Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan hasil penelitian berdasarkan


pengambilan data yang dilakukan melalui analisis data. Analisis data didapatkan
berdasarkan hasil dari 100 kuesioner subjek penelitian yang sesuai dengan
karateristik sampel yang telah diolah menggunakan SPSS for windows 20.0.

4.1 Data Demografi Subjek Penelitian


Tabel 4.1 Data Demografi Subjek Penelitian
Data Jumlah Persentase
Jenis Kelamin
Laki – laki 65 65%
Perempuan 35 35%
Usia
18 – 21 92 92%
22 – 24 8 8%
Domisili 21
Jakarta Pusat 21 21%
Jakarta Timur 44 44%
Jakarta Utara 9 9%
Jakarta Barat 2 2%
Jakarta Selatan 9 9%
Bekasi 15 15%
Suku Bangsa
Sunda 13 13%
Jawa 31 31%
Betawi 23 23%
Padang 7 7%

29
Batak 10 10%

Data Jumlah Persentase


Ambon 7 7%
Dll (melayu, bugis, ntt,
makasar, papua, manado,
kupang) 9 9%
Universitas
Negeri 81 81%
Swasta 19 19%

Pada penelitian ini, subjek penelitian yang berpartisipasi dalam penelitian


ini adalah sebanyak 100 orang. Subjek penelitian adalah mahasiswa pecinta alam
beusia 18–24 tahun di Jakarta, dengan rincian 65 laki-laki (65%) dan 35
perempuan (35%). Sebagian besar subjek berada pada rentang usia 18-21 tahun
yaitu sebanyak 92 (92%) dan 8 orang (8%).
Sebagian besar subjek penelitian berasal dari suku Jawa dengan total 31
orang (31%). Universitas yang berlokasi di Jakarta merupakan screening pertama
yang dilakukan oleh peneliti. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa subjek
sebagian besar berasal dari universitas negeri, yaitu sebanyak 81 orang (81%).

4.2 Data Deskriptif


Penelitian ini memiliki dua variabel, dan setiap skor yang diperoleh akan di
kelompokan kedalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Berikut
adalah tahapan yang peneliti gunakan dalam melakukan pengkategorisasian :
• Langkah pertama, menghitung mean hipotetik (µ) dengan rumus

keterangan :
µ = Rerata Hipotetik
= Skor maksimal aitem

30
= Skor minimal aitem
= Jumlah aitem

• Langkah kedua, menghitung diviasi standar hipotetik ( dengan rumus

Keterangan :
= Rerata Hipotetik
= Skor maksimal aitem
= Skor minimal aitem
= Jumlah aitem

• Langkah ketiga, memasukan hasil hitungan kedalam kategorisasi


Rendah =
Sedang =
Tinggi =

4.2.1 Deskriptif Statistik Variabel Regulasi Emosi


Pengukuran regulasi emosi dalam penelitian ini
menggunakan The Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) yang
disusun oleh (Gross & John, 2003). Skala ini terdiri dari 10 item
yang terdiri dari nilai 1 untuk sangat tidak setuju, nilai 7 untuk
sangat setuju. Berikut merupakan persebaran skor variabel regulasi
emosi pada subjek penelitian:

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Regulasi Emosi


Emotion Emotion Jumlah
Regulation Regulation Subjek
Reapprasial Suppression
Minimum 13,00 8,00 100
Mean 28,23 19,71 100

31
Maximum 42,00 28,00 100
Std. 5,93544 4,72110 100
Deviation

Peneliti melakukan katogarisai skor menjadi tiga bagian, yaitu


rendah, sedang dan tinggi (Azwar, 2012). Peneliti melakukan kategorisasi
dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Maka dapat diketahui
bahwa sebagian besar subjek berada pada tingkat regulasi emosi
reappraisal dengan kategori sedang sebesar 58% dan pada tingkat regulasi
emosi suppression dengan kategori sedang sebesar 49%.
Tabel 4.3 Kategorisasi Reappraisal
Kategori Skor Rentang Skor Frequency Persentase
Rendah ≤18 4 4%
Sedang 18-30 58 58%
Tinggi ≥30 38 38%

Tabel 4.4 Kategorisasi Suppression


Kategori Skor Rentang Skor Frequency Persentase
Rendah ≤12 6 6%
Sedang 12-20 49 49%
Tinggi ≥20 45 45%

4.2.2 Deskriptif Statistik Variabel Agresivitas


Pengukuran alat ukur The Aggression Questioner dari Buss, A. H. &
Perry, M. P. (1992). Skala ini terdiri dari 29 item yang terdiri dari nilai 1 untuk
yang paling tidak mendekati sampai skor 7 yang paling mendekati. Berikut
merupakan persebaran skor variabel regulasi emosi pada subjek penelitian:
4.5 Deskripsi Statistik Variabel Agresivitas
Agresivitas Jumlah
Subjek
Minimum 43.00 100
32
Mean 100.9 100
Maximum 165.00 100
Std. 28.69554 100
Deviation

Peneliti melakukan kategorisasi menjadi tiga bagian, yaitu rendah,


sedang dan tinggi (Azwar, 2012). Peneliti melakukan kategorisasi dengan
menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Maka dapat diketahui bahwa
sebagian besar subjek berada pada tingkat agresivitas dengan kategori
sedang sebesar 64%.

Tabel 4.6 Kategorisasi Agresivitas


Kategori skor Rentang Skor Frequency Persentase
Rendah ≥81 24 24%
Sedang 81-135 64 64%
Tinggi ≤135 12 12%

4.3 Uji Normalitas

Pada analisis ini, peneliti ingin mengetahui apakah data yang didapatkan
memenuhi distribusi normal atau tidak (Sugiyono, 2013). Oleh karena itu
penelitian melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov Test. Persyaratan sebuah data berdistribusi normal apabila
nilai signifikasi ≤ 0,05.

Tabel 4.7 Uji Normalitas

Sig

The Aggression 0,200

33
Emotion 0,200
Regulation(Reapprasial)

Emotion 0,018
Regulation(Suppression)

Berdasarkan hasil uji normalitas diperoleh bahwa nilai signifikansi dari


The Aggression sebesar 0,200. Emotion Regulation Reapprasial sebesar 0,200
dapat dikatakan bahwa berdistribusi normal dan Emotion Regulation Suppression
sebesar 0,018 maka dapat dikatakan bahwa tidak berdistribusi normal.

4.3 Uji Korelasi


Tahapan uji korelasi dilakukan dengan tujuan melihat apakah
kedua variabel yang diteliti saling berkorelasi. Peneliti menggunakan
teknik analisis yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment
dan Spearmen. Menurut Sugiyono (2012) Uji korelasi dilakukan untuk
melihat apakah kedua variabel saling berkorelasi, data dinilai memiliki
hubungan apabila nilai signifikansi ≤ 0,05.

Tabel 4.8 Hasil Uji Korelasi

R Sig

Emotion Regulatin 0,61 0,548


Reapprasial – The
Aggression

Emotion Regulation -0,017 0,866


Suppression – The
Aggression

34
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa nilai signifikansi Emotion
Regulation Reapprasial dengan The Aggression sebesar (r = 0,61,
p=0,548) dan Emotion Regulation Suppression dengan The Aggression (r
= -0,017, p=0,866). Hal ini dapat dikatakan bahwa kedua variabel tidak
berkorelasi karena nilai signifikansi lebih dari 0,05.

4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil uji analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa
tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dimensi
reapprasial dan agresivitas (r=0,6, p=0,548), regulasi emosi dimensi suppression
dan agresivitas (r=0,14, p= 0,889) pada mahasiswa pecinta alam. Hasil penelitian
ini tidak selaras dari hasil penelitian sebelumnya bahwa terdapat hubungan negatif
yang signifikan antara regulasi emosi dengan perilaku agresi pada siswa SMK X
yang sering terlibat tawuran di Kota Bogor (Andini, 2013). Menurut dugaan
peneliti, tidak adanya korelasi yang sigifikan antara regulasi emosi dengan
agresivitas pada mahasiswa pecinta alam dikarenakan adanya faktor lain, seperti
konformitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
siginifikan antara konformitas dengan agresivitas (Palinoan, 2015). Hasil
penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa kecerdasan emosi menjadi salah satu
faktor agresivitas, yaitu semakin tinggi kecerdasan emosi remaja maka akan
semakin rendah perilaku agresinya (Setiawati, 2015).
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa penggunaan strategi regulasi
emosi dimensi reappraisal subjek berada pada kategori sedang, sebagian kecil
pada kategori tinnggi dan rendah. Penggunaan strategi regulasi emosi dimensi
suppression berada dalam kategori sedang, sebagian kecil pada kategori tinggi dan
rendah. Pada agresivitas sebagian besar subjek berada pada kategori sedang.
Dalam proses penelitian, peneliti masih memiliki keterbatasan dan
kekurangan selama proses penelitian berlangsung yaitu karakteristik sampel yang
tidak sesuai dan sampel belum mewakili seluruh wilayah DKI Jakarta,
dikarenakan keterbatasan waktu antara peneliti dan sampel. Kurangnya peneliti

35
untuk memastikan bahwa sampel mengisi kuesioner berdasarkan diri sendiri tanpa
turut serta orang lain. Implikasi dalam penelitian ini adalah dapat memberikan
referensi penelitian terbaru dengan memberikan gambaran mengenai regulasi
emosi terhadap perilaku agresi pada mahasiswa pecinta alam.

36

Anda mungkin juga menyukai