajaranterhadap Prestasi Belajar Fisika

Untuk membuktikan hipotesis tersebut adalah dengan memperhatikan

nilai/bilangan yang tertera pada kolom t atau kolom Sig untuk baris Persepsi atas

metode pembelajaran (Variabel X1) pada Tabel 4.9. Menurut ketentuan yang

ada, kriteria signifikansi regresi tersebut adalah “jika thitung > ttabel maka H0

ditolak” atau “jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak”, yang berarti bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan variabel bebas X 1 terhadap variabel terikat Y. Nilai Sig

adalah bilangan yang tertera pada kolom Sig untuk baris Persepsi atas metode

pembelajaran (Variabel X1) dalam Tabel 4.9. Nilai thitung adalah bilangan yang

tertera pada kolom t untuk baris Persepsi atas metode pembelajaran (Variabel

X1) dalam Tabel 4.9. Sedangkan nilai ttabel adalah nilai tabel distribusi t untuk taraf

nyata 5% dengan derajat kepercayaan (df = n – 2) = 58 dimana n adalah

banyaknya responden.

Dari Tabel 4.8. terlihat bahwa nilai Sig = 0.000 < 0,05 dan thitung = 4,358,

maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X 1

(Persepsi atas metode pembelajaran) terhadap variabel terikat Y (Prestasi Belajar

Fisika).
97

Dari hasil pengujian regresi tersebut maka bisa disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X 1 (Persepsi atas metode

pembelajaran) terhadap variabel terikat Y (Prestasi Belajar Fisika).

3. Pengaruh Kemampuan memori (X2) Terhadap Prestasi Belajar Fisika (Y)

Hipotesis pengaruh ini adalah :

H0 : β2 = 0

H1 : β2 ≠ 0 ;

artinya :

H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan Kemampuan memori

terhadap Prestasi Belajar Fisika

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan Kemampuan memori terhadap

Prestasi Belajar Fisika

Untuk membuktikan hipotesis tersebut adalah dengan memperhatikan

nilai/bilangan yang tertera pada kolom t atau kolom Sig untuk baris Kemampuan

memori (Variabel X2) pada Tabel 4.9. Menurut ketentuan yang ada, kriteria

signifikansi regresi tersebut adalah “jika thitung > ttabel maka H0 ditolak” atau “jika

Sig < 0,05 maka H0 ditolak”, yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan variabel bebas X2 terhadap variabel terikat Y. Nilai Sig adalah bilangan

yang tertera pada kolom Sig untuk baris Kemampuan memori (Variabel X2)

dalam Tabel 4.9. Nilai thitung adalah bilangan yang tertera pada kolom t untuk baris

Kemampuan memori (Variabel X2) dalam Tabel 4.9. Sedangkan nilai ttabel adalah
98

nilai tabel distribusi t untuk taraf nyata 5% dengan derajat kepercayaan (df = n –

2) = 58 dimana n adalah banyaknya responden.

Dari Tabel 4.6. terlihat bahwa nilai Sig = 0,000 < 0,05 dan thitung = 3,775,

maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X 2

(Kemampuan memori) terhadap variabel terikat Y (Prestasi Belajar Fisika).

Dari hasil pengujian regresi tersebut maka bisa disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X 2 (Motivasi belajar) terhadap

variabel terikat Y (Prestasi Belajar Fisika ).

D. Pembahasan Hasil Penelitian


Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Persepsi atas metode

pembelajaran dan Kemampuan memori terhadap Prestasi Belajar Fisika

1. Pengaruh Persepsi atas metode pembelajaran dan


Kemampuan memori secara Bersama-Sama Terhadap Prestasi Belajar
Fisika

Dari deskripsi data setelah dilakukan analisis korelasi diperoleh koefisien

korelasi sebesar 0,617, setelah dilakukan pengujian dengan program SPSS 22

terbukti bahwa koefisien korelasi tersebut signifikan. Hal ini berarti bahwa

terdapat pengaruh variabel bebas X1 (Persepsi atas metode pembelajaran) dan X 2

(Kemampuan memori) secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y (Prestasi

Belajar Fisika).

Sedangkan dari analisis regresi diperoleh persamaan garis regresi =

5,612 + 0,338 X1 + 0,536 X2. Nilai konstanta = 5,612 menunjukkan bahwa

dengan Persepsi atas metode pembelajaran dan Kemampuan memori paling


99

rendah sulit untuk bisa meraih Prestasi Belajar Fisika yang baik, sedangkan nilai

koefisien regresi sebesar 0,338 dan 0,536 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

positif variabel bebas X1 (Persepsi atas metode pembelajaran) dan X 2

(Kemampuan memori) secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y (Prestasi

Belajar Fisika ). Setelah dilakukan pengujian linieritas garis regresi dengan

menggunakan program SPSS diperoleh bahwa garis regresi tersebut linier.

Dari pengujian signifikansi koefisien regresi yang juga dilakukan dengan

program SPSS diperoleh bahwa koefisien regresi tersebut signifikan, yaitu

ditunjukkan oleh nilai Sig = 0,000 < 0,05, yang berarti terbukti bahwa terdapat

pengaruh yang positif variabel bebas X1 (Persepsi atas metode pembelajaran) dan

X2 (Kemampuan Memori) secara bersama-sama terhadap variabel terikat Y

(Prestasi Belajar Fisika).

Kompetensi memori merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang guru, dengan kompetensi itu, guru dapat mengantarkan siswa untuk

mencapai tujuan yaitu prestasi belajar. Semangat belajar yang ditunjukkan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran, merupakan dukungan langsung dari

motivasi belajar. Semakin tinggi kemampuan memoriyang dimiliki oleh siswa,

akan semakin tinggi pula semangat dan keinginan untuk belajar. Sebaliknya siswa

dengan kemampuan memori rendah cenderung lebih banyak menghabiskan waktu

untuk bermain

Kemampuan memori pada dasarnya adalah keinginan yang kuat pada diri

kita untuk mengerjakan sesuatu atau ulasan yang membuat kita melakukan

sesuatu. Kemampuan memori adalah kekuatan yang dapat membujuk,


100

menyakinkan dan mendorong seseorang dalam meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan kemampuannya untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya

dengan pencapaian tujuan. Kemampuan memori sangat penting bagi siswa dalam

rangka mendorongnya untuk rajin, tekun, giat, serta mau belajar dengan sebaik-

baiknya.

Pada akhirnya siswa akan memperoleh manfaat berupa peningkatan

pengetahuan, keterampilan, dan keinginan yang kuat dalam belajar Fisika.

Berdasarkan uraian diatas dapat diduga bahwa dengan guru yang memiliki

kompetensi yang tinggi dan didukung dengan kemampuan memorisiswa yang

tinggi, maka prestasi belajar Fisika akan tinggi pula. Sebaliknya jika kompetensi

gurunya rendah dan motivasi siswa dalam belajar Fisika juga rendah diyakini

akan rendah pula prestasi belajarnya.

2. Pengaruh Persepsi atas metode pembelajaran terhadap

Prestasi Belajar Fisika

Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai Sig = 0,000 < 0,05 dan thitung

= 4,358, maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel

bebas X1 (Persepsi atas metode pembelajaran) terhadap variabel terikat Y (Prestasi

Belajar Fisika).

Prestasi belajar Fisika adalah ukuran kemampuan siswa untuk

menguasai materi pengajaran, terdapat juga aspek yang menjadi dasar

nasionalis dari hasil belajar dalam Fisika. Usaha untuk membangun

kemampuan menguasai aspek tersebut tidak terlepas dari strategi


101

pengajaran yang dibangun oleh guru Fisika saat melaksanakan

pembelajaran.

Dari penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara metode pembelajaran fisika dan kemampuan memori

belajar siswa. Prestasi penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Huri Suhendri (2012) pada siswa kelas X SMK di

wilayah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan yang membuktikan

bahwasanya ada pengaruh metode pembelajaran yang cukup signifikan

terhadap prestasi belajar fisika.

Metode pembelajaran fisika merupakan salah satu faktor yang dapat

meningkatkan kemampuan memori belajar siswa sehingga semakin tinggi

tingkat kecerdasan fisika siswa akan sangat mempengaruhi kemampuan

memori belajar siswa.

3. Pengaruh Kemampuan memori terhadap Prestasi Belajar

Fisika

Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai Sig = 0,000 < 0,05 dan thitung

= 3,775 maka H0 di tolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel

bebas X2 (Kemampuan memori) terhadap variabel terikat Y (Prestasi Belajar

Fisika).

Belajar adalah usaha aktif yang dilakukan siswa di bawah

bimbingan guru. Siswa sebagai peserta didik diharapkan mampu

berinteraksi secara aktif dengan seluruh proses yang berlangsung,


102

selanjutnya berusaha menyerap dan menguasai pengetahuan dan

keterampilan dan pengalaman belajar yang dilalui.

Sikap dan perilaku belajar yang dimilliki siswa tidak terlepas dari

kemampuan memoriyang tertanam dalam diri masing-masing siswa. Siswa

atau peserta didik yang memiliki keinginan untuk mencapai prestasi

belajar terbaik dalam bidang studi matematika akan berusaha

mengembangkan seluruh kemampuan dan memberikan perhatian dan

tanggung jawab yang tinggi dalam belajar Fisika. Sebaliknya siswa yang

kurang tertarik dengan materi pelajaran Fisika, cenderung enggan untuk

belajar.

Kemampuan menghadapi tantangan belajar tersebut harus

didukung oleh tekad dan keinginan yang tinggi utnuk mampu

mempelajari, mencurahkan perhatian dan kesanggupan berlatih. Dorongan

motivasi yang mampu menggerakkan siswa untuk belajar akan memiliki

peranan signifikan dalam pencapaian prestasi belajar. Siswa dengan

kemampuan memoritinggi cenderung lebih sanggup untuk berkorban dan

belajar secara optimal, agar dirinya mampu mencapai prestasi terbaiknya.

Sedangkan siswa dengan kemampuan memorirendah akan sulit diarahkan

untuk belajar karena ia tidak tertarik dengan materai ajar yang sedang di

pelajari.

Anda mungkin juga menyukai